Darah masih menetes dari pelipisnya. Dirinya menelan ludah menatap wanita berumur belasan tahun di hadapannya. Bukan hanya wajah yang mirip, tapi warna dan bau energi yang sama dengan raja mutan.
Namun bukankah raja mutan seorang pria dengan pakaian perang? Apa mungkin hanya aura energi yang sama?
Tapi kepalanya sakit, benar-benar terasa sakit. Ini tubuh manusia yang rapuh, Reply... kemapuan yang dapat digunakannya jika tubuh dewanya hancur. Hanya dapat memasuki mayat pada masa yang acak, tubuh yang juga tidak dapat ditebak olehnya.
Namun, jika ingin kemampuannya kembali. Tubuh ini harus dilatih olehnya untuk kembali menjadi dewa.
Terdiam dalam lamunannya. Kala wanita ini dalam perjalanan membawanya ke ruangan kesehatan. Tempat ini merupakan sekolah menengah pertama. Sang dewa waktu mengamati jemari tangannya, terlalu kecil. Dirinya memasuki tubuh remaja berusia belasan tahun.
Beberapa orang berbisik-bisik membicarakan dirinya yang dipapah oleh, wanita ini. Wanita yang entah siapa, tapi aura yang sama memang dengan raja mutan yang membunuhnya, sebelum melakukan replay.
"Ara, dia menolong Andrew lagi?"
"Andrew, si sampah sekolah ini?"
"Anak haram, idiot, ditambah dengan tidak berbakat melakukan apapun. Andrew itu bukan sampah. Tapi truk sampah."
Mereka menertawakannya. Apa pemilik tubuh ini begitu lemah, bahkan bodoh? Mungkin itulah yang ada dalam benak sang dewa waktu.
Hingga wanita yang memapahnya ini tersenyum menoleh ke belakang, menatap tajam pada orang-orang yang menghina dirinya."Bisa kunci mulut kalian? Sebelum aku menjahitnya dengan gembok?"
Kata-kata yang benar-benar sadis. Ini benar-benar dia kan? Raja mutan di masa depan yang membunuhnya? Sekali lagi rasa trauma masih ada. Bagaimana tidak? Tubuh dewa dengan tulang yang terbuat dari berlian dihancurkan dengan satu pukulan oleh raja mutan.
Jemari tangan yang lemah, senyuman lembut, bibir tipis, rambut panjang, pupil mata berwarna merah, ditambah dengan tubuh wanita ini, yang benar-benar tubuh wanita. Berbeda dengan raja mutan, dengan aura menyesakkan bagaikan melihat dewa perang. Kenapa harus dirinya yang dikirim untuk menghentikan kiamat? Itulah yang ada di benak dewa waktu. Dewa yang sejatinya paling pemalas jika berurusan dengan hal-hal seperti ini.
Tapi senyuman menyungging di wajahnya kala menyadari satu hal. Membunuh raja mutan lebih awal akan menghentikan perang antara manusia dan mutan di masa depan, kemudian tinggal mencari cara untuk kembali ke dunia langit.
Memasuki ruangan kesehatan, kepalanya diobati oleh wanita yang baru diketahui olehnya. Wanita dengan nama Ara.
Kala itulah dewa waktu meraih pisau bedah hendak menikam jantung wanita ini. Tapi kala dirinya diobati, Ara menatap matanya."Pupil matamu berubah menjadi biru."
Wanita itu menghela napasnya, mengacak-acak rambut Andrew."Setelah ini kita periksakan ke dokter ya? Nanti sore aku akan menjemputmu."
Andrew tertegun, apa dirinya salah paham? Mungkin bukan wanita ini, raja mutan mungkin orang lain. Orang sebaik ini tidak mungkin dapat memenggal kepala orang.
"Iya..." Tangannya kembali meletakkan pisau bedah, terdiam dalam keraguan.
Bip!
Suara mendengung di kepalanya. Dirinya mulai dimasuki oleh ingatan dalam otak pemilik tubuh asli. Pemilik tubuh asli bernama Andrew, anak haram dari keluarga kaya. Tapi sayangnya diusir dari rumah karena tidak memiliki bakat di bidang akademik, sering terkena perangkap saudara-saudara tirinya.
Pria nol besar, semua nilai ujiannya selalu nol. Satu-satunya keberuntungannya hanya tidak sengaja menyelamatkan nyawa Ara, dua tahun lalu. Yang hampir bunuh diri dengan menjatuhkan tubuhnya dari gedung.
Ara sendiri, nona muda dari keluarga berada. Sayang sekali kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan. Hingga dua tahun lalu Ara mencoba untuk mengakhiri hidupnya menyusul orang tuanya.
"Jadi, aku masuk ke tubuh pecundang? Sampah dengan darah kotor hasil perselingkuhan? Nol besar? Benalu yang bergantung pada wanita?" Gumam dewa waktu, lebih tepatnya Andrew. Merasa depresi dengan tubuh yang dimasukinya.
"Kamu bilang apa?" Tanya Ara padanya.
"Bukan apa-apa." Andrew memijit pelipisnya sendiri.
*
Matahari terbenam kala itu, dirinya baru saja melangkah hendak pulang. Benar-benar memikirkan bagaimana cara menghentikan kiamat yang akan terjadi 15 tahun dari sekarang, hanya dengan tubuh rapuh seseorang yang sering disebut idiot.
Tetap melangkah hingga dirinya terhenti. Pria yang jeleknya seperti b*bi, kini ada di hadapannya. Membawa orang-orang yang beberapa jam lalu menghajar dirinya.
Berusaha mengingat wajah itu, menggunakan ingatan dalam otak Andrew. Dia adalah Boy, saudara tiri dari istri sah, seseorang yang sering menindas pemilik tubuh asli. Jika ditelisik lagi, bahkan pemilik tubuh asli pernah dipaksa memakan kotoran.
"Gila! Mengingatnya saja aku mual." Gumam Andrew, atau lebih tepatnya dewa waktu. Berusaha tersenyum, walaupun sulit, ingin muntah rasanya mengingat tubuh ini pernah dipaksa menelan kotoran.
"Mengingat apa!?" Tanya Boy, membawa sebatang kayu hendak menghajarnya lagi. Tentu saja ini menyenangkan, saudaranya yang lain tidak tampan, tapi pintar. Punya hak apa seorang anak haram punya wajah tampan? Jadi lebih baik dibuat cacat saja, itulah yang ada dalam fikiran Boy.
"Mengingat, bagaimana manusia hina sepertimu menyuapiku dengan kotoran." Andrew tersenyum, dirinya seorang dewa yang telah hidup puluhan ribu tahun. Mendapatkan pencerahan, tidak pernah sehina ini, hingga memasuki tubuh seseorang yang dipaksa memakan kotoran.
"Hey! Kamu hanya peliharaan dengan darah yang kotor. Jadi, kotoran memang makanan yang pantas untukmu. Aku masih ingat bagaimana kamu muntah saat itu." Boy tertawa, diikuti oleh teman-temannya.
Puluhan ribu tahun, waktu yang tidak singkat. Dirinya memulai jalan dari manusia biasa, pendekar, kemudian memasuki tahap pertapaan, terakhir pencerahan. Hingga menjadi dewa, memiliki gelar dewa waktu. Walaupun setelahnya dihabiskannya dengan bermalas-malasan di dunia langit.
Tapi, tidak memiliki sihir saat inu, belum tentu tidak hebat bukan?
Andrew tertawa, melirik ke arah kotoran hewan di sekitarnya."Bagaimana jika ini berbalik padamu?" tanyanya penuh senyuman.
Boy serta tiga orang anak laki-laki bergerak hendak menyerang dirinya yang berani bicara sembarangan. Namun, pengalaman bertarung sebagai pendekar, walaupun tubuhnya selemah manusia biasa tidak dapat dibandingkan dengan anak sekolah menengah pertama (SMP) yang hanya terkurung di kamar bermain game.
Melompat, meringankan tubuhnya, meraih rating pohon yang telah gugur tanpa daun sama sekali.
Tak!
Tubuh Boy yang hendak menyerangnya dipukul pada bagian tengkuk. Bagian punggungnya ditendang hingga tersungkur dengan akurat dan titik syaraf yang benar-benar pas.
Tiga orang lain hendak menyerang dirinya. Dirinya masih tersenyum tenang. Orang pertama ditendang di bagian alat perkembangbiakannya. Orang kedua yang mengayunkan pisau dipukul menggunakan ranting pada bagian perutnya.
Ini gila! Semuanya roboh dengan tidak lebih dari dua serangan.
"Setan!" Teriak oleh terakhir ketakutan, melarikan diri.
"Kamu fikir bisa kabur?" Gumam Andrew mengambil batu dan karet gelang, entah milik siapa.
Srak!
Tak!
Bagaikan ketapel yang tepat sasaran, membidik bagian tengkuk tepat pada syaraf yang dapat membuatnya lumpuh tidak sadarkan diri sementara.
Tiga orang remaja tidak berdaya. Sedangkan Andrew mulai tersenyum dan bersiul, dirinya meraih tasnya, setelah memasukkan kotoran ke dalam mulut mereka berempat yang telah tidak sadarkan diri.
Menghela napas berkali-kali, melirik ke belakang."Anak kecil ingin melawan sesepuh?"
*
*
*
🍀Karya ini merupakan karya jalur kreatif
🍀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Abimanyu Rara Mpuzz
puh sepuh😅 btw diriku pernah baca novel mirip alurnya tapi lupa judulnya apa tapi novel kohapu selalu terbaik dan penuh kejutan
2024-01-03
1
Nethy Sunny
kwalat y sama sesepuh 😂
2024-01-01
0
Яцяу
😂😂🤣🤣🤣
2023-12-29
2