Tujuan

Menapaki jalan yang penuh dengan tanda tanya. Dirinya terlalu lemah, benar-benar lemah hingga dapat hampir dikalahkan oleh sang mutan.

Hari yang berlalu, dirinya menatap ke arah handphone keluaran lama miliknya. Sejak kemarin memang tidak ada satupun pesan teror dari Ara.

Memakan sarapan pun handphone keluaran lamanya tidak berbunyi. Sedikit melirik, dirinya harus meningkatkan kemampuannya entah dengan cara apa. Menyelidiki raja mutan, kemudian membunuhnya sebelum berkembang, itulah tujuannya.

Cincin yang ditatap olehnya, sebuah cincin yang terlihat sederhana, tapi begitu berharga. Mengapa sang butler tidak mengambil kembali darinya?

Dirinya berjalan menuju halte, kemudian berdiri menunggu bis datang. Menaikinya dengan banyak pemikiran, apa virus Alfa dominan sudah berkembang? Jika sudah maka akan terlambat untuk melakukan segalanya. Lebih dari itu dirinya dikirim menjalankan misi entah untuk apa.

Memasuki area sekolah, Andrew lebih memilih melangkah sembari membaca buku, tentang bagaimana untuk membunuh virus-virus tertentu. Alfa dominan, setahunya ini mungkin virus turunan yang dipergunakan untuk membuat manusia kebal dan abadi. Tapi dengan pertaruhan merusak jaringan sistem syaraf, bahkan kerusakan otak permanen. Manusia dapat bergerak tapi hanya mengandalkan instingnya untuk memakan daging segar, memperpanjang hidupnya.

Cukup mengeringkan memang, manusia yang memakan manusia lainnya. Bahkan tidak ada hewan yang selamat. Kucing, bahkan burung, semuanya dilahap mentah-mentah.

Kala dirinya telah hampir sampai di ruang kelas, seseorang menghentikan langkahnya."Ini hadiah untukmu. Terimakasih untuk yang kemarin." Candy tertunduk malu-malu.

"Sama-sama." Hanya itulah jawaban Andrew menerima hadiahnya. Melangkah hampir bersamaan dengan Candy.

Namun, langkahnya terhenti sejenak. Wanita itu ada disana, duduk tenang di area kursi paling belakang. Tidak melihat ke arah dirinya sama sekali.

"Boleh berkenalan?" Tanya seorang pria, tapi tidak ada jawaban, Ara lebih memilih menatap ke arah jendela. Entah apa yang ada dipikirannya.

"Andrew! Ayo kita duduk!" Ajak Candy menarik tangannya guna duduk di kursi yang mereka tempati.

Pada akhirnya Andrew duduk, sesekali dirinya melirik ke arah belakang. Ini bukan Ara yang biasanya, ini terlalu sunyi.

Tidak lama seorang guru tiba memberikan pelajaran. Seperti biasanya juga, Ara hanya fokus untuk belajar. Apa dirinya harus minta maaf? Lalu kembali berpura-pura mendekatinya agar mendapatkan informasi tentang raja mutan?

Ingat! Informasi tentang raja mutan itu cukup penting. Dirinya bukan peduli pada Ara, tidak peduli, walaupun lumayan sepi, tapi ini murni karena menjalankan tugasnya.

Berbagai pemikiran ada di otaknya. Benar! Dirinya harus bicara dengan Ara.

Begitu pelajaran usai, maka dirinya bangkit bergerak cepat hendak menemui Ara.

"Andrew bagaimana jika kita makan siang bersama. Aku membuatkan bekal---" Kalimat Candy terhenti kala menyadari Andrew telah berada di kursi paling belakang. Berbicara pada sang nona muda.

"Aku ingin bicara denganmu!" Ucap Andrew, membuat semua orang menoleh padanya. Bukankah Andrew adalah kekasih Candy? Tapi mengapa malah mendekati nona muda F Egle yang jelas-jelas digosipkan bersekolah di tempat ini untuk mengejar seseorang?

"Tidak ada yang perlu dibicarakan." Ara tersenyum lembut.

"Ara!" Bentak Andrew. Dirinya benar-benar tidak ingin melihat senyuman penuh kepura-puraan itu. Ara tengah menahan segalanya sendiri bukan? Bagaimana dirinya dapat mengetahui akan dibunuh, oleh seseorang yang dekat dengannya?

"Hiduplah dengan tenang sebagai manusia biasa. Kita tidak memiliki hubungan---" Kalimat Ara yang berdiri hendak pergi, terhenti. Andrew menangkup kedua pipinya dengan tangannya, mencium bibir Ara di hadapan umum.

"Hah?"

"Kenapa dia mencium anak taipan?"

"Bukannya dia pacarnya Candy?"

Hampir semua orang membulatkan matanya ternganga. Sedangkan Candy terdiam sejenak, mengepalkan jemari tangannya. Namun bibirnya tetap berusaha tersenyum.

Perlahan bibir mereka terpisah, Andrew tertunduk mengatur napas.

"Aku sudah gila!" Teriaknya dalam hati, dirinya menjatuhkan martabatnya sendiri sebagai dewa yang bijaksana.

"Kita pacaran kan? Karena itu jangan marah terlalu lama." Ucap Andrew berusaha tetap tersenyum, dirinya tidak boleh ditaklukkan oleh seorang bocah.

Ara menatap ke arahnya. Sedangkan Andrew menelan ludahnya, apa wanita ini akan mencacinya? Dirinya memang seorang dewa yang tidak beradab.

"Tidak ada yang melindungiku saat aku tidur." Ucap Ara memalingkan wajahnya.

"Jika begitu tinggal bersamaku maka aku dapat melindungimu." Ingin rasanya Andrew memukul bibirnya sendiri. Mengapa dirinya menjadi begitu menjijikkan?

Ara menatap serius ke arahnya. Sementara satu kelas yang belum keluar untuk beristirahat, konsentrasi mendengarkan pertengkaran mereka. Ini benar-benar menarik, lebih menarik lagi karena skandal besar terungkap.

Apa Andrew akan ditampar oleh sang nona muda?

"Sudah aku duga ini akan berhasil! Tuan butler benar! Aku tidak boleh terlalu agresif! Andrew sayang! Akhirnya ciuman pertamaku diambil juga! Setelah ini aku boleh tinggal bersama Andrew!" Teriak Ara selaku fans fanatik.

Ini dimulai lagi, suara cempreng itu? Ekspresi tidak tahu malu? Ara kembali seperti semula. Gadis yang menempel padanya bak perangko. Tapi apa orang ini tidak sakit hati?

"Aku benar! Pria tsundere memiliki cinta paling besar! Hanya saja terlalu pandai menyembunyikan perasaannya! Bahkan tidak menyadari perasaannya!" Teriaknya kembali, menempel pada lengan Andrew.

"Kali ini saja." Andrew memijit pelipisnya sendiri, menahan malunya. Sedangkan orang-orang mulai membicarakan dirinya dan Ara. Bagaimana hubungan mereka sebenarnya?

Hingga Candy bangkit, berjalan berlalu mengulurkan tangannya."Hai! Perkenalkan namaku Candy."

"Candy? Namaku Ara. Tolong jangan terlalu dekat dengan Andrew. Ini bukan sebuah peringatan, tapi saran jika kamu tidak ingin dilindas oleh buldoser." Itulah yang diucapkan Ara tetap menempel pada Andrew.

Melangkah pergi meninggalkan Candy yang perlahan menurunkan uluran tangannya.

"Jangan terlalu kejam dengan orang lain." Ucap Andrew menghela napas kasar.

"Kamu tidak akan mengerti, bagaimana sebenarnya hati wanita." Itulah yang diucapkan Ara melirik ke arah Candy yang menunduk, dengan banyak pria yang mendekat dan menghiburnya. Wanita picik yang pandai berpura-pura.

"Rubah betina itu!" Umpat Ara dalam hati.

*

Keadaan kantin yang telah diperbaiki sepenuhnya. Segalanya kembali seperti tidak ada yang terjadi kemarin.

Ara kini duduk di hadapannya mengamati dirinya yang tengah makan.

"Kenapa? Aku mungkin akan membunuhmu. Jadi---" Kalimat Andrew disela.

"Hampir setiap minggu, aku akan berada di situasi hidup dan mati. Jadi mati dibunuh olehmu, jika difikirkan kembali, itu tidak begitu buruk." Ara mengangguk-angguk percaya diri.

"Jadi mati juga tidak apa-apa?" Tanya Andrew meyakinkan pendengarannya.

Ara tersenyum menghela napas kasar."Tapi sebelum itu tuan butler tidak boleh kesepian. Bagaimana jika sebelum aku mati kita membuat satu saja keturunanku."

"Kamu tau caranya membuat anak?" Lagi-lagi Andrew menghela napas kasar.

Dengan cepat Ara menggeleng, dirinya memang tidak begitu tau. Yang jelas di film romantis komedi, pria dan wanita membuka sedikit baju, berciuman dan berpelukan dalam selimut. Kemudian anak akan lahir beberapa bulan kemudian.

Tapi secara teori, dirinya tidak terlalu tertarik pada pelajaran biologi bagian reproduksi.

"Ekhem...." Andrew terbatuk sejenak kemudian menyuruh Ara mendekat, berbisik padanya.

Ara mendengarkannya dengan seksama, perlahan wajahnya memerah, melirik ke arah bagian tubuhnya sendiri dan Andrew.

"Tidak bisakah memakai metode lain?" Tanyanya menutup wajahnya sendiri karena malu setelah mendengar penjelasan Andrew.

"Metode lain?" Andrew mengernyitkan keningnya. Menatap jemari tangannya sendiri, mengapa dari jutaan orang yang mati dalam kurun waktu sebelum raja mutan bangkit, dirinya harus merasuki mayat Andrew?

Apa yang dapat berubah dengan merasuki tubuh remaja yang lemah dan tidak memiliki kekuasaan?

*

*

*

🍀Karya ini merupakan karya jalur kreatif.

Terpopuler

Comments

Noveler

Noveler

so sweet

2024-01-04

2

Abimanyu Rara Mpuzz

Abimanyu Rara Mpuzz

kapokmu kapan kuy😏 emang enak dicuekin

2024-01-04

1

Abimanyu Rara Mpuzz

Abimanyu Rara Mpuzz

apa memorimu itu salah sih tentang Ara

2024-01-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!