Tujuan

Tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan segalanya. Ini benar-benar gila, perusahaan yang bagaikan gurita menguasai seluruh negeri. Memiliki banyak anak perusahaan dengan para pemimpin perusahaan yang kompeten.

Pewaris tunggal perusahaan tersebut masih terlalu muda. Ara, itulah nama panggilannya, hingga saat ini kepemimpinan perusahaan dipegang oleh paman gadis itu. Tapi dengan pengawasan para pemegang saham dan komisaris yang setia pada sang pewaris.

Anak bar-bar ini benar-benar tidak berfikir sama sekali. Menghela napas kasar dirinya berusaha keras untuk tersenyum. Tidak dapat menolak keinginan anak tunggal taipan ini.

"I...ikuti pemerintahnya!" Ucap Tora pada akhirnya.

"Ayah!" Teriak Boy tidak terima.

*

Lagu cinta dengan suara fals mengalun dari mulut Boy. Semua orang merekamnya, termasuk orang dari stasiun televisi yang sebelumnya diundang Boy. Dengan tema cerita, mau membully malah di-bully.

Tidak mengenakan apapun, benar-benar bagaikan bayi dewasa polos, memegang kepala gajah dan belalainya agar tidak ada yang melihat dengan jelas.

"Ukurannya kecil."

"Istri masa depannya tidak mungkin puas."

"Aku merekamnya! Pada akhirnya tingkah sombongnya mendapatkan karma!"

"Gila! Dalam 15 menit jumlah like sudah ribuan."

Berbagai cibiran dan tawa yang terdengar membuat boy menutup rapat bibirnya sendiri. Harus berlari berkeliling sekolah, koridor demi koridor, bahkan melewati area kantin. Sementara Andrew membawa speaker yang biasanya digunakan polisi.

"Saudaraku! Rajin-rajinlah berolahraga! Perutmu seperti memiliki guci!" Teriak Andrew membuat orang-orang semakin tertawa.

Tapi terkadang ada sesuatu yang sulit diketahui. Kala Andrew tengah sibuk membalas dendam pemilik tubuh asli. Sedangkan Tora, bingung bagaimana mencegah nama putranya dipermalukan.

*

Ruangan kepala sekolah, dimana sang kepala sekolah telah pergi. Dua orang duduk berhadapan saat ini.

Menghela napas kasar, dirinya menatap ke arah sang profesor.

"Bagaimana jika kamu ikut denganku? Ada tempat yang aman bagimu." Ucap sang profesor, menutup buku. Sebuah buku tua aneh.

"Tempat aman? Tapi kalian akan mengambil sampel darahku hingga kering. Bahkan mungkin membongkar apa saja yang ada di bola mataku." Ara menertawakannya, kemudian tertunduk.

Buku tua dan darah. Ada manusia yang terlahir memiliki mata merah, sebuah cerita kuno tentang jelmaan iblis. Mereka yang menganut paham aneh akan membawa dirinya. Sekte aneh mengincarnya membuat kedua orang tuanya menyembunyikan dirinya.

Ditambah dengan golongan darah khusus, RH null. Hanya kurang dari 100 orang dimuka bumi yang memiliki golongan darah sama dengannya. Golongan darah yang tidak memiliki antigen.

Sejak 3 tahun lalu satu persatu orang yang memiliki golongan darah yang sama dengannya menghilang. Jujur, dirinya bosan hidup seperti ini. Menatap ke arah pria di hadapannya.

"Sistem keamanan di tempatku sudah cukup." Jawaban dari sang nona muda yang manis, tersenyum cerah. Satu-satunya orang dimuka bumi ini yang memiliki pupil mata merah sejak lahir.

"Sejujurnya kami lebih memerlukan bantuanmu. Setidaknya berikan kami sedikit sampel darah lagi. Kami ingin menangkap dan menyelidiki tujuan dalang dari penculikan orang-orang yang memiliki golongan darah RH null. Ini juga berguna untukmu." Ucap sang profesor.

Tapi tanpa diduga, Ara menusuk telapak tangannya menggunankan garpu. Darah mengucur deras, dalam cangkir kosong.

"Kenapa kamu memakai cara ini! Kita hanya memerlukan jarum---" Kalimat sang profesor disela.

"Terlalu lama, pulang sekolah aku akan berkencan." Jawaban dari Ara, kala sang butler membalut luka nonanya.

"Tapi terlalu berbahaya untuk keluar dari rumah." Sang profesor tidak mengerti.

"Memang, tapi tujuan mereka adalah aku. Cepat atau lambat mereka akan menangkap ku. Karena itu sebelum ditangkap aku ingin bersenang-senang." Jawaban dari sang nona muda.

Tidak ada yang ditanyakan lagi, sang profesor menghela napas kasar."Temanmu (Andrew) dia berbakat, aku ingin merekrutnya. Dia akan mendapatkan beasiswa, kami akan menyokong segala keperluannya."

"Lakukan lah, jika Andrew menginginkannya. Tapi tidak sekarang, berikan penawaran padanya hanya jika aku tertangkap." Sebuah jawaban penuh senyuman dari Ara, seiring dengan sinar jingga menembus jendela kaca. Terlihat menyedihkan dan kesepian, itulah nona muda ini di mata sang profesor.

Sedangkan sang butler keluar dari ruangan. Berjalan menelusuri lorong, mencari keberadaan Andrew. Satu persatu lorong hingga dirinya mengernyitkan keningnya menatap ke arah seorang pemuda yang ikut berlari dengan Boy sambil membawa speaker.

"Saudaraku, tubuhmu mulus tapi ada bisulnya. Sebaiknya ke dokter, karena seperti lava gunung berapi, bisul harus ditusuk dan dipecahkan!" Kata-kata yang disengaja, mengundang gelak tawa lebih banyak orang lagi.

Ini keterlaluan? Bertahun-tahun pemilik tubuh asli mengalami pembullyan yang sama buruknya. Pernah ada kalanya seluruh pakaian Andrew dirobek, tubuhnya dicoret-coret menggunakan spidol permanen. Hingga berjalan pulang dengan keadaan mengenaskan.

Tapi langkah Andrew dihentikan oleh sang butler. Pria tua yang menunduk memberi hormat padanya."Kita perlu bicara," ucapannya.

*

Area atap sekolah menjadi tempat mereka saat ini. Langit senja yang indah. Sang butler menghela napas kasar.

"Jangan menyuruhku untuk menikahi majikanmu. Karena aku tidak memiliki ketertarikan dan napsu." Andrew mendahului untuk berucap.

Sang butler mengeluarkan cincin yang tersimpan dalam kotak kaca."Tau bagaimana aku melakukan trik sulap, seperti membawa bazoka dalam ruangan tadi?" tanyanya.

Andrew mengernyitkan keningnya. Namun lebih tertarik lagi, kala permata cincin diputar ke arah tertentu sebuah papan opsi muncul. Seperti sebuah komputer hologram.

"Perusahaan kami juga bergerak di bidang penelitian teknologi. Ini tidak memiliki ruang penyimpanan, hanya saja dapat memindahkan benda yang ada dalam gudang teknologi." Ucap sang butler, memilih senjata api, yang terdapat dalam papan opsi.

Dan benar saja senjata api muncul bagaikan ini adalah teknologi AI yang terlampau canggih.

"Saat pengejaran aku tidak memakainya. Tapi di gudang F Egle ada satu atau dua senjata yang tersimpan. Aku sudah punya satu cincin, satunya lagi aku berikan untukmu." Ucap sang butler, membuat Andrew menatap curiga.

"Pasti ada bayaran untuk ini kan?" Tanyanya.

Sang butler mengangguk."Aku hanya ingin kamu melindungi nona, saat aku tidak ada. Nona memang terlihat kasar, dengan hati bagaikan besi baja. Tapi sebenarnya dia hanya orang yang kesepian."

"Bukan hanya nonamu. Melindungi semua orang adalah tugasku." Andrew memakai cincin itu tanpa ragu, kemudian mengutak-atik nya. Melihat sendiri bagaimana kegunaannya.

"Andrew! Kamu terlihat tampan di bawah sinar matahari sore!" Teriak Ara dari bawah sana. Kembali mengangkat papan dengan foto wajah Andrew.

Gadis yang membuat semua orang kehabisan kata-kata.

"Kamu yakin tidak memiliki napsu, untuk suatu hari nanti menikahi nona?" Tanya sang butler mengernyitkan keningnya.

"Siapa yang akan bernapsu pada wanita sepertinya. Pelayanku semua berasal dari pelayan dewa dengan rupa dan tingkah laku yang lembut dan pemalu. Tapi nonamu---" Andrew berusaha tersenyum menahan rasa kesalnya, dirinya tidak akan mungkin bernapsu atau menginginkan manusia. Tidak akan terjebak akan keinginan duniawi. Tujuan utamanya kembali ke dunia langit. Kemudian bermalas-malasan disana.

*

"Percobaan RH null 054 gagal." Ucap seseorang profesor, menatap mayat pria dengan mulut mengeluarkan busa. Mayat yang tidak lazim, seluruh urat nadinya berwarna hitam. Kontras dengan kulit putih pucat. Matanya masih terbuka, tapi pupil mengarah ke atas, bagaikan tidak dapat menahan rasa sakit sebelum kematiannya.

"Berapa yang masih tersisa?" Tanya pria yang mengguncang-guncang mayat menggunakan kakinya. Berharap percobaannya kali ini berhasil.

"5, ada dua yang memiliki kondisi tidak stabil." Jawab pria yang mengenakan jas panjang berwarna putih.

Satu? Tidak! Beberapa tim peneliti berada di tempat ini. Tidak hanya RH null sejatinya. Ada banyak manusia biasa dengan golongan darah berbeda dijadikan objek penelitian.

Suara jeritan terdengar kala, serum khusus disuntikkan pada seorang wanita yang memiliki golongan darah O. Wanita yang dibiarkan kesakitan, apa akan berakhir menjadi mutan atau mayat? Entahlah.

Mereka dikelompokkan berdasarkan golongan darah. Dengan pengujian yang berbeda-beda pula.

Tapi sejatinya mengapa mereka lebih cepat diselidiki? Golongan darah lain dapat dibeli pada mafia peradangan manusia. Namun, RH null hanya segelintir orang yang memilikinya.

Dirinya juga cukup tertarik dengan golongan darah ini. Walaupun tidak ada satupun dari RH null yang bertahan hidup kala percobaan.

Beberapa orang menjerit dalam selnya. Ada yang telah menjadi mutan, ada juga di rekatkan pada tubuh makhluk lain. Ini benar-benar gila! Laboratorium yang menjijikan.

Pria itu menghentikan langkahnya."Tidak ada RH null yang bertahan. Tapi bagaimana dengan si mata merah?"

"Kami masih dalam proses penangkapan."

*

*

*

🍀Karya ini merupakan karya jalur kreatif.

Terpopuler

Comments

Яцяу

Яцяу

berarti profesor yang mengambil sampel darah ara adalah pembuat mutan dimasa depan yaa

2024-01-01

2

Noveler

Noveler

lanjutkan ko

2023-12-31

2

Bambang Setyo

Bambang Setyo

Apa orang gila itu si raja mutan

2023-12-31

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!