Berhenti

Tidak ada yang istimewa tentang sekolah ini. Dirinya memasuki sekolah diikuti oleh Candy yang bagaikan malu-malu di hadapannya.

Matanya menelisik, gedung sekolah yang cukup luas dengan lapangan basket di bagian tengahnya. Dirinya menaiki lantai demi lantai mencari ruang kelas.

Bau mutan tercium samar, tapi entah darimana. Suara kasak-kusuk dari para siswa senior.

"Anak pemilik F Egle ada di sekolah kita?"

"Iya, aku melihat nama lengkapnya."

"Ini bukan sekolah unggulan! Kenapa dia bersekolah di tempat ini?"

"Ini rumor yang aku dengar dari adik sepupuku. Dia mengejar seorang pria hingga ke sekolah ini."

"Apa anak sultan?"

"Anak Taipan?"

"Mungkin anak Chaebol?"

"Jika begitu kita tidak boleh sembarangan memberikan hukuman pada siswa junior."

Prediksi orang-orang tentang siapa orang dikejar oleh anak pemilik perusahaan terkemuka. Sedangkan Andrew hanya berjalan melewati mereka sembari mengernyitkan keningnya. Tidak ingin namanya terlibat dengan Ara.

"Tunggu!" Teriak salah seorang siswa yang dilewatinya. Hingga dirinya dan Candy berhenti.

Mereka semakin mendekat, apa seperti di sekolah sebelumnya dirinya akan terus dilibatkan dengan Ara?

"Kenapa warna rambutmu putih?" Tanya seorang siswa senior dengan nama Dino pada bagian seragamnya.

Andrew tersenyum kemudian terkekeh."Ada orang gila yang mewarnainya."

Tapi memang benar kan? Ara yang sering memotong dan mewarnai rambutnya.

"Di sekolah ini tidak boleh terlalu mencolok." Ucap seorang siswa lagi bermana Sour.

"Aku akan merubahnya lain kali." Andrew menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal.

"Tidak ada peraturan tentang warna rambut. Tapi jangan terlalu mencolok, agar siswa senior lain tidak membullymu." Saran dari Sagitarius, siswa lainnya.

"Omong-ngomong apa ini pacarmu?" Tanya Sour mendekat ke arah Candy.

"Aku tidak memiliki napsu---" Kalimat Andrew dipotong, Candy malah menempel padanya.

"Aku takut..." Ucap Candy tertunduk.

Namun Andrew tidak mendorong kepala gadis ini sama sekali."Intinya ruang kelas 1A dimana?"

"Lantai 3 ruangan paling kanan." Jawab Sagitarius tersenyum aneh melirik ke arah Candy. Begitu cantik dengan bentuk tubuh benar-benar menggoda. Sedangkan Candy masih bersembunyi di samping Andrew.

Mereka melangkah bersama menelusuri lorong, sedangkan ke-tiga siswa itu masih membeku terpana ke arah gadis yang baru melewati mereka.

"Kamu takut?" Tanya Andrew memulai pembicaraan.

Candy mengangguk."Aku pernah hampir menjadi korban pelecehan pamanku. Jadi sedikit tidaknya aku tau pandangan orang yang tertarik padaku atau tidak. Dan kamu tidak, karena itu aku ingin berjalan denganmu," ucapnya tertunduk malu-malu.

Sementara Andrew menoleh ke arah jendela. Sang butler dan Ara belum terlihat, apa terjadi sesuatu? Tapi sebelum itu dirinya harus membereskan mutan yang ada di tempat ini.

Bau samar dari ruangan yang jauh. Mutan dengan aroma yang berbeda, tidak menunjukkan keberadaannya. Apa seperti mutan lainnya? Mengincar Ara untuk dibawa, karena itu harus bersembunyi?

Entahlah.

*

Memasuki ruangan kelas, semua siswa memperkenalkan dirinya satu persatu. Termasuk seorang guru yang selanjutnya menjadi wali kelas bernama Shanxi.

Tidak ada yang aneh, siswa lainnya benar-benar ramah termasuk wali kelas.

Sedangkan Candy duduk di sebelahnya. Hanya bangku kosong di bagian paling belakang yang terlihat. Tentunya bangku yang dimiliki satu-satunya siswa absen di hari pertama. Dialah Ara.

"Sebagai rasa terimakasihku bagaimana jika aku traktir makan di kantin nanti?" Tanya Candy tersenyum, dengan rambut kecoklatan yang indah. Senyuman manis, wajah yang cantik, bentuk tubuh bagaikan model majalah dewasa, pria mana yang tidak tertarik?

"Iya." Itulah jawaban dari Andrew tersenyum kemudian kembali menatap ke arah jendela.

Hampir semua siswa iri menatap siswa berambut putih ini. Dapat dekat dengan Candy, gadis yang mungkin tercantik di angkatan baru. Tapi tidak dengan Andrew, dirinya mulai berfikir."Apa Ara tertangkap? Bagaimana jika dia tertangkap?" Pria yang berfikir keras hingga aura suram terlihat pada dirinya.

*

Semua siswa mengintip kala Andrew yang tengah membaca buku penelitian di area kantin disuapi oleh Candy. Remaja yang menerimanya tanpa banyak protes.

Iri? Tentu saja semua orang iri padanya, bagaimana tidak disuapi gadis tercantik.

Mata Andrew sesekali tertuju pada pintu masuk kantin, ini terlalu hening biasanya Ara akan muncul dan menempel padanya. Apa yang terjadi? Kenapa dia absen?

Mata Andrew melirik ke arah minuman. Tidak menyentuh minuman itu sama sekali. Kembali menerima suapan Candy sembari membaca buku.

"Andrew, aku berharap kita dapat menjadi teman." Itulah yang dikatakan gadis itu malu-malu.

Semua orang yang menonton di kantin bagaikan tengah memakan semangka, melihat pertunjukan begitu mengharukan.

"Baik," Hanya itu jawaban dari Andrew menatap ke arah pintu masuk.

"Apa Ara benar-benar diculik?" Itulah yang ada di otaknya.

*

Bau menyengat salah satu mutan. Hingga sore dirinya kembali melangkah ke kantin, membawa benang baja yang diambilnya dari gudang penyimpanan F Egle, yang terhubung dengan cincinnya.

Tidak ada satu siswa pun di tempat ini. Dirinya melangkah kala senja menyingsing.

Duduk di kursi seorang diri, membaca buku sesekali melirik ke arah penjaga kantin.

"Aku ingin minuman." Ucap Andrew pada akhirnya.

Sang pria muda yang menjaga kantin itu tersenyum, membawakan minuman untuknya. Remaja yang mungkin seusia dengan Andrew.

"Silahkan dinikmati..." Ucapnya.

Namun dengan cepat Andrew mengeluarkan pedang, setelah memutar batu permata khusus di cincinnya.

Srak!

Satu tebasan dilayangkannya. Tapi remaja itu melompat cukup tinggi, hingga berdiri di atas meja.

"Ternyata dugaanku benar." Andrew tersenyum padanya, satu tangan memegang benang besi baja, sedangkan satu tangannya lagi memegang pedang.

"Dugaan apa?" Berbeda dari spesies mutan sebelumnya. Remaja ini dapat bicara.

"Kamu satu-satunya yang dapat bicara. Jadi dimana raja mutan saat ini?" Tanya Andrew to the point.

"Raja mutan? Gelar itu tidak ada, atau lebih tepatnya belum ada." Sang mutan tersenyum, bau gas metana tercium dari mulutnya.

Dalam satu tiupan api keluar dari mulutnya, berusaha membakar Andrew. Sedangkan Andrew berlari dan melompat ke segala arah. Dirinya jadi menyadari, semakin hari semakin sulit untuk mengalahkan mereka yang sudah dimodifikasi.

Tekanan udara di tempat itu berubah drastis, udara terasa lebih dingin. Namun, api terus menyembur dari mulut sang mutan.

Dirinya hanya dapat menghindar sementara waktu. Kekuatan mutan ini mungkin mengendalikan suhu. Seperti dewa saja, menyebalkan! Benar-benar menyebalkan baginya, ketika makhluk buatan bertingkah sombong seperti ini.

Es dingin yang membekukan, kali ini api berhenti sejenak. Berganti dengan sang mutan yang melemparkan pedang es bercampur racun.

"Sial!" Ucap Andrew.

Hingga mencapai di titik dimana tangannya terkena goresan pedang. Tubuhnya hampir mati rasa tidak dapat bergerak.

Tapi.

Srak!

Bug!

Dengan cepat sebelum tubuhnya lumpuh Andrew menarik jebakan dari benang besi baja yang dipasangnya kala melompat menghindar."Formasi sihir! Kurung!" ucapnya, menggunakan kemampuan pendekar kelas rendah.

Energi tipis mengalir dari pedang yang terhubung dengan besi baja. Membuat benang besi baja bergerak mengikat tubuh sang mutan. Sengatan listrik yang kuat terlihat di dalam besi baja.

Seharusnya ini cukup bukan? Andrew tersenyum menyadari dirinya telah terpengaruh racun.

Namun.

Tang!

Tang!

Benang yang terbuat dari besi baja dihancurkan dengan mudah oleh sang mutan. Mutan bertubuh remaja itu dapat bergerak leluasa, kemudian tersenyum pada Andrew, melompat mendekatinya.

"Kamu akan mati sekarang," ucapnya, hendak menusuk tubuh Andrew.

Namun.

Dhuar!

Sang butler menerobos masuk. Membawa beberapa orang pasukan profesional bersenjata.

Sang mutan menggigit bagian bawah bibirnya sendiri. Kemudian melarikan diri dengan menerobos jendela hingga hancur, tidak ingin dirinya tertangkap.

Sang butler melangkah mendekati Andrew, kemudian memberikan botol kecil berisikan cairan berwarna biru."Ini penawar racunnya. Nona ingin kamu berhenti untuk melindunginya. Selama ini kamu memiliki niat untuk membunuh nona kan?" tanya sang butler tanpa ekspresi.

*

*

*

🍀Karya ini merupakan karya jalur kreatif.

Terpopuler

Comments

Abimanyu Rara Mpuzz

Abimanyu Rara Mpuzz

ahli nujum kah si butler

2024-01-03

0

🌠Naπa Kiarra🍁

🌠Naπa Kiarra🍁

Lanjut lagi...

2024-01-03

1

Bambang Setyo

Bambang Setyo

Salah paham kah akhirnya

2024-01-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!