Obsesive love disorder

Sejak acara arisan itu Bara menjadi lebih posesif lagi,Rindu tak boleh kesana,harus kesini,harus kesana,tidak boleh memakai ini,harus memakai itu,make up harus seperti ini,tidak seperti itu,bahkan warna pakaian dalam yang dia pakai pun ditentukan oleh Bara.

"Aku merasa bukan menjadi diri ku sendiri",gumam Rindu saat melihat dirinya dalam pantulan cermin.

Hari ini tepat pernikahannya memasuki tahun pertama,Bara menyiapkan aniversary pernikahan mereka di restoran mewah.

"Sayang,kenapa lama sekali,"ucap Bara yang tiba-tiba masuk dalam kamar.

"Sebentar lagi",ucap Rindu,Bara mengamati sesuatu.

"Ayo,aku sudah siap",ucap Rindu,namun Bara mendekati istrinya.

"Tunggu dulu,kenapa anting yang aku siapkan tidak kamu pakai",ucap Bara.

"Itu terlalu berat mas,ini kan simple",ucap Rindu,tidak terlalu suka dengan anting yang panjang menjuntai itu.

"Tidak,tidak,kamu harus memakai ini",ucap Bara melepaskan anting yang istrinya pakai dan menggantinya dengan pilihannya,Rindu menghela nafas panjang dan menuruti kemauan suaminya itu,tak ada bantahan tak ada penolakan.

Di Dalam perjalanan Rindu hanya terdiam.

"Sayang,lihatlah ini bagus bukan",ucap Bara menunjukan tempat honeymoon.

"Iya bagus",jawab Rindu.

Rindu mengamati suaminya yang sedang mencari rekomendasi tempat honeymoon,Rindu sebenarnya ingin mengutarakan rasa keberatan akan keposesifan suaminya itu,namun Bara tidak bisa dibantah sedikitpun,Rindu juga tidak ingin ada kesalahpahaman atau kerenggangan dalam rumah tangganya,namun lama-lama Rindu juga tidak kuat mentalnya.

Bukankah suami istri harus bisa saling berbagi,menjadi partner yang baik,bisa menerima kekurangan dan kelebihan pasangan tidak mengontrol atau mengendalikan pasangan seperti ini.

"Kenapa kalau dipikir-pikir menjadi tidak nyaman ya",batin Rindu.

"Sayang,kenapa kamu melamun terus,siapa yang kamu pikirkan?",ucap Bara membuyarkan lamunannya.

"Aku tidak melamun mas,aku juga tidak memikirkan siapa-siapa",kilah Rindu.

"Iya,kamu cuma boleh memikirkan ku,tidak boleh yang lain",ujar Bara.

"Kenapa tidak sekalian mas ambil isi otak ku",batin Rindu,hanya menghela nafas.

Mereka sudah sampai disebuah restoran.

"Sudah sampai,jangan turun dulu,aku akan membukakan pintu untuk mu",ucap Bara mencegah Rindu.

"Terimakasih",ucap Rindu saat suaminya membukakan pintu untuknya.

Restorannya sangat mewah,cocok untuk diner romantis,restoran ini berkonsep fine dining menyajikan menu dari makanan pembuka sampai makanan penutup,interiornya pun bergaya formal klasik,pramusaji dan para pelayannya berpakaian sangat rapih pula,"Silahkan",ucap pelayan menyambut pasangan suami istri tersebut,dan membawa mereka ketempat yang mereka pesan.

"Terimakasih",ujar Rindu.

Bara dan Rindu menikmati makanan pembuka,"Mas",panggil Rindu.

"Hem",ucap Bara setelah menikmati makanan pembuka

"Bisakah kamu,maksud Rindu,bisakah kita seperti awal menikah dulu",ucap Rindu mencoba mengutarakan pendapatnya,dia juga ingin bahagia dengan pernikahannya.

"Maksudnya apa?",tanya Bara.

"Aku tidak nyaman dengan keposesifan mas,apalagi dua bulan ini,Rindu merasa seperti tahanan mas,Rindu merasa seperti bukan diri Rindu sendiri,"ucap Rindu.

"Itu hanya perasaanmu saja sayang",ucap Bara.

"Tapi mas...

"Apa karena aku melarangmu bertemu dengan teman mu itu",tebak Bara,Bara menghapus bahkan mengganti nomor kontak ponsel Rindu tanpa sepengetahuan Rindu,dan kontak yang tertinggal diponsel Rindu hanya nomor Bara.

"Ini bukan tentang larangan mas terhadapku,tapi ini tentang hubungan pernikahan ini mas,Rindu merasa hubungan ini sudah tidak sehat,mas seolah-olah menganggapku ini sebuah boneka yang bisa dipakaikan baju seperti ini,di gerakan seperti itu,aku istrimu mas,aku manusia yang punya keinginan sendiri,"tutur Rindu,tak mengapa bila Bara memasang cctv diseluruh pojok rumahnya,tapi sudah tak wajar bila sampai kamar tidur terdapat banyak cctv,kamar mandi pribadi mereka pun ditaruh cctv juga.

Rindu juga tak masalah bila suaminya itu mengirim pesan atau menghubungi Rindu lewat ponsel,namun tidak masuk akal bila pesan atau panggilan sehari bisa mencapai seratus pesan dan panggilan.

"Tapi keinginanmu tidak baik menurut ku,sudahlah sayang pilihan suamimu ini pasti yang terbaik",ucap Bara melanjutkan makannya.

Rindu harus bagaimana lagi,untuk mengutarakan keluh kesahnya,kepada siapa lagi dia bercerita bila hidupnya dikekang dan diatur seperti ini,oleh suaminya.

''Mas,besok kita kerumah sakit ya",ucap Rindu.

"Kamu sakit?",tanya Bara,Rindu menggeleng.

"Tidak,bukan aku tapi mas Bara",ucap Rindu kesal.

"Tidak perlu aneh-aneh,mas sehat wal afiyat",ucap Bara.

Rindu memendam rasa kesal,selesai menyantap semua hidangan pelayan kembali datang dengan membawa cake dengan hiasan miniatur sepsang pengantin,"Selamat hari jadi pernikahan sayang",

"Iya,sama-sama dan terima kasih",ucap Rindu

"Silahkan membuat permintaan sebelum meniup lilinnya",ucap seorang pramusaji.

Rindu dan Bara memejamkan mata berdoa dalam hati,kemudian keduanya meniup lilinnya.Bara terdiam sesaat,"Apa benar aku terlalu mengekang istri ku",batin Bara menatap sang istri.

"Maaf sayang,bila aku terlalu berlebihan untuk menjaga mu,tapi percayalah aku seperti ini karena aku sangat mencintaimu",jelas Bara menggenggam jemari Rindu.

"Iya mas,aku tau mas mencintaiku,tapi untuk kebaikan kita,kita besok konsultasi kepada Dokter ya mas",ucap Rindu,sebab sebagai seorang nakes Rindu merasa ada yang janggal pada suaminya ini.

"Baiklah",ucap Bara.

Pagi hari.

Pasangan suami istri ini telah berada diruang pskiater,Bara diperiksa secara menyeluruh kemudian diberi beberapa pertanyaan dengan didampingi Rindu.

"Jadi bagaimana kondisi suami saya?",tanya Rindu.

"Tuan Bara,mengalami gejala OLD,obsesive love disorder,lebih tepatnya beliau mengalami post-traumatic stress disorder",ucap Pskiater tersebut sambil tersenyum kearah Rindu.

"Maksudnya?",tanya Rindu.

"Tuan Bara,mengalami kejadian dimana beliau sangat takut kehilangan anda,dan itu menjadi trauma untuk dirinya",jelas Firman.

Rindu berpikur sejenak,"Apa karena dia diculik waktu itu",batin Rindu,Firman memandang wajah Rindu yang sedang berpikir,Bara berdehem membuat Firman mengalihkan pandangan dan membuyarkan lamunan Rindu,"Apa bisa diobati?",tanya Rindu.

"Tentu saja bisa,selain memberikan obat kita juga akan melakukan terapi",ucap Pskiater tersebut,dengan tag name Firman.

"Bagaimana mas?",tanya Rindu.

"Yang terpenting kamu bahagia dan aku bisa sembuh,aku akan menjalaninya",ucap Bara menatap sang istri.

"Baiklah,ini resep obatnya,besok akan saya jadwalkan kapan memulai terapinya",ucap Firman.

"Terimakasih Dok",ucap Rindu akan mengambil resep dari tangan Firman namun didahului oleh Bara.

"Sama-sama",ujar Dokter Firman.

Di dalam mobil.

"Besok aku sendiri saja",ujar Bara sambil menyetir mobil.

"Rindu temani mas",ucap Rindu

"Tidak sayang,mas bisa sendiri saja,mas tidak mau kamu senyum-senyum dengan Dokter tadi",ucap Bara.

"Mas cemburu",sambung Bara.

"Baiklah,tapi mas harus benar-benar terapi loh",ucap Rindu.

Malam hari,Bara memandangi wajah istrinya,"Maaf",ucap Bara,kemudian mencium kening istrinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!