"Dimana ada tempat yang dingin disini!?" Tanya Andrew pada mereka.
"Kenapa? Kamu ingin membuat adegan percintaan seperti di film-film. Saling menghangatkan, dengan skin to skin, atau mungkin membuat boneka salju?" Tanya wanita di punggungnya membuat dirinya menghela napas berkali-kali, memang harus bersabar.
"Pabrik pengemasan F Egle! Ruangan pendingin di tempat kami cukup luas, karena menyimpan ton-an daging kwalitas tinggi dari berbagai negara." Jawab sang kepala pelayan, mengisi kembali pelurunya.
Dor!
Dor!
Dor!
Tepat mengenai kepala sang mutan-mutan berbentuk lebah raksasa tersebut. Tapi seperti sebelumnya, lebah-lebah selalu dapat bangkit. Hanya dapat mati dengan ditendang bagian sengat, hingga organ dalamnya keluar saja. Tapi puluhan lebah? Bahkan mungkin jumlahnya hampir ratusan? Mereka juga dapat terbang, bagaimana cara menendang semuanya?
Melarikan diri menjadi pilihan. Sang butler yang dulunya tentara bayaran dapat berlari dengan cepat. Tapi bagaimana dengan Andrew? Mengapa dapat berlari dengan cepat sembari menggendong Ara? Entahlah! Untuk menyelamatkan nona mudanya, sang butler kali ini akan menuruti perintah Andrew.
"Apa jauh?" Tanya Andrew masih berlari.
"Tidak! Lihat pabrik dengan lambang macan? Itulah salah satu milik nona muda." Jawaban dari sang butler.
Dor!
Dor!
Dor!
"Kalian pergilah terlebih dahulu! Saya akan menghalangi mereka." Ucap sang butler mengingat semakin banyak lebah yang mendekat.
"Tidak! Di depan kita ada plakat iklan yang tergantung. Tembak tepat pada bagian rantainya!" Perintah Andrew tidak terlihat kelelahan sama sekali. Teknik pernapasan dan memperingan langkah yang dikuasai pendekar penyebabnya. Dirinya tidak dapat mengeluarkan terlalu banyak energi dan sihir. Karena itu memakai otak adalah jalan satu-satunya untuk menyelamatkan diri.
Dor!
Dor!
Papan iklan raksasa terjatuh tepat setelah mereka melewatinya. Membuat sengat puluhan lebah tersangkut pada plakat besi. Tidak dapat mengejar mereka.
Tapi lebah yang berada di belakang tetap mengejar. Walaupun kini ada sedikit jarak.
"Sayang! Kamu semakin tampan dan pintar saja!" Pujian dari Ara masih bermanja-manja di punggung Andrew.
"Terserah apa katamu saja!" Geram Andrew enggan berdebat dengan gadis muda. Ingat! Dirinya adalah sesepuh yang tidak memiliki napsu duniawi. Tapi dengan catatan, tidak menderita impoten.
Memasuki area pabrik, sang butler menembak ke arah cairan limbah.
Satu persatu dari lebah yang mengejar terhalang oleh cairan limbah. Senyuman menyungging di wajah Andrew."Ruangan mana?" tanyanya pada sang butler.
Pabrik yang cukup besar, tapi benar-benar gelap gulita. Mungkin hanya penjaga depan yang telah terkena serangan adalah orang-orang yang berada di area ini. Penjaga yang telah mati akibat dimakan mutan dan terkena sengatan beracun.
"Ruangan dengan pintu putih terbuat dari besi, lambang es ada di depannya!" Jawab sang butler, dengan napas tersengal-sengal.
"Kita bagi menjadi dua tugas. Aku akan menidurkan mereka. Dan kamu mencari api." Itulah yang diucapkan oleh Andrew.
"Baik!" Sang butler, menyanggupi.
Seperti sudah diduganya, kala butler melangkah terpisah, maka sasaran para mutan sialan ini adalah dirinya dan Ara. Intinya mereka bertugas untuk membunuh orang yang melindungi Ara.
"Turunkan aku. Ini jalan buntu kan?" Tanya Ara padanya, untuk pertama kalinya bicara dengan nada serius. Tangan wanita ini gemetar bagaikan ketakutan, lebih baik menyerahkan diri daripada sang butler dan Andrew mati bukan?
Andrew menggeleng menghela napas kasar."Kamu tidak percaya pada pacarmu?" pertanyaan dari Andrew membuat Ara menangis terisak, mengeratkan pelukannya.
*
Pintu ruangan luas itu dibuka olehnya. Setelah meminta Ara mengatur pada suhu terendah. Dirinya dan Ara memasuki tempat tersebut, begitu juga dengan hampir 100 lebah raksasa yang mengejar mereka.
Tapi tahukah kalian sifat alami lebah? Dirinya melompat dan terus bergerak sembari menggendong Ara."Peluk aku! Agar kamu tidak mengalami hipotermia!" perintah Andrew, membuat Ara yang ada di punggungnya malah mencium leher Andrew.
"Apa yang kamu lakukan!?" Teriak Andrew kesal.
"Aliran darah yang cepat akibat napsu akan membuat hangat bukan!?" Pertanyaan dari Ara.
"Dasar tidak normal!" Ucap Andrew, masih berusaha bergerak cepat menghindari serangan.
Dan benar saja, kurang dari tiga menit sifat alami mereka terlihat. Hibernasi, satu persatu dari mereka berjatuhan.
Tak!
Tak!
"Nona!" Sang butler ikut memasuki ruangan pendingin, tidak membawa apapun.
"Dimana apinya?" Tanya Andrew pada sang butler, menurunkan Ara dari punggungnya secara paksa. Walaupun Ara masih berusaha menempel seperti koala.
Pria tua dengan rambut panjang terikat itu kembali mengenakan kacamatanya, menatap sebagian besar lebah telah tertidur. Satu lebah yang baru masuk mendekat, belum terkena efek suhu ruangan pendingin. Tapi dengan cepat sang butler menendangnya hingga organ dalam lebah itu keluar.
"Apinya ada di luar. Mohon kalian keluar dulu dari ruangan ini. Saya tidak ingin nona dan tuan muda terluka." Ucapnya menunduk penuh rasa hormat.
*
Dhuar!
Dhuar!
Sang butler terlihat fokus, membawa bazoka, meledakkan setengah area pabrik. Sedangkan Andrew mengernyitkan keningnya. Anak taipan memang berbeda, Ara tidak terlihat cemas sama sekali, melihat pabrik miliknya dihancurkan oleh sang butler. Mungkin ini hanya sebagian kecil kekayaannya saja.
Sedangkan Ara sendiri, masih juga berpura-pura gemetaran sembari memeluk lengan Andrew.
"Sebaiknya aku pulang." Andrew menghela napas kasar, tubuh lemah manusianya sudah mencapai batasnya. Napasnya tersengal-sengal, seluruh tubuhnya terasa sakit.
"Aku takut! Boleh malam ini aku menginap di rumahmu? Aku janji, kita yang ada di bawah umur tidak akan membuat anak." Tanya Ara pada orang yang sudah dua kali menyelamatkan hidupnya.
"Tidak! Sudah aku bilang aku tidak memiliki napsu." Jawaban dari Andrew, melangkah pergi.
Ara mengernyitkan keningnya, menghela napas kasar. Melihat kepergian pria yang seusia dengannya.
"Nona." Sang butler menunduk memberi hormat.
"Kita pulang." Hanya itulah yang diucapkan Ara dengan senyuman yang menghilang.
"Baik." Sang butler membenahi posisi kacamatanya.
*
Bug!
Andrew mengistirahatkan tubuh manusianya, meskipun menggunakan teknik beladiri agar tidak menghabiskan banyak energi, tapi tetap saja fisik orang ini terlalu lemah.
Ada banyak yang ada dalam benaknya, mengapa bukan dewa perang yang dikirim untuk menghentikan kiamat oleh kaisar langit? Lalu mengapa para mutan itu dapat muncul?
Tsunami? Hal itu tidak dapat dicegah, karena itu akan terjadi akibat kemarahan dewa laut karena tumpahan minyak mengotori perairan tepat di atas istananya. Dirinya tidak dapat mencegah bencana, seseorang dewa kelas menengah, itulah dirinya, bahkan dewa laut dapat membunuhnya dengan mudah.
"Aku ingin memakan anggur keabadian, ingin dilayani, ingin tidur di tempat tidur yang harum, tidak ingin berurusan dengan manusia dan mutan yang kotor!" Ucap sang dewa menghela napas berkali-kali.
Tapi Ara yang sering diincar oleh entah siapa. Wajahnya yang mirip dengan raja mutan. Tidak! Andrew yakin bukan Ara. Bagaimana bisa dirinya sebagai dewa kelas menengah dikalahkan oleh wanita?
Sudah pasti raja mutan adalah pria. Tubuh berbalut pakaian perang dengan jubah. Terlihat gagah tersenyum dingin, benar-benar mengeluarkan aura bagaikan kaum iblis.
Raja mutan sebelum dirinya melakukan replay berdarah dingin, pintar, dan tidak kenal ampun. Memiliki kemampuan fisik untuk menghancurkan tulang dewa dengan satu pukulan. Bahkan jika dewa perang yang turun ke dunia pun untuk menghentikan kiamat, akan sulit untuk menghadapinya.
Lalu mengapa harus mengirim dewa kelas menengah sepertinya?
Dirinya menatap tangannya sendiri. Seseorang dengan nama Andrew. Orang bodoh yang tidak tahu apapun.
Tidak! 15 tahun adalah waktunya untuk menjadikan tubuh ini sebagai tubuh dewa. Dirinya juga harus menjadi peneliti, agar dapat menghentikan virus alfa dominan. Membunuh raja mutan? Itulah yang terpenting.
Perlahan dirinya membuka buku, berusaha menyerap ilmu secepat mungkin. Selain itu, jika Andrew pemilik dari tubuh asli berasal dari keluarga berkuasa. Dirinya mungkin dapat memanfaatkannya untuk mencari keberadaan laboratorium tersembunyi. Tempat dimana berbagai percobaan terlarang dilakukan.
"Raja mutan! Aku akan menebas mu menjadi puluhan bagian!" Teriaknya ingin balas dendam. Membayangkan wajah rupawan yang membunuhnya dengan membabi buta.
*
*
🍀Karya ini merupakan karya jalur kreatif.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
sss+
dewa waktu lebih kuat harusnya daripada dewa laut
2024-02-11
0
yesi yuniar
ara yg manja dihadapan andrew, masih banyak rahasia yg disembunyikannya...
2023-12-30
2
🌠Naπa Kiarra🍁
Masih lama misteri akan terjawa
2023-12-30
3