Kenapa

Srak!

Cipratan darah menjijikkan berwarna putih mengenai bagian rambut dan wajah Regan. Setelah tiga tembakan terdengar dari remaja yang tahun ini mungkin berusia 16 tahun. Remaja yang jauh lebih muda darinya.

Dirinya gemetar ketakutan masih dalam keadaan berjongkok. Kala merasakan berat pada bagian tubuhnya.

Seorang wanita, tidak! Lebih tepatnya makhluk dengan tubuh manusia tapi mulut mirip capung dan tangan bagaikan akar menimpa tubuhnya. Tubuh Regan bagaikan membeku tidak bergerak saking takutnya pada makhluk yang menimpa tubuhnya.

Tapi makhluk yang terlihat sudah mati itu, perlahan sedikit bergerak.

"A...A... Andrew to... tolong!" Ucapnya kesulitan bergerak akibat rasa takut.

"Agghhh!" Dan benar saja, mutan itu kembali bergerak hendak mengigit tubuh Regan walaupun memiliki luka tembak di bagian kepala dan dada.

"Aku akan mati!" Batin Regan, berusaha menggerakkan tubuhnya.

Tapi.

Srak!

Bug!

Andrew memukul makhluk itu menggunakan senjata api yang dibawanya. Menendang tubuhnya hingga membentur dinding.

"Agghhh!"

Teriak makhluk itu lagi, suara melengking benar-benar menyakitkan telinga.

Dor!

Dor!

Dor!

Masih juga Andrew melayangkan tembakan padanya.

"Kamu bisa lari?" Tanya Andrew pada Regan tanpa menghentikan tembakannya.

Regan hanya diam bahkan untuk bicara saja dirinya tidak dapat. Menatap ke arah mayat seorang pria di toilet, mayat dengan isi perut yang telah dimakan. Mungkin hanya menyisakan usus yang menjuntai.

"Ternyata tidak bisa ya? Kalau aku tidak dapat menemukan kelemahannya maka." Ucap Andrew, bagaikan jiwa psikopatnya kala belum menjadi dewa bangkit.

Memutar permata cincin agar kembali memberikan opsi. Tidak membiarkan makhluk itu bangkit sama sekali.

"Mampus!" Teriak Andrew mengeluarkan bazoka.

Dhuar!

Ledakan yang menghancurkan hingga dinding kamar mandi menembus langsung ke area pelelangan. Mengejutkan orang-orang, bahkan ada orang yang terlempar karena efek ledakan.

Asap mengepul, perhatian semua orang tertuju pada titik dimana asap itu keluar. Dengan cepat Andrew melempar bazoka yang dibawanya ke tangan Regan. Kemudian berpura-pura menangis.

"A...ada mutan! Untung saja tuan muda Regan menyelamatkan saya. Tidak membiarkan mutan masuk ke ruang perjamuan." Ucap Andrew menjatuhkan dirinya sambil terisak.

Semua mata tertuju pada Regan, kagum dengan hal yang dilakukannya. Walaupun ada beberapa orang yang jatuh akibat efek ledakan tapi ini masih lebih baik. Daripada makhluk yang telah mati dengan mayat terbelah menjadi tiga keping itu terlepas ke ruang perjamuan.

Entahlah berapa nyawa yang akan melayang karenanya.

Sedangkan Regan masih gemetar tidak dapat berkata-kata. Menatap ke arah Andrew, bazoka di tangannya, kemudian ke arah orang-orang di ruangan perjamuan yang kagum padanya.

"Kenapa aku?" Batinnya, melihat Andrew yang menangis diam-diam tersenyum.

Tapi bagaimana caranya mengaku ini bukan perbuatannya? Usia Andrew saat ini sekitar 16 tahun. Sedangkan usia dirinya 23 tahun. Memang logis makhluk sok tidak bersalah ini (Andrew) menghancurkan monster menggunakan bazoka?

Tapi seseorang tiba-tiba muncul diantara kerumunan, diikuti butler yang selalu menemaninya. Memeluk Andrew erat."Sayang kamu tidak apa-apa?" tanyanya cemas, membuat semua orang berbisik-bisik tentang dua bocah ini.

Satunya nona muda dari perusahaan F Egle, satunya seniman muda yang dapat mengukir batu giok.

Andrew mengernyitkan keningnya, dirinya akan terlibat masalah jika ketahuan menggunakan senjata. Karena itu, hanya kali ini."Sayang aku takut, bagaimana jika aku mati, kita tidak dapat bertemu lagi. Aku mencintaimu." Ingin rasanya Andrew muntah dengan kalimat yang terucap dari mulutnya.

"Sayang..." Ara mengeratkan pelukannya, kemudian menoleh pada Regan."Terimakasih sudah menyelamatkan nyawa pacar saya, lain kali saya akan membalas kebaikan anda."

"A...aku dimana? Aku siapa? Apa yang sedang aku lakukan? Kenapa mereka bertindak seperti ini?" Batin Regan masih membeku, dengan memegang bazoka yang tadinya dilemparkan Andrew.

*

Meminum teh dengan tenang, remaja bernama Andrew ini tidak terlihat gelisah sama sekali. Tidak ada kata yang terucap untuk sementara waktu ini.

Pemberitaan di TV benar-benar dengan jelas menyatakan Regan yang menembakkan bazoka untuk menyelamatkan semua orang. Tindakan yang mendapatkan pujian dari semua orang, termasuk puluhan ribu komentar di Internet yang bahkan tidak sempat dibacanya.

Dirinya melirik ke Andrew, kemudian kembali ke arah Ara.

"Kamu juga diserang?" Tanya Andrew memulai pembicaraan.

Ara tersenyum kemudian mengangguk."Mungkin karena kita jodoh!" Jawab Ara menempel erat padanya.

"Aku tidak bernapsu pada wanita." Ucap Andrew mendorong kepala Ara yang menyender padanya.

"Tapi aku bernapsu padamu." Ara malah semakin melekat padanya.

"A...aku masih, tadi itu makhluk apa? Mutan?" Tanya Regan yang masih gemetar hingga saat ini.

Andrew melirik ke arah Ara."Sudah dua kali, kenapa mereka mengincar mu?"

Ara berusaha tersenyum, kemudian menghela napas sejenak."Golongan darah dan mataku. Mereka yang dipenuhi rasa ingin tahu, mungkin akan gila karena penasaran. Apa aku benar-benar jelmaan iblis? Itulah yang ada dalam otak orang-orang dari sekte tertentu. Apa jika darahku dicampurkan zat tertentu dapat menjadi ramuan abadi? Itulah yang ada dalam otak para peneliti."

"Jadi ini sudah sering terjadi?" Tanya Regan.

"Tiga tahun ini menjadi lebih sering, orang tuaku, mereka mati untuk menyelamatkan nyawaku. Karena itu aku sempat ingin mati bersama mereka." Ara menghela napas kasar terlihat kesepian."Tapi untung saja ada Andrew! Cinta sejati membuatku dapat bertahan hidup!' Teriaknya dengan suasana hati yang berubah.

"Tidak ada cinta sejati diantara kita. Ini untukmu! Semua hutangku lunas!" Andrew terlihat acuh memberikan kantong kain hitam kecil dan kartu kredit milik Ara.

"Kamu memberikan itu sebagai hadiah?" Tanya Regan mengingat nilai penawaran dari orang-orang yang bahkan ingin membeli senilai 10 juta dollar.

"Bukan hadiah, ini adalah hutangku beserta bunganya." Jawab Andrew masih acuh.

Sedangkan Ara membukanya, mengeluarkan satu persatu perhiasan dari giok yang terdapat didalamnya."Hadiah pertama dari Andrew." Gumamnya dengan bibir bergetar berusaha tersenyum, air matanya mengalir. Gadis yang terlihat lebih emosional.

"Hanya saya dan anda adalah anggota keluarga nona." Itulah yang diucapkan sang butler kala menuang teh ke dalam cangkir mereka yang mulai berkurang.

Andrew menghela napas kasar anak yang terlalu muda.

"Andrew! Aku mencintaimu! Ayo kita membuat anak, agar ada anak yang mirip dengan kita!" Ara kembali menempel.

"Lepas!" Lagi-lagi Andrew mendorong kepala gadis itu.

"Jadi informasi apa saja yang sebenarnya kalian miliki?" Lanjut Andrew kala Ara masih bermanja-manja padanya.

"Tidak banyak, selain kematian tuan dan nyonya karena sekelompok orang yang ingin membawanya, tidak ada lagi. Bahkan dari segi finansial mungkin kami lebih unggul, karena itu tidak menyerang dari segi ekonomi." Jawab sang butler, kemudian membenarkan letak kacamatanya."Lalu anda sendiri? Kenapa tiba-tiba berubah seperti orang yang berbeda?" Tanya sang butler pada akhirnya.

"Tentu saja karena dia mencintaiku!" Kata-kata yang membuat semua orang memandang sinis ke arah Ara.

*

*

*

🍀Karya ini merupakan karya jalur kreatif.

Terpopuler

Comments

Noveler

Noveler

lanjutkan

2024-01-03

0

Bambang Setyo

Bambang Setyo

Ara percaya diri sekali 😁😁😁

2024-01-02

2

🌠Naπa Kiarra🍁

🌠Naπa Kiarra🍁

Susah ngomong sama orang bucin 😂

2024-01-02

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!