Orang masalalu.

Suseno dan Ratih segera pergi menuju gedung dimana Rindu berada setelah menonton siaran televisi.

"Kenapa Rindu tiba-tiba sudah menjadi istri lelaki itu,apa yang terjadi padamu nak",batin Ratih.

"Apa ayah tau siapa lelaki itu,apa ada kaitannya dengan Dewa?",tanya Ratih.

"Ayah juga tidak tau bu",ucap Suseno.

"Tolong bisa cepat sedikit",ujar Suseno kepada supir taksi.

Rasa khawatir menjadi membuncah saat taksi yang mereka tumpangi berhenti didepan gedung yang menjulang tinggi.

"Ayo bu",ajak Suseno,Ratih dan Suseno segera menghampiri security gedung itu.

"Ada yang bisa saya bantu?",tanya Security.

"Kami mencari gadis yang bernama Rindu Hartanti",ucap Ratih,security segera menghubungi lewat sambungan komunikasi jarak jauh.

"Maaf,tidak ada staf disini yang bernama Rindu",ucap Security.

"Bukan staf,tapi yang tadi baru saja melakukan konferensi pers bersama tuan Sadewa dan seorang lelaki yang mengaku suaminya",ucap Suseno menjelaskan.

"Oh,beliau sudah pulang bersama dengan tuan Bara",ucap Security.

"Bisakah anda memberikan alamatnya",ucap Ratih.

"Maaf,tidak bisa bu",ucap Security.

"Tapi kami ini orang tua Rindu",ucap Suseno,security tersebut mengerutkan dahi.

"Tidak bisa pak,mohon maaf ya",ucap security.

"Tolong pak,putri kami itu diculik oleh pria yang bernama Sadewa itu",ucap Ratih memohon.

"Mohon maaf pak,bu,bila seperti itu silahkan lapor polisi saja",ucap Security kemudian pergi meninggalkan kedua orang tersebut.

"Ck",Suseno berdecak.

"Bagaimana ini yah",ucap Ratih,pupus sudah harapannya untuk bertemu dengan gadis kecilnya.Namun Suseno tiba-tiba berlari membuat Ratih bingung.

Bugh bugh bugh,"Papa!!!!,,Teriak Maya.

"Ayah!!!,"teriak Ratih segera menyusul Suseno.

"Dasar,pengecut,penculik,..bugh,bugh.Suseno memukul Sadewa dengan membabi buta.

"Aduh,ampun,tolong,tolong..."pekik Sadewa

"Tolong,tolong",Teriak Maya,kemudian dua orang security segera melerai Suseno dan Sadewa.

"Lepaskan,akan kuhajar lagi dia",ucap Suseno geram.

Maya segera menghampiri Sadewa dengan muka yang sudah babak belur.

"Papa,tidak apa?",tanya Maya,Sadewa menggeleng namun tangannya memegang perut serta mengusap bibirnya yang berdarah.

"Penjarakan saja dia pak!!",ujar Maya kesal.

"Dasar b#jingan,kembalikan putri ku",ucap Suseno geram dan akan meraih Sadewa namun dihalang oleh security.

"Bawa dia pak,dia ini buronan yang selama ini dicari",ujar Sadewa.

"Apa kamu bilang!!,",ucao Suseno marah,Ratih mengusap dada Suseno.

"Sudah yah",ucap Ratih,Maya melihat Ratih dan Suseno dari kepala hingga kaki.

"Benar bawa saja mereka ke kantor polisi,mereka ini pasti komplotan perampok",ucap Maya sengit.

"Hei!!,apa kamu bilang!!!,dia ini yang penculik,dia menculik putri saya,"ucap Suseno menunjuk muka Sadewa.

"Putri mu?,dia itu putri kandung ku",ucap Sadewa tak terima.

"Pah",tegur Maya.

"Eheeemm",Sadewa berdehem,karena ada orang lain selain mereka berempat.

"Cuih,putri kandung kamu bilang,putri yang kamu buang,kemudian kamu culik untuk keuntunganmu sendiri",ujar Suseno.

'"Tutup mulut mu,kami bisa memenjarakanmu dengan tuduhan pencemaran nama baik",ucap Maya mengancam.

"Baik,kita bertemu dipengadilan,siapa yang akan mendekam dipenjara",tantang Suseno.Sadewa melebarkan kedua matanya.

"Penjarakan saja orang tak punya moral ini pak,bawa dia kepolisi,mereka ini berbahaya,"ucap Maya.

"Sebaiknya selesaikan masalah ini secara musyawarah dulu,sepertinya masalah ini masalah pribadi,bukan ranah kami,dan silahkan kalian pergi,karena kalian sudah membuat keributan didepan perusahaan kami",ucap Security

"Ayo yah kita pergi dari sini",ucap Ratih mengajak Suseno.

"Dasar orang kampung tak punya sopan santun",hardik Maya kesal kemudian mengikuti suaminya yang lebih dulu masuk kedalam mobilnya.

Didalam mobil.

Sadewa meringis,"Bahaya kita ma",ucap Sadewa saat Maya duduk disampingnya.

"Kenapa bahaya pah?,kita penjarakan saja mereka",ucap Maya.

"Bukan itu mah,kamu tak akan mengerti",ucap Sadewa merasa seakan terancam.

"Terserah kamu sajalah pah,mama juga sudah pusing dan bingung dengan apa yang terjadi,belum berita tentang saat ini,Masalah Karina,ditambah geng sosialita mama yang mempertanyakan soal anak mu itu",ungkap Maya yang merasa terkuras semua pikirannya.

"Sudah tak perlu dipikirkan,kamu fokus dengan Karina saja,untuk yang lainnya biar papa yang urus",Ucap Sadewa mengalah karena tak mau ambil pusing dengan ocehan istrinya.

Di sebuah rumah yang klasik namun mewah,Rindu berada didalam kamar yang sangat besar,mungkin lima kali lipat dari kamar tidurnya.

"Apa aku bisa tidur dalam kamar ini?",gumam Rindu.

Tok tok

Rindu membuka pintu kamarnya,"Nona ditunggu den Bara diruang keluarga",ucap Minah,pembantu rumah besar ini.

"Baik,terimakasih bu",ucap Rindu ramah.

"Jangan bu atuh non,panggil saja bik Nah",ujar Minah.

"Oh,baik bik Nah,tapi bisa antar Rindu kesana takut nyasar soalnya",ucap Rindu,wajar bukan rumah sebesar ini takutnya dia hilang entah dimana kan bisa bahaya.

"Boleh atuh,mangga",ucap Minah berjalan mendahului Rindu,

Rindu mengikuti perempuan sepuh itu,,wanita itu pun memberitahu Rindu ruang yang mereka lewati."Itu den Bara nya",ucap Minah menunjukan kepada Rindu.

"Terima kasih bik",ucap Rindu.

"Sama-sama non",ucap Bik Minah kemudian pergi.

Rindu tetap berdiri ditempatnya menatap lelaki yang sudah berstatus suaminya tengah duduk sofa dengan serius memperhatikan lembar-lembar,Bara yang merasa ada yang memperhatikannya menoleh,"Duduklah disini",ucap Bara,Rindu mendekat dan duduk dimana Bara menyuruhnya.

"Aku ingin menunjukan sesuatu",ucap Bara membuat Rindu mengerutkan dahi saat Bara mengambil sebuah foto.

"Ini aku?dan yang satunya?",tanya Rindu saat melihat potret dua gadis tengah tertawa bersama.

"Itu ibu ku dan ibu mu",jelas Bara,Rindu memandang Bara.

"Dia mirip sekali dengan ku",ucap Rindu mengelus potret wajah ibunya.

"Wajah boleh mirip,nasib jangan",ucap Bara,Rindu menatap Bara.

"Kamu tau cerita tentang ibu ku?",tanya Rindu,Bara mengangguk.

"Bisa ceritakan?",pinta Rindu.

"Ah,aku belum izin dengan ibun untuk menceritakan kisah sahabatnya itu,"ujar Bara.

"Kenapa harus meminta izin?",tanya Rindu.

"Karena kisah ibu ku dan ibu mu itu beriringan",ucap Bara.

"Kalau begitu,aku sendiri yang akan meminta izinnya",ucap Rindu.

"Jangan",cegah Bara.

"Kenapa lagi?",tanya Rindu.

"Karena ibun belum tau kalau kamu itu anak mendiang sahabatnya,ibun mengira Karina lah anak dari ibu mu",ujar Bara.

"Ceritakan sedikit saja",pinta Rindu,Bara nampak berpikir.

Ditempat lain.

"Mas Seno kan?",tanya seorang wanita.

Ratih memperhatikan Suseno nampak bingung,"Iya,Siapa ya?",tanya Suseno.

"Aku Farah mas",ucap Farah membuka kaca matanya.

"Masha Allah,apa kabar?",ucap Suseno menjabat tangan Farah.

"Baik",ucap Farah

"Siapa mas?",tanya Ratih berbisik.

"Kenalkan ini istriku",ucap Suseno merangkul pundak Ratih.

"Ratih",ucap Ratih mengulurkan tangannya.

"Farah,masalalunya mas Seno",ucap Farah menjabat tangan Ratih.

Ratih menoleh Suseno.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!