Tring!!
Lonceng pintu cafe tersebut berbunyi membuat Eveline mengalihkan pandangannya kearah pintu dan terlihat seorang laki-laki tampan dengan nafas memburu sedang melihat - lihat sekitar hingga tatapan mata mereka saling bertemu.
Laki-laki tersebut tersenyum ketika melihatnya, Eveline yang melihat hal itu semakin salah tingkah, Eveline menundukkan kepalanya dan tangannya memegang liontin kalung yang ia gunakan, entah mengapa hatinya mendadak menjadi tak karuan.
Memegang liontin kalung adalah kebiasaan Eveline ketika hati atau perasaan nya berdebar.
Kemudian Eveline mengangkat wajahnya dan melihat ke arah pintu cafe namun sayangnya laki-laki itu tidak ada dan ia berusaha mencarinya, hingga suatu suara menghentikannya.
"Sayang!!"
Eveline mendengar suara itu tepat belakang nya dan dengan perlahan ia mendongakkan kepalanya dan terkejut ketika melihat sang pemilik suara.
Eveline salah tingkah dan kebingungan ia berdiri namun hal itu tidak jadi karena sesuatu yang ia lihat menghentikannya.
"Sayang!!" laki-laki kembali berucap dan menghampiri Tamara yang sedari tadi menunduk.
Tamara yang mendengar dan mengenali suara tersebut mengangkat kepalanya dan tanpa diduga memeluk laki-laki tersebut.
Eveline diam seperti patung di kursinya ketika melihat kedua orang tersebut saking berpelukan.
Setelah beberapa saat mereka melepaskan pelukannya dan laki-laki tersebut meminta Tamara duduk kembali dan dia ikut duduk di samping Tamara.
Kehadiran Eveline disana bak sebuah patung yang berada di bundaran taman, ia ada namun kehadiran tidak diperlukan.
Eveline menundukkan kepalanya, ia tidak mau melihat apa yang sedang terjadi di hadapannya, sedangkan salah satu tangannya kembali memilin liontin kalung yang ia pakai.
"lagi dan lagi Ev, tidak boleh Ev" Batin Eveline, entah mengapa ia merasa sesak berada disana, ingin pergi mencari udara segara namun ketika melihat jarak pintu dengan tempatnya duduk sepertinya sangat jauh.
"Ev!"
"Eveline!!" Teriak Tamara yang membuat kesadaran Eveline kembali.
"Ya??" tanya Eveline bingung sembari menatap kedua orang di hadapannya.
"Dia Gevan, pacarku" Tamara mengenalkan laki-laki yang berada di samping nya kepada Eveline, Eveline yang mendengar nya tersenyum dan kemudian menjulurkan tangannya.
"Eveline!" ucapannya memperkenalkan dirinya.
Tak pernah terpikir dalam benaknya bahwa uluran tangannya akan mendapatkan balasan dari laki-laki dihadapannya.
"Gevano, panggil Gevan" ucap Gevan sembari melepaskan jabatan tangan diantar mereka.
Eveline tersenyum ketika Gevan memperkenalkan dirinya, namun sesaat kemudian ia merasa sedih ketika Gevan melepaskan jabatan tangan diantar mereka namun Eveline berusaha menyembunyikannya.
"Salam kenal Gevan" ucap Eveline sembari tersenyum dan dibalas anggukan kepala oleh Gevan.
"Hmm...." deheman Tamara membuat Eveline mengalihkan perhatian nya.
"Ev maaf kalau semisal kamu pulang sendirian ngga papa?" tanya Tamara kepada Eveline, Eveline yang mendengar pertanyaan Tamara mengerutkan keningnya bingung.
"kenapa?"
"Aku akan pulang dengan Gevan" Jawab Tamara yang membuat Eveline paham
"Yakin??" tanya Eveline yang ragu dengan jawaban Tamara, bukannya tadi dia bilang ayahnya tidak mengijinkan Tamara dengan Gevan tapi sekarang mau pulang dengan Gevan??
Tamara menganggukkan kepalanya sebagai jawabannya, Eveline yang notabenenya orang yang tidak mau memaksakan kehendaknya dan ikut campur urusan orang akhirnya menyetujui permintaan Tamara.
Setelah Eveline menyetujui nya Tamara dan Gevan meninggalkan Eveline sendirian di cafe tersebut, Eveline Melihat mereka berdua keluar dari cafe dan melihat dari kaca jendela cafe, bagaimana Gevan memperlakukan Tamara bak seorang ratu Kerajaan.
"Eve juga mau" batin Eve sembari menyuapkan potongan roti coklat kedalam mulutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Nurjana Bakir
pelakor
2025-02-11
0