Eps. 10 — Menuju Kota

Perjalanan Bai Liluo ke kota terdekat dari gunung suci sangat jauh, setidaknya membutuhkan waktu lima sampai enam hari hingga ia tiba di tujuan.

Bai Liluo melewati jalur yang dulu di gunakan kakeknya saat melewati hutan di sekitar Gunung Suci, jalur tersebut sangat aman dan tidak pernah ada hewan buas yang melintas.

Ketika hari mulai gelap Bai Liluo menghentikan kudanya dan berisitirahat.

"Seharusnya titik ini adalah tempat dimana kakek dulu biasa berisitirahat..." Bai Liluo memeriksa sekitarnya.

Akibat tiga tahun Bai Liluo tidak ke kota jalur yang dilewatinya sudah dipenuhi oleh semak belukar, Bai Liluo harus memeriksa lebih teliti agar tempat pemberhentiannya tidak salah.

Jika tempat titik pemberhentian itu benar maka Bai Liluo tidak akan masalah kalau membuat api unggun sebagai penerangan. Dimalam hari, membuat api di tengah hutan justru akan menarik perhatian hewan buas sekitarnya sebab itu Bai Liluo sangat waspada.

Bai Liluo memeriksa tempatnya selama lima belas menit sebelum akhirnya memastikan bahwa tempat tersebut adalah titik pemberhentian yang dicarinya.

Setelah tidur di ruang terbuka, keesokan harinya Bai Liluo melanjutkan perjalanan. Satu hal yang Bai Liluo syukuri dalam perjalanan ini adalah cuacanya yang cerah.

Jika hujan, Bai Liluo harus mencari gua di sekitar hutan ini untuk tempat berteduh dan ia yakin itu akan sulit dilakukan.

Bai Liluo kembali memacu kudanya agar bergerak, kuda hitam yang dikendarainya tidak bisa bergerak cepat karena gerobak hasil panen yang ia bawa.

"Berapa lama lagi hingga kau keluar dari hutan ini?" Ratu bertanya di dalam pikiran Bai Liluo.

"Seharusnya tidak lama lagi, mungkin lusa kita bisa keluar."

Ratu jarang keluar saat perjalanan Bai Liluo dimulai kecuali sesekali ketika ia menemukan tanaman yang menarik perhatiannya untuk dibuat pil, selain hal itu gadis manis tersebut akan tetap di alam dantiannya.

Setelah tiga hari di dalam hutan akhirnya Bai Liluo keluar dari hutan tersebut, kali ini jalan yang dilaluinya adalah sebuah lereng gunung yang lumayan terjal.

Di lokasi ini Bai Liluo bisa lebih tenang ketika bermalam, setahunya di lereng gunung ini sangat aman dan jauh dari serangan hewan buas.

"Disini benar-benar tidak ada siapapun, sekarang aku menyadari kenapa hanya kau dan kakekmu yang tinggal di gunung itu..." Celetuk Ratu.

Menurut Ratu, perjalanan Bai Liluo selain jauh juga sangat berbahaya. Bai Liluo bisa merasa aman dalam perjalanan ini karena ada jalur yang dibuat kakeknya.

Di hari kelima akhirnya Bai Liluo melihat kota yang ia maksud, pemuda itu segera mempercepat langkah kaki kudanya agar bisa tiba di kota.

"Ini yang kau sebut kota?" Ratu bertanya keheranan saat Bai Liluo menjelaskan kota di depannya.

"Apakah ada yang salah Nona Ratu?"

Ratu menghela nafas, ia ingin mengatakan sesuatu tetapi malas karena harus menjelaskannya.

Reaksi Ratu cukup wajar karena kota yang didatangi pemuda itu tidak seperti kota yang ia bayangkan selama ini. Kota itu kecil lagi terpencil, pembatasnya tidak menggunakan benteng yang kokoh melainkan hanya terbuat dari kayu.

Disebut kota saja sebenarnya cukup berlebihan, jika Bai Liluo tidak mengatakan itu sebuah kota mungkin Ratu akan menganggapnya sebagai desa.

Saat Bai Liluo masuk ke kota tersebut, di gerbang tidak ada penjaga yang biasanya memeriksa pendatang.

Bai Liluo melihat suasana kota itu dengan perasaan campur aduk, pikirannya terbayang tentang kakeknya saat dulu dia diajak kesini.

Meski kota itu kecil nyatanya penduduk di sana cukup padat, suasana kota tampak terlihat sibuk dengan banyak lalu lalang para penduduknya.

Bai Liluo hanya sebentar mengingat tentang kenangan kakeknya sebelum ia memacu kudanya kembali, Bai Liluo pergi ke lokasi tempat perniagaan kota.

"Nona Ratu, apakah anda tidak ingin keluar dan berjalan-jalan di kota ini, meski tidak seindah pemandangan di gunung tetapi udara di kota ini cukup sejuk."

"Tidak perlu, aku malas melakukannya, lagi pula tiada ada yang menarik dari kota kumuh ini..." Ratu menjawabnya sambil mendengus kecil.

Bai Liluo tersenyum canggung, ia tidak berkata lebih jauh dan terus melanjutkan perjalanan.

Meski Ratu tidak keluar dari dimensi alam dantiannya dia masih tetap bisa melihat pemandangan kota tersebut, menurut gadis itu, baik indra penglihat, indra pendengar, dan indra penciuman Bai Liluo akan saling terhubung dengannya.

Bai Liluo akhirnya tiba di pusat perdagangan kota tersebut, ia langsung mendatangi salah satu pedagang di sana, dia merupakan distributor serta tempat dulu kakeknya menjual hasil panennya.

"Paman Lu..." Bai Liluo menyapa seseorang.

Bai Liluo mendatangi seorang pria paruh baya yang sedang sibuk meladeni pembeli yang menawar dagangannya, pria paruh baya itu menghela nafas ketika pada akhirnya pembeli itu tidak jadi membeli dan langsung pergi, saat itulah Bai Liluo menyapanya.

Pria paruh baya itu mengerutkan dahi melihat Bai Liluo, "Kamu siapa, Nak. Wajahmu terasa tidak asing tapi aku sepertinya mengenalmu."

Bai Liluo tersenyum lembut. "Paman Lu ini aku, Liluo."

"Liluo?" Pria paruh baya yang disebut Paman Lu itu mengerutkan dahi, ia tampak berpikir sambil memandang Bai Liluo dari bawah sampai atas sebelum memandang wajahnya lebih teliti. "Wajahmu seperti cucunya Kakek Bai tapi seharusnya dia masih berusia 10 tahun sekarang?"

Bai Liluo batuk pelan, sepertinya namanya tidak terlalu dikenal dibandingkan wajahnya. Kakek Bai yang dimaksud adalah kakek dari Bai Liluo.

"Sebenarnya Paman Lu, aku memang dia, nama lengkapku adalah Bai Liluo."

"Hm? Kau jangan berbohong, seperti yang kukatakan dia masih berusia 10 tahun, seharusnya tinggi badanya tidak-..." Paman Lu belum menyelesaikan kalimatnya sebelum pandangannya jatuh ke arah kuda hitam Bai Liluo, saat itulah ia sadar Bai Liluo tidak berbohong. "Tunggu dulu, kau benar-benar cucunya Kakek Bai?!"

Bai Liluo tertawa kecil sebelum mengangguk pelan. "Lama tidak bertemu, Paman Lu."

"Bagaimana bisa, setelah tiga tahun tidak bertemu dan kau sudah sebesar ini?"

Keheranan Paman Lu cukup wajar, saat terakhir mereka bertemu Bai Liluo masih seorang bocah 7 tahun, kalaupun sekarang pria itu telah berusia 10 tahun seharusnya perkembangan fisiknya tidak secepat ini.

Bai Liluo tampak seperti seseorang yang berusia 15 tahun dari perawakan maupun tinggi badannya, padahal sebenarnya ia hanya terlihat lebih muda dari usia sebenarnya.

Perkembangan fisik Bai Liluo memang cukup mengejutkan apalagi untuk seseorang yang sudah lama tidak bertemu dengannya.

Awalnya Bai Liluo beranggapan hal itu terjadi karena ia sering makan sayur dan buah-buahan setiap hari namun ternyata penjelasannya tidak sesederhana itu.

Suatu waktu Ratu pernah menjelaskan tentang fisik Bai Liluo, gadis itu mengatakan bahwa perkembangan tubuh Bai Liluo akan istimewa dikarenakan ada api roh Ratu yang ada di dalam tubuhnya dimana Ratu memiliki garis darah Ras Naga.

Setelah dipikir lagi penjelasan Ratu memang masuk akal bagi Bai Liluo, dia bertemu gadis itu tiga tahun lalu dan semenjak itu tubuhnya berkembang lebih pesat.

"Meski sulit dipahami aku memang cucu Kakek Bai, mohon Paman Lu tidak salah sangka." Bai Liluo memberikan hormatnya pada Paman Lu.

Melihat sikap Bai Liluo yang menghormatinya Paman Lu meminta maaf karena dirasa reaksi sebelumnya tidak terlalu sopan.

Paman Lu dan Kakek Bai memiliki hubungan yang cukup dekat sebelumnya, sederhana saja karena dulu Kakek Bai Liluo adalah produsen utama dari dagangan Paman Lu selama belasan tahun.

Paman Lu melihat sekitar gerobak Bai Liluo, mencari seseorang namun tidak menemukannya.

"Luo'er, dimana kakekkmu sekarang, aku ingin protes banyak hal padanya. Enak saja memutuskan hubungan bisnis perdagangan tanpa berbincang terlebih dahulu. Aku kesulitan menemukan produsen daganganku selama beberapa bulan awal kalian tidak kesini tahu!" Paman Lu mendengus kesal.

Bai Liluo tersenyum tipis melihat Paman Lu menggerutu, ia menghela nafas sebelum kemudian mulai menjelaskan situasi kenapa dirinya tidak kesini selama tiga tahun terakhir.

Terpopuler

Comments

Laaaaanjuuut

2024-01-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!