Rindu menangis melihat ibu dan ayahnya yang berbalut perban.
"Kami baik-baik saja",ucap Suseno,Rindu beralih menatap Ratih dengan sendu.
"Ibu juga baik",ucap Ratih meregangkan kedua tangannya,agar Rindu memeluknya.
"Rindu sangat khawatir",lirih Rindu.
"Mang Gito bagaimana bun?",tanya Bara.
"Mang Gito harus dirawat soalnya ada luka bakar,dan cedera bahu",ujar Farah.Bara berpikir sejenak.
"Untuk sementara kita harus berhati-hati dan kalau bisa dirumah saja",ucap Bara,Suseno dan Ratih saling pandang.
"Tapi ibun harus bekerja Bara",ucap Farah keberatan.
"Kalau begitu,pakai bodyguard bun",ucap Bara.
"Kalau itu sudah ada ayah mu,itu tadi yang membantu mas Seno dan mbak Ratih juga para pengawal yang disewa ayah mu",ucap Farah.
"Apa Sadewa yang melakukan ini?",selidik Suseno.
"Kenapa sangat mengerikan sekali Sadewa ini,apa benar dia papa kandung ku?",ucap Rindu.
"Bara akan menyelidikinya",ucap Bara.Tiba-tiba salah satu asisten rumah tangga mengetuk pintu kamar.
Tok tok.
"Masuk",ucap Farah.
"Nyonya ada tamu",ucap Asisten rumah tangga.
"Siapa bik?",tanya Farah.
"Non Karina dan kedua orang tuanya",ucap Asisten rumah tangga.
"Ada apa mereka kesini",gumam Farah
"Akan aku temui dia dan ku hajar dia",geram Suseno.
"Jangan gegabah dulu,karena kita belum tau apa tujuannya",ucap Bara.
"Iya yang sabar mas,biar aku,Bara dan Rindu yang menemuinya,mbak dan mas disini saja",ucap Farah.
"Kita temui mereka seolah-olah tidak terjadi apa-apa",ucap Bara.
"Hati-hati nak",ucap Ratih,Rindu mengangguk
Diruang tamu.
"Ibun",ucap Karina dan segera menghampiri Farah kemudian memeluknya.
"Bagaimana kabarmu Karin,sudah membaik?",tanya Farah menuntut Karina untuk duduk kembali.
"Sudah bun,sudah sehat",ujar Karina senang,kemudian Karina beralih kepada pria yang duduk dikursi roda.
"Bara,aku merindukanmu,kenapa tak ikut menjemput ku saat aku keluar dari rumah sakit",ucap Karina manja.
"Aku sibuk,dan kondisiku saja seperti ini",ucap Bara datar.
"Maaf",ucap Karina sesal,namun sedikit memandang gadis yang tadi mendorong kursi roda Bara.Maya yang melihat putrinya sedih mendekatinya.
"Sayang,ini loh gadis yang mama ceritakan",ucap Maya menunjuk Rindu.
"Jadi ini pengganti ku",batin Karina menatap Rindu yang tersenyum kearahnya.
"Hai,aku Karina,kamu..
"Dia istri ku,namanya Rindu",jawab Bara ketus,Rindu tersenyum kikuk.
"Salam kenal,aku Rindu istri Bara,"ucap Rindu.Maya yang merasa sengit melihat senyum Rindu.
"Ada perlu apa ya,jeng Maya kemari sekeluarga",tanya Farah membuka omongan.
"Oh,ini,,Karina ingin bertemu dengan Bara jeng,sebenarnya kami sudah memberitahunya tapi Karin tetap kekeh kesini untuk bertemu dengan Bara dan meminta penjelasan secara langsung dari Bara sendiri",ujar Maya.
"Salah satunya itu Farah,yang kedua aku harap kita tidak putus silaturahmi",ucap Sadewa,Farah mengangguk.
"Oh begitu,kalau untuk Karina maaf ya,sekarang Bara sudah mempunyai istri,jadi kamu bisa mencari pria yang lebih baik dari Bara",ucap Farah,Karina melihat Bara memegang tangan Rindu,dulu boro-boro pegang erat segolan tangan saja tak pernah.
"Bun,bolehkah Karina bicara empat mata dengan Bara?",tanya Karina meminta izin kepada Farah,Farah menoleh kearah Rindu dan Bara.
"Jangan minta izin dengan Ibun,minta izinnya dengan Rindu,karena Rindu istri Bara",ucap Farah,membuat Karina menatap Rindu,Rindu menatap Bara.
"Kalau mau bicara denganku juga harus dengan Istriku",ucap Bara membuat Rindu tersenyum,dan Bara membalas senyuman itu.Maya semakin tak menyukai Rindu",Senyum itu,aku sangat membencinya",batin Maya,mengingatkan senyum Senja.
"Baiklah,bisa kita bicara disana",ucap Karina menunjuk arah lain menjauh dari para orang tua.
Saat Bara,Rindu dan Karina sudah menjauh,Sadewa membuka obrolan.
"Oh iya Farah,kemarin aku menemui sekertaris Heri,mengenai dana yang disepakati Bara tapi katanya dia tidak tau soal itu dan menyuruhku menghubungi Bara langsung,namun sepertinya nomor ku diblokir oleh Bara",ucap Sadewa.
"Kalau itu aku tidak tau Sadewa,itu bukan ranah ku",ucap Farah membuat Sadewa mengepalkan tangannya,namun dipaksakan tersenyum.
"Kalau mengenai Seruni butik bagaimana ya jeng?",tanya Maya,Farah mulai jengah dengan kedua orang ini.
"Itu kan dulu akan aku hadiahkan bila Karina menjadi istri Bara,namun sekarang kan jeng tau sendiri siapa istri Bara",ujar Farah,Maya tersenyum terpaksa juga menatap Farah."Dasar perebut",batin Maya kesal kepada Rindu.
"Oh,iya Sadewa kemarin aku bertemu dengan Mas Seno",ucap Farah ingin melihat ekspresi Sadewa.
"Di-dimana?,benarkah?",ucap Sadewa kaget namun mencoba menutupinya.
"Dibutik ku,mau mencari baju",ucap Farah.
"Baju?,untuk apa?,apa mereka mampu?",ucap Sadewa,sepertinya tau keadaan Suseno.
"Mereka?,bang Seno sendiri",ucap Farah memancing.
"M-maksudku apa tidak bersama istrinya,"ucap Sadewa.
"Tidak dia hanya sendiri,aku tanya dimana dia tinggal,katanya menginap dihotel,sepertinya dia orang berada",ucap Farah memancing omongan,Maya menatap Sadewa.
"Bukan begitu Farah,maksudku bang Seno kan mantan narapidana,mana mungkin dia mempunyai uang banyak,cari pekerjaan pasti juga susah,kenapa harus kebutik dan tinggal dihotel",ucap Sadewa.
"Oh,narapidana?,karena apa?kenapa aku tidak tau?",tanya Farah,Maya dan Sadewa saling pandang.
"Karena dia menghajar mas Sadewa jeng saat mbak Senja meninggal,jadi keluarga mas Sadewa memenjarakannya,jadi jeng harus hati-hati siapa tau dia ingin berbuat jahat sama jeng dan keluarga",ucap Maya memprovokasi.
"Jeng tau soal ini?",tanya Farah.
"Kan mas Sadewa yang cerita,jeng Farah ni bagaimana haha",ucap Maya sedikit gugup takut kebohongannya terbongkar.
Sak
"Oh,begitu",ucap Farah.
It
Bara,Rindu dan Karina masih suasana hening.
"Terimakasih",ucap Karina memecah keheningan,menatap Rindu dan Bara,
Rindu bingung mau jawab apa,atau itu terimakasih untuk siapa?,untuk dirinya atau untuk Bara.Rindu bingung dengan suasana ini,sedangkan Bara tak mengeluarkan kata sepatah pun.
"Terimakasih sebab mu aku merasakan cinta pandangan pertama,terimakasih untuk waktunya selama ini,terimakasih untuk rasa sakit juga",ucap Karina,namun Bara tak bersuara sepatah pun,Karina menatap Rindu.
"Terimakasih karena mu aku kembali hidup,walaupun pertukaran ini berat,tapi aku harus ikhlas",ucap Karina membuat Rindu mengerutkan dahi.
"Kamu salah Karina,ini yang tidak aku sukai darimu,kamu mengambil kesimpulan dari satu sisi,Rindu bukan barang yang bisa buat barter",ucap Bara membela Rindu.
"Bukankah sama saja,dia memberikan ginjalnya untuk ku dan menginginkan menikah dengan mu,menjadi penggantiku",ucap Karina.
"Salah,itu salah besar,aku yang menginginkannya bukan Rindu",ucap Bara,Karina bingung.
"Saran dariku,segeralah pergi ke Paris jangan terlalu mendengarkan kata orang lain,jadilah dirimu sendiri",ucap Bara,Karina menatap Bara sendu.
"Dan untuk donor ginjal itu,aku dipaksa mbak,bukan karena mau ku,atau karena uang,sebab ayahmu mengancamku,dan maaf aku jadi penggantimu",ucap Rindu.
"Kalau tidak percaya tanyakan sendiri pada kedua orang tua mu,"ucap Bara,Karina menghembuskan nafas perlahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments