Sasaran

Aroma obat yang menyengat, dirinya berada di rumah sakit. Sinar senter menyorot matanya, wanita itu mengamatinya dari jauh. Kesehatannya lah yang diperiksakan.

"Apa kamu yakin dari awal warna pupil matanya bukan biru?" Tanya sang dokter terlihat keheranan.

Ara mengangguk, kemudian terkekeh."Pupil matanya sebelumnya berwarna hitam kecoklatan. Walaupun rambutnya memang diwarnai putih, karena aku yang mewarnainya."

"Aneh!" Sang dokter menghela napas berkali-kali. Sembari mengambil sampel darah setelah meminta ijin sebelumnya.

"Aku tidak aneh, sudah aku bilang aku baik-baik saja tapi orang ini bersikeras membawaku ke rumah sakit." Andrew mengernyitkan keningnya, dirinya berusaha tersenyum.

Membuka sedikit kemampuannya sebagai dewa waktu mungkin akan bisa, mengamati ada yang tidak beres dengan kondisi fisik sang dokter."Aura anda yang tidak bagus. Ini hanya saran dariku. Sebaiknya kurangi aktivitas ranjang."

Kalimat dari Andrew, membuat sang dokter muda berusaha tersenyum. Anak kecil ini tahu apa? Dirinya adalah pengantin baru. Tentu saja setiap malam harus melakukannya.

Hingga seringai terlihat di wajah remaja berumur 15 tahun itu."Aliran darah yang lemah. Kamu ingin mengalami henti jantung saat melakukannya?" lanjut Andrew membuat sang dokter berusaha tersenyum.

"Bocah kematian..." batinnya ingin rasanya menghajar anak ini. Anak yang membuatnya ditertawakan beberapa suster di dalam ruangan ini. Andai saja Andrew tidak datang dengan Ara, putri taipan (pengusaha kaya), pemilik setengah dari rumah sakit ini.

Andrew tiba-tiba meraba nadi pada pergelangan tangan sang dokter, entah siapa pasien, siapa dokter saat ini. Entahlah, tapi dirinya mempercepat sedikit aliran darah sang dokter, menghancurkan penumpukan kolesterol dalam nadi-nadinya, itulah kemampuan kecil sang dewa waktu, hanya menghabiskan sedikit energi untuk melakukannya. Rasa lelah dan pusing tiba-tiba sedikit mereda.

"Terkadang terlalu terpaku napsu akan membuatmu mati di usia muda. Katakan pada istrimu, kamu mencintainya, karena itu harus beristirahat hari ini." Senyuman yang lembut dari sang dewa. Aura makhluk langit memang berbeda bukan? Aura menenangkan seakan memberi pencerahan.

Sang dokter menelan ludahnya, tertegun. Anak ini bukan orang biasa, wajahnya yang serius entah menunjukkan apa."Aku akan melakukannya, mungkin sebaiknya aku beristirahat." Ucap sang dokter, merasakan peredaran darahnya bagaikan berangsur normal. Fikirannya menjadi lebih tenang.

"Jadi karena itu kamu terus beristirahat untuk mencintaiku? Karena besok, dan besoknya lagi kamu akan memberikan cinta yang lebih besar padaku?"Pertanyaan dari Ara pada Andrew tiba-tiba membuyarkan situasi.

"Biasa diam tidak!?" Tanya Andrew meninggalkan ruangan, menahan kekesalannya. Baru saja dirinya bisa bicara serius.

"Tunggu nak! Bisa kamu jelaskan bagaimana kamu melakukannya!? Apa kamu tabib pengobatan tradisional!?" Tanya sang dokter berusaha menghentikan Andrew.

Namun Ara yang menjawab."Andrew memang tabib. Tabib khusus untuk mengobati hatiku yang merindu."

Sang dokter memijit pelipisnya sendiri, kehilangan kata-kata. Terserah apa yang dikatakan nona muda. Dirinya hanya dapat mengangguk, dan berusaha tersenyum. Sebagai budak korporat.

*

"Ara, bisa berhenti bertidak aneh dengan mengatakan menyukaiku?" Tanya Andrew benar-benar tersenyum dengan bibir bergetar.

"Tidak! Cinta harus diucapkan! Tidak boleh dipendam!" Suara cempreng yang membuat dirinya semakin kesal. Ara melangkah mengikutinya, dengan seorang pria tua berpakaian layaknya butler (kepala pelayan) di belakang Ara.

Namun, baru saja berjalan menelusuri lorong, hal aneh terjadi. Lampu di sekitar lorong tiba-tiba hidup dan mati bagaikan ada yang tidak beres.

"Kenapa lampunya mati menyala? Apa ada setan? Andrew aku takut!" Ucap Ara kembali mencari alasan, memeluk lengan Andrew. Bagaikan kelinci putih kecil yang gemetar.

"Minggir!" Lagi-lagi sang dewa yang sudah tidak memiliki napsu itu, mendorong kepala sang gadis muda. Tapi bagaikan lintah gadis ini tetap berusaha menempel padanya.

"Agh!"

"Tolong!"

Suara teriakan dari ujung lorong terdengar. Seiring dengan semakin cepatnya lampu mati menyala. Hingga keheningan total terjadi. Lampu menyala sempurna.

Ara yang pada awalnya hanya memanfaatkan kesempatan untuk mendekati pria kesayangannya kini lebih waspada. Bagaikan terbiasa menghadapi situasi seperti ini.

"Nona." Sang butler tua melepaskan kacamatanya, menyimpan di dalam saku. Bagaikan sudah bersiap menghadapi apapun.

"Uughhh...ahhhh!"

"Sakit! Tolong!"

"A....aaagh!"

Teriakan orang-orang di koridor lain. Bagaikan sesuatu semakin mendekati mereka.

Suasana semakin menegangkan, berusaha mengetahui dari mana serangan akan muncul. Degup jantung mereka bertiga terpacu mengamati area sekitar.

Prang!

Makhluk berbentuk kepala manusia tapi dengan tubuh bagaikan lebah memecahkan kaca jendela.

"Ini sulit!" Ucap Andrew mengambil kursi besi. Tubuh dewanya memang telah hancur, sebelum melakukan replay. Tapi pengalaman bertarungnya sebagai pendekar, sebelum menjadi dewa, masih ada.

Grak!

Tak!

Prang!

Andrew memukul menggunakan kursi besi, kemudian melemparkan vas bunga. Kala makhluk aneh menjijikkan itu mendekat. Lebah raksasa dengan kepala seperti manusia. Tapi memiliki mata serangga yang aneh. Tubuh berukuran ransel camping.

Makhluk yang sempoyongan, akibat vas bunga yang Andrew lemparkan, tapi masih dapat terbang, kembali mengincar. Namun, sayangnya sasaran bagaikan bukan Andrew, menuju sang butler.

Senjata api berwarna putih dikeluarkan sang butler. Pria tua dengan rambut terikat ke belakang.

Dor!

Satu tembakan tepat mengenai kepala sang lebah raksasa.

Tapi sayangnya sang lebah kembali bangkit, bagaikan tidak dapat mati dengan tembakan, hendak menyengat sang butler menggunakan sengat beracunnya.

"Hiat!"

Satu tendangan dilakukan Ara, pada sengat sang lebah, tepat mengenainya. Hingga kala sengat terlepas, organ sang lebah juga ikut keluar. Barulah lebah mutan itu mati, organ seperti organ dalam serangga, masih berdetak, tidak mengeluarkan darah hanya lendir.

"Menjijikkan! Andrew aku takut!" Ara kembali bertingkah polos melekat pada lengannya. Tidak melewatkan satu kesempatan pun untuk bermanja-manja.

Andrew mengernyitkan keningnya. Menatap semakin banyak lebah dengan kepala manusia, tubuh seukuran tas ransel camping masuk melalui jendela.

Dirinya tidak dapat membuat semua orang di rumah sakit ini mati, itu yang pertama harus diperhatikan olehnya.

Karena itu."Aku ingin kalian jujur, salah satu dari kalian diincar oleh makhluk percobaan ini bukan?" Tanya Andrew menendang dan memukul satu persatu sengat dari lebah raksasa yang mendekat. Hingga organ dalam mereka yang melekat pada sengat ikut keluar.

Sang kepala pelayan menelan ludahnya.

Dor!

Dor!

Dor!

Tembakan masih dilancarkannya untuk menghentikan sementara beberapa lebah.

"Mereka akan membunuhku, kemudian akan ada orang yang membawa nona." Jawaban dari sang butler.

"Diam!" Perintah Ara mengepalkan tangannya."Jangan melibatkan pacarku dengan hal ini."

"Pacarmu? Aku bukan pacarmu. Tapi meskipun begitu, aku tidak dapat membiarkan seseorang mati di hadapanku." Itulah yang diucapkannya sembari membungkuk."Naik ke punggungku!" Perintahnya.

Dengan ragu Ara naik ke atas punggung Andrew. Tidak ada yang peduli padanya setelah kematian kedua orang tuanya, kecuali Andrew dan sang butler.

"Tuan butler! Ikuti aku!" Perintah Andrew masih membawa Ara dalam gendongannya. Melompati kaca jendela yang telah pecah. Diikuti sang butler, yang juga melompati jendela. Melarikan diri dari area rumah sakit.

Dor!

Dor!

Dor!

Tembakan yang dilayangkan sang butler agar tidak diikuti terlalu dekat.

"Bagaimana ini?" Batin sang dewa waktu menyusun rencana. Lebah-lebah memang telah meninggalkan area rumah sakit. Namun semakin mendekati mereka.

"Andrew! Cintamu begitu dingin, membuatku nyaman! Tapi juga dapat menghancurkanku dalam kehangatan." Kata-kata gombalan dari wanita di punggungnya.

"Dasar kamu...." Kalimat Andrew terhenti sejenak. Dirinya mulai berfikir."Kamu bilang apa tadi?" tanyanya menemukan sebuah ide.

*

*

🍀Karya ini merupakan karya jalur kreatif

Terpopuler

Comments

who am I

who am I

astaga dari awal kayanya si ara ada "hidden gem" 😁🧐

2024-01-10

0

🌠Naπa Kiarra🍁

🌠Naπa Kiarra🍁

Lanjut lagi, kak.!

2023-12-29

1

Яцяу

Яцяу

auto mikir apa yg dikatakan ara apa artnya

2023-12-29

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!