“A-ada apa kau memanggilku kemari?” tanya Naina yang memberanikan diri untuk bertanya dan memulai pembicaraan. Sama seperti tadi Naina sama sekali tidak berani menatap Carlos, dan terus menggenggam cutter yang dia pegang berusaha menguatkan dirinya.
“Aku tidak akan menekanmu tentang apapun lagi, tapi tetap jalani kewajibanmu sebagai istri. Ini kompensasi terbesar yang bisa aku lakukan untukmu dan tidak ada tawar-menawar lagi.” seperti biasa Carlos menyampaikan keinginannya dengan ancaman, padahal barusan dia tidak berniat mengatakan itu karena dia berpikir tentang saran Gavi yang harus memakai cara lembut. Tapi sayangnya dia malah mengutarakan ancamannya lagi.
Ketika mendengar itu Naina langsung mengangkat kepalanya, dia menatap Carlos dengan tatapan tak percaya.
“maksudmu aku harus menjalani hari-hariku seperti kemarin?” tiba-tiba tubuh Naina bergidik, rasanya mengerikan jika dia harus kembali menjadi Sandra.
“Lakukan tugasmu, sebagaimana seorang istri. Dan kau bebas melakukan apapun, kau boleh menjadi dirimu sendiri, memakan apapun yang kau mau, berbelanja apapun yang kau sukai. Dan ini adalah penawaran terakhir, aku sudah berusaha berbaik hati jangan membuat emosiku terpancing lagi.”
“Tidak, aku tidak mau. Aku hanya ingin tetap tinggal bersama Shafira dan tidak mau kembali menjadi istrimu." Naina memberanikan diri untuk berbicara lagi, hingga tiba-tiba Carlos terpikirkan sesuatu.
“baiklah jika kau tidak mau, aku akan memindahkan anak itu ke panti asuhan!”
Mata Naina membulat ketika mendengar ancaman dari Carlos, ketika mendengar kata panti asuhan dia langsung terbayang dengan kenangan masa lalunya
“jika kau tidak mau menurut maka besok aku akan pastikan dia tidak akan lagi berada di sini dan akan berada di panti asuhan.” Carlos kembali berbicara, hingga Naina tersadar.
“Ba-baiklah. Aku terima tawaranmu, tapi jangan larang aku untuk menemui Shafira, dan tepati janjimu yang tidak akan memaksaku untuk melakukan sesuatu yang aku tidak sukai dan jangan memaksaku menjadi orang lain.” pada akhirnya inilah keputusan yang Naina ambil, dia terlalu takut dengan ancaman Carlos, dia tidak mau dan tidak rela Safira dipindahkan ke panti asuhan.
Diam-diam Carlos menghela nafas ketika mendengar jawaban Naina, gelisah yang dia tampung selama seminggu ini hilang begitu saja karena akhirnya Naina setuju dengan ucapannya.
Setelah itu Carlos bangkit dari duduknya, kemudian dia berjalan ke arah ranjang. Begitupun dengan enak yang juga ikut bangkit dan berniat untuk keluar.
“Siapa yang mengizinkanmu keluar?" Tanya Carlos ketika Naina akan membuka pintu, hingga Naina langsung menoleh.
“Aku harus kembali ke kamarku. Aku akan tidur di sini mulai besok dan sekarang aku akan pamit pada Safira."
“Pamit sekarang dan kembali lagi ke sini, malam ini juga kau harus tidur di kamar ini. Aku memberikan waktu 20 menit, jika 20 menit kalau tidak kembali sudah dipastikan aku akan menelpon orangku untuk menjemput anak itu.”
Lagi-lagi Nayla tidak berkutik, ketika mendengar ancaman Carlos. Hingga pada akhirnya Naina memutuskan untuk tidak menjawab dan malah berbalik lalu membuka pintu untuk keluar dari kamar Carlos berniat untuk pamit pada Shafira.
Dan tepat ketika Naina keluar dari kamarnya entah kenapa senyum Carlos langsung mengembang, ini berbeda dengan Carlos seminggu lalu yang selalu merasa gelisah.
***
Gerald turun dari mobil, lelaki tampan itu berjalan dengan mengendap-ngendap. saat ini Gerald sedang berada di rumah yang dulu dia tempati bersama Naina.
Rupanya, semenjak Gerald bertemu wanita yang mirip dengan Naina di mall, Gerald malah tidak bisa tenang. tapi Gerald masih berusaha untuk terus mengabaikan perasaannya dan tetap fokus pada kirea dan juga pelatihan bisnis yang sedang dia tekuni.
Tapi, Entah kenapa malam Gerald ingin melihat Naina, hingga dia sengaja datang ketika tengah malam, karena takut Naina menyadari keberadaannya.
saat akan masuk ke dalam area rumah untuk memastikan, Gerald menghentikan langkahnya ketika rumah tampak gelap seperti tidak berpenghuni. “Apa dia sudah pindah dari sini!” Gerald bergumam pelan. Baru saja dia akan melangkah lebih jauh, tiba-tiba langkah Gerald terhenti ketika dia merasa ada yang berjalan di belakangnya
“Kau siapa?" tanya Gerald ketika melihat sosok lelaki di belakangnya.
“silakan kembali ke apartemen Anda, Jangan biarkan Tuan Mario murka.”
Gerald membulat sempurna ketika mendengar ucapan lelaki di depannya. “Apa selama ini Tuan Mario mengawasiku?” tanya Gerald dengan terkejut, lelaki itu sepertinya terlalu naif dan tidak menyadari bahwa sekarang kehidupannya sedang dipegang oleh Mario.
gengs like di atas 800 komen di atas 100 aku up 4 sampai 5 bab ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Sitihasanah Titi
Thor kasih karma buat marco
2024-09-13
0
Fenty Dhani
Carlos udah mulai candu dn bucin☺️
sukurin kau Gerald😏
2024-03-16
1
Biva Nurhuda
penyesalanmu tiada guna Gerath
2024-02-12
1