kecelakaan

Hari ini Rindu,Bara,Farah,Ratih dan Suseno ziarah ke makam Senja.

"Assalamualaikum Senja,abang datang bersama istri abang Ratih dan anak mu Rindu,dulu kami kesini saat Rindu masih kecil,sekarang lihatlah dia sudah cantik seperti dirimu",ucap Suseno.

"Assalamualaikum ma,aku Rindu,maaf baru kesini karena baru tau juga kalau Rindu punya mama Senja",ucap Rindu.

"Hai sister,jangan bosan ya kalau aku sering nongol disini,sekarang janji kita sudah terpenuhi,kita sekarang sudah besanan,putrimu sudah menjadi menantu ku,yah walaupun putra ku lumpuh tapi tenang saja dia pasti bisa melindungi putrimu,"ucap Farah mengelus nisan bernamakan sahabatnya.

"Assalamualaikum ma,aku Barata putra juanda suami putrimu,Rindu Hartanti,walaupun aku belum bisa berjalan inshaAllah burungku tidak lumpuh",ucap Bara.

"Bara",tegur semuanya.

"Kenapa?",tanya Bara tanpa merasa bersalah,Rindu dan Ratih menggeleng kecil.

"Ngaco anak ini,salah tempat",ucap Farah kesal.

"Memang benar keturunan mu Farah",celetuk Suseno yang tak heran,Rindu menatap pemakaman sekeliling.

"Bun,kenapa cuma makam mama Senja yang banyak bunga mawar merahnya."tanya Rindu.

"Sebab ibun,setiap dua hari sekali kesini",ucap Bara.

"Ibun lihat-lihat akhir-akhir ini putra ku semakin cerewet ya",sindir Farah.

"Karena lawannya juga cerewet bun",jawab Bara enteng.

"Siapa?, aku?",tanya Rindu.

"Iya,karena kamu selalu tanya ini lah,itulah jadi aku...ah sudahlah,pulang yuk",ucap Bara yang merasa kikuk ditatap Rindu.

"Cie,cie,salting nih",ledek Farah,Suseno hanya menggeleng kecil,sedang Ratih ikut tersenyum.

"Apaan sih bun,Bara mau pulang duluan sama Rindu,ayo Rin",ucap Bara kemudian kursi rodanya didorong oleh supir,diikuti Rindu yang berjalan.

"Ibun sama besan mau kebutik,kalian dirumah yang akur",ucap Farah,Bara hanya mengacungkan jempolnya.

"Buat cucu untuk kami juga tidak apa-apa",teriak Suseno.

"Yah",

"Mas",

"Ups,maaf lupa",ucap Suseno refleks menutup mulutnya.

Didalam mobil.

"Rin",panggil Bara.

"Hem",melihat kearah Bara.

"Kita nanti...(Rindu menatap Bara).

"Jangan menatapku seperti itu",ucap Bara.

"Baiklah",ucap Rindu kemudian menutup kedua matanya,Bara menelan salivanya pandangannya tertuju pada bibir merah milik Rindu,entah kenapa bersama Rindu bisa seperti ini.

"Pikiran kotor,hilang kau dari pikiran ku",batin Bara.

"Mau bilang apa?,"tanya Rindu masih menutup matanya.

"Tidak jadi,"ucap Bara mengalihkan pandanganya menatap luar jendela mobilnya,Rindu membuka kedua matanya.

"Kenapa?",tanya Rindu penasaran.

"Apa kamu masih ragu dengan ku?",tanya Bara tanpa menatap Rindu.

"Sedikit",ucap Rindu membuat Bara menoleh kearah istrinya itu.

"Mendekatlah",ucap Bara,Rindu menggeser duduknya,seperkian detik Rindu merasakan benda kenyal dibibirnya.

Bara berdehem setelah mencium bibir istrinya,"First kiss",ucap Bara,Rindu masih terpaku.

"Lagi?",tanya Bara kepada Rindu.

"Ah,ya,eh tidak",gagap Rindu yang salah tingkah.

"Kapan kita sekamar?",tanya Bara untuk menghilangkan rasa gugupnya juga.

"Setelah resepsi bagaimana?",ucap Rindu.

"Itu masih lama,bagaimana kalau nanti malam,ayah dan ibu juga ibun pasti tak keberatan kalau kita sekamar",ucap Bara.

"Baiklah",ucap Rindu.

"Kenapa seperti terpaksa,kita ini sudah sah jadi suami istri loh,masa tidurnya terpisah",ucap Bara.

"Kan memang aku nikahnya terpaksa lebih tepatnya dipaksa",batin Rindu.

"Iya,Bara",ucap Rindu.

"Ck,ck,panggil suami pakai nama",ucap Bara tak terima.

"Baik suami ku",ucap Rindu sambil tersenyum manis,Bara juga tersenyum senang.

Di sebuah butik."Seruni butik".

"Pilih yang mbak dan mas mau",ucap Farah,setelah Suseno dan Ratih diukur.

"Ini terlalu mahal Farah",ucap Ratih,melirik bandrol baju nya.

"Tidak ada yang mahal,kalau mbak suka ambil saja",tutur Farah memberikan baju untuk Ratih.

"Farah,boleh aku tanya sesuatu?",tanya Suseno.

"Tanya apa mas Seno?",ucap Farah.

"Anak mu itu,maksud ku apakah Bara benar tidak mencintai anak Maya sebab mereka sudah lama bersama,aku takut Rindu hanya untuk keuntungan kalian saja,setelah Rindu tidak kalian perlukan kemudian kalian membuangnya",ucap Suseno seperti trauma,takut bila Rindu mengalami nasib yang sama seperti Senja.

"Aku tidak bisa menjamin kalau Bara tidak menyukai Karina mas,tapi aku berjanji kalau Rindu akan menjadi satu-satunya menantu ku,juga satu-satunya istri Bara,aku akan menjadi garda terdepan untuk melindungi Rindu bila ada yang menyakitinya",ucap Farah meyakinkan.

"Kami hanya khawatir Farah,bagaimana kalau resepsinya diundur dulu agar mereka saling kenal,bukannya mereka bertemu secara singkat",ucap Ratih

"Tapi sebagai ibu Bara,sepertinya Bara sudah menyukai Rindu diawal,"ujar Farah yakin.

"Kenapa kamu bisa bilang seperti itu",ucap Ratih.

"Sebab aku ibunya mbak,Bara anak yang susah bergaul seperti Juan,namun lebih terkesan dingin kepada orang tak disukainya,atau seperti arogan dan cuek,namun akhir-akhir ini dia berbeda,dia seperti...

"Dirimu"sambung Suseno.

"Betul,Dia akan mencintai satu dan tak akan melepaskannya"ucap Farah.

Barata putra dari Farah dan Juanda,karena ingin mewujudkan impian Farah yang berbesan dengan mendiang Senja sahabat ibunya,Bara harus menerima perjodohan dengan Karina model cantik dan pintar,namun terlalu agresif bagi Bara.

Bara bersama Karina semata-mata karena demi sang ibunda,dari dalam hati tak ada rasa tertarik,jangankan cinta suka saja tidak.

Hingga suatu saat Bara mengetahui bila Karina bukan anak mendiang Senja sahabat ibunya,Bara diam-diam mengorek informasi dari Karina mengenai perempuan bernama Senja,sampai kecelakaan menimpa dirinya saat tengah mengikuti dimana papa Karina pergi menemui anak kandung Senja dan Sadewa.

Rindu sebuah nama yang membuat Bara penasaran saat mendapat informasi,rasa sakit dibadan pasca kecelakaan seperti tak terasa karena besarnya rasa penasaran.

Mungkin karena sang ibu selalu menceritakan tentang sahabatnya Senja,menjadikan sosok Senja ini sebagai pedoman istri idaman bagi Bara,menuntut Bara ingin lebih tau banyak tentang Rindu yang asli nya anak kandung sahabat ibunya.

Sampai pertemuan terjadi dan rasa memiliki begitu besar,hingga Rindu sah menjadi istrinya.

"Farah,kalau begitu kami pulang duluan",ujar Ratih pamit.

"Iya mbak,nanti supir pribadi ku yang akan mengantar",ucap Farah,mendial nomor supir pribadinya.

"Kami naik taksi saja",ucap Suseno tidak enak selalu merepotkan.

"Tidak,aku sudah menghubungi supir pribadi,kalian diantar dan sampai rumah dengan selamat",ucap Farah memaksa.

"Seperti pejabat saja",ucap Suseno.

Farah terkekeh,Farah mengantar hingga Ratih dan Suseno benar didalam mobilnya dan dengan supir nya.

"Hati-hati mang bawa nya",ucap Farah.

"Baik nyah",jawab mang Gito supir pribadi

"Makan malam nanti aku yang masak,jangan terlalu larut pulang nya",ujar Ratih seperti mendapat adik baru.

"Siap mbak,"ucap Farah senang.

"Kami duluan,jaga diri baik-baik dan ingat janji mu tadi",ucap Suseno.

"Iya mas,hati-hati,dah",ucap Farah melambaikan tangan namun perlahan lambaian tangan Farah turunkan,kedua mata Farah membulat.

"Mas Seno,mbak Ratih",Teriak Farah.

Sebuah truk tiba-tiba menyeruduk mobil yang ditumpangi Suseno dan Ratih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!