Suara musik samar-samar mulai terdengar di telinga Eveline, saat ini mobil yang ditumpanginya sudah masuk kesebuah pekarangan hotel berbintang di kotanya.
"Gevan..." cicitnya memanggil Gevan, ketika melihat keluar jendela banyaknya mobil dan tamu undangan yang begitu banyak
Gevan yang merasa terpanggil mengalihkan pandangannya ke arah Eveline yang saat ini seperti seekor anak kucing yang ketakutan.
"Kenapa?" tanyanya.
Eveline mengalihkan pandangannya menatap Gevan, "Kenapa ramai sekali?" tanya Eveline yang membuat Gevan terkekeh geli mendengar pertanyaannya.
Eveline yang melihat segeralah menyipitkan matanya, "kenapa?" tanyanya dengan nada kesal.
Gevan menggelengkan kepalanya kecil, "tidak ada hanya saja pertanyaan mu sangat lucu" jawabnya.
"Ini pernikahan dari seorang pebisnis ternama karena itu pasti banyak orang yang menjadi tamu undangannya dan banyak penjaga juga" jelasnya yang mendapatkan anggukkan kepala dari Eveline.
"Benar juga ya" Eveline membernarkan ucapan Gevan kenapa ia tidak terpikirkan akan hal itu.
Citt!!!
Mobil berhenti tepat berada di depan pintu Lobby dan seseorang yang bertugas menjaga pintu lobby menghampiri pintu mobil Gevan dan membukanya.
"Ayo!" ajak Gevan sembari mengulurkan tangannya.
Eveline yang melihat hal itu, terdiam sejenak dan kemudian sembari tersenyum menerima uluran tangan Gevan.
Dengan perlahan Gevan keluar dari mobilnya, disusul dengan Eveline keluar secara perlahan-lahan.
"hati-hati" ucap Gevan sembari meletakkan salah satu tangannya diatas kepala Eveline untuk menjaga kepalanya agar tidak terbentur.
Eveline tersenyum, "terimakasih" ucapnya.
"Sama-sama tuan putri"
Blush!!!
Pipi Eveline berubah menjadi semerah tomat dan jantung nya berdetak begitu kencang ketika mendengar ucapan Gevan.
"jangan baper Eve!" Ia memperingkatkan dirinya sendiri untuk tidak terlalu membawa perasaan ucapan Gevan.
Apa tidak ada wartawan?? Jawabannya tentu ada namun wartawan hadir meliput acara ini hanya tadi pagi sedangkan malam nya tidak ada sama sekali karena pemilik pesta ingin tamu nya merasa bebas bertindak tanpa rasa takut.
Gevan dan Eveline mulai melangkah memasuki gedung pernikahan tersebut dan didepan pintu tempat acara disambut dengan banyaknya bunga-bunga yang indah dan lampu-lampu cantik.
"Tuan Gevan!!..... selamat datang!" Ucap seseorang sembari memeluk Gevan.
Eveline yang melihat hal itu hanya bisa tersenyum kecil, Eveline meneliti pria yang sedang memeluk Gevan.
Berkepala botak dengan perut yang sedikit membuncit dan jangan lupakan kacamata bulat yang bertengger di pangkal hidungnya.
"Terimakasih tuan Vicky!" Jawaban Gevan sembari melepas pelukan diantara mereka.
"Terimakasih sudah datang tuan Gevan, sungguh suatu kehormatan bagi saya dan keluarga saya" jelasnya yang membuat Gevan tersenyum.
Kemudian Tuan Vicky mengalihkan pandangannya kepada Eveline, Eveline yang melihat hal itu hanya bisa tersenyum.
"Tuan Gevan....ini??" tanya Tuan Vicky yang terlihat kebingungan melihat Eveline.
Gevan tersenyum, "kenalkan dia Eveline Tuan Vicky", ucap Gevan memperkenalkan Eveline.
Eveline tersenyum dan dengan segera mengulurkan tangannya, "Eveline tuan...... selamat untuk anda" ucapnya yang tulus.
Tuan Vicky menerima jabat tangan Eveline sembari tersenyum, "terimakasih nona Eveline" dan kemudian melepaskannya.
"Nona Eveline atau nyonya Gevano?" Ucap tuan Vicky dengan nada menggoda yang dimana hal itu membuat Eveline dan tersenyum canggung.
"Tuan bisa saja" jawab Eveline sembari tersenyum.
"baiklah- baiklah mari silahkan masuk dan nikmati acara malam ini Tuan dan nona" ucap tuan Vicky mempersilahkan Eveline dan Gevan masuk kedalam ruangan.
Dapat dilihat banyaknya tamu serta orang-orang penting yang hadir dalam acara ini, Eveline merasa sedikit minder ketika menyadari bahwa dirinya tidak ada apanya di bandingkan mereka.
Karena rasa gugupnya Eveline sampai tidak sadar menggenggam tangan Gevan dengan sangat erat hingga sang empu mengalihkan pandangannya dan mengerutkan keningnya.
"ada apa??" tanya Gevan dengan berbisik
Eveline menggelengkan kepalanya kecil sebagai jawabannya, "tidak ada" bohong nya.
Kemudian Eveline menatap Gevan dan Gevan menaikkan salah satu alisnya ketika melihat tatapan Eveline, "Jangan tinggalkan aku sendirian" cicitnya memohon kepada Gevan, hali itu membuat Gevan tersenyum dan semakin mengeratkan pegangan tangan di antara mereka.
"tidak akan!". Jawabannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments