Juan menuju dermaga disana sudah ada Sadewa dan beberapa orang juga,"Dimana istri dan menantu ku",ucap Juan tanpa basa basi.
"Jangan terburu-buru tuan Juanda yang terhormat",ucap Sadewa dengan senyuman.
"Aku tidak ada waktu melayani orang macam dirimu",ucap Juanda.
"Wow,aku suka kesombonganmu itu,Juan",ucap Sadewa tersenyum mengejek,Juan melemparkan
koper berisi uang.
"Itu ambillah,dan bawa kesini istri serta menantu ku",ucap Juanda.
"Hahaha,sudah kuduga kamu tidak akan bisa bila menyangkut istri kesayanganmu itu,jadi mari kita diskusi lagi",ucap Sadewa setelah tertawa.
"Bukankah kamu cuma memerlukan uang,itu uang sudah didepan mata",ucap Juanda,Sadewa dengan isyarat menyuruh anak buahnya untuk membuka isi koper itu.
"Oh,kalau dipikir-pikir uang itu hanya sedikit,bagaimana kalau aku tukar dengan tanda tanganmu",ucap Sadewa membawa sebuah map memberikan kepada Juanda,Juanda membaca sekejap.
"Bedeb@h,lelaki serakah",ucap Juan menghamburkan isi map dan meluncurkan tinjuannya mengenai Sadewa.
Anak buah Sadewa segera pasang kuda-kuda mengelilingi Juan.
"Emm,emm,emm",ucap Sadewa mengisyaratkan anak buah nya untuk mundur,Sadewa mengelap ujung bibirnya yang pecah.
"Hanya satu tanda tangan saja tuan Juan,,bukannya itu tak akan membuatmu miskin,bukannya itu membuatmu terlepas dari beban",ucap Sadewa.
"Itu tidak akan pernah aku lakukan",ucap Juanda tegas.
"Baiklah",ucap Sadewa,menyuruh anak buahnya mengambil laptop miliknya.
Sadewa tercengang pasalnya sanderanya telah dibebaskan.
"Kalian segera kegudang itu",ucap Sadewa.
"Kau itu pria paling bod#h Sadewa",Ejek Juanda,karena istri serta menantunya sudah diselamatkan.
"Tak akan kubiarkan kamu selamat Juan",Geram Sadewa.
"Baik,kita duel",ucap Juanda.
Sadewa meletakan pistol dibawah lantai,Juan melepas kancing lengan kemejanya begitu juga Sadewa.
Sadewa segera mengarahkan tinjuannya,serangan demi serangan.
"Aku bukan Sadewa yang dulu",ucap Sadewa menyerang Juanda.
"Tapi tetap pecundang",ucap Juanda menangkis serangan Sadewa.
Sedangkan Farah dan Rindu dibebaskan oleh Heri dan juga Bara.
"Dimana ayah mu?",tanya Farah kepada Bara.
"Tuan ada didermaga nyonya",jawab Heri.
"Kita susul mereka",ujar Farah segera berlari kearah dermaga
Tiba-tiba anak buah Sadewa datang,"Aku akan menghalangi mereka",ucap Heri.
"Kamu hati-hati",ucap Bara,menggandeng tangan Rindu.
"Baik tuan muda",ucap Heri sambil menghubungi seseorang.
Bara,Rindu Dan Farah menuju dermaga,tapi tunggu dulu kenapa Bara berlari,dimana kursi rodanya?,
Rindu memperlambat larinya,"Ada apa Rin?",tanya Bara yang menyadari istrinya tidak lagi berlari.
"Dimana kursi rodamu?,kenapa kamu bisa berlari?,kamu tidak lumpuh?,kamu berbohong?",tanya Rindu.
"Nanti aku jelaskan",ucap Bara.
"Sekarang,aku ingin kamu jelaskan sekarang",ucap Rindu.
"Situasinya tidak tepat Rindu,setelah semua ini selesai aku janji akan menjelaskan semuanya",ucap Bara.
Rindu mengangguk setuju,Farah melihat Juan tengah baku hantam dengan Sadewa.
"Haha,aku tak akan kalah dengan mu lagi Juan",ucap Sadewa,saat pukulannya mengenai wajah Juan.
"Kau pecundang dan selamanya pecundang",balas Juanda menendang perut Sadewa.
"Aku akan mengambil semua yang seharusnya menjadi milik ku",ucap Sadewa.
"Kau manusia sangat serakah yang pernah aku temui",ucap Juanda.
Juan yang menang dan mengambil pistol mengarahkan kepada Sadewa.
"Lakukanlah",ucap Sadewa dengan nafas terengah dan wajah sudah babak belur.
"Aku bukan bedebah,seperti mu",ucap Juanda melempar pistolnya kesegala arah.
"Sayang",panggil Farah kepada Juan,Juanda menghampiri Farah dengan senyuman meninggalkan Sadewa yang tengah terkapar.
Sadewa yang diliputi geram dan amarah,bangun kemudian berlari kearah Juan.
"Ayaaahh",jerit Farah.
Juanda yang merasa punggungnya perih menatap kearah Sadewa dengan belati ditangannya.
"Kau memang pecundang",ucap Juanda menatap tajam Sadewa.
"Aku akan mengambil semua milik mu,termasuk Farah",ucap Sadewa akan menusukan kembali belatinya.
Dor dor
"Akkhhh",erang Sadewa,Farah,Juanda juga Bara menatap kearah bunyi pelatuk.
Rindu bergemetar,kemudian menjatuhkan pistol yang ia pegang.
Suseno datang bersama polisi,semua pelaku penculikan diringkus,Suseno dan sekertaris Heri menjadi saksi,sedangkan Juan juga Sadewa dibawa kerumah sakit,bedanya Sadewa dirawat sebagai tahanan.
"Apa aku akan dipenjara?",tanya Rindu keoada Bara.
"Tidak sayang",ucap Bara memeluk Rindu.
"T-tapi aku..aku...
"Tenanglah",ucap Bara mengelus surai Rindu.
Rindu tetap belum tenang,"Aku akan ke kantor polisi,untuk menyerahkan diri",ucap Rindu yang merasa bersalah telah melukai Sadewa ayah kandungnya.
"Hei,kamu itu korban sayang,biarkan ini menjadi urusan ayah Seno dan ayah Juan,juga sekertaris Heri ,oke",ucap Bara.
Rindu mengangguk,"Tidurlah,aku akan menjagamu",ucap Bara agar istrinya itu istirahat.
Farah dan Ratih serta Suseno memberikan kesaksian kepada polisi untuk menambah hukuman Sadewa.
Sedangkan Sadewa tanpa ada yang menemani tersadar pasca operasi dengan hadiah borgol ditangan.
"Kamu sudah bangun",ucap Maya masuk kedalam ruang rawat Sadewa.
"Ma,kamu sudah mencari pengacara untuk ku",ucap Sadewa saat Maya datang bersama seorang pengacara.
Maya tak menjawab,dia memberikan selembar kertas kepada Sadewa.
"Tanda tangani ini",ucap Maya.
"Untuk apa?",tanya Sadewa.
"Nyonya Maya menggugat cerai anda tuan",ucap Pengacara.
"Apa maksudmu Maya?",tanya Sadewa.
"Aku tidak bisa tinggal bersama orang yang tak pernah mencintaiku,dan aku juga tak mau kasus mu membuat karir putri ku hancur",ucap Maya.
"Siapa yang bilang Maya,aku mencintaimu,putri mu putri ku juga,bebaskan aku dulu kita bisa sama-sama seperti dahulu",ucap Sadewa yang bingung dan terkejut.
"Tidak Sadewa,dari dulu kamu tidak mencintaiku,kamu hanya cinta dirimu sendiri,tolong tanda tangani ini,dan jangan dipersulit",ucap Maya meninggalkan ruang rawat Sadewa.
"Maya,tunggu Maya,Akkkhhh",teriak Sadewa marah.
Maya menuju ruang rawat keluarga Juanda,"Bolehkah saya masuk",ucap Maya.
"Silahkan jeng",ucap Farah.
"Maaf jeng,hanya itu yang bisa saya ucapkan",ucap Maya.
"Iya jeng Maya",ucap Farah.
"Sekalian saya mau menyerahkan ini",ucap Maya menyerahkan sertifikat kepemilikan butik kepada Farah,Farah menatap Juanda dan suaminya mengangguk.
"Saya terima jeng",ucap Farah.
"Lega rasanya,saya juga mau pamit karena minggu ini saya mau pulang ketanah kelahiran saya",ucap Maya.
"Oh,iya jeng hati-hati",ucap Farah.
"Mari",ucap Maya berpamitan.
Dikamar pribadi Rindu dan Bara.
Pagi hari
"Sayang bangun makan dulu",ucap Bara mengelus pipi Rindu.
"Capek,"ucap Rindu dengan mata masih terpejam.
"Aku taruh disini sarapannya",ucap Bara menaru sarapan Rindu diatas nakas.
"Hemm",sahutan Rindu.
"Gemes banget sih",gumam Bara mencium pipi Rindu.
Bara,malam tadi sudah melakukan kewajibannya sebagai seorang suami,namun sebelum itu untuk membuat Rindu tidak merasa bersalah kepada Sadewa Bara menceritakan semua perbuatan Sadewa dan tindakan kriminal yang dilakukan Sadewa.
Bara juga menjelaskan alasan kenapa dia berpura-pura lumpuh agar musuh menganggap dia lemah,kemudian bisa menjebak musuh dengan mudah.
Bara menciumi seluruh wajah Rindu.
"Mas,aku capek",suara serak Rindu.
"Tapi aku mau lagi",ucap Bara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments