Berhenti? Ini benar-benar gila, satu-satunya petunjuk untuk misinya adalah Ara. Selain itu...
"Kenapa?" Tanyanya.
Sang butler berjongkok di hadapan Andrew yang berbaring di lantai akibat pengaruh racun. Kemudian meminumkan obat penawar dari racun sang mutan pada Andrew.
"Nona berkata, kamu adalah ancaman baginya." Itulah jawaban sang butler setelah meminumkan penawar racun pada Andrew.
Dirinya terdiam tidak bisa berkata apapun. Memang kemungkinan besar misinya adalah untuk membunuh Ara. Menatap ke arah sang butler yang melangkah pergi. Tubuhnya masih kaku tidak dapat bergerak akibat penawar racun yang belum tercerna sepenuhnya.
Menatap ke arah sang butler yang bagaikan begitu kecewa padanya. Pria tua pergi diikuti beberapa pengawal khusus yang mungkin diperkerjakan untuk menjaga Ara.
Andrew terdiam mengingat segalanya. Bagaimana Ara dapat mengetahuinya? Dan kapan?
Pertemuan mereka terakhir semuanya baik-baik saja. Memejamkan matanya, menggunakan kemampuan spiritualnya yang hanya tersisa sedikit untuk melihat masa lalu yang dialami olehnya. Hanya dapat melihat hal yang terjadi, tapi tidak dapat merubahnya.
Ada syarat-syarat tertentu, seperti dirinya hanya dapat melihat kejadian yang berjarak 30 meter dari lokasi dirinya berada di masa lalu.
Membuka matanya kala kemampuan telah diaktifkan, tubuhnya terlihat hampir transparan. Dirinya melihat ke masa lalu. Ini terjadi 4 hari yang lalu.
Andrew mengernyitkan keningnya, menatap ke arah dirinya sendiri di masa lalu.
"Sayang!" Ara berteriak, menempel pada Andrew tepat setelah Andrew membuka pintu.
"Lepas!" Lagi-lagi Andrew mendorong kepala Ara.
"Tapi aku merindukanmu, sayang! Kita sehati bukan?" Kalimat yang mulai membuat Andrew hanya dapat menghela napas terbiasa dengan kata-kata dari mulut gadis itu.
Gadis itu hanya tertawa, dengan tangan memegang dua kantong belanjaan lumayan besar. Satu kantong ditatanya dalam lemari pendingin. Sedangkan satu kantong lagi berisikan pewarna rambut, serta peralatan untuk memotong rambut lainnya.
"Rambutmu sudah panjang! Saatnya memotongnya!" Kalimat dari Ara membawa gunting.
"Biarkan saja berwarna hitam." Andrew mengernyitkan keningnya. Kemudian kembali konsentrasi pada buku yang dibacanya.
"Tidak boleh! Aku tidak ingin menjadi makhluk aneh seorang diri, yang memiliki mata merah. Karena itu, aku ingin Andrew berambut putih." Ara mengenakkan kain hitam yang biasa digunakan untuk mencukur pada Andrew.
"Jadi kamu melakukan ini agar aku juga terlihat aneh?" Tanya Andrew padanya. Dengan lugunya Ara mengangguk.
Tapi sekali lagi, dirinya sendiri dan pemilik tubuh asli memiliki banyak hutang budi pada Ara. Harga sewa tempat ini juga dikurangi separuhnya sebab gadis ini membatu diam-diam. Karena itu sesepuh akan menurut saja kali ini.
Tidak ada yang aneh, malah entah kenapa dirinya merasa senang gadis ini tersenyum tulus kala memotong rambutnya sedikit demi sedikit. Menyenangkan kala ada yang meraba bagian kepala, memotong rambut dengan cermat.
Selanjutnya proses pewarnaan."Tidak belajar di perusahaan?" tanya Andrew.
"Sudah, aku menyelesaikan satu proyek seorang diri, walaupun baru berusia 16 tahun. Ayo puji aku!" Pinta gadis itu penuh harap.
"Hebat! Untuk seukuran anak pembuat onar." Andrew tertawa kecil.
"Memang! Bagaimana jika kita membuat anak malam ini?" Sebuah pertanyaan yang membuat sang sesepuh lagi-lagi mengernyitkan keningnya, menahan rasa kesal.
"Tidak, bocah sekolah dulu yang benar!" Andrew berusaha tersenyum.
"Jangan terlalu sensitif, di beberapa desa pelosok, ada anak yang bahkan menikah di usia 12 tahun." Ara terkekeh, kemudian menghela napas kasar.
"Kenapa kamu terus membahas ini? Walaupun dengan ku atau bukan, memiliki keturunan di usiamu ini akan---" Kata-kata Andrew disela.
"Aku lelah untuk hidup. Tapi jika aku mati maka tuan butler tidak akan memiliki teman. Jika aku mati saat melahirkan, itu akan lebih baik, daripada mati karena tertangkap atau bunuh diri." Kalimat demi kalimat yang membuat Andrew terdiam. Matanya sedikit melirik ke arah Ara yang masih tersenyum, berkonsentrasi melapisi warna rambut Andrew yang mulai pudar.
"Nyawa itu berharga! Ada banyak orang yang ingin hidup tapi tidak diberikan kesempatan. Kamu harus tetap hidup apapun yang terjadi." Ucap sang dewa bijak memberi semangat.
"Aku akan hidup hanya dengan cintamu. Bagaimana? Mau membuat anak denganku?" Tanya Ara membuat Andrew kembali mendorong keningnya.
"Bibirmu itu! Bisa diam!" Geram Andrew.
"Bisa! Jika dibungkam dengan bibirmu! Ini original! Belum ada pria lain yang pernah menciumnya, kecuali ayah dan ibuku ketika bayi." Ara memonyongkan bibirnya, tapi pemuda itu kembali mendorong kening sang gadis.
Bayangan dirinya dari masa depan masih ada disana, melihat masa lalu. Apa yang salah? Bukankah semuanya masih berjalan seperti biasanya?
Hingga kala diri di masa lalu meninggalkan Ara untuk mencuci rambut di kamar mandi luar, tempat kost tersebut.
Bayangan Andrew dari masa depan masih ada disana untuk mengamati apa yang dilakukan Ara. Wanita itu bagaikan mengendap-endap, masuk ke dalam kamar Andrew. Kemudian menggeledah lemari.
"Apa dia mencurigaiku?" Gumam Andrew yang melihat ke masa lalu. Terlihat tegang, kala Ara mengambil sesuatu.
"Aku menemukannya! Ini pakaiannya yang belum dicuci! Astaga! Bau badannya menempel! Andrew-ku walaupun tidak memakai parfum baunya tetap wangi!" Kata-kata dari gadis yang memeluk pakaiannya, membuat bayangan Andrew yang kembali melihat ke masa lalu, bergidik ngeri.
"Andrew-ku sayang!" Ara berguling-guling memeluk pakaian di tempat tidur. Tapi sejenak terdiam, wajahnya tersenyum. Kemudian bernyanyi-nyanyi sendiri."Saatnya mencari fotoku! Pria tsundere sepertinya biasanya menyukai diam-diam! Terlihat acuh tapi sebenarnya cinta!" Ucap Ara menggeledah ke seluruh tempat.
Hingga menemukan sebuah buku, setebal buku diary."Jangan dibaca!" Ucap Andrew dari masa depan berusaha menghentikannya. Tapi, ini bukankah ini hanya kemampuan untuk melihat? Bukan Reply atau sejenisnya. Maka tangannya tembus pandang tidak dapat menghentikan Ara.
Satu persatu halaman buku dibaca oleh gadis itu. Sebuah catatan tentang raja mutan dan prediksinya tentang bagaimana raja mutan tercipta. Serta bagaimana menghentikannya. Beberapa metode ditulis oleh Andrew termasuk membunuh Ara dan melenyapkan mayatnya, bahkan membakarnya hingga menjadi abu.
Tidak ada kata yang keluar dari mulut gadis itu. Menyimpan buku di dalam laci, kemudian menangis. Gadis tangguh itu benar-benar menangis."Kenapa aku harus mati!" Teriaknya, bagaikan frustasi dengan hidupnya sendiri.
"A...aku tidak pernah membunuh orang. Aku tidak pernah mengecewakan siapapun!" Itulah yang diucapkan olehnya.
Andrew tidak tahan untuk melihat masa lalu lagi. Ini kesalahannya, pada akhirnya remaja kembali ke masa depan. Karena kelanjutan dari ini hanya tangisan. Selebihnya, dirinya mengetahui sendiri, Ara pergi setelah meletakkan makanan malam, dengan catatan yang bertuliskan aku mencintaimu, ditambah dengan gambar tanda hati yang begitu banyak.
*
Dirinya membuka matanya, kembali pada masa sekarang. Hal yang cukup menguras energinya. Energi spiritual yang hanya tersisa sedikit, ditambah menggunakan kemampuan dewa.
Andrew berusaha untuk duduk, hari sudah gelap kala dirinya membuka mata, masih berada di area kantin sekolah. Ada yang aneh, kenapa air mata juga menetes di pipinya.
Andrew menggeleng, dirinya hanya tertular perasaan Ara. Kasih sayang untuk melindungi manusia penyebabnya, seperti dirinya menolong seekor kucing, merasa iba pada kucing. Ya! Dirinya yakin ini sejenis perasaan itu.
Menghela napas kasar, hidup nyaman tanpa kehadiran Ara akan dimulai. Tapi dirinya harus menyelidiki tentang Ara juga. Ingat! Ini bukan karena cemas, ini karena raja mutan. Tidak ada hubungannya dengan perasaan manusia yang...yang.... sudahlah.
*
*
*
🍀Karya ini merupakan karya jalur kreatif.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
glade🌊
sedih😭
2025-02-13
0
sss+
lah bukannya dewa waktu balik ke masa lalu pas Andrew udah di cat warnah putih ya rambutnya
2024-02-14
0
Noveler
next ko
2024-01-03
1