Di sebuah klub malam di pusat kota.
Pria bertato datang sendiri tanpa ditemani anak buahnya.
Ia berjalan menuju bagian dalam klub malam tersebut.
Menyebutkan apa tujuannya, dia dibawa ke salah satu ruangan VIP yang ada di sana.
Di dalam ruangan tersebut, seorang pria dengan tubuh layaknya atlet MMA duduk di sofa.
Pria itu ditemani oleh wanita cantik sebagai teman minumnya.
Pria bertato itu mengetuk pintu.
"Bos, ini saya, El."
"Masuk."
Pria bertato itu kemudian masuk setelah mendapat izin dari bosnya. Ia tidak duduk, melainkan tetap berdiri dengan tangan ke belakang.
Suasana hening yang berlangsung selama beberapa saat membuat hawa menjadi tegang.
Alex, bos dari pria bertato, adalah orang yang memecah keheningan.
"Misi kita tentang penculikan nona muda dari keluarga McMillan telah dibatalkan."
Alex mengatakan itu dengan nada dingin.
"Klien yang menyewa jasa kita menyuruh kita menghentikan seluruh operasinya."
Ia kemudian menghisap rokoknya sebelum ia melanjutkan perkataannya.
"Sepertinya rencana orang itu telah terendus oleh keluarga McMillan, itu sebabnya ia cuci tangan dan meninggalkan sampahnya kepada kita."
Alex mematikan rokoknya dengan menekan puntungnya ke asbak.
"Sekarang, perhatian keluarga McMillan kemungkinan besar akan mengarah ke kita, jadi jangan buat masalah apa pun pada orang-orang yang berkaitan dengan mereka, termasuk dengan bocah yang mengalahkanmu."
Pria bertato itu hanya diam tak membantah saat dibilang kalau ia dikalahkan oleh Raul.
"Aku akan mengabaikan kesalahanmu karena gagal menculiknya dan gagal pula membawa bocah itu kemari. Lagi pula, kita tidak seharusnya mengambil misi ini sejak awal."
Alex bangkit dan menenggak cangkir minumannya yang diberikan oleh wanita cantik di sebelahnya.
"Sekarang, kau boleh pergi."
"Baik, Bos!"
Pria bertato itu dengan patuh meninggalkan ruangan.
Ia merasa kesal karena telah mengecewakan bosnya dua kali. Ditambah lagi, kedua kegagalannya itu disebabkan oleh orang yang sama yang membuatnya merasa malu.
Kebenciannya terhadap Raul bahkan sudah tidak bisa ditaksir dengan kata-kata lagi.
Meninggalkan tempat itu, pria bertato pergi menemui para bawahannya untuk memberi arahan.
...****************...
Di tempat yang berbeda.
Kediaman Keluarga McMillan.
Sarah, gadis yang diselamatkan Raul sebelumnya, sedang bermain dengan ponsel di kamarnya saat ia menerima pesan dari temannya.
[Sarah, cek video ini!]
[Lihatlah betapa tampannya dia!]
Penasaran, Sarah membuka tautan yang dikirim oleh temannya.
Awalnya, video itu tidak menarik perhatiannya meski sudah berulang kali muncul di ponselnya karena videonya hanya berisikan adegan perkelahian jalanan biasa. Tapi karena temannya menyebutkan bahwa orang yang berkelahi itu memiliki wajah yang tampan, ia pun mencoba melihatnya dengan lebih saksama.
Saat Sarah melihat wajah pemuda yang melawan berandalan itu, ia merasa bahwa pemuda itu cukup familiar di matanya.
"Dia..."
Setelah berulang kali mengingat, Sarah akhirnya menyadari bahwa pemuda di video itu adalah pemuda yang sama yang telah menolongnya.
Dengan sigap, ia melompat dari kasurnya dan mencari ayahnya.
"Ayah! Aku menemukan orang yang menolongku waktu itu!"
Sarah menunjukkan video itu kepada ayahnya.
"Pemuda yang bertarung sendirian ini adalah orang yang menolongku. Sedangkan mereka yang dilawannya adalah orang-orang yang mencoba menculikku."
David, ayah Sarah, kemudian menghubungi orang kepercayaannya untuk menyelidiki lebih lanjut video itu guna mengetahui alamat pemuda tampan yang ada di dalamnya.
"Ayah... Jika ayah menemui pemuda itu... Bisakah kamu mengajakku juga?"
David, yang menerima permintaan putri kesayangannya, tentu saja mengabulkannya.
"Iya. Kalau ayah sudah mendapatkan alamatnya, ayah akan mengajakmu menemuinya."
David mengelus rambut putrinya seolah ia masih anak kecil.
Sarah yang senang mendengar jawaban ayahnya, kembali ke kamarnya dengan senyum bahagia.
...****************...
Keesokan harinya.
Restoran keluarga Raul tiba-tiba dipenuhi pengunjung.
Alasan utama mereka berbondong-bondong datang ke sana bukan untuk makan, melainkan untuk melihat Raul, seorang pemuda tampan yang dengan gagahnya melawan sekelompok berandalan hanya dengan bermodalkan sekop.
Video viralnya benar-benar membuat dirinya terkenal.
Karena membludaknya pengunjung, pekerjaan Raul pun bertambah berkali-kali lipat.
Selain melayani pesanan mereka sebagai pelayan, ia juga harus melayani tanda tangan dan foto bareng sebagai artis dadakan.
Raul tak henti-hentinya melakukan itu dari pagi hingga siang.
Saat tengah hari, sebuah limosin datang dan berhenti di depan restoran milik keluarga Raul.
Seorang pria berjas hitam keluar dan membukakan pintu belakang mobil di mana seorang pria dengan penampilan elegan dan seorang gadis berpenampilan anggun turun dari mobilnya.
Mereka masuk ke dalam restoran dan duduk di meja kosong yang tersedia di sana.
Dua orang bodyguard berdiri di belakang mereka, berjaga jika ada sesuatu tak terduga terjadi.
David, pria yang menarik perhatian sekitarnya karena penampilannya yang begitu keren, memanggil pelayan restoran, yaitu Raul.
Raul yang menjawab panggilannya merasa silau oleh aura yang terpancar dari mereka berdua.
David yang mengenakan kemeja sederhana memberi kesan keren meski ia sudah berusia 40-an. Sementara itu putrinya, Sarah, mengenakan gaun berwarna putih yang membuatnya terlihat bagaikan tuan putri.
David memesan menu paling laris di sana yang dicatat oleh Raul dan disampaikan ke ibunya yang bertugas di dapur.
Setelah pesanan siap dan diantarkan ke mereka, David menghentikan Raul yang hendak pergi melayani pelanggan yang lain.
Ia memperkenalkan dirinya dan Sarah kepada Raul dan memberitahunya alasan mereka datang ke sana.
Raul yang sadar bahwa ia adalah ayah dari gadis yang ditolongnya waktu itu, segera duduk untuk menghormatinya karena sudah repot-repot menemuinya hanya untuk mengucapkan terima kasih.
"Jadi, namamu adalah Raul?"
"Iya."
"Apakah kamu masih kuliah?"
"Tidak, aku sudah lulus, dan sekarang aku sibuk membantu orang tuaku menjalankan restoran ini."
Sarah yang menyaksikan dari samping, berulang kali melirik wajah Raul dan tersenyum malu-malu.
Ini adalah pertama kalinya bagi Sarah melihat laki-laki setampan Raul.
Bahkan para model ataupun aktor yang dikenalnya tidak bisa dibandingkan dengan Raul.
"Aku melihat videomu saat diserang oleh berandalan kemarin. Apa kau baik-baik saja? Apa kau menderita luka serius?"
David mengkhawatirkan kondisi pemuda yang ada di depannya.
Di rekaman video terlihat jelas di akhir bahwa Raul tampak tak berdaya dan hanya bisa menerima pukulan demi pukulan dari para berandalan yang mengeroyoknya.
Tapi Raul menjawab bahwa dirinya baik-baik saja dan hanya menerima sedikit luka lebam.
'Mungkin ini adalah efek dari keberuntungan yang kumiliki jadi aku bisa terhindar dari luka fatal meski dikeroyok lima orang.'
Raul berpikir seperti itu dan bersyukur karena ada sistem yang menaunginya.
"Apa kau butuh perlindungan dariku? Aku bisa menugaskan bodyguard atau petugas keamanan untuk melindungi restoran keluargamu kalau kau mau."
Mendapat tawaran bantuan seperti itu membuat Raul terkejut.
Ia tidak menyangka kalau ayah dari gadis yang ditolongnya akan menawarkan bantuan seperti itu.
Tapi, Raul menolaknya.
"Maaf, tapi sepertinya itu terlalu berlebihan, jadi aku harus menolaknya."
"Mengapa? Apa kau tidak takut kalau mereka akan datang mencari masalah denganmu lagi?"
"Aku takut, tapi aku harus menghadapinya sendiri. Lagi pula, ini juga salahku karena memprovokasi mereka."
Mendapat bantuan berupa perlindungan tentu sangat membantu Raul, tapi itu juga membuat dirinya terasa seperti sedang diawasi, karena orang-orang yang akan menjaga restorannya adalah orang-orang yang dikirim oleh ayah Sarah, gadis yang ditolongnya waktu itu.
David, yang tawarannya ditolak oleh Raul, merasa kagum dengan tanggung jawab Raul tapi juga merasa curiga jika niatnya yang sebenarnya untuk mengawasi Raul sekaligus memantau pergerakan gangster yang mencoba menculik putrinya ternyata terbaca olehnya.
'Pemuda ini bukan orang biasa.'
Instingnya sebagai pengusaha memberitahunya demikian.
Kemudian, David masuk ke topik utama dan mengeluarkan sebuah kartu Bank berisikan saldo di dalamnya untuk diberikan kepada Raul.
"Sebagai ucapan terima kasihku padamu karena telah menyelamatkan putriku, aku memberimu kartu ini. Ada seratus ribu dolar di dalamnya."
Raul hendak menolaknya, tapi Sarah yang sedari tadi diam, menambahkan.
"Tolong terimalah hadiah dari kami. Kamu telah mengorbankan dirimu untuk menyelamatkanku, jadi setidaknya terimalah ucapan tulus kami."
Raul tergiur dengan nominal uang di dalamnya. Tapi, Raul tidak berniat menerimanya.
Itu karena dia menolong Sarah murni untuk menyelamatkannya dari percobaan pencurian, bukan karena mengharapkan imbalan.
"Aku menerima ucapan terima kasih kalian, tapi aku tidak bisa menerima hadiahnya."
David dan Sarah terkejut atas penolakan Raul.
"Uang ini terlalu besar untuk kuterima."
Meskipun Raul mengatakan yang sejujurnya, tapi David mau tak mau curiga jika ada yang disembunyikan oleh Raul.
Ia bahkan sampai menduga kalau Raul adalah orang suruhan pihak lain untuk berkontak dengan putrinya.
Namun, perkataan Raul selanjutnya mematahkan dugaan tersebut.
"Tapi, jika Tuan bersikeras ingin membalas budi karena aku telah menolong putrimu, bagaimana jika Tuan balas menolongku sekali saja ketika aku membutuhkan pertolongan kalian di masa depan?"
"Hahaha!"
David tertawa mendengar tawaran yang diajukan Raul.
Ia tidak menyangka bahwa pemuda di hadapannya ini cukup pintar dalam memanfaatkan niat baiknya yang ingin membalas budi padanya.
"Baiklah, mari kita lakukan itu. Jika suatu saat kau membutuhkan pertolonganku, silakan hubungi aku."
David menarik kembali kartu bank yang dikeluarkannya dan sebagai gantinya ia memberikan kartu nama miliknya kepada Raul.
'David McMillan.'
Raul membaca nama lengkap pria itu.
Ia merasa pernah mendengar namanya tapi tidak ingat di mana ia mendengarnya.
"Terima kasih."
Raul menyampaikan rasa terima kasihnya karena tawarannya telah diterima oleh David.
Ia mengajukan tawaran itu karena ia merasa bahwa itu tidak sopan baginya untuk dua kali menolak niat baik pria di hadapannya ini, maka dari itu ia membuat proposal itu berdasarkan apa yang terlintas di pikirannya.
"Baiklah kalau begitu, kami pamit dulu."
David bangkit dari tempat duduknya.
"Sampaikan kepada orang tuamu kalau makanannya enak. Aku menyukainya."
Sebelum mengikuti ayahnya pergi, Sarah memberanikan diri untuk mengajak Raul bertukar kontak dengannya.
"Um, bisakah kita bertukar kontak? Bukan untuk apa-apa, hanya saja... Ini supaya kita tetap bisa terhubung!"
Raul yang merasa tidak ada salahnya untuk bertukar kontak dengannya, akhirnya menerima permintaannya.
"Baiklah, mari kita lakukan."
Senang mendapatkan kontak dari orang yang telah menolongnya, Sarah dengan gesit menyusul ayahnya dengan langkah riang.
'Gadis itu bertingkah seperti anak-anak.'
Raul menggelengkan kepalanya saat ia memperhatikan cara berjalan Sarah saat ia meninggalkan restoran keluarga Raul.
Setelah itu, Raul kembali disibukkan dengan tugasnya melayani pelanggan yang tiada habisnya berkat videonya yang viral kemarin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Usamah Khairun
ceea/Hey//Hey/
2024-02-14
1
Tar Jon
bagus ceritanya.. semangat.. terus upnya.. nanti AQ kasih vote..
serang kopi dulu..
2024-01-23
1
Futakuchi Kenji
tsundere kah?
2024-01-02
2