"Nona Ratu, apa yang harus kulakukan selanjutnya dengan api ini?" Bai Liluo melihat api di telapak tangannya, api itu tidak berwana hitam seperti Ratu melainkan berwarna api merah kuning pada umumnya.
"Aku akan mengajarkannya lebih dalam nanti tapi... " Ratu menatap wajah polos Bai Liluo sebelum menghela nafas cukup panjang. "Kau membuatku tidak berselera untuk melakukannya."
"Hm? Kenapa Nona Ratu, apa karena aku telah berbuat kesalahan?"
"Kau tidak hanya salah tapi harus disalahkan, kau tau berapa lama seseorang bisa menggunakan sihir elemen api? Membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk melakukannya dan kau... Satu menit pun kau sudah bisa menguasainya." Ratu mendengus kesal sebelum membuang wajahnya.
Bai Liluo menggaruk kepalanya sebelum tersenyum canggung, masalah ini juga ia tidak tahu harus bagaimana karena Bai Liluo bisa melakukannya dengan begitu saja tanpa ia sadari.
"Nona Ratu, aku harap anda tidak marah, bagaimana pun aku tidak akan kuat jika Nona Ratu tidak melatihku." Bai Liluo mencoba membujuk.
"Hmph!" Ratu mengembungkan sebelah pipinya. "Bisa-bisanya kau mencoba merayuku."
"Nona Ratu, kalau tidak ada anda mungkin aku sudah mati di serang babi hutan yang masuk ladang pertanianku, jika tidak anda, mungkin aku tidak akan mengetahui tentang petunjuk orang tuaku dari kakek. Nona Ratu, tidak hanya anda sangat cantik, tetapi hatimu juga baik."
Ratu melirik Bai Liluo, sedikit mengangkat alisnya. "Sejak kapan kau pandai merayu."
"Eh, secara naluriah. Mungkin..." Bai Liluo menggaruk kepalanya, sedikit salah tingkah.
Ratu menghela nafas. "Lupakan saja, masalah sihir api ini aku akan bahas lain kali. Aku mengajarimu jika waktunya sudah tepat."
Bai Liluo merasa senang, ia mengangguk-angguk secara antusias.
"Tapi kau harus ingat, api yang kau munculkan sebelumnya bukanlah elemen api biasa, itu adalah sihir api dari kaum Ras Naga."
"Apakah ada perbedaan Nona Ratu? Selain api yang dimunculkan Nona Ratu memang berbeda karena berwarna hitam, api yang ada di tanganku justru tampak biasa saja?" Bai Liluo melihat api di telapak tangannya.
"Itu karena sihir elemen api Ras Naga mempunyai tingkatan yang berbeda-beda..."
Ratu menerangkan bahwa elemen api Ras Naga sangat jauh berbeda dan memiliki beberapa tahapan, semakin panas apinya maka api itu akan berubah warna.
Api berwarna kuning seperti yang diciptakan Bai Liluo adalah tingkat pertama dari tingkatan api Ras Naga sementara untuk tahapan kedua, api itu akan berubah menjadi api berwarna biru.
Tingkatan selanjutnya api itu akan berwarna hijau, ungu, merah muda, merah darah, putih, hingga tingkatan terakhir yaitu api berwarna hitam. Semakin tinggi tingkatannya maka semakin panas juga suhu api tersebut.
"Jadi api hitam yang diciptakan Nona Ratu sebelumnya merupakan sihir api level tertinggi tetapi kenapa api hitamnya tidak terlalu panas?" Bai Liluo merasa kebingungan.
Api yang dibuat Bai Liluo sudah bisa dirasakan panasnya hanya beberapa langkah darinya tapi api hitam Ratu bahkan seperti tidak memiliki panas sedikitpun.
"Itu karena aku mengontrol suhu apinya dengan baik, jika aku mau, kau bisa terbakar meski berjarak puluhan meter dari api hitamku."
Bai Liluo menelan ludah lalu menganggukkan kepalanya, kali ini ia lebih memahaminya.
Ratu kemudian menjelaskan bahwa Bai Liluo tidak akan bisa menciptakan api hitam hanya dengan kemampuan menirunya, itu karena untuk menaikan level api tersebut Bai Liluo harus mengalami penyiksaan dimana dirinya akan dibakar hidup-hidup oleh ritual Penyucian Api Naga.
Setelah Penyucian Api Naga barulah Bai Liluo bisa menggunakan tingkatan level api selanjutnya yakni api berwarna biru.
"Berapa lama hingga aku bisa ke tingkatan api hitam Nona Ratu?"
"Sampai tubuh fisik maupun jiwamu sudah sangat kuat dan saat ini kau terlalu lemah hingga membuat dadaku terasa sesak." Ratu mendengus kesal.
Bai Liluo tersenyum canggung, padahal dirinya merasa sudah kuat saat ini tapi jika Ratu berpikir demikian, ia tidak bisa membantah karena boleh jadi menurut pandangan Ratu dirinya memang masih lemah.
Ratu tidak melanjutkan membahas sihir apinya melainkan ke Anggrek Bulan yang ia dapat.
Ratu memasukkan anggrek tersebut ke dalam api yang berada di telapak tangannya bersama beberapa bahan yang lain. Tanaman-tanaman itu berubah menjadi cairan usai memasuki api hitam Ratu.
Beberapa menit kemudian pil berwarna keperakan terbentuk, Ratu menghilangkan apinya dan yang tersisa adalah pil tersebut.
"Pil Bulan Perak, jika kau mengonsumsinya tidak hanya kau akan menerobos tetapi kekuatan fisikmu juga meningkat." Ratu menyodorkan pil itu pada Bai Liluo.
"Pil ini sangat indah, tapi Nona Ratu apa tidak masalah kalau aku menerobos lagi?" Bai Liluo memperhatikan pil tersebut.
Bai Liluo baru menerobos ke Alam Spirit tahap 5 kemarin, jika memakan pil itu ia akan naik ke tingkatan tahap 6, padahal sebelumnya Ratu selalu memberi pil itu selama dua bulan sekali.
Bagi Ratu, menaikan tingkatan beladiri Bai Liluo adalah hal yang mudah namun masalahnya Bai Liluo harus memiliki kemampuan juga untuk mengendalikan kekuatan tersebut.
"Setelah melihat pertarunganmu melawan kawanan gorila itu kupikir kemampuan sudah cukup untuk menerobos, jadi tidak perlu menunggu hingga dua bulan seperti biasanya." Ratu memberikan jawaban.
Bai Liluo menjadi antusias, tidak menunggu waktu lagi ia mencari tempat duduk yang nyaman sebelum menelan pil itu.
Ratu menggelengkan kepalanya melihat semangat Bai Liluo, tentu saja seperti perkiraannya pria itu berhasil menerobos tak lama kemudian usai menyerap khasiat Pil Bulan Perak.
"Pil ini benar-benar berbeda..." Bai Liluo tertegun, ia merasakan kekuatan fisiknya telah bertambah siginifikan.
"Kau sepertinya akan bertambah kuat lebih cepat jika berada di hutan seperti ini. Aku mengubah rencanaku, kau tidak boleh pulang selama mendapatkan seribu permata siluman."
"Nona Ratu, bukankah itu terlalu berlebihan?" Senyuman Bai Liluo mendadak pudar usai mendengar hal tersebut.
"Hei, kalau kau ingin cepat kuat maka kau harus ikut pelatihanku, lagipula tetap tinggal di gubukmu tidak akan membawa hasil apapun, yang kau butuhkan saat ini bukanlah belajar teknik baru melainkan pengalaman bertarung yang banyak."
Bai Liluo menggaruk kepala, perkataan Ratu memang ada benarnya. "Baik Nona Ratu, jika itu keputusanmu aku tidak keberatan, ini semua juga untuk kebaikanku."
"Bagus, itu baru muridku..." Ratu tersenyum manis.
"Jadi sekarang Nona Ratu sudah mengakuiku sebagai murid?" Bai Liluo cukup terkejut.
"Yeah, kemampuanmu cukup lumayan, kurasa tidak buruk juga mengangkatmu sebagai muridku."
Bai Liluo merasa senang, sebelumnya Ratu enggan mengakui dirinya sebagai muridnya meski gadis itu mengajarkan banyak hal pada Bai Liluo. Alasannya karena selama ini Ratu tidak pernah mempunyai murid sepanjang hidupnya dan ia juga tidak berniat memiliki murid tetapi semua itu berubah setelah melihat bakat luar biasa Bai Liluo.
Menurut Ratu, Bai Liluo akan memiliki masa depan yang cerah, memiliki murid seperti Bai Liluo justru akan menjadi kebanggaan bagi orang yang mengguruinya, tentu saja Ratu tidak akan mengatakan semua itu pada pria tersebut karena rasa gengsinya sebagai Ratu dari Ras Naga.
Keesokan harinya Bai Liluo melanjutkan latihannya dengan menyelusuri hutan lebih dalam, ia sudah mengeluarkan Pedang Pembelah Langit di tangannya dan siap melawan berbagai siluman yang menghalanginya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Wah Bai.. jadi Murid🤔 berarti Guruku Cantik Sekali🤣🤣
2024-01-19
0
Buang Sengketa
bagus cerita nya. ditunggu kelanjutannya. 👍👍👍👍👍👍
2024-01-01
0