Dalam perjalanannya menuju ke rumah, Raul terus berkomunikasi dengan sistemnya.
"Sistem, tindakan seperti apa yang akan dinilai sebagai pemborosan?"
[Ding!! Menjawab pertanyaan Tuan Rumah.]
[Tindakan apa pun yang membuat harta Tuan Rumah terbuang sia-sia akan dinilai sebagai pemborosan.]
"Oh, jika aku menjatuhkan uangku sekarang, apa itu bisa dianggap sebagai pemborosan?"
[Bisa, namun itu tidak akan cukup untuk membuat Tuan Rumah mendapatkan Kemampuan sebagai hadiahnya.]
"Lalu, apa yang akan kudapatkan sebagai gantinya?"
[Tidak ada.]
"Bukankah itu artinya pemborosanku akan berakhir sia-sia?"
[Itu sebabnya sistem menyarankan Tuan Rumah untuk lebih bijak dalam melakukan pemborosan.]
Setelah mengetahui bagaimana cara kerja sistem, Raul mulai memikirkan rencananya dalam melakukan pemborosan.
Sayangnya, dengan situasi ekonominya saat ini, sangat sulit bagi Raul untuk melakukan pemborosan, karena apa yang bisa dia hamburkan nyaris tidak ada.
Dia miskin dan tidak ada harta berharga di rumahnya, jadi dia tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Saat Raul sedang sibuk mencari cara, ponselnya berdering.
Ada telepon masuk yang berasal dari temannya.
|| "Ah, halo? Raul, bagaimana kabarmu?"
Yang meneleponnya di sana adalah Aaron, teman SMA Raul dulu.
"Halo, aku baik-baik saja. Ada apa memangnya? Jarang sekali bagimu meneleponku seperti ini."
|| "Ahaha, aku malu mengatakannya. Tapi, bisakah kau membantuku? Aku sangat membutuhkan pertolonganmu saat ini."
"Langsung katakan saja apa yang kau butuhkan. Jika aku bisa, aku pasti akan menolongmu."
Apa yang Raul katakan bukanlah omong kosong. Jika ia bisa, ia pasti akan menolongnya.
Alasannya karena Aaron adalah salah satu dari sedikitnya sahabat dekat yang ia punya.
Ketika Raul susah dan membutuhkan pertolongan, Aaron selalu membantunya. Jadi ketika situasinya terbalik di mana Aaron yang butuh bantuannya, tentu saja Raul akan dengan senang hati membantunya.
|| "Uh, jadi begini, aku diterima kerja di sebuah perusahaan penyedia jasa antar barang sebagai kurir. Tapi syaratnya, aku harus membawa kendaraanku sendiri, sedangkan aku tidak memilikinya."
"Jika syaratnya seperti itu, mengapa kau tidak mencari pekerjaan lain saja?"
|| "Kau pikir aku tidak kepikiran ke situ? Aku sudah melakukannya tapi hanya merekalah yang mau menerimaku."
"Oke, lalu?"
|| "Maka dari itu, aku sedang mencari pinjaman guna membeli motor bekas untuk kupakai bekerja."
"Oh, jadi itu sebabnya kau meneleponku sekarang?"
|| "Iya. Aku sempat meminta tolong pada Eric, tapi dia bilang dia tidak bisa membantuku karena ada masalah di kantornya. Jadi saat ini, hanya kaulah harapan terakhir yang kupunya."
"Hmm."
Raul sedang memikirkan bagaimana cara dia agar bisa membantunya.
Ia tidak memiliki cukup uang untuk diberikan kepadanya. Uang yang Raul miliki saat ini, bahkan jumlahnya tidak cukup untuk dipakai membeli semangkuk mie.
'Tunggu, motor bekas?'
Raul ingat jika di rumahnya, ia memiliki sepeda motor yang terparkir di garasi.
Itu adalah motor satu-satunya yang ia punya, dan ia sering menggunakannya untuk bepergian. Jadi, itu termasuk barang yang berharga baginya.
'Sistem! Jika aku menghibahkan motorku kepada Aaron, apakah itu bisa disebut pemborosan?'
[Ding!! Menjawab pertanyaan Tuan Rumah.]
[Bisa.]
'Bagus!'
'Menolong teman sekaligus melakukan pemborosan! Ini seperti membunuh dua burung dengan satu batu!'
Raul tidak bisa menyembunyikan semangatnya karena sebuah kesempatan tiba-tiba muncul di hadapannya.
"Aaron! Aku akan datang ke rumahmu nanti! Aku akan memberikan motorku untukmu!"
|| "Huh?! Apa kau serius?! Bukankah itu motor kesayanganmu?!"
"Tidak perlu banyak tanya, cukup terima saja sebelum aku berubah pikiran."
|| "O-Oke, aku akan menunggumu di sini."
Dengan itu, Aaron menutup teleponnya.
Raul bergegas kembali ke rumahnya untuk mengambil motor dan pergi ke rumah Aaron.
Sejam kemudian, Raul sampai di rumah Aaron.
Mereka berbincang cukup lama.
Raul berusaha keras meyakinkan Aaron bahwa motor itu ia berikan kepadanya secara cuma-cuma, namun Aaron bersikeras untuk membayarnya nanti ketika ia sudah menerima gaji.
Setelah beradu argumen cukup lama, akhirnya Aaron mau menerimanya.
"Terima kasih, Raul. Kau memang teman terbaikku. Jika kau membutuhkan bantuanku di masa depan, panggil saja aku, aku pasti akan membantumu sekuat yang kubisa."
Aaron mengatakan itu sambil sesenggukan menahan haru.
"Baiklah. Kalau begitu, aku pulang dulu."
"Tunggu, biar kuantar kau ke rumahmu."
Aaron mencoba menghentikan Raul yang hendak pergi dari rumahnya dan menawarkan untuk mengantarnya pulang, tapi Raul menolaknya.
"Tidak perlu. Ada hal lain yang harus kulakukan."
Mengatakan itu, Raul pergi sembari melambaikan tangannya yang dibalas senyum penuh penghormatan dari Aaron.
'Kebaikanmu ini tidak akan pernah kulupakan, Raul.'
Aaron yang ditinggalkan sendiri di sana berjanji dengan penuh tekad untuk tidak melupakan apa yang telah Raul lakukan untuknya hari ini.
Di lain tempat, Raul dengan senyum berbunga, melangkahkan kakinya dengan perasaan bahagia.
"Kuhahaha! Mantap! Kemampuan apa yang akan kudapatkan kali ini, yah?"
Raul bertanya-tanya dan mengharapkan sesuatu yang bagus keluar dari sistemnya.
[Ding!! Mendeteksi perilaku boros Tuan Rumah!]
\=\=\=
- Menghibahkan motor kesayangan kepada seorang teman.
Hadiah: [Kharisma]
\=\=\=
"Huh? Kharisma? Apa itu?"
[Ding!! Menjawab pertanyaan Tuan Rumah.]
[Itu adalah kemampuan untuk menambahkan kewibawaan Tuan Rumah di mata orang lain.]
"Bukankah itu kemampuan yang tidak berguna? Untuk apa gunanya memiliki wibawa ketika aku masih miskin seperti ini?"
Raul bertanya namun tidak mendapat tanggapan apa pun dari sistem miliknya.
Sebenarnya, Raul mengharapkan sesuatu yang bisa segera dia gunakan untuk merubah nasibnya.
Seperti misalnya kemampuan super untuk melihat masa depan, atau kemampuan super untuk melihat bakat orang lain, atau paling tidak kemampuan super untuk mendeteksi nilai sebenarnya dari suatu barang.
Tapi apa yang dia dapat adalah kemampuan tak berguna yang bernama [Kharisma].
Raul tidak tahu apa kegunaan dari kemampuan ini dalam kehidupannya sehari-hari, dan tidak peduli bagaimana dia memikirkannya, dia tetap tidak bisa menemukan jawabannya.
"Haruskah aku menggunakan kemampuan ini untuk menjadi sales?"
"Tidak, aku tidak memiliki kemampuan komunikasi yang bagus, jadi meskipun aku memiliki kharisma, aku tetap tidak akan bisa menjual satu barang pun kepada konsumen."
Merasa kecewa, Raul pulang dengan tanpa gairah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
forza 💫✨🎗️🪙👑
gmna mau rubah nasib..klw hadiahnya ga bisa di pakai buat beli apa"..hadeh..jadi goblok sndri nih bca cerita ginian..taik
2024-03-04
2
forza 💫✨🎗️🪙👑
sistem yg aneh..gmna mau boros.. harta saja ga ada..dpt sistem hadiahnya cma ganteng..gmna mau pemborosan..🤣😁😁🤣🤣🤣
2024-03-04
1
Gabutdramon
sesuatu yang mendapat kepastian untung, bukanlah pemborosan melainkan usaha.
2024-01-07
4