Bara melakukan terapi awal-awal memang sendirian,namun sekarang sudah bersama Rindu.
"Mas bagaimana sekarang perasaannya?",tanya Rindu,setelah Dokter yang menerapkan terapi bilang sudah ada kemajuan.
"Sudah mulai tenang dan lega,sudah tak was-was lagi,"ujar Bara.
"Alhamdulilah,percayalah dengan ku mas,aku akan selalu mendampingi mas,apapun kondisi mas",ucap Rindu meyakinkan.
"Iya mas percaya",ucap Bara mengusap pucuk kepala istrinya.
"Ehhm,apa Rindu boleh menyimpan kontak Rosa lagi?,"tanya Rindu.
"Boleh,toh dia temanmu sejak kecil,kontak orang tua mu dan ibun maupun kontak ayah ku kembalilah simpan",ucap Bara.
"Benarkah,mas tidak melarangnya,aaah terimakasih mas,"ucap Rindu senang,sebab benar terapinya membuahkan hasil.
"Apa perlu kita jemput temanmu itu?",tanya Bara,Rindu mengangguk senang.
Di rumah sakit.
"Wah,rumah sakit ini besar sekali",gumam Rindu saat mobil yang mereka tumpangi berhenti diarea parkir Rumah sakit.
"Andai aku juga bisa bekerja disini",batin Rindu.
"Ayo sayang kita tanya dulu",ajak Bara,setelah membukakan pintu mobilnya.
"Oke",ujar Rindu.
Setelah berbicara dan bertanya kepada staff ternya Rosa sudah pulang karena shift malam.
"Yah,Rossa ternyata sudah pulang",ucap Rindu kecewa.
"Apa perlu kita menghampiri kerumah nya",ucap Bara yang tak tega melihat istrinya sedih
"Tidak perlu mas,kita pulang saja",Ajak Rindu,Bara melihat ada raut kecewa pada wajah istrinya segera menghubungi seseorang.
"Hallo,saya minta nomor ponsel teman istri saya,kirim secepatnya",ucap Bara.
"Baik tuan muda",jawab Asisten Heri.
Didalam mobil.
"Ini,aku sudah mendapatkan nomor ponselnya",ucap Bara menyodorkan ponsel miliknya.
"Terimakasih",ucap Rindu segera menyalin dalam ponsel miliknya,Rindu tersenyum menatap Bara kemudian menyenderkan kepalanya pada bahu Bara.
"Selalu tersenyum seperti ini,oke",pinta Bara,sambil mengusap sayang surai istrinya.
"Mas,terima kasih",ucap Rindu.
"Sama-sama",hawab Bara.
Malam hari.
Bara tengah berada diruang kerjanya,sedangkan Rindu sedang asyik berbalas pesan dengan Rosa,kemudian Rosa menghubungi Rindu.
"Syukurlah kalau suamimu sudah diberi pengobatan,untung kamu sigap lebih awal Rin,coba kalau berlarut-larut mungkin pengobatannya juga akan lebih lama",ucap Rosa dalam sambungan telepon seluler.
"Iya Ros,kapan kamu ada waktu?",tanya Rindu.
"Aku ini selalu ada waktu,yang penting bukan waktu kerja ku",ucap Rosa.
"Hufft,aku merindukan masa masih bekerja juga",gumam Rindu namun dapat didengar Rosa.
"Eh,bukannya lebih enak jadi nyonya,tanpa susah bekerja cuan selalu ada",ucap Rosa.
"Bukan masalah uang Ros,aku bosan dirumah,"ucap Rindu.
"Ck,bersyukur Rin,banyak loh wanita diluaran sana yang menginginkan posisimu",ucap Rosa mengingatkan.
"Aku mengerti Ros,namun sepi hidup ku apa lagi belum ada anak dirumah ini,bahkan aku sekarang tidak tau apa tujuan hidup ku",ucap Rindu mengeluarkan keluh nya.
"Sudahlah bersabarlah,besok bagaimana kalau kita jalan-jalan dengan motor,sudah lama kan kamu tidak mengendarai motor",ucap Rosa mengalihkan pembicaraan.
"Kamu sudah beli motor Ros?",tanya Rindu.
"Alhamdulilah sudah Rin,bagaimana besok mau tidak?",tanya Rosa,sebab Rosa tau bagaimana caranya mengembalikan mood Rindu.
"Mau,aku mau Ros",ucap Rindu antusias.
"Tapi izin dulu dengan suamimu,dan nanti pulangnya suruh asistennya itu yang jemput",ucap Rosa.
"Genit kali kamu Ros",ucap Rindu.
"Genit tak apalah,kan genitnya bukan dengan suami mu",ucap Rosa dibarengi tawa dan menular kepada Rindu.
Tiba-tiba ada suara deheman,"Sudah dulu ya Ros,sudah malam,selamat istirahat",
Bara duduk disamping istri,"Kerjaan mas sudah selesai?",tanya Rindu.
"Sudah",jawab Bara sambil membenahi beberapa helai rambut istrinya.
"Ehm,besok Rindu izin jalan dengan Rosa boleh tidak mas",ucap Rindu meminta izin.
"Boleh",jawab Bara.
"Benarkah,terimakasih mas",ucap Rindu memeluk suaminya.
"Tapi ada syaratnya",ucap Bara membuat Rindu melepas pelukan suaminya itu.
"Apa?",tanya Rindu,Bara membisikan sesuatu ditelinga Rindu membuat pipi Rindu bersemu merah,namun Rindu mengangguk perlahan.
Senyum lebar terbit dari Bara saat Rindu mengangguk.
Pagi hari.
Biasanya Rindu akan mendampingi Bara ke kantor namun hari ini Bara ditemani oleh Sekertaris Heri.
Sedangkan Rindu memenuhi janji untuk jalan-jalan dengan Rosa.
Lambaian tangan Rindu berikan kepada suaminya saat mobil suaminya meninggalkan pekarangan rumah.
Rindu melihat jam pada pergelangan tangannya,"Aku harus segera bersiap",ucap Rindu kemudian berlari kecil menuju kamarnya.
Setelah menggunakan dress simple,Rindu segera pergi diantarkan supir pribadinya.
"Kita mau kemana non?",tanya Mang Kosim.
"Ke jalan mendut nomor 32 mang",jawab Rindu memberitahu alamat.
"Baik non",ucap Mang Kosim segera melajukan mobil nyang ditumpangi majikannya ke arah alamat yang dituju.
Sesampainya didepan rumah yang ditempati Rosa,Rindu segera turun dari mobil.
"Mang Kosim tidak perlu menunggu ya,pulang saja",Ucap Rindu.
"Baik non",ucap Mang Kosim,segera meninggalkan Rindu.
"Assalamualaikum",ucap Rindu mengucapkan salam.
"Waalaikumsalam,kangen nya",ucap Rosa memeluk sahabatnya itu.
"Masuk dulu yuk",ajak Rosa.
"Jadi ini rumah ayah Seno",ucap Rindu mengamati rumah ayahnya.
"Iya Rin,lumayan besar kan",ucap Rosa,Rindu mengangguk.
Setelah puas melihat dan memeriksa setiap sudut rumah ayah Seno,Rindu dan Rosa keluar menikmati perjalanan menggunakan sepeda motor.
"Wow,ini sangat menyenangkan",ucap Rindu melajukan sepeda motornya.
"Jangan ngebut Rin,aku belum menikah",ucap Rosa was-was,pasalnya sahabatnya ini sudah hampir satu tahun tidak mengendari motor.
"Tenang saja Ros,aku masih handal kok",ucap Rindu menambah kecepatan.
Puas menyusuri jalan,Rindu dan Rosa berteduh dibawah pohon rindang ditaman dengan ditemani akang es doger dan juga akang somay.
"Nostalgia zaman sekolah dulu ya Rin",ucap Rosa sambil menyendokan es doger dalam mulut.
"Heem,kalau bisa sampai kita nenek-nenek seperti ini terus ya Ros",ucap Rindu.
"InshaAllah",ucap Rosa.
"Kalau sudah nenek-nenek,mana bisa makan somay atuh neng",ucap mang Omay menyodorkan pesanan Rindu dan Rosa,kedua wanita itu tertawa mendengar ucapan kang somay.
Di ruang Kantor Bara.
"Untuk mengembangkan produk kita harus menggunakan brand ambasador",ucap salah satu karyawan.
"Kita sudah menyiapkannya",ucap Karyawan menyodorkan lembar file kepada Bara.
"Bagaimana tuan?",tanya karyawan tersebut,setelah Bara mengangguk kecil.
"Keduanya termasuk model terkenal sekarang ini,karirnya sedang ada pada puncaknya",ucap karyawan penanggung jawab.
"Kalian sudah menghubungi pihak nya?",tanya Bara.
"Sudah tuan,kami tinggal menunggu keputusan tuan,kita pakai model ini atau yang pilihan kami yang lainnya",ucap Karyawan.
"Gunakan kedua model ini,"ucap Bara memberi keputusan.
"Baik tuan,kami akan mengirimkan produk kita kepada dua model ini",ucap Karyawan penanggung jawab.
"Meeting selesai",ucap Bara segera berdiri dan diikuti Asisten Heri.
Setelah itu Bara kembali ke dalam ruangannya.
"Apa tidak menjadi masalah tuan bila kita menggunakan nona Karina sebagai brand untuk produk kita",ucap Asisten Heri yang khawatir.
"Tidak masalah,kita bekerja profesional dan bukan hanya Karina saja",ucap Bara.
"Saran saya,anda juga harus memberitahu nona Rindu soal ini",ucap Asisten Heri.
"Ini soal pekerjaan,kenapa harus memberitahu istri saya,aku tidak mau Rindu terbebani atau khawatir dengan masalah kantor,ini tanggung jawab saya sebagai kepala keluarga",ucap Bara.
"Tapi tuan,dari kalangan pembisnis sudah tau bahwa dulu tuan dan nona Karina mantan tunangan,bukannya ini akan menjadi rumor yang tidak baik",ucap Asisten Heri.
"Tapi kan saya sekarang sudah punya istri,semua orang juga sudah tau",ucap Bara.
"Justru itu tuan,bisa jadi media akan membuat rumor yang tidak-tidak",ucap Asisten Heri.
"Itu tugas mu",ucap Bara enteng,Heri menghela nafas.
"Kerjaan tambahan,i'm coming",batin Asisten Heri,menghela nafas berat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments