HAYM - 14

Kriet!!

Sebuah yang ditimbulkan dari pintu menganggu pendengaran Gevan.

"Dimana sopan santun mu Tyo?", ujar Gevan tanpa mengalihkan pandangannya.

Eveline menaikan salah satunya dan tersenyum smirk ketika mendengar ucapan Gevan.

"Apa perlu? Apa salahnya masuk kedalam ruangan calon suami ku tanpa mengetuk pintu" jawab Eveline sembari melangkahkan kakinya mendekat ke arah Gevan.

Gevan yang mendengarkan hal itu sontak mengalihkan pandangannya, ia terkejut melihat siapa yang memasuki ruangannya.

Eveline? Batinnya bertanya-tanya

"hai!" sapa Eveline sembari tersenyum dan melambaikan tangannya.

Gevan tertegun ketika melihat Eveline, bagaimana tidak cara berpakaian Eveline yang sangat berbeda dari biasanya dan tidak adanya kacamata yang biasa digunakan Eveline.

Eveline yang melihat Gevan menatapnya begitu lekat menjadi bingung dan kemudian memeriksa apakah ada sesuatu di tubuhnya.

"Gevan why??" tanya Eveline dengan bingung karena Gevan sama sekali tidak mengatakan apapun.

"Eveline....ini kamu?" tanya Gevan dengan ragu, ia takut salah melihat.

Eveline memutar bola matanya kesal, ia sedikit berdecak ketika mendengar ucapan Gevan.

"Tentu saja ini aku, kenapa?"

Gevan menggeleng lemah, ia tidak tau harus mengatakan apa ketika melihat perubahan Eveline.

"Tidak ada" ujarnya "katakan kenapa kamu datang kesini?"

"tentu saja aku mau bertemu dengan mu calon suami ku" ujar Eveline yang membuatnya mendapatkan tatapan tajam dari Gevan.

Eveline menaikkan salah satu alisnya, "salah ya?" tanyanya sembari mengangkat salah satu ujung bibirnya.

Gevan memejamkan matanya sebentar ia berusaha meredam amarah yang mulai menguasai dirinya, ia tidak ingin bertindak gegabah yang nantinya akan membuatnya kembali melakukan kesalahan.

"Tidak tapi.....apa maksud mu dengan calon suami mu?" tanya Gevan tanpa ekspresi, sembari beranjak dari duduknya dan menghampiri Eveline.

Saat ini keduanya saling berhadapan satu sama lain, mata Gevan menatap tajam Eveline sedangkan Eveline yang mendapatkan tatapan seperti itu bukannya takut malah tersenyum.

Eveline melangkah lebih dekat kearah Gevan dan kemudian tangan nya menyentuh dasi Gevan yang terlihat tidak rapi, "Gevano Andra Mahendra calon suamiku....." ucapannya yang membuat Gevan membelalakkan matanya dan berusaha menjauh dari Eveline.

Namun sayangnya Eveline lebih dahulu menarik dasinya yang membuat Gevan sedikit menunduk.

"laki-laki yang membuat ku menjadi seorang WANITA" lanjut nya dengan menekan kata terakhir dari ucapannya sembari membenarkan posisi gevan dan menepuk pundak Gevan sembari tersenyum smirk.

Gevan yang mendengar hal itu terdiam dan memandang Eveline dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.

"aku rasa tuan Gevano Andra Mahendra mengerti apa yang aku katakan"

Seorang Eveline yang tidak memiliki jabatan apapun mampu membuat seorang Gevan yang dikenal sebagai seorang CEO berdarah dingin diam tak berkutik sama sekali.

...----------------...

Waktu berjalan begitu cepat tak terasa hari sudah malam namun hal itu tidak membuat seorang pria yang sedang berdiri dengan tangan terlipat di dadanya dan memandang ke arah jendela besar yang menyuguhkan pemandangan kota yang indah pada malam hari.

Dengan ditemani cahaya bulan yang menyinari ruangannya. Matanya menatap pemandangan yang ada dihadapannya, emosi yang tidak stabil serta pikirannya yang berkelana ke kejadian yang terjadi tadi pagi.

Flashback on.

"apa maksud mu!?" ujar Gevan sembari menaikkan nada bicaranya.

Eveline tersenyum smirk ketika mendengar ucapan Gevan.

"Tentu saja maksud ku sudah jelas Gevan....aku ingin kau menikahi ku, sudah hanya itu!" ujar Eveline dengan begitu mudahnya tanpa memikirkan bagaimana Gevan yang berusaha mengatur emosinya.

"Menikah kau bilang?"

Eveline menganggukkan kepalanya "ya! Menikah memang ada yang salah?".

"Apa kau sudah gila Eveline? Kau memintaku menikahi mu?....hahaha itu tidak mungkin" ujar Gevan sembari melangkah mundur dan kemudian tertawa.

Eveline yang melihat Gevan tertawa merasa bingung, "apa maksud mu Gevan?"

Gevan menghentikan tawanya dan kemudian kemudian menatap tajam Eveline, "aku tidak akan pernah menikahi mu Eveline, tidak akan pernah" ucapnya yang penuh aura emosi.

Bukannya takut Eveline malah melipat kedua tangannya di dada dan tersenyum smirk.

"Benarkah? Lalu bagaimana jika aku mengatakan hal ini kepada Tamara?" Eveline mengancam Gevan dengan menyebutkan nama Tamara.

"Kau tau bukan bagaimana hati Tamara" ucapnya sembari tersenyum puas.

Flashback Off

Terpopuler

Comments

marrydiana

marrydiana

Eveline bener-bener ya🙂

2024-01-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!