Pada saat Raul dan kedua orang tuanya tiba di toko, mereka dikejutkan oleh pemandangan yang mereka saksikan di depan mata mereka sendiri.
Toko tempat mereka membuka restoran, saat ini terlihat seperti kapal pecah.
Seluruh jendela yang ada di sana telah berubah menjadi beling yang berserakan di lantai.
Pintu depan toko yang biasa dipakai menyambut tamu, telah rusak dan terlepas dari engselnya.
Meja dan kursi yang semalam masih rapi, sekarang sudah patah dan tak bisa digunakan lagi.
Lampu-lampu di dalam ruangan pun tak lepas dari kerusakan.
Semua interior di dalam toko kacau tak karuan.
Melihat semua ini, Raul tidak bisa menyembunyikan amarahnya. Tangannya terkepal sampai nyaris melukai kulitnya.
Ibu Raul yang berada di sampingnya, terduduk lemas tak berdaya setelah melihat restoran yang telah dia bangun dengan susah payah hancur berantakan.
Sang ayah juga tak bisa menyembunyikan kekesalannya. Namun tidak seperti Raul yang amarahnya terlihat jelas di wajahnya, sang ayah masih bisa menahan emosinya.
Di saat keluarga tersebut sedang meratapi kehancuran toko di depannya, seorang pria paruh baya menghampiri mereka.
"Tuan, bisakah kamu mengikutiku sebentar?"
Pria paruh baya itu memanggil Raul dan memintanya untuk mengikutinya.
Pria paruh baya itu merupakan warga yang tinggal di sekitar tempat restoran keluarga Raul berada.
Tiba di rumah pria paruh baya tersebut, pria itu menunjukkan kepada Raul video CCTV malam tadi.
Terlihat jelas di CCTV tersebut bahwa restoran keluarga Raul sedang dihancurkan oleh sekelompok orang tak dikenal.
"Semalam, aku mendengar ada suara berisik dari luar rumahku. Saat aku mengeceknya, ternyata ada gerombolan orang sedang merusak toko orang tuamu. Karena banyaknya jumlah mereka, aku tidak berani keluar apalagi mengusirnya. Aku takut jika tempat tinggalku akan menjadi sasaran mereka juga."
Pria paruh baya itu menyampaikan simpati dan penyesalannya karena tidak bisa membantu.
"Maafkan aku karena tidak membantu mencegah pengrusakan itu. Sebagai gantinya, kuharap rekaman ini bisa membantumu mencari tahu siapa pelakunya."
Raul fokus memperhatikan setiap detail dari rekaman CCTV. Ia mencoba mengingat wajah dari setiap orang yang ada di dalam rekaman itu. Kemudian, salah satu di antara mereka, menangkap perhatian Raul.
"Orang ini..."
Awalnya Raul tidak begitu mengingatnya, tapi setelah berulang kali menonton, ia ingat bahwa orang itu adalah salah satu dari mereka yang mengeroyoknya waktu itu.
Amarah Raul memuncak. Ia tidak sabar ingin menghajar orang di video itu saat itu juga.
Dengan tergesa, Raul bertanya pada pria paruh baya itu.
"Apa kau tahu siapa dan dari kelompok mana mereka?"
"Aku tidak yakin karena aku tidak mengenal satu pun dari mereka. Tapi karena mereka berkelompok, kemungkinan besar kalau mereka adalah anggota gangster."
"Siapa?! Siapa mereka?! Di mana mereka?!"
"T-Tunggu... Jangan menarik kerahku..."
Raul yang tidak bisa menahan kesabarannya, tanpa sadar telah bersikap kasar dengan mencengkeram kerah pria paruh baya di depannya.
"Ah, maafkan aku. Aku terbawa suasanya karena apa yang terjadi pada restoran orang tuaku."
"T-Tidak apa-apa."
Raul melepas cengkeramannya dan pria paruh baya itu merapikan bajunya.
"Jika aku tidak salah, mereka adalah anggota geng Tiger Hunt. Mereka adalah kelompok dari organisasi Night Crawl. Mereka adalah organisasi bawah tanah terbesar di kota ini dan tidak ada yang berani mencari masalah dengan mereka."
Raul mendengarkan dengan saksama informasi yang dikeluarkan oleh pria paruh baya itu.
"Aku tidak tahu di mana markas Tiger Hunt. Tapi jika itu Night Crawl, kupikir kamu bisa mencarinya di Night Club, sebuah klub malam di pusat kota."
"Terima kasih atas informasinya, Pak Tua. Kalau begitu aku permisi."
Ketika Raul hendak pergi menuju ke markas mereka, pria paruh baya itu berusaha menghentikannya.
"Tunggu! Jangan bilang kalau kau ingin mendatangi mereka sendirian?!"
"Hm."
Raul hanya balas tersenyum dan melambaikan tangannya saat ia bergegas menuju ke klub malam di pusat kota.
Tak butuh waktu lama, Raul tiba di Night Club, klub malam terbesar di kota.
Karena ini masih pagi, tentu tidak ada banyak orang di sana.
Saat Raul mau memasuki klub tersebut, ia dihadang oleh dua penjaga pintu.
Kedua penjaga pintu itu memiliki badan kekar yang bisa membuat nyali siapa pun yang melihatnya menciut.
Namun berkat kemampuan [Akting] yang Raul miliki, ia bisa mempertahankan ketenangannya.
"Minggir."
Raul menyuruh mereka menyingkir, tapi mereka tidak mendengar. Salah satu dari mereka bahkan meletakkan tangannya di pundak Raul dengan niat mengintimidasinya.
Tapi Raul tidak bergeming, ia malah balas memegang lengan orang itu dan dalam sekelebat mata, ia membantingnya ke tanah.
Hal itu bisa ia lakukan karena kemampuan [Beladiri] yang Raul miliki.
"Sekali lagi, minggir!"
Raul meninggikan suaranya yang membuat penjaga pintu lainnya bergetar ketakutan.
'Apa? Aku... Takut pada pemuda yang tampak lemah ini?!'
Penjaga pintu itu menolak menerima kenyataan kalau dia dibuat bergidik ngeri oleh suara Raul. Tapi kakinya yang gemetar tidak bisa membohonginya.
Dengan itu, Raul memasuki klub malam tersebut tanpa halangan.
Raul mendatangi bartender yang tampak seolah ia tahu segalanya.
"Hei, panggil bos Tiger Hunt kemari sebelum aku menghancurkan tempat ini."
Bartender yang mendengar ancaman Raul, hanya tertawa kecil dan berpikir kalau gurauan Raul sangat lucu.
"Hahaha, bocah. Aku bisa mengatakan yang sebaliknya kepadamu. Kembalilah sebelum-"
*Krasss!!
Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, kepala bartender itu dihantam oleh botol wine yang diambil Raul entah dari mana.
Darah bercucuran dari kepala bartender itu. Ia masih belum bisa memproses apa yang baru saja terjadi.
Bartender itu menatap wajah Raul hendak memakinya, namun saat ia melihat ekspresi dingin di wajah Raul, rasa merinding menjalari seluruh tubuhnya.
"Panggil bos Tiger Hunt kemari. Jika dalam sepuluh menit ia belum datang juga, maka kaulah yang akan menjadi samsakku."
Takut pada apa yang akan menimpanya nanti, dengan cepat bartender itu melakukan panggilan dan menyuruh Elias, pria bertato yang merupakan bos Tiger Hunt, datang ke sana secepatnya.
Beberapa menit kemudian, Elias datang dan mencari tahu apa yang membuat sang bartender memaksanya untuk cepat ke sana.
Ketika Elias mencapai konter, ia bertemu dengan Raul yang duduk di sana dengan santainya.
"Kau, mengapa kau ada di sini?"
Elias bertanya kepada Raul. Tapi Raul mengabaikannya.
"Hei, Lucas! Jelaskan padaku mengapa kau memanggilku! Dan kenapa bocah ini ada di sini?!"
Kemudian Lucas muncul dan menjelaskannya kepada Elias dengan ekspresi ketakutan.
Elias terkejut saat melihat kepala Elias terbalut perban. Ia tidak menyangka bahwa orang seperti Lucas akan terluka seperti itu.
Setelah mendengar penjelasan Lucas, Elias melirik Raul dan menanyai apa maksud kedatangannya.
"Bocah, jika kau tidak memberikan penjelasanku atas apa yang telah kau lakukan di sini saat ini juga, maka aku akan-"
"Seharusnya aku yang berkata begitu. Jika kau tidak memberikan penjelasan kepadaku, akan kuhancurkan tempat ini."
"Bocah! Kau-!"
Mendengar ucapan Raul yang arogan, Elias tidak mampu menahan amarahnya lagi.
Semua rasa kesal atas penghinaan yang dilakukan Raul yang telah menumpuk di hatinya, membuat emosinya meledak saat itu juga.
Elias menerjang Raul dan melayangkan tinjunya.
Meski dihadapkan pada situasi berbahaya seperti itu, Raul tetap tenang dan dengan kecepatan yang nyaris tak bisa dilihat oleh mata, ia menunduk dan melayangkan sikutnya ke dada Elias.
Efek dari sikutan tersebut membuat Elias jatuh berlutut dan memuntahkan darah.
Raul yang melihat Elias sudah tak mampu melawan, tetap tidak berhenti dan melayangkan tendangan lain yang menghantam keras wajah Elias.
Elias yang tidak mampu menahan tendangan itu terlempar beberapa meter ke belakang dan menabrak tembok.
Raul mendekati Elias, berjongkok di depannya, dan mengatakan alasannya mendatanginya.
"Semalam, anak buahmu menghancurkan restoran orang tuaku. Menghajarmu seperti ini bahkan tidak bisa memadamkan rasa kesal di hatiku."
Raul mengatakan itu dengan wajah dingin seolah tanpa emosi dan memancarkan niat membunuh yang sangat pekat ke arahnya.
Merasakan niat membunuh Raul, Elias untuk pertama kalinya merasakan rasa ngeri yang tak terbayangkan.
Itu seperti ia dihadapkan pada seekor binatang buas yang siap memangsanya.
Bahkan Alex, bos yang ia ikuti, tidak memberikan tekanan seperti yang dikeluarkan oleh Raul.
Seluruh tubuhnya gemetar berteriak ketakutan.
"Aku bisa saja menghancurkan klub ini dengan tanganku sendiri, tapi itu terlalu melelahkan. Kerugian yang diderita oleh orang tuaku juga tidak akan tertutupi dengan melakukan ini."
Raul menyentuh dagu Elias dan memaksanya untuk menatap wajahnya.
"Kudengar ini adalah markas Night Crawl. Panggil bosmu menemuiku saat ini juga, aku ada urusan dengannya."
Setelah mengatakan itu, Raul bangkit dan duduk kembali di tempat duduknya sebelumnya.
Raul merenungkan apa yang baru saja ia lakukan.
Raul tidak menyangka bahwa ia akan menghajar pria bertato hingga terluka parah seperti itu, padahal sebelumnya ia hanya bisa menghindar dan tidak mampu melayangkan satu pukulan pun kepadanya.
Raul juga tidak mengerti mengapa ia bisa setenang itu dalam situasi ini. Ketika ia dikeroyok oleh lima orang, dirinya bahkan nyaris tidak bisa mempertahankan ketenangannya karena tubuhnya terus gemetar tak karuan menahan rasa takut. Tapi kali ini, dia dengan santainya menghajar orang lain dan tidak merasa takut, panik, kasihan ataupun bersalah.
Raul merasa dirinya telah berubah menjadi orang yang berbeda.
Saat ini, Raul menyadari betapa hebatnya kemampuan yang diberikan oleh sistem.
Elias di sisi lain, menelepon bosnya dengan penuh kepanikan agar ia segera datang atau malapetaka akan menimpa organisasi mereka.
Elias nyaris tidak mempercayai matanya sendiri ketika anak muda yang tampak lemah dan tidak bisa bertarung, yang hanya mampu menggertak, yang selalu menghindar saat bertarung dengannya sebelumnya, ternyata menyembunyikan kekuatan yang seperti itu.
Sekarang ia mengerti mengapa bosnya menyuruhnya untuk tidak mengusik anak muda itu.
'Tapi, menghancurkan restoran orang tuanya? Kapan aku melakukan itu?'
Elias, yang tidak tahu kalau bawahannya lah yang melakukan itu tanpa sepengetahuannya, berpikir bahwa itu hanyalah alasan yang dibuat-buat oleh Raul untuk membenarkan aksinya untuk menyerang organisasi mereka.
...****************...
Di tempat lain di waktu yang sama.
Pada saat David sedang sibuk mengurus berkas-berkas yang ada di ruang kerjanya, seseorang mengetuk pintu ruang kerjanya dengan tergesa-gesa.
Berpikir bahwa ada sesuatu yang penting untuk dilaporkan, David segera mengizinkannya masuk.
Yang muncul di sana adalah sekretaris pribadinya, Lina.
Lina melaporkan informasi yang baru ia terima.
"Maaf mengganggu Anda, Tuan McMillan, tapi saya baru saja mendapat kabar yang menurut saya penting untuk dilaporkan."
"Kalau begitu, cepat ceritakan padaku kabar apa yang kau temukan."
"Baik. Pagi ini, restoran yang dikelola oleh orang tua Raul telah dihancurkan oleh seseorang. Informan kami menyebutkan bahwa pelaku pengrusakan itu berasal dari kelompok yang sama dengan yang mencoba menculik Nona McMillan."
"Oke, lalu?"
"Kemudian, informan kami menyampaikan kalau Raul mendatangi markas mereka sendirian. Saat kabar ini disampaikan, ia berkata bahwa ia mendengar suara-suara perkelahian dari dalam markas mereka. Jadi, kemungkinan besar..."
*Bruakk!!
David membanting mejanya dan meneriakkan perintahnya dengan nada kesal.
"Tunggu apa lagi?! Cepat kirimkan bantuan pada anak itu! Selamatkan dia entah bagaimana caranya!"
Mengetahui bahwa ini adalah situasi darurat, Lina dengan cepat menjalankan perintah David dan mengerahkan kelompok pengawal khusus dengan misi menyelamatkan Raul, orang yang telah menyelamatkan putri Tuan David dari percobaan penculikan.
David yang masih diam di ruangannya, tidak bisa untuk tidak khawatir.
Berkat intel yang disebarnya, ia berhasil menemukan siapa yang mencoba menculik putrinya.
Meski ia belum mengetahui siapa dalang utamanya, tapi setidaknya dia tahu kelompok mana yang melakukan aksinya.
Itu adalah Night Crawl, organisasi bawah tanah terbesar di kota itu.
Tidak peduli sebesar apa nama dan pengaruh Milan Group, mereka tetap tidak berani bersinggungan dengan mereka.
Jika Milan Group adalah penguasa di permukaan, maka Night Crawl adalah penguasa di kedalaman.
Itu sebabnya, meskipun David tahu kalau merekalah yang mencoba menculik putrinya, tapi ia tidak bisa melakukan apa-apa soal itu. Karena dampak yang dihasilkan jika mereka berperang akan sangat besar dan itu mempengaruhi bisnis mereka.
David tidak ingin jika perusahaan lain akan mengambil keuntungan dari situasi ini untuk menelan mereka, maka dari itu ia memilih untuk menahan diri.
Namun kali ini, penyelamat putrinya sedang dalam bahaya, jadi David tidak bisa hanya diam dan menonton. Setidaknya, dia ingin menyelamatkan anak itu sebagai balas budi meski harus menyinggung mereka.
Merasa cemas, David tidak bisa berhenti berdoa dan berharap untuk keselamatan Raul.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments