kenapa harus aku?

Surat kabar dan media sosial heboh juga viral tentang pernikahan pengusaha muda.

"Ingat jasa kami ini";ucap Sadewa.

"Kalau bukan karena kami,kamu tidak akan pernah merasakan menikah dengan orang kaya",ucap Maya

"Tapi perlu digaris bawahi,jangan pernah mengaku pada Bara atau Farah kalau kamu ini anak ku dengan almarhum ibu mu,kamu bilang kepada awak media kalau kamu ini anak angkat kami",ujar Sadewa.

Rindu tak bergeming,hanya diam saja.

"Kamu ini bisu apa tuli sih,diajak ngomong orang tua diam saja",hardik Maya kesal.

Rindu hanya menatap pantulan dirinya pada cermin,"Kenapa dalam sekejap hidupku berubah,kenapa seperti ini?,kenapa harus aku?,apa aku kuat menjalani semua ini?,aku rindu ayah dan ibu",batin Rindu.

"Tak perlu menunjukan wajah sok sedihmu itu,"ucap Maya kesal,kenapa Rindu yang hanya memakai polesan makeup tipis bisa secantik ini.

Tok tok tok

"Masuk",ucap Maya.

"Konferensi pers nya sudah mau dimulai,apa istri pak Bara sudah siap?",tanya Heri sekertaris Bara.

"Sudah,ini sudah siap",ucap Lembut Maya,kemudian menarik lengan lembut Rindu untuk berdiri.

"Ayo nak kita keluar sekarang",ucap Maya mengajak Rindu.

"Ingat,anak angkat",bisik Sadewa,sambil berjalan.

"Senyum",ucap Maya berjalan mengapit Rindu dengan Sadewa suaminya mengikuti sekertaris Bara.

Awak media siap memotret saat pengantin wanita memasuki ruangan.

"Ini istri saya,Rindu Hartanti",ucap Bara memperkenalkan Rindu sebagai istrinya,kemudian awak media diperkenankan tanya jawab.

"Nona Rindu apakah nona terpaksa menikahi pak Bara?",tanya salah satu awak media,Rindu menoleh ke arah Bara.

"Tidak",ucap Rindu.

"Bagaimana dengan nona Karina?,apa tuan Bara akan meninggalkan nona Rindu saat nona Karina sadar dari koma?",tanya awak media yang lain.

"Dia sedang koma,dan akan dibawa ke luar negeri untuk pengobatan,meninggalkan istri?",ucap Bara menoleh kearah Rindu kemudian menggenggam jari jemari Rindu.

"Tidak akan,untuk sekarang dan selamanya istri ku hanya Rindu Hartanti,sedangkan Karina hanya masalalu ku",sambung Bara,Rindu tertegun.

Sedangkan Maya dan Sadewa terlihat bingung,dan saling tatap.

"Apa kalian berdua saling mencintai?,bukankah pernikahan ini terkesan mendadak?,apa ada sesuatu yang disembunyikan?",tanya seorang wartawan.

"Masalah cinta atau mencintai itu masalah pribadi kami,tidak ada yang disembunyikan,mendadak?,karena saya ingin segera memilikinya sebelum ada yang mendahului",jawab Bara.

"Apa jangan-jangan nona Rindu ini orang ketiga dalam hubungan pak Bara dan nona Karina?",tanya seorang wartawan yang kritis.

"Tidak ada orang ketiga kalau Istri saya orang ketiga,saya tidak akan menghadirkan orang tua Karina disini,"ucap Bara,kemudian kamera menyorot kearah Sadewa dan Maya.

"Hidup saya,saya yang menentukan,bahagia saya,saya juga yang menentukan,jadi untuk pendamping hidup juga saya sendiri yang menentukan",jelas Bara,menatap wartawan tersebut.

"Kalau boleh tau,apa kalian berdua akan pergi honeymoon,mengingat kalian berdua ini masih pengantin baru",tanya seorang lagi.

"Tentu,kami akan pergi ketempat dimana tidak ada sorot kamera kalian,karena itu privasi,masa mau kalian liput",jawab Bara dengan nada bercanda.

"Kami dengar nona Rindu ini anak angkat tuan Sadewa dan Nyonya Maya apa benar begitu?," tanya wartawan kritis.

"Untuk itu,anda nanti bisa bertanya sendiri dengan orang bersangkutan,yaitu tuan Sadewa dan nyonya Maya",jawab Bara.

"Tuan Bara,apa anda tidak memikirkan bebet bibit dan bobotnya,takutnya membuang berlian mendapatkan batu kerikil",tanya wartawan kritis,Bara menandainya,menatapnya tajam.

"Tentu memikirkan,sebelum saya menjatuhkan pilihan,saya sudah memeriksanya terlebih dahulu",jawab Bara tetap menatap wartawan itu.

"Nona Rindu,apa nona tidak malu atau keberatan dengan kondisi pak Bara yang sekarang?,tanya salah seorang.

"Tidak,dan aku yakin dia akan segera bisa berjalan",jawab Rindu membuat Bara menoleh kearah Rindu dan tersenyum tipis.

"Jadi,nantikan saja saat saya bisa berdiri dan menggendong buah hati kami,terima kasih",ujar Bara disertai gemuruh tepuk tangan.

Bara undur diri kemudian,Rindu mendorong kursi roda Bara meninggalkan pers yang berlanjut tentang kondisi Karina yang dijelaskan oleh Sadewa dan Maya.

"Bara,ibun harap apa yang kamu bilang kepada media itu benar semua",ucap Farah.

"Memang benar bun,kapan Bara berbohong",jawab Bara.

"Jangan pernah mempermainkan perasaan wanita nak",ujar Farah.

"Hmm"

"Dan untukmu Rindu,ibun tidak bisa berkata-kata",ucap Farah memeluk Rindu.

"Sudah bun jangan terlalu sering peluk Rindu",ujar Bara,karena setelah akad dan Bara menceritakan siapa Rindu sebenarnya Farah seperti terenyuh,selalu memeluk Rindu.

"Kenapa?,kamu cemburu?,uluh-uluh putra ibun",ucap Farah,mengacak rambut putra nya.

"Enggak bun,Bara mau istirahat",ucap Bara.

"Ya sudah ibun mau ke butik dulu,kalian pulanglah dulu",ucap Farah melangkah beberapa saat namun berhenti sejenak karena teringat sesuatu.

"Jangan macam-macam dengan Rindu,dia baru saja pulih pasca operasi",ucap Farah mengingatkan putra nya.

Bara berdecak"Kenapa ibun tidak khawatir kalau Rindu yang macam-macam dengan Bara,"ucap Bara membuat Rindu tersenyum tipis,Farah menggeleng kecil mendengar penuturan putranya sebelum pergi terlebih dahulu.

"Apa kamu mau pulang?",tanya Bara memecah keheningan.

"Iya,aku juga capek",jawab Rindu sambil mendorong kursi roda Bara.

"Maksudku pulang ke kampung halaman mu?",tanya Bara,Rindu berhenti sejenak,"Apa aku tidak salah dengar",batin Rindu.

"Maksudnya?",tanya Rindu seperti tak percaya,apalagi suaminya ini hanya orang asing yang tak dikenalnya.

"Pulang kerumahmu,kerumah kedua orang tua angkat mu",jelas Bara,Rindu berpikir sejenak,"Apa pria ini tau semua tentang diriku",Batin Rindu.

"Kalau tidak mau juga tidak apa-apa,kamu bisa tinggal dengan ku",ucap Bara.

"Kenapa pria ini baik,atau jangan-jangan hanya modus saja",batin Rindu.Bara yang tak mendapat respon.

"Maksudku tak hanya dengan ku tapi dengan ibun juga para pembantu dirumah",sambung Rindu,Rindu tersadar.

"Apakah boleh?",tanya Rindu.

"Haah,tinggal denganku tentu saja boleh",ucap Bara.

"Bukan,tapi pulang kerumah ku,pulang ke rumah dimana aku dibesarkan'',ucap Rindu pelan.

Bara tersenyum

"Tentu boleh,tapi ada syaratnya",ucap Bara.

"Jelas,mana mungkin segampang itu",batin Rindu putus asa.

"Apa?,apa kamu memerlukan ginjal,atau jantung,atau paru-paru ku,atau mungkin hati ku",ucap Rindu.

"Ck,aku tak perlu itu,aku hanya ingin ikut denganmu",ucap Bara.

"Benarkah?tentu boleh,kapan kita akan pulang?",tanya Rindu seperti mendapat angin segar,dan dengan refleks berjongkok menatap Bara,saat pandangan mereka beradu ada suara pengganggu.

"Bara,tunggu Bara",teriak seorang wanita,Bara dan Rindu menoleh kesumber suara.

"Ada apalagi?",tanya Bara malas,saat ibu mantan calon tunangannya menghampirinya.

"Kenapa kamu bilang Rindu istri mu sekarang dan selamanya,bukankah dia hanya pengganti disaat Karina koma",ujar Maya tak terima dengan pernyataan Bara.

"Memang betul,bukankah Karina sekarang masih koma?".ucap Bara tenang.

"Tapikan tidak selamanya,"ucap Sadewa menimpali.

"Sampai kapan?",tanya Bara,menatap dua orang tersebut.

"Apa kamu tidak memikirkan dampak dari pernyataan mu itu bisa membuat karir putriku hancur",ucap Maya kesal.

"Apa saya harus bilang,ini istri saya yang akan menjadi istri saya selama calon tunangan saya koma,setelah tunangan saya sadar saya akan menceraikannya,seperti itu?,sadar nyonya Maya ini dunia nyata,bukan novel atau cerita fiksi,saya juga bukan antagonis pria yang akan menyiksa istri pengganti,karena saya sadar ibu saya juga wanita",ujar Bara,Maya semakin kesal dan menatap Rindu dengan rasa benci.

"Sudah mah,tenang",bisik Sadewa,menenangkan.

"Tapi mengenai dana kemarin,masih berlanjutkan nak Bara,karena nak Bara kan sudah ada pengganti yang tak menjadikan keluarga nak Bara malu",ucap Sadewa,Rindu menatap benci kepada pria paruh baya yang mengaku ayah kandungnya itu."Kenapa harus aku yang menjadi anak kandungnya?",batin Rindu.

"Untuk itu,Heri yang akan mengaturnya,sudah tidak ada yang perlu dibicarakan lagi bukan,kalau masih ada silahkan hubungi sekertaris saya",ucap Bara.

"Ayo kita pergi",ajak Bara membuyarkan lamunan Rindu,Rindu hanya mengangguk patuh.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!