"Anggap saja prediksi tentang kiamat." Jawab Andrew tertawa kecil.
"Sebuah prediksi dimana terdapat laboratorium tersembunyi. Menyebarkan mutan, manusia buatan dan virus berbahaya." Andrew kembali meminum sedikit tehnya.
"Virus berbahaya?" Tanya Regan tertarik.
Andrew mengangguk."Virus keabadian yang membuatmu tetap hidup walaupun kepalamu terlepas dari tubuhmu. Membuatmu tidak memiliki rasa sakit bahkan jika kulitmu terkelupas hingga ke tulang."
"Kalau begitu itu bukan virus berbahaya. Itu virus yang dapat menyelamatkan nyawa banyak orang. Kalau ada virus seperti itu, aku juga ingin terinfeksi." Regan tertawa kecil mulai terlihat santai.
"Benarkah? Tapi menentang hukum alam bukanlah hal yang baik. Tidak merasakan rasa sakit, itu artinya otakmu sudah tidak dapat dipergunakan. Seperti hewan buas yang hanya mengandalkan insting untuk memakan daging. Tetap hidup walaupun kepalamu terlepas, yang busuk tetaplah akan busuk. Hidup abadi apanya? Saat tidak dapat mengkonsumsi daging mentah untuk regenerasi lagi. Maka hanya tinggal tulang yang akan hancur, tetap tidak ada yang namanya kehidupan abadi dengan cara instan." Kalimat demi kalimat penuh senyuman dari Andrew, kemudian melanjutkan kata-katanya."Dengan kata lain, kamu ingin menjadi zombie?"
"Tidak!" Tegas Regan menghabiskan tehnya dengan cepat."Ta...tapi apa benar perkiraanmu tentang laboratorium dapat dipertanggungjawabkan?"
"Aku tidak memberikan sumber informasinya. Tapi semua informasi yang aku berikan kemungkinan besar akan terjadi, jika tidak ada orang yang mencegahnya. Satu persatu semakin terlihat sesuai prediksi, mutan-mutan aneh mulai terlihat." Jawabnya.
"A...apa aku bisa membatu kalian sebagai rasa terimakasihku? Apalagi Andrew sudah menyelamatkan nyawaku sekali." Tanya Regan terdengar ragu.
Ara menghela napas kasar."Boleh..." Hanya itulah jawabannya tersenyum.
*
Malam semakin menjelang, bulan purnama yang bersinar. Seseorang berdiri di atas tiang listrik dalam gang sempit yang sepi. Rambut pirang dengan pupil mata hitam bagaikan langit malam. Dialah dewa bulan, menghela napas kasar, mengetahui apa yang terjadi sebelum dunia ini mengalami apa yang disebut kiamat. Perang antara manusia melawan mutan, berserta menyebarnya virus Alfa dominan.
Siapa sebenarnya identitas raja dari para mutan? Dirinya juga mengetahui dengan jelas. Hanya saja harus tetap bungkam agar segalanya berjalan dengan alami, seperti perintah kaisar langit.
Namun hanya dapat menghela napas kasar melihat sang dewa waktu yang paling pemalas diantara dewa-dewa lainnya, harus berjuang menjadi bocah manusia.
Dewa bulan menipiskan bibir menahan tawanya. Tapi tawa yang hanya dapat ditahannya sejenak.
"Ha...ha...ha..." Pada akhirnya tawa itu terlepas, kala melihat Andrew melintas, dengan cepat dirinya menghilang.
Andrew melewati gang sempit dengan beberapa bungkus mie instan dalam kantong belanja ramah lingkungan yang dibawanya, hanya dapat menghela napas kasar. Menatap jengkel ke arah tiang listrik, kemudian melemparkan batu ke arah dewa bulan berdiri sebelumnya.
Pemuda yang melangkah perlahan. Mengumpulkan puzzle demi puzzle, raja mutan dengan wajah yang benar-benar mirip dengan Ara. Bahkan pupil matanya sama-sama merah, bau darah juga serupa. Apa dirinya harus membunuh Ara untuk menghentikan kiamat?
Tapi tidak ada bukti sama sekali. Segalanya masih samar bagaikan kabut.
*
Merebus mie instan sembari membaca beberapa buku penelitian yang dibelinya dari uang sisa yang dihasilkan dari menjual sisa material di tempat judi batu giok. Dirinya tidak ikut berjudi tapi mendapatkan hasil yang lumayan.
Satu persatu buku dibaca olehnya. Menyimpan semua hal yang berhubungan dengan kimia dan sains dalam otaknya. Dirinya tidak dapat menarik kesimpulan begitu saja. Jadi beberapa deduksi dituliskan olehnya.
'1.Raja mutan merupakan Ara sendiri.'
Sebuah kemungkinan yang ditulisnya membuat Andrew menggeleng. Tidak mungkin, tapi juga mungkin. Kemudian kembali menulis deduksi lainnya.
'2.Raja mutan memiliki hubungan kerabat dekat. Mungkin saudara kembar dengan Ara?'
Deduksi yang membuat Andrew menghela napas kembali. Apa Ara dan butler menyembunyikan sesuatu darinya? Dirinya masih memiliki deduksi lainnya.
'3.Turunan DNA, dengan kata lain raja mutan adalah anak yang dibuat menggunakan DNA Ara, dan satu DNA lagi. Raja mutan dipaksa berkembang cepat dengan metode tertentu, hingga terlihat lebih dewasa dari seharusnya.'
Kembali Andrew bergidik ngeri. Mengingat kalimat dari Ara untuk memiliki anak dengan dirinya. Tapi masih ada satu deduksi lagi.
'4.Seperti ras mutan lainnya. Raja mutan hidup dengan mengambil tubuh makhluk lain. Bola mata dicongkel dari mata Ara, bau darah kemungkinan besar karena percampuran beberapa korban dari golongan darah yang sama. Tidak, bukan dicongkel, tapi menggunakan kepala Ara, disatukan dengan tubuh orang lain yang diberikan cairan atau obat-obatan menggunakan metode khusus.'
Jujur saja, kala menulis deduksi ke empat tangan Andrew benar-benar gemetar. Membayangkan Ara dibunuh untuk menciptakan makhluk sempurna. Dirinya bagaikan merasakan sesak yang aneh. Sama seperti kala dirinya masih memiliki napsu dan rasa dendam seperti manusia. Saat dirinya membantai satu sekte karena membunuh siluman peliharaannya.
"Hah..." Andrew menghela napas berkali-kali, sebagai tetua, seorang dewa yang bermartabat dirinya tidak boleh seperti ini. Tidak boleh memiliki ikatan duniawi yang menyusahkan. Tidak boleh terikat dendam, kembali ke dunia langit adalah tujuannya.
Raut wajahnya kembali normal. Mencampur bumbu mie instan, kemudian mulai memakannya. Manusia memiliki rasa lapar, juga agar kembali memiliki fisik pendekar, dirinya harus makan dengan baik.
*
Tidak ada banyak hal yang terjadi, dirinya memilih sekolah menengah atas yang sesuai dengan budgetnya. Ini adalah hari pertamanya di sekolah baru setelah liburan panjang, dimana Ara datang hampir setiap malam membawakan makanan untuknya.
Walaupun tidak selalu, mengingat remaja itu harus belajar mengurus usaha milik mendiang ayahnya. Sedangkan Andrew lebih disibukkan pada siang hari untuk kerja sambilan.
Dirinya turun dari bis, berjalan dari halte menuju ke arah sekolahnya.
Ada banyak siswa yang berbicara, berbincang dan mulai berkenalan. Mungkin mereka merupakan murid yang akan satu angkatan dengannya.
Hingga seorang gadis menghadang jalannya. Berpenampilan manis, terjatuh meringis memegangi pergelangan kakinya.
"Bi... bisa kamu membantuku?" Tanya gadis itu tertunduk ragu, kala Andrew akan melewatinya.
Andrew menghela napas kasar. Gadis yang benar cantik dimata orang lain. Tapi dimata dirinya yang tidak memiliki napsu, semua wanita sama saja seperti cumi-cumi.
Dirinya berjongkok.
Trak!
Tak!
Dengan dua gerakan kaki gadis berseragam sama dengannya itu disembuhkan. Dirinya mengernyitkan keningnya sejenak, mengingatkan pertemuan pertamanya dengan siluman kelinci musim dingin yang juga tidak dapat berjalan di atas salju dengan kaki yang terluka. Siluman yang selanjutnya menjadi rekan perjalanannya.
Dirinya bangkit tanpa mengatakan apapun. Kemudian berjalan menuju ke arah sekolah. Tapi gadis itu malah bangkit mengejarnya.
"Terimakasih! Siapa namamu? Kamu sangat hebat. Namaku Candy." Itulah yang diucapkan sang gadis, mengulurkan tangannya.
Andrew mengernyitkan keningnya, kemudian menghela napas kasar, berusaha tersenyum."Andrew..."
*
Ara terdiam sejenak, telah memakai seragam, lengkap dengan tas ranselnya, menatap segalanya dari dalam mobil yang terparkir di seberang jalan. Sang butler menghela napas."Nona?" tanyanya.
"Aku ingin bolos hari ini." Ucap Ara tersenyum, terlihat ceria.
*
*
*
🍀Karya ini merupakan karya jalur kreatif.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
sss+
daripada di bunuh kan bisa di lindungi lagian alasan ara jadi raja mutan kan gara gara di culik
2024-02-13
0
Abimanyu Rara Mpuzz
apa candy akan membuat hubungan Ara dan Andrew jadi panas
2024-01-03
0
🌠Naπa Kiarra🍁
Ada yang cembokur.🤭
2024-01-03
0