Pergilah Gerald

"Tuhan, kau menciptakan luka yang bertubi-tubi untukku, Akankah suatu saat nanti kau akan memberikanku bahagia yang bertubi-tubi juga."

Setelah beberapa saat berlalu, ketika Naina sudah bisa sedikit menghentikan tangisnya dan sudah bisa menguasai diri, gadis itu pun bangkit dari duduknya, lalu berjalan tertatih-tatih untuk keluar dari rumah ayahnya.

Dan tepat ketika keluar dari rumah ayahnya, Naina menghentikan langkahnya sejenak, kemudian  dia mendudukan diri di anak tangga yang ada di halaman, rasa sesak yang barusan mereda kembali membuncah, terbayang Gerald akan pergi meninggalkannya sendirian, dia akan ketakutan dan kesepian.

"Gerald, kenapa kau begitu tega padaku,'' Naina berbicara dengan pelan, wanita itu langsung memukul-mukul dadanya sendiri karena merasa sesak. Rumahnya sebentar lagi akan roboh, dan dia tidak tau kemana lagi dia harus berteduh.

***

Naina turun dari taksi, dan setelah membayar dia langsung berjalan ke arah bangunan yang tak lain merupakan bangunan rumah sakit jiwa tempat ibunya di rawat.

Selama 6 tahun tinggal di panti asuhan, Naina hanya pergi ke rumah  sakit jawa setahun sekali, itu pun setiap natal karena jika natal meraka akan merayakannya di gereja yang ada di kota, dan Naina selalu meminta di antar ke rumah sakit jiwa untuk melihat ibunya.

Keadaan Regina masih sama dari tahun ke tahun, tidak ada perubahan dari regina. Wanita itu masih  kerap mengamuk, dan setiap Regina di jenguk oleh Naina, Regina selalu mengamuk dan berusaha mencelakai Naina.

Setelah mereka keluar dari panti, Naina mulai rutin untuk menjenguk ibunya, tapi sayangnya Naina hanya bisa melihat ibunya dari jauh, dan barusan setelah dia pulang dari rumah Mario, dia memutuskan untuk datang kemari, karena rasanya terlalu sakit untuk pulang, dan terlalu menyesakkan ketika dia melihat Gerald.

Naina duduk di kursi yang ada di luar taman, kemudian tatapan matanya menatap kedepan melihat ibunya yang sedang berada di  taman, seperti biasa jika siang Regina akan diam di taman sambil memegang boneka bayi.

''Mom, apakah Mommy bisa sembuh. Jujur, aku lelah jika harus hidup seperti ini. Rasanya aku ingin menyerah, tapi aku tidak tega jika harus meninggalkan mommy di dunia ini. ."

Naina berucap dengan pelan, air mata kembali tumpah membanjiri pipi wanita itu. Jika di uji oleh ekonomi mungkin Naina masih bisa tahan, karena selama 6 tahun di panti dia sudah terbiasa hidup sederhana, tapi ketika di uji dengan Gerald tidak setia dan lebih memilih harta. Rasanya, Naina hancur berkeping-keping.

****

''Naina!' panggil Gerald ketika Naina masuk kedalam rumah. Hingga Naina langsung tersenyum, dia tidak akan pernah mengatakan bahwa dia sudah mengetahui tentang keputusan Gerald yang sudah sepakat dengan ayahnya, dia akan membiarkan Gerald pergi tanpa beban.

"Naina, kau kenapa?" tanya Gerald ketika dia melihat mata Naina yang tampak bengkak, pertanda Naina sudah menangis dalam waktu yang lama

''Aku habis menengok ibuku barusan, kalau begitu aku ingin beristirahat Gerald, nanti biar aku yang memasak untuk makan malam," jawab Naina, ia sudah tidak sanggup  lagi untuk melihat Gerald, hingga dia memutuskan untuk langsung masuk kedalam kamar, karena walaupun mereka hidup satu rumah, keduanya tetap berbeda kamar.

Waktu menunjukan pukul 8 malam, seperti biasa Naina dan Gerald akan makan bersama. Biasanya acara makan malam mereka di selingi dengan canda dan tawa, keduanya selalu menceritakan aktivitas masing-masing ketika bekerja.

Tapi sekarang mereka sama-sama terdiam, sedari tadi, Gerald ingin mengatakan pada  Naina bahwa dia akan bekerja d luar kota, tentu saja itu hanya alasan karena setelah dia pergi dia tidak akan kembali dan akan lebih memilih untuk menerima tawaran Mario.

pada akhirnya, inilah keputusan Gerald, dia akan meninggalkan Naina dan mendekati KIrea agar hidupnya membaik, awalanya dia sempat ragu karena dia tidak tega pada Naina, tapi jika di pikir jika dia tetap bersama Naina hidupnya tidak akan ada perubahan, dia yakin suatu saat ia akan bisa melupakan Naina, begitu pun Naina yang juga akan melupakannya.

"Ekhmm." pada akhirnya Gerald berdehem, hingga Naina yang sedang makan sambil melamun langsung menoleh.

"Ada apa? Apa ada yang ingin kau sampaikan?" tanya Naina dengan bibir yang sedikit gemetar. Mati-matian dia berusaha untuk tidak menangis karena dia yakin Gerald akan pamit.

"Hmm, aku akan mengambil pekerjaan di luar kota, bosku mengatakan tidak ada orang di cabang luar kota hingga aku setuju untuk pergi, gajihnya juga akan dobel, maaf jika aku tidak meminta ijin dulu, kau tidak keberatan kan aku pergi keluar kota dan kau sendiri di sini.''

Gerald berucap dengan meyakinkan, seolah ucapannya benar dan tentu saja Naina langsung tersenyum getir, seraya menahan tangisnya agar tidak tumpah.

"Hmm, Gerald pergilah, aku  tidak apa-apa di sini sendiri, semoga pekerjaanmu di luar kota lebih baik dan membuatmu bahagia." Naina mengucapkan itu dengan nafas tercekat, wanita itu berusaha untuk terus tersenyum, walaupun sekarang matanya sudah berkaca-kaca.

Mata Gerald membulat ketika melihat reaksi Naina, dia pikir Naina akan menolak keinginannya dan akan mencegahnya untuk pergi, karena selama ini Naina paling tidak bisa ditinggalkan apalagi Naina penakut, bahkan jika Gerald belum pulang ketika malam hari, Naina akan menunggu diluar karena takut menunggu di dalam, dan sekarang Gerald  di buat heran dengan reaksi Naina yang tampak pasrah ketika dia mengatakan akan pergi, bukankah ini aneh.

''Naina, apa kau tidak keberatan aku pergi?" tanya Gerald yang penasaran dengan reaksi Naina, hingga Naina menggeleng.

"Pergilah Gerald, kejar mimpimu. Jangan khawatirkan aku, Aku yakin ketika kau di luar kota hidupmu akan lebih baik," jawab Naina, hatinya terluka tapi di berusaha untuk tersenyum.

Wanita itu menatap wajah Gerald dengan lekat mengabadikan wajah kekasihnya kaena dia tau setelah Gerald keluar dari rumah ini, Gerald tidak akan kembali.

Jawaban Naina begitu ambigu di telinga Gerald, ini bukan seperti dia yang akan mengucapkan salam perpisahan, melainkan seperti Naina yang akan melepaskannya.

Namun tak lama, Gerald menggeleng-gelengkan kepalanya dia tidak ingin repot-repot berpikir, yang terpenting Naina tidak mencurigainya bahwa dia pamit dan tidak akan kembali.

dua hari kemudian

Akhirnya detik-detik  yang menyakitkan untuk Naina pun tiba, di mana sekarang Gerald  akan pergi dari rumah sewaan mereka. Sedari tadi, Naina terus memperhatikan Gerald yang sedang bersiap, wanita itu menangis dalam diam, merasakan rasa pedih yang luar biasa.

''Semua sudah selesai?" tanya Naina, hingga Gerald yang baru saja memakai jaket mengangguk.

''Hmm, sudah.''

Naina pun bangkit dari duduknya kemudian di langsung maju kemudian memeluk Gerald, dan kali ini Naina tidak sanggup lagi menahan tangisnya, padahal sedari tadi dia bertekad untuk tidak menangis di hadapan Gerald.

Tapi, sekuat apa pun Naina menahannya, akhirnya tangis wanita itu luruh juga karena tentu saja ini terakhir kalinya dia memeluk lelaki yang dia cintai.

Aaa nyesek pollll

Terpopuler

Comments

Upik Sampang

Upik Sampang

tadinya aku mau baca 12 tahun kemudian,tapi penasaran dengan Naina,,
kalo aku jadi Naina gak Sudi peluk laki2 munafik sepert Gerald

2024-04-23

2

Sucye Farzana Ardani

Sucye Farzana Ardani

laki2 g punya prinsip dan harga diri

2024-05-13

0

Fenty Dhani

Fenty Dhani

Gerald kau 11 12 dengan mario

2024-03-15

0

lihat semua
Episodes
1 Naina yang malang
2 Pergilah Gerald
3 Pasrah
4 Di pindahkan lagi
5 Tugas
6 Nasib yang Sama
7 Pertemuan Carlos dan Naina
8 Kemiripan
9 tekanan
10 Menjadi Istri Mafia
11 Luka
12 Ketika Gerald dan Naina bertemu kembali
13 Mengandung
14 Naina Yang Melawan
15 Menyetujui
16 Saran Gavin
17 Panggilan
18 Boneka Mario
19 Istirahat dulu
20 Tanpa sadar
21 Panggil Istriku Nyonya
22 Aura Ayah Carlos
23 Ponsel Baru
24 Jangan Lancang
25 Sadar diri
26 Bentakan
27 Berubah
28 Pertemuan Naina dan Gerald
29 Kondisi yang berbalik
30 Bingung
31 Nyaman
32 Serangann Untuk Mario
33 Emosi Mario
34 Sedikit cemburu
35 Naina yang berani
36 Terluka lagi
37 Tidak berhasil
38 Rencana Gerald
39 Pergi dan menghilang
40 Pertemuan cucu dan Kake
41 Tentang Carlos
42 Tak menyadari
43 Hukuman Untuk Naina
44 Perlakuan Carlos
45 Akhirnya Carlos tau
46 Tidak ingat
47 Mengetahui segalanya
48 48
49 Pertemuan
50 Nasib Mario
51 Jujur
52 Berdamai
53 Nasib Regina
54 menerima
55 Kisah Regina
56 Nasib Mario
57 Hukuman
58 Jessie
59 Kecewa
60 meluapkan emosi
61 pergi sana
62 Kirea
63 menunggu balasan
64 Bertemu
65 Luka Jessi
66 Pembalasan
67 Pelakuu
68 Bertemu Kirea
69 Aku Yang Akan Memberi Hukuman
70 Jungkir Balik
71 Taktik
72 Lelaki Idaman
73 rencana
74 Halusinasi Yang Parah
75 Berbalik
76 Kirea yang berbeda
77 Flashback
78 Teriakan
79 Di ambang rasa sakit
80 Kau tdiak akan mengerti
81 Ledekan
82 Tidak Berdaya
83 Raisa yang Pergi
84 Kekesalan Sammy
85 Hukuman Belum Berakhir
86 7 Tahun berlalu
87 Jayden
88 Jayden
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Naina yang malang
2
Pergilah Gerald
3
Pasrah
4
Di pindahkan lagi
5
Tugas
6
Nasib yang Sama
7
Pertemuan Carlos dan Naina
8
Kemiripan
9
tekanan
10
Menjadi Istri Mafia
11
Luka
12
Ketika Gerald dan Naina bertemu kembali
13
Mengandung
14
Naina Yang Melawan
15
Menyetujui
16
Saran Gavin
17
Panggilan
18
Boneka Mario
19
Istirahat dulu
20
Tanpa sadar
21
Panggil Istriku Nyonya
22
Aura Ayah Carlos
23
Ponsel Baru
24
Jangan Lancang
25
Sadar diri
26
Bentakan
27
Berubah
28
Pertemuan Naina dan Gerald
29
Kondisi yang berbalik
30
Bingung
31
Nyaman
32
Serangann Untuk Mario
33
Emosi Mario
34
Sedikit cemburu
35
Naina yang berani
36
Terluka lagi
37
Tidak berhasil
38
Rencana Gerald
39
Pergi dan menghilang
40
Pertemuan cucu dan Kake
41
Tentang Carlos
42
Tak menyadari
43
Hukuman Untuk Naina
44
Perlakuan Carlos
45
Akhirnya Carlos tau
46
Tidak ingat
47
Mengetahui segalanya
48
48
49
Pertemuan
50
Nasib Mario
51
Jujur
52
Berdamai
53
Nasib Regina
54
menerima
55
Kisah Regina
56
Nasib Mario
57
Hukuman
58
Jessie
59
Kecewa
60
meluapkan emosi
61
pergi sana
62
Kirea
63
menunggu balasan
64
Bertemu
65
Luka Jessi
66
Pembalasan
67
Pelakuu
68
Bertemu Kirea
69
Aku Yang Akan Memberi Hukuman
70
Jungkir Balik
71
Taktik
72
Lelaki Idaman
73
rencana
74
Halusinasi Yang Parah
75
Berbalik
76
Kirea yang berbeda
77
Flashback
78
Teriakan
79
Di ambang rasa sakit
80
Kau tdiak akan mengerti
81
Ledekan
82
Tidak Berdaya
83
Raisa yang Pergi
84
Kekesalan Sammy
85
Hukuman Belum Berakhir
86
7 Tahun berlalu
87
Jayden
88
Jayden

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!