Di pindahkan lagi

Naina bangkit dari duduknya, wanita cantik itu memutuskan untuk tidak larut dalam kesedihan, setelah bangkit dari duduknya, Naina langung berjalan ke dapur kemudian dia langsung mengambil makanan yang sudah dia hangatkan, lalu kembali membawanya ke meja makan.

Naina makan dengan menangis sesegukan, walaupun beberapa detik lalu dia berusaha untuk kuat dan mengatakan untuk tidak menangis lagi, tapi ternyata Naina tidak sekuat itu, dia terlalu rapuh untuk sekedar menguatkan dirinya sendiri.

Hingga pada akhirnya, naina selesai dengan acara makannya, wanita itu memutuskan untuk bangkit dari duduknya, dan kali ini naina tidak masuk kedalam kamarnya, melainkan masuk kedalam kamar Gerald.

Naina membaringkan tubuhnya di kasur tipis yang selalu Gerald tempati, wanita cantik itu kemudian mengambil bantal lalu menghirup bantal itu karena masih  ada jejak wangi Gerald  di bantal tersebut.

“Gerald!” Naina memanggil Gerald dengan nafas yang tercekat, wanita cantik itu memeluk bantal yang dia pegang dengan sangat erat seolah dia sedang memeluk Gerald.

“pada akhirnya kita akan keluar dari panti ini. Tapi,  jangan khawatir semuanya pasti akan baik-baik saja. Kita hanya perlu bekerja keras agar kehidupan kita lebih baik.” ucapan Gerald saat itu  tiba-tiba terngiang di otak Naina, saat itu dia begitu bahagia ketika Gerald mengatakan hal seperti itu karena mereka akan berjuang bersama, tapi ternyata semua sia-sia apa yang Gerald katakan berbanding terbalik dengan apa yang terjadi sekarang.

Dan pada akhirnya karena kelelahan menangis, tanpa sadar Naina memejamkan matanya kemudian wanita cantik itu terlelap dengan membawa luka yang luar biasa hebat.

***

KIrea mengucek matanya ketika melihat seseorang yang baru saja masuk ke kelas lukis, dia mempertajam penglihatannya ketika melihat lelaki yang dia sukai, siapa lagi jika bukan Gerald.

“Meika, apa aku tidak  salah lihat?” Kirea  menyenggol tangan Meika yang  berada di sebelahnya. Meika yang sedang mengeluarkan kanvas dari tas langsung menoleh lalu melihat ke arah yang dituju oleh kirea di mana Gerald baru saja masuk kedalam kelas. 

"Bukannya itu lelaki yang kau sukai Kirea?" tanya Meika yang berpura-pura terkejut, padahal dia sudah mengetahui yang sebenarnya.

"I, ia, itu dia. Kenapa dia bisa di sini," jawab kirea, bukannya ingin merendahkan, tapi biaya kelas lukis sangat mahal, dan mana mungkin lelaki itu bisa masuk kedalam kelas ini, sedangkan Kirea tau bahwa lelaki yang dia cintai bekerja di kantin kampusnya.

''KIrea, aku curiga apa selama ini di seperti kita dan hanya berpura-pura menjadi orang miskin," ucap Meika yang langsung mengompori kIrea, karena tentu saja mario sudah membentuk karakter Gerald, dan menyuruh Gerald untuk berpura-pura menjadi orang kaya.

“Apa itu masuk akal!” tanya Kirea.

“Masuk akal saja. banyak skali yang melakukan hal seperti ini."

"Ya, tuhan aku merinding sekali." Kirea  bergumam pelan.

''Bukankah ini bagus, awalnya kau kan tidak melihat status, tapi karena status kalian sama, itu lebih bagus, kau dekati saja dia, Awww." Tiba-tiba Meika langsung terpekik ketika kIrea memukul tangan temannya.

''kau gila, mana mungkin aku mendekatinya terlebih dahulu," omel Kirea.

"Ekhemm.'' Baru saja KIrea akan berbicara lagi pad Meika, wanita cantik itu langsung menghentikan niatnya ketika mendengar orang yang berdehem, hingga dengan cepat Kirea menoleh.

Jantung Kirea berdetak dua kali lebih cepat ketika melihat siapa yang berdehem, wajah wanita cantik itu begitu memerah ketika melihat ternyata yang berdehem barusan adalah Gerald.

"I,ia," jawab Kirea yang berusaha untuk menormalkan ekspresinya dan detak jantungnya.

"Bolehkan aku duduk di sini, apa tempat ini belum terisi?" tanya Gerald lagi, membuat mata KIrea membulat.

“Apa kursi ini sudah ada yang mengisi?" Tanya Gerald lagi yang mengulang pembicaraan hingga akhirnya Kirea kembali tersadar dan kali ini dia menggeleng dengan cepat.

“tidak Silakan.”

Gerald pun tersenyum, dan lagi-lagi membuat jantung Kirea  berpacu dengan sangat cepat, entah kenapa ini seperti durian runtuh untuknya.

Sepanjang perjalanan melukis, Kirea tidak bisa fokus, tentu saja karena ada Gerald di sampingnya. Wanita cantik itu, bahkan tidak berani melihat ke arah samping, karena dia takut tidak bisa menguatkan hatinya.

"Permisi!' panggil Gerald menyadarkan Kirea yang sedang gugup, hingga Kirea memberanikan diri untuk menoleh.

"Aku baru pertama belajar lukis, bisakah kau ajarkan aku bagaimana cara memegang kuas?" tanya Gerlad,membuat tubuh Kirea langsung mematung, hingga tak lama kirea tersadar ketika Meika menyenggol tangannya. Dan mau tak mau, Kirea pun membantu Gerald.

***

Naina turun dari taksi, akhirnya dia sampai di rumah sakit jiwa. Hari ini adalah hari pertama dia tanpa Gerald, dan rasanya hari ini Naina menjalani harinya dengan penuh rasa sakit. Bahkan beberapa kali Naina terkena marah oleh atasan karena dia melakukan kesalahan.

Dan setelah pulang bekerja, naina memutuskan untuk menengok ibunya, bukan hanya menengok, dia juga memutuskan untuk menginap dii rumah sakit jiwa, tentu saja dia sudah ijin pada petugas dan dia akan tidur di rungan kosong di samping ruangan ibunya.

Tidur di rumah sakit jiwa memang  mengerikan, karena dia tidur di tempat yang sepi, dan juga pencahayaan yang kurang. Tapi, Naina  berpikir lebih baik tidur di sini dari pada tidur di rumah, karena jika dia tidur di rumah, dia hanya akan merasa sesak dan nyeri, tentu saja karena mengingat Gerald..

Naina masuk ke area dalam rumah sakit jiwa, wanita cantik itu langsung berjalan ke arah lift untuk naik ke atas. Dan ketika dia berbelok dia menghentikan langkahnya ketika melihat ibunya akan keluar dari area taman.

. Sudah kebiasaan Regina, dimana jika sore hari dan hari sudah  terlihat akan  gelap, Regina akan masuk sendiri ke ruangannya tanpa di jemput oleh petugas rumah sakit jiwa.

Ketika ibunya sudah masuk, Naina langsung mendudukan diri di kursi tunggu, kemudian dia langsung menyenderkan tubuhnya kebelakang. Lalu, setelah itu dia langung menghapus sudut matanya yang berair.

.

Waktu mulai gelap awan sudah tidak terlihat, Naina langsung bangkit dari duduknya, wanita cantik langsung berjala ke arah ruagannya yang akan dia pakai untuk tidur.

Ketika dia melintas ke arah ruangan yang di tempati oleh ibunya, Naina menghentikn langkahnya sejenak, kemudian dia mengintip dan ternyata ibunya sedang menatap ke arah langit-langit sambil melamun.

Karena tiak ingin terus merasa sesak, akhirnya Naina pun melanjutkan langkahnya karena dia tidak ingin ibunya menyadari keberadaanya.

Naina membaringkan tubuhnya di ranjang kecil yang sudah usang, wanita cantik itu merasa tidak berdaya, hingga dia langsung berbaring tanpa melepaskan seragamnya.

"Naina ...Naina..."

TIba-tiba Naina mengerjap ketika mendengar suara orang yang memanggilnya, dia pun langsung bangkit dari berbaringnya kemudian dia langsung mempertajam  pendengarannya.

Naina membekap mulutnya ketika menyadari yang memanggilnya adalah ibunya, akhirnya setelah bertahun-tahun berlalu dia kembali mendengar suara  ibunya yang memanggilnya dengan hangat.

Setelah beberapa saat berlalu, Naina  kembali membaringkan tubuhnya di ranjang, kemudian dia meringkuk Lalu menjadikan tangannya sebagai bantalan, wanita malang itu menangis Tanpa Suara.

“Tuhan, aku tidak meminta apapun. Aku tidak akan meminta Gerald kembali, ataupun meminta hal yang tidak mungkin terjadi. Tapi aku hanya meminta kuatkan aku.” Naina membatin dan  tanpa sadar wanita cantik itu terlelap.

.***

“Kenapa aku di pecat, kak?" Tanya Naina ketika dia mendengar dari rekan kerjanya bahwa dia dipecat secara tiba-tiba.

“Aku tidak tahu Naina, tapi kau langsung dipanggil ke yayasan."

Tubuh Naina terasa melemas ketika mendengar itu, Padahal kemarin dia hanya membuat kesalahan sekali yaitu salah mengantar pesanan. Lalu kenapa dia dipecat dikembalikan ke yayasan.

“cepat kau datang saja ke yayasan, Siapa tahu mereka menawarkan pekerjaan yang lebih baik.” titah teman Naina, hingga  Naina pun mengangguk.

Dia langsung bergegas pergi ke ruang loker, kemudian dia langsung mengambil tasnya lalu keluar dari hotel tempatnya bekerja.

Sekarang di sinilah Naina  berada, di  yayasan yang menaunginya, wanita cantik itu langsung masuk kemudian mengatakan ingin bertemu dengan ketua yayasan.

“madam kenapa aku dipecat secara tiba-tiba?" Tanya Naina   Ketika sudah berhadapan dengan Iren, yang tak lain ketua yayasan.

“Manajemen hotel memintamu untuk diganti, jika kau masih mau bekerja di bawah naungan yayasan ini, kami akan mengirimmu untuk menjadi pengasuh di luar kota.”

“di luar kota?” ulang Naina. Irene pun menggangguk, kemudian dia menyebutkan kota tempat di mana Naina akan bekerja, tentu saja mata Naina membulat karena tempat itu begitu jauh dari tempatnya sekarang, bahkan kota  itu ada di pelosok.

“Madam Kenapa kau mengirim aku jauh sekali, apa tidak ada pekerjaan di tempat yang dekat?" Tanya Naina lagi.

“hmm, tidak ada. Hanya itu  satu-satunya tugas yang belum terisi.”

Baru saja Naina akan berbicara lagi, tiba-tiba Naina  menghentikan niatnya ketika muncul wajah sang ayah. Hingga  Dia pun langsung menatap kepala panti yang ada di depannya.

“madam, aku tahu ada yang menyuruhmu melakukan ini, pasti ada yang memerintahmu untuk menarikku dari hotel dan memindahkanku ke tempat lain.”

Seketika wajah Iren mendadak salah tingkah membuat Naina tersenyum getir dari raut wajah Irene saja Naina yakin ucapannya benar pemindahannya karena ulah Mario, sang ayah.

Ya, Karena memang Mario lah yang menyuruh Irene Untuk memindahkan Naina, dia tidak mau Naina menghantui hubungan Gerald dan juga Kirea.

“Tidak apa-apa,  madam. Aku akan pergi keluar kota dan akan mengambil pekerjaan itu. Besok aku kemari lagi untuk menandatangani kontrak."

Naina Berucap dengan tegar. walaupun dia ingin sekali menangis. Pada akhirnya, Naina mengambil keputusan ini, menyujui untuk pergi, karena Percuma dia menolak, dia tidak akan pernah menang jika melawan ayahnya. Dan Jika dia terus berada di kota ini, ayahnya tidak akan pernah melepaskannya dan mungkin akan terus membayanginyaia hingga dia memutuskan untuk pergi.

Tanpa  Naina sadari, mungkin saja kota yang akan dia tuju akan memberikan kehidupan yang tidak pernah dia dua sebelumnya.

Men temen tembusin 100 komen ya bosk up 3 bab

Terpopuler

Comments

Fenty Dhani

Fenty Dhani

aku muak sama tingkah Mario😡

2024-03-15

2

Fida

Fida

jHat bgtttt

2024-02-18

1

Dwi MaRITA

Dwi MaRITA

ditempat baru kan dpt pasangan baru.... awal kebahagiaan naina tuh.. do'a marco manjur jugak... 🙈🙉🙊😅😂😉

2024-02-06

2

lihat semua
Episodes
1 Naina yang malang
2 Pergilah Gerald
3 Pasrah
4 Di pindahkan lagi
5 Tugas
6 Nasib yang Sama
7 Pertemuan Carlos dan Naina
8 Kemiripan
9 tekanan
10 Menjadi Istri Mafia
11 Luka
12 Ketika Gerald dan Naina bertemu kembali
13 Mengandung
14 Naina Yang Melawan
15 Menyetujui
16 Saran Gavin
17 Panggilan
18 Boneka Mario
19 Istirahat dulu
20 Tanpa sadar
21 Panggil Istriku Nyonya
22 Aura Ayah Carlos
23 Ponsel Baru
24 Jangan Lancang
25 Sadar diri
26 Bentakan
27 Berubah
28 Pertemuan Naina dan Gerald
29 Kondisi yang berbalik
30 Bingung
31 Nyaman
32 Serangann Untuk Mario
33 Emosi Mario
34 Sedikit cemburu
35 Naina yang berani
36 Terluka lagi
37 Tidak berhasil
38 Rencana Gerald
39 Pergi dan menghilang
40 Pertemuan cucu dan Kake
41 Tentang Carlos
42 Tak menyadari
43 Hukuman Untuk Naina
44 Perlakuan Carlos
45 Akhirnya Carlos tau
46 Tidak ingat
47 Mengetahui segalanya
48 48
49 Pertemuan
50 Nasib Mario
51 Jujur
52 Berdamai
53 Nasib Regina
54 menerima
55 Kisah Regina
56 Nasib Mario
57 Hukuman
58 Jessie
59 Kecewa
60 meluapkan emosi
61 pergi sana
62 Kirea
63 menunggu balasan
64 Bertemu
65 Luka Jessi
66 Pembalasan
67 Pelakuu
68 Bertemu Kirea
69 Aku Yang Akan Memberi Hukuman
70 Jungkir Balik
71 Taktik
72 Lelaki Idaman
73 rencana
74 Halusinasi Yang Parah
75 Berbalik
76 Kirea yang berbeda
77 Flashback
78 Teriakan
79 Di ambang rasa sakit
80 Kau tdiak akan mengerti
81 Ledekan
82 Tidak Berdaya
83 Raisa yang Pergi
84 Kekesalan Sammy
85 Hukuman Belum Berakhir
86 7 Tahun berlalu
87 Jayden
88 Jayden
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Naina yang malang
2
Pergilah Gerald
3
Pasrah
4
Di pindahkan lagi
5
Tugas
6
Nasib yang Sama
7
Pertemuan Carlos dan Naina
8
Kemiripan
9
tekanan
10
Menjadi Istri Mafia
11
Luka
12
Ketika Gerald dan Naina bertemu kembali
13
Mengandung
14
Naina Yang Melawan
15
Menyetujui
16
Saran Gavin
17
Panggilan
18
Boneka Mario
19
Istirahat dulu
20
Tanpa sadar
21
Panggil Istriku Nyonya
22
Aura Ayah Carlos
23
Ponsel Baru
24
Jangan Lancang
25
Sadar diri
26
Bentakan
27
Berubah
28
Pertemuan Naina dan Gerald
29
Kondisi yang berbalik
30
Bingung
31
Nyaman
32
Serangann Untuk Mario
33
Emosi Mario
34
Sedikit cemburu
35
Naina yang berani
36
Terluka lagi
37
Tidak berhasil
38
Rencana Gerald
39
Pergi dan menghilang
40
Pertemuan cucu dan Kake
41
Tentang Carlos
42
Tak menyadari
43
Hukuman Untuk Naina
44
Perlakuan Carlos
45
Akhirnya Carlos tau
46
Tidak ingat
47
Mengetahui segalanya
48
48
49
Pertemuan
50
Nasib Mario
51
Jujur
52
Berdamai
53
Nasib Regina
54
menerima
55
Kisah Regina
56
Nasib Mario
57
Hukuman
58
Jessie
59
Kecewa
60
meluapkan emosi
61
pergi sana
62
Kirea
63
menunggu balasan
64
Bertemu
65
Luka Jessi
66
Pembalasan
67
Pelakuu
68
Bertemu Kirea
69
Aku Yang Akan Memberi Hukuman
70
Jungkir Balik
71
Taktik
72
Lelaki Idaman
73
rencana
74
Halusinasi Yang Parah
75
Berbalik
76
Kirea yang berbeda
77
Flashback
78
Teriakan
79
Di ambang rasa sakit
80
Kau tdiak akan mengerti
81
Ledekan
82
Tidak Berdaya
83
Raisa yang Pergi
84
Kekesalan Sammy
85
Hukuman Belum Berakhir
86
7 Tahun berlalu
87
Jayden
88
Jayden

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!