Lilis dan Herman melanjutkan perjalanan. Mencari restoran untuk mengisi perut. Baju mereka masih basah, tapi lagi lagi itu bukan hal besar untuk mereka. Bukan hal besar juga untuk Herman, karena Lilis mengancingkan jaketnya sampai atas. Terlihat kedodoran, tapi itu lebih baik daripada pemandangan tadi.
Mereka berhenti pada pantai lain. Baju mereka sudah setengah kering. Memesan makanan sambil duduk di payung tepi pantai. Herman tidak repot menanyai Lilis mau makan apa. Dipastikan gadis itu mau segala jenis makanan. Tentara memang tidak pilih pilih makanan. Itu salah satu didikan dasar mereka.
Saat makanan baru setengah jalan, tiba tiba angin bertiup kencang dari arah pantai. Membuat tikar mereka terlipat. Makanan mereka tertimpa pasir dari ujung ujung tikar. Herman dan Lilis saling berpandangan, kemudian saling tertawa.
"Apa kita terlalu rakus?" tanya Lilis masih mengunyah suapan terakhirnya. Herman hanya mengangkat bahunya.
"Kamu mau snorkling?" tanya Herman sambil memandang netra hitam milik Lilis. Mereka saling berpandangan. Hidung mancung, bibir tebal dan alis tebal Herman tiba tiba sangat menarik untuk Lilis. Gadis itu memalingkan muka duluan. Menghela nafasnya karena jantung dalam dadanya meronta. Lilis tahu diri dia hanya bawahan dan junior bau kencur untuk Herman.
"Kamu takut?" tanya Herman tidak percaya, karena Lilis malah berpaling.
"Tentu saja tidak, tapi gantian aku yang bayar," jawab Lilis. Yang merasa dari tadi cuma numpang piknik sama Herman.
"Noo…. It's ok i'm gentleman," kata Herman menolak.
"But i'm not your girlfriend," ucap Lilis kemudian menuju persewaan alat snorkeling di tempat itu. Pantai yang mereka kunjungi memang sekaligus pantai snorkeling yang recomended. Lilis tau batasan teman dan pacar. Walaupun belum sekalipun punya pacar, tapi dia tidak mau terlihat menggantungkan diri pada Herman. Apa lagi Lilis terbiasa mandiri. Rasanya terlalu aneh dimanjakan seseorang.
Mereka snorkeling setelah memakai peralatan lengkap. Terumbu karang di pantai itu mempesona. Walaupun sebenarnya batu karangnya terlalu lancip. Mereka harus berhati hati agar tidak terluka saat bergerak di dalam air. Herman memberi kode pada Lilis untuk agak ketengah lagi. Terumbu karang di tengah ternyata cantik sekali. Mata Lilis berbinar untuk segera sampai kesana. Akan tetapi karena terlalu bersemangat, membuat lutut Lilis membentur karang. Cukup keras sampai merobek celana dan meninggalkan bekas luka berdarah.
Herman yang mengetahuinya mendekat. Memeriksa luka di lutut Lilis. Ada yang meleleh dengan perhatian Herman. Meskipun gadis itu mengkode 'oke tidak apa apa' berkali kali. Herman mengisyaratkan Lilis untuk naik. Bermaksud memeriksa lukanya. Lilis menggeleng dan menunjuk terumbu karang di tengah. Menarik tangan Herman untuk berenang menuju tempat itu. Ada yang berdebar lebih cepat. Ini kontak fisik pertama dari Lilis. Herman tidak melepaskan tangan Lilis. Mereka berenang menuju jajaran terumbu karang yang lebih dalam dan indah.
Warna warni terumbu karang itu memanjakan mata. Juga ikan ikan kecil di dekatnya. Tempat ini cukup sepi karena sudah keluar batas snorkeling pengunjung lain. Apa lagi bagi mereka yang tidak terlalu bisa berenang. Mata Lilis berbinar senang dibalik kaca mata renangnya. Ini pertama kali dalam hidupnya melihat pemandangan bawah laut. Bagi Herman, Lilis terlihat cantik dengan mata berbinar seperti itu. Tangan mereka masih bergandengan. Entah keberanian dari mana. Herman membuka selang di mulutnya. Dengan cepat pula membuka selang di mulut Lilis. Gadis itu kaget. Lebih kaget lagi ketika sepasang bibir Herman menempel sempurna pada bibirnya. Lilis seakan beku seperti karang karang tajam yang melukai lututnya tadi. Ini ciuman pertama untuk Lilis. Mungkin juga ciuman bawah air langka untuk semua orang. Beberapa detik mereka melayang di air. Dengan bibir Herman yang mel lumat lembut pada bibir Lilis. Herman kembali memasangkan selang Lilis setelah menyesap sebentar bibir Lilis. Asin karena bercampur dengan air laut.
Mereka kembali ke markas dengan perasaan canggung. Tidak ada pembicaraan. Dua insan itu sama sama irit bicara dan gugup. Meskipun saat berada dalam motor tangan Lilis masih meragu memeluk pinggang di depannya. Apa tadi? Kenapa Herman menciumnya? Apa Herman menyukainya? Lalu kenapa sikapnya selama ini menyebalkan? Apa tadi cuma mimpi? Batin Lilis galau sendiri.
Sedang Herman menantikan momen Lilis memeluk pinggangnya. Apa ciuman tadi belum cukup menunjukkan perasaannya? Batin Herman galau. Pria itu sudah menyelidiki latar belakang Lilis. Bisa dipastikan gadis itu tidak memiliki kekasih. Lalu….. apa dia ditolak?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
MAY.s
Herman yang menghermankan🤣
Tapi aku suka gentle mu👍
2024-01-21
1
ikaindra🌺
so sweet.momen yg langka....
padahal tadi aku udah ngebayangin bakalan ada ikan hiunya loh🤣🤣🤣,karna td lilis terluka
2024-01-20
1
Rajani
ciuman dibawah air laut☺️☺️☺️
2024-01-20
1