HAYM - 20

Setelah mendengar ucapan Eveline mengenai suami teman-teman Eveline hanya bisa tersenyum dan memaklumi hal itu karena Eveline adalah orang yang suka berimajinasi dan mungkin itu tadi adalah imajinasi seorang Eveline.

"kalian tidak percaya?" tanya Eveline ketika melihat raut wajah teman-teman nya.

"ya sudah kalau nggak percaya juga nggak papa," lanjutnya sembari menyuapkan makanan kedalam mulutnya.

Teman-teman Eveline yang melihat Eveline merajut hanya bisa terkekeh geli, pasalnya Eveline adalah orang kedua yang paling tua diantara mereka setelah Leona.

Setelah menghabiskan beberapa waktu dimeja makan, saat ini ke-lima sahabat Eveline yang lainnya sedang menyusun sesuatu yang tidak Eveline ketahui.

"Eve!!" panggil Carissa yang membuat Eveline mengalihkan pandangannya.

"ya??" jawabnya dengan bingung kenapa tiba-tiba temannya memanggil dirinya.

"ayo sini, kita main games" ujar Carissa mengajak Eveline bergabung dan mau tidak mau Eveline harus bergabung dengan mereka.

"tapi tunggu dulu..." ujar Tamara yang membuat semuanya memandang kearahnya.

"kenapa Ra??" tanya Lioni dengan bingung

"kita kurang satu orang lagi" ujarnya yang membuat mengernyitkan keningnya.

Tamara yang melihat raut wajah teman-teman yang bingung mau tidak mau harus menjelaskan alasannya.

"permainan ini berpasangan dan setiap pasangan harus bekerja sama agar bisa mencapai garis finis, ini permainan tim bukan individual" Jelas Tamara yang membuat teman-temannya mengangguk setuju.

"lalu?" tanya Eveline dengan bingung.

Tamara menghela nafasnya perlahan, "Eve disini yang tidak membawa pasangan hanya dirimu dan itu artinya----"

"aku tidak bisa ikut main??" tanya Eveline "yes!!" Eveline melanjutkan ucapannya didalam hati.

"tent-----" ucapan Eveline yang terpotong karena seseorang menyela ucapannya.

"bukan kah itu tidak adil sayang??" Ucap seseorang yang membuat Eveline memutar bola matanya jengah ia tau itu adalah suara Gevan, namun yang membuat Eveline bingung kenapa Gevan tiba-tiba mengatakan hal itu?.

"ahh!! Begini saja aku akan menelpon temanku supaya dia bisa menjadi pasangan Eveline dalam permainan ini, bagaimana?"

Eveline melebarkan matanya ketika Gevan menawarkan hal yang tidak masuk akal.

"menelpon seseorang katanya?" batin Eveline, ia benar-benar tidak habis pikir dengan ucapan Gevan.

"bagaimana Eveline?" tanya Gevan sembari tersenyum kecil.

Eveline yang mendapatkan pertanyaan itu, menatap Gevan dengan bingung namun ketika ia melihat senyuman Gevan, Eveline melebarkan matanya

"si'alan Gevan!!" batinnya yang menyadari arti senyuman dari Suami Backstreet nya itu.

Dan dengan segera Eveline tersenyum sembari menganggukkan kepalanya, "tentu saja....." Eveline menjeda ucapan dan kemudian memandang kearah Gevan "....dan mungkin saja orang itu bisa menjadi masa depan ku" lanjutnya sembari tersenyum puas ketika ia melihat raut wajah suami backstreet nya itu.

"Dasar Eve!! Tapi boleh juga sih, bener yang dibilang Eve,.....siapa tau temen Gevan bisa meruntuhkan dinding Eve" ujar Tamara yang membenarkan usulan Gevan dan ucapan Eveline.

"Sayang coba telpon teman mu, tapi apa dia tidak sibuk?" tanya Tamara ketika mengingat hal itu.

"baiklah aku akan menelpon terlebih dahulu" ucap Gevan sembari menelpon seseorang.

Dan tak lama kemudian sepertinya orang yang ditelpon oleh Gevan mengangkat panggilan itu.

"please semoga sibuk" batin Eveline berharap teman suaminya itu tidak dapat hadir.

"Okey bro jangan lama-lama" ujar Gevan yang kemudian mengakhiri telpon nya.

"bagaimana?"

"dia akan datang" ujarnya yang membuat Eveline menjatuhkan rahangnya, ia tidak percaya dengan hal itu.

"semudah itu?" batinnya bertanya-tanya.

...----------------...

"permisi!" ujar seseorang sembari mendorong pintunya secara perlahan.

Eveline yang sedari tadi bermain handphone mengalihkan pandangannya kearah suara tersebut. Dan hal itu tidak jauh berbeda dengan yang lainnya.

"Hei bro" ujar Gevan menyambut pria yang baru saja masuk.

"hai Van, I'm late?" tanyanya yang mendapatkan gelengan kepala dari Gevan.

"Semuanya perkenalkan dia teman masa kecil ku" ujar Gevan memperkenalkan laki-laki yang sedang berdiri disampingnya saat ini.

"Halo semuanya gue, maaf aku Nathan" ujar Nathan yang membuat semua orang tersenyum namun berbeda dengan Eveline yang hanya diam mematung.

"Cieee Eve kayaknya cinta pandangan pertama nih" ucapan Tamara membuat Eveline tersadar dan segera memalingkan wajahnya.

Sedangkan Nathan yang sedari tadi ditatap oleh Eveline hanya bisa tersenyum melihat tingkah Eveline yang sepertinya sedang malu.

Lain halnya dengan Nathan yang tersenyum, Gevan yang menyadari hal itu entah mengapa merasa tidak suka.

"Cie Eve!!!" para teman-teman Eveline menggodanya secara bergantian dan hal itu membuat pipi Eveline bersemu merah.

Terpopuler

Comments

Anita noer

Anita noer

tuh cemburu tpi ga nyadar

2024-05-06

2

Makassar Botlem

Makassar Botlem

lanjut thor

2024-02-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!