"Peringkat pertama? Sudah gila! Dia hanya nol besar yang bersembunyi di balik rok wanita!"
"Mana ada yang dapat mengalahkan Ara!"
"Setidaknya kita dapat melihat badut berlari sambil tidak mengenakan pakaian."
"Aku akan merekamnya. Ini akan viral."
Itulah yang dikatakan orang-orang kala dirinya mulai duduk di kursi ruang ujian. Tapi Andrew tidak mengatakan apapun. Tubuh dewanya memang telah hancur, tapi tidak dengan batin rohaninya yang dapat menyerap semua ilmu dengan cepat.
Perlahan bibirnya tersenyum, menyandarkan punggungnya tertidur menunggu ujian dimulai.
Berbagai cibiran kembali terdengar, termasuk orang-orang yang melemparkan kertas padanya. Para wanita tidak luput menghinanya.
Nol besar tidak tahu malu? Berbagai hujatan diucapkan oleh mereka. Sedangkan dirinya perlahan membuka matanya, menyadari Ara yang baru datang dari kaca jendela dekat lorong. Tidak biasanya datang terlambat, wajahnya juga terlihat pucat hari ini.
Apa yang terjadi? Apa benar wanita ini adalah raja mutan? Jika tidak, siapa sebenarnya raja mutan. Dan dimana dia berada.
"Andrew!" Teriak Ara dari jauh membuat tanda hati dengan tangannya. Menyebabkan pemuda itu menatap sinis.
"Seharusnya aku tidak khawatir dengan orang aneh." Gumamnya, kembali tidur menunggu ujian dimulai.
*
Kertas lembar jawaban dan soal dibagikan. Dirinya mulai duduk tegap membuka lembaran kertas ujian.
Semuanya sudah ada dalam otaknya. Pelajaran yang seharusnya diperlukan waktu puluhan tahun untuk diserap manusia biasa, dipelajarinya hanya dalam beberapa minggu.
Membaca dengan cepat, soal matematika dihitung menggunakan otaknya hanya dengan melihat deretan angka. Satu persatu dijawab olehnya, hingga 15 menit berlalu. Dirinya berdiri kemudian menyerahkan lembaran jawaban pada pengawas ujian.
Sang guru berdecak."Kamu menganggap remeh ujian ini!?" Menghela napas sejenak menetralkan emosinya."Percuma bicara pada nol besar sepertimu. Nilaimu paling tinggi juga 10 per 100."
"Saya permisi." Hanya itu yang diucapkan Andrew. Ini akan menjadi semakin menarik saja."Sebagai sesepuh aku harus menjaga wibawa di depan guru junior." Gumamnya mengingat usianya yang tidak muda.
"Siswa gila!" Sang pengawas ujian menyandarkan punggungnya di kursi.
Tapi apa benar demikian?
*
Ujian demi ujian telah berlalu selama beberapa hari ini. Inilah saat hasil pengumuman ditempel.
Hampir semua siswa yang mendengar taruhan antara Andrew dan Boy membawa kamera, bahkan handycam ke sekolah. Tujuannya? Tentu saja untuk merekam si tampan yang harus berlari tanpa mengenakan pakaian.
"Aku hanya ingin melihat Andrew tidak memakai pakaian."
"Si idiot akan kalah!"
"Pecundang yang viral di internet."
"Sudah bodoh sombong lagi!"
Berbagai ejekan yang diterima olehnya membuatnya berfikir, ada banyak pergeseran moral dari manusia. Mulut mereka begitu lancar mencemooh orang lain yang dapat ditindas."Bodoh." Cibir Andrew tetap berjalan melalui mereka.
Hingga seorang wanita datang dengan pupil mata berwarna merah dan rambut hitamnya. Menatap tajam ke arah orang-orang yang membawa kamera maupun handycam.
"Jangan bermimpi melihat Andrew tidak mengenakan pakaian! Hanya aku yang boleh melihatnya." Sebuah ancaman dari wanita yang memiliki kantong tebal, anak tunggal taipan, membuat nyali mereka menciut. Menutup handycam, juga menyembunyikan kamera mereka. Siapa yang ingin berurusan dengan Ara?
"Andrew!" Teriak Ara lagi berjalan mengikuti sang pemuda. Bagaikan dirinya telah mengidap penyakit budak cinta kronis.
Pengumuman belum ditempelkan. Namun sayangnya Boy sudah berada di sana membawa kru untuk mengambil gambar yang akan disebarkannya pada stasiun berita nasional. Dirinya benar-benar kesal, mengingat kotoran yang tidak sengaja tertelan kala Andrew menghajarnya hingga tidak sadarkan diri.
"Aku sudah membawa kru TV. Kamu tidak akan lolos dengan mudah. Bahkan untuk 20 tahun lagi sekalipun. Semua orang akan mengingatmu sebagai, idiot gila yang tidak mengenakan pakaian." Gelak tawa Boy yang benar-benar membuat salah satu alis Andrew terangkat.
"Kejelekanmu benar-benar terlihat saat kamu tertawa." Cibirnya.
"Setan! Siapa yang peduli! Aku adalah anak bungsu dari---" Kalimat Boy disela.
"Hidung b*bi! Sebaiknya kamu diam. Jika tidak, aku dapat menyewa orang untuk membunuhmu." Itulah yang dikatakan gadis yang menempel manis disamping Andrew. Sedangkan Andrew terus berusaha mendorong kepala Ara.
Boy menghela napas kasar."Ara, aku lebih tampan dan pintar darinya. Apa yang kamu cari dari nol besar. Mari kita bersama, aku dapat membuat kehidupan yang lebih baik bagi kita. Seperti pangeran dan tuan putri, cinta sejati tidak terpisahkan oleh takdir."
Ueeekk!
Tiba-tiba Andrew berlari ke arah jendela memuntahkan isi perutnya, mendengar rayuan tingkat tinggi kedua orang ini.
"Sayang! Apa kamu mengalami couvade syndrome (sindrom bapak-bapak ngidam)? Artinya aku mengandung anak kita." Ucap Ara, Seorang anak sekolah menengah pertama yang ceplas-ceplos merayu, membuat Andrew semakin risih saja.
"Kalian serasi." Andrew menghela napas kasar, berusaha tersenyum.
"Sayang! Kamu cemburu." Ucap Ara semakin parah saja, melompat-lompat kegirangan.
"Percuma bicara padamu." Kembali lagi sang sesepuh harus bersabar, menghadapi orang ini.
Seorang petugas tata usaha datang, membawa lima lembar kertas yang akan ditempelkan pada papan pengumuman.
"Semuanya! Mari kita lihat si nol besar akan berlari tanpa pakaian hari ini!" Teriak Boy tertawa.
Sedangkan Ara berbisik pada Andrew."Jika hasilnya kamu kalah, aku sudah mempersiapkan ratusan pengawal untuk sterilisasi sekolah. Hingga hanya aku yang bisa melihatmu lari tanpa pakaian."
Kata-kata yang membuat Andrew semakin menjauh darinya.
Tapi kala pengumuman ditempel. Semua orang kembali merekam. Dari ratusan siswa nama Boy ada di peringkat ke 4, naik satu peringkat dari biasanya. Tentu saja karena dirinya sudah membeli soal ujian terlebih dahulu.
"Selamat! Kamu peringkat ke empat! Kali ini hadiah dari ayahmu sudah pasti motor sport!" Sahabat Boy memuji, membuat pemuda itu tertawa kencang, tanpa melihat ke arah papan pengumuman yang dikerumuni orang-orang.
"I...ini."
"Ini tidak salah kan?"
"Kenapa bisa?"
"Gila!"
Kalimat demi kalimat dari orang-orang, membuat Boy tidak mengerti sama sekali. Memang ada kericuhan apa yang dapat terjadi? Bukankah seperti biasanya si idiot berada di peringkat terakhir.
"Sayang!" Suara teriakan Ara terdengar melengking, bagaikan ini hal yang membanggakan.
Dengan wajah pucat Boy menerobos kerumunan. Dirinya mendorong siswa-siswi yang menatapnya dengan pandangan aneh.
Kala dirinya menatap lebaran kertas pertama yang tertempel, dirinya mencari keberadaan nama Andrew dari peringkat paling akhir.
"Tidak ada!" Gumamnya artinya Andrew tidak ada di atas peringkat 100, mengacu pada lembaran kedua, juga tidak ada. Dirinya semakin gemetaran saja.
Hingga pada lembaran kertas yang menunjukkan dirinya berada di peringkat keempat, jemari tangannya semakin naik menelan ludahnya. Keringat dingin mulai mengucur di pelipisnya. Tangannya benar-benar gemetaran.
Peringkat tiga, juga bukan, bahkan bukan peringkat dua. Sialnya kali ini peringkat pertama kembar, dengan nilai sempurna.
Ara dan Andrew memperoleh total nilai yang sama.
"Tidak mungkin!" Ucapnya terduduk lemas di lantai, membuat orang-orang mulai berbisik-bisik tentang janji Boy untuk lari 10 putaran mengelilingi sekolah tanpa mengenakan satu lembar pakaian pun.
Andrew mendekat kemudian berbisik padanya."Buka bajumu."
"Kamu pasti curang! Ara yang membantumu kan? Kamu akan dihajar oleh ayah kali ini!" Teriak Boy tidak terima, mengambil handphone di sakunya hendak menghubungi ayahnya.
"Kebetulan aku ingin bertemu dengan ayah kita." Kalimat yang diucapkan Andrew penuh senyuman. Mengingat bagaimana pemilik tubuh asli diperlakukan.
*
*
*
🍀Karya ini merupakan karya jalur kreatif.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
sss+
GG andrew
2024-02-12
1
🌠Naπa Kiarra🍁
Kalah g mau ngaku😪
2023-12-31
1
Яцяу
boleh nonton gak yaaa... 😂😂
2023-12-30
2