Di sebuah restauran.
Rindu sangat senang bertemu dengan Rosa,memeluk sahabat nya itu dengan erat,juga ingin berbagi cerita banyak hal.
"Sudah pelukannya",ucap Bara.Rindu dan Rosa melerai pelukan mereka.
"Kalian sudah memesan sesuatu?",tanya Bara kepada Heri dan Rosa.
"Sudah tuan",jawab Heri.
Bara segera memesan makanan serta minuman untuk nya juga untuk istrinya.
"Ayo kita pulang sayang",ajak Bara setelah selesai menyantap makanan.
"Mas,tapi aku ingin mau jalan-jalan dengan Rosa",ucap Rindu menatap temannya itu.
"Sayang,teman mu itu pasti juga lelah,dia pasti juga ingin beristirahat",ucap Bara.
"Tidak lelah kok,aku tadi sudah tidur cukup nyenyak,energi ku full untuk sahabatku",ujar Rosa tersenyum kearah Rindu membuat Bara menyipitkan mata melirik Rosa dengan tajam.
"Kenapa dengan tuan muda",batin Heri yang jadi pengamat
"Boleh ya",ucap Rindu memohon.
"Baiklah",ucap Bara memenuhi permintaan istrinya.
Rindu dan Rosa sumringah,wow apa saja yang akan dilakukan mereka berdua,jalan-jalan,bercerita,ghibah sana sini,Rindu begitu bersemangat sebab selama dikota dia tak mempunyai teman curhat dan bercerita.
Namun keinginan itu sirna saat lelaki yang berstatus suaminya itu mengikutinya kemanapun Rindu berada.
Saat Rosa ingin mengajak dan menggandeng tangan Rindu,Bara mendahuluinya.
Saat Rosa ingin berswa foto,Bara menghalanginya.
Saat Rosa ingin memberinya camilan agar Rindu merasakan camilannya,Bara juga sudah menyuapi istrinya itu.
Hingga matahari sudah lelah dan menenggelamkan diri,Bara tak mengizinkan Rindu terlalu dekat dengan Rosa.
"Rin,sudah petang aku pulang dulu",ucap Rosa yang sudah tak nyaman sebab suami sahabatnya itu terlalu mengganggu.
"Kamu menginap saja dirumah ku,kita bisa bertukar cerita hingga pagi",ucap Rindu,Rosa yang menyadari raut berbeda dari suami sahabatnya itu.
"Tidak Rin,aku diberi kunci rumah oleh ayah mu,untuk sementara aku tinggal disana",ucap Rosa menunjukan kunci rumah milik Suseno.
"Oh,tapi sebelum kamu bekerja,mainlah kerumah kami",ucap Rindu,Rosa dengan enggan melirik kearah suami Rindu,oh benar wajahnya mulai berubah lebih seram daripada rumah hantu pada pasar malam.
"L-lain waktu aku akan mampir",ucap Rosa.
"Kalau begitu kita akan mengantarkan mu,iya kan mas",ucap Rindu menatap Bara dengan senyuman dan dibalas senyum manis oleh Bara.
"Mengerikan",batin Rosa,menyadari perubahan ekspresi yang begitu kilat pada suami sahabatnya itu.
"Tidak perlu Rin,ah itu sekertaris tampan tadi,hai sekertaris tampan kamu sudah menjemput ku",ucap Rosa seperti ada cahaya penolong saat sekertaris tampan itu turun dari mobil.
"Hah",Heri celingak celinguk,menatap Rosa dan mendekatinya.
"Tadi kami sudah janjian,jadi aku pulang dengannya,sampai berjumpa besok",ucap Rosa menarik lengan Heri menuju mobil sekertaris Heri.
"Iya,hati-hati",ucap Rindu melambaikan tangan kearah Rosa.
"Sayang,mari kita pulang",ajak Bara.
Didalam mobil.
"Huh,itu tadi menakutkan",ucap Rosa.
"Ada apa dengan bos mu itu,kenapa dia mengganggap aku seperti saingannya",ucap Rosa.
"Tidak tahu",ucap Heri acuh.Rosa melengos namun menyadari sesuatu.
"Loh,kok kesini",ucap Rosa bingung,karena ini bukan arah menuju rumah ayah Suseno.Heri menghentikan mobilnya disisi jalan.
"Nona,saya mau beli makanan",ucap Heri datar,membuat Rosa menelan salivanya,dan memamerkan deretan giginya.
"Malu",batin Rosa.
"Oh,maaf,kalau begitu saya akan turun disini,dan terimakasih tumpangannya",ucap Rosa segera keluar dari mobil sekertaris tampan itu.
Heri hanya menggeleng kecil dengan tingkah sahabat nona muda nya itu.
Kediaman Rindu dan Bara.
"Mas tadi kenapa sih",ucap Rindu sambil membersihkan wajahnya dari makeup.Bara yang tengah berbaring ditempat tidur menatap istrinya itu.
"Cemburu",jawab enteng Bara.
"Cemburu?,karena apa?,dengan siapa?",tanya Rindu menatap Bara dari pantulan cermin meja riasnya.
"Dengan teman mu itu",ucap Bara.
"Astaga mas,kenapa cemburu dengan Rosa?",ucap Rindu sudah tak bisa berkata-kata lagi.
"Kamu seperti nyaman dengannya dan terlihat sangat bahagia bahkan dari raut wajah mu,kamu juga bisa tertawa lepas,dan teman mu itu juga seperti itu,sama hal nya dengan mu,ada binar dimatanya yang nampak entahlah,dia menatap mu dengan sayang,"jelas Bara.
"Wajarkan mas,dari kecil loh kita bersama sampai sekolah,kuliah hingga cari kerja ditempat yang sama juga,merindukan tentu pasti karena aku dan Rosa tak pernah berpisah jauh",ucap Rindu memberi pengertian.
"Tapi tatapan itu,aku tidak suka,kamu hanya milik ku,senyum dan tawa mu juga hanya untuk ku",ucap Bara tak terima.
"Kenapa jadi posesif begini sih,Rosa itu perempuan loh mas",ucap Rindu.
"Walaupun,mulai sekarang kalau kemana-mana harus dengan mas",ucap Bara.
"Dari awal nikah juga Rindu dengan mas terus",gumam Rindu yang bisa didengar oleh Bara.
"Tapi mulai detik ini,dimana ada mas,disitu ada Rindu,dimana ada Rindu disitu juga harus ada mas",ucap Bara,Rindu menghela nafas.
"Baiklah",pasrah Rindu kemudian beranjak dari duduk.
"Mau kemana?,mas ikut",tanya Bara beringsut dari tempat tidur.
"Buang air besar",ucap Rindu.
"Ikut",ucap Bara.
"Mas",tegur Rindu menoleh menatap suaminya.
"Kenapa?",tanya Bara,Rindu mulai menarik nafas dalam,untuk mengurangi rasa kesal didada.
Dan benar saja setiap hari,tak ada celah yang bisa memisahkan Bara dari Rindu.
Belanja,kesalon,jalan-jalan,hingga kursus memasak pun Bara mengikuti Rindu sang istri,"So sweet sekali",ucap seorang ibu-ibu saat Bara menunggu dirinya di toilet umum.
"Benar-benar suami idaman",ucap wanita seusianya ditempat salon.
"Kamu beruntung nak,mendapat suami yang perhatian",ucap seorang ibu parubaya di tempat kursus memasak.
"Iya",ucap Rindu dengan senyuman terpaksa.
Saat pulang dari kursus memasak.
"Mas,apa tidak bosan?",tanya Rindu.
"Bosan kenapa?",tanya balik Bara,sambil mengemudi setir mobilnya.
"Ayolah mas,Rindu mau me time sekali saja",ucap Rindu yang mulai ingin mengutarakan keinginannya.
"Bukannya ini juga me time",ucap Bara membuat Rindu kesal.
Rindu menghela nafas,kemudian mengirim pesan kepada Rosa,"Batal Ros",tulis Rindu.
Rosa yang sedang istirahat hanya menghela nafas,"Masih banyak waktu",balas Rosa.
Rindu merasa tak enak sebab selalu membatalkan janji dengan Rosa.
Pagi hari.
"Mas bangun,mas tidak kekantor lagi",ucap Rindu.
"Kantor sayang",jawab Bara dengan suara serak.
"Ayo bangun",ucap Rindu menunggui.
"Morning kiss dulu",ucap Bara duduk sambil memoyongkan bibirnya,Rindu mendekat dan memberikan apa yang diinginkan suaminya itu.
Setelah Bara bersiap,Rindu gelisah ingin mengutarakan sesuatu kepada suaminya itu tapi bisa ditebak pasti tidak boleh.
"Tapi belum juga dicoba,siapa tahu boleh",batin Rindu,kadar persen delapan puluh persen.
"Mas",ucap Rindu.
"Hemm,ada apa?",tanya Bara menatap istrinya.
"Boleh tidak Rindu mengadakan arisan disini",ucap Rindu,Bara mengerutkan dahinya.
"Arisan apa?,dengan siapa?",tanya Bara,membuat kadar persen percaya diri yang dimiliki Rindu untuk diperbolehkan menipis.
"Ibu-ibu yang mengikuti kursus memasak",ucap Rindu,sambil menelan salivanya saat menati jawaban Bara si suami posesif itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments