Terlihat banyak yang mendatangi rumah duka memberikan salam dukacita. Ya Ibu dari penguasa kerajaan bisnis di Negara N tiada, semua pelaku bisnis baik dari kecil, menengah, dan besar susah barang tentu harus datang menyapa.
Andrew hadir sebentar, lalu kembali ke Rumah Utama karena harus menjaga Darren dan Freya sementara yang lainnya berdiam di rumah duka. Evereet benar--benar tak ingin beranjak jauh dari peti mati Nyonya Samantha.
"Ma, terima kasih karena waktu itu sudah memaksaku menikahi Celina. Kau selalu tahu apa yang terbaik untuku Ma." Ucap Evereet sambil berurai air mata.
"Ma, aku ingin menjadi Putramu di kehidupan selanjutnya lagi. Aku akan tetap menjadi putramu." Ucapnya lagi.
Celina mengelus-mengelus punggung Evereet, menenangkan Evereet. Celina juga merasa sangat terberkati memiliki Mama mertua sebaik Nyonya Samantha. Sampai tengah malam tamu yang memberikan salam perpisahan masih saja terus berdatangan.
Andrew malam ini tidur di kamar Darren dan Freya. Dibanding Darren malam ini Freya sedikit sulit tidur. Sedikit-sedikit bergerak dan bergumam.
"Apa yang sedang kau lihat Freya ?." Tanya Andrew yang melihat Freya bergumam dan terkadang tertawa.
Andrew tersentak, "Ini. Eem ini adalah ekpresi Freya jika sedang bermain dengan Nenek buyut." Pikir Andrew.
Andrew menggendong Freya, "Apakah Nenek buyut mengunjungimu ?" tanya Andrew.
"Nenek, jika kau memang ada disini mengunjungi Nona Freya. Aku berjanji kepadamu. Dalam seumur hidupku ini aku akan selalu menjaganya." Ucap Andrew.
"Nenek bisa pergi dengan tenang."Ucapnya lagi.
Tak berapa lama, senyuman di wajah Freya menghilang. "Apakah Nenek buyut sudah pergi." Pikirnya.
Andrew pun menimang Freya agar segera kembali tidur. "Tidurlah." Ucap Andrew lembut kepada Freya.
Pagi harinya Clara Ji bersama Ayahnya Parker Ji, pergi menyapa keluarga Long untuk menyampaikan dukacitanya. Clara Melihat Andrew berdiri bersama keluarga Long yang lain. Segera menghampirinya.
"Aku turut berduka atas kepergian Nenekmu." Ucap Clara .
"Eem." Jawab Andrew.
Parker Ji melihat Interaksi Putrinya dan Andrew. "Apakah kalian saling mengenal ?" tanya Tuan Parker Ji.
"Ya Papa, kami satu sekolah." Jawab Clara Ji.
"Ah, bagus sekali jika begitu." Ucap Parker Ji.
"Paman turut berduka nak." Ucap Parker Ji lagi.
"Terima kasih paman." Jawab Andrew.
Tuan parker tak berlama-lama menyapa, karena sudah saatnya membawa Nyonya Samantha ke pemakaman untuk di kuburkan. Andrew tidak ikut ke pemakaman karena harus kembali ke Rumah Utama menjaga Darren dan Freya.
Meski ada para suster bayi yang menjaganya, namun Andrew memahami jika Freya adalah spesial karena itu Andrew meminta izin kepada Austin untuk kembali lebih dulu ke rumah utama untuk menjaga Darren dan Freya.
Dan benar saja, Freya merengek kembali. Andrew membersihkan dirinya dulu, mencuci tangan dan mukanya lalu mengganti baju. barulah dia mengambil Freya ke dalam pelukannya.
"Sssh, tenangkah. Aku sudah ada disini." Ucap Andrew menenangkan.
"Ah Tuan Andrew, untung saja kau tiba cepat. Nona Freya sedari pagi merengek terus tak henti-hentinya. Hatinya sepertinya sangat sedih hari ini." Ucap salah satu suster bayi tersebut.
"Maaf sudah merepotkan kalian." Ucap Andrew dengan sopan.
"Tak apa Tuan, sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kami." Ucap mereka bersamaan.
"Kalian ajak Darren bermain, semntara aku akan menenangkan Nona Freya." Ucap Andrew.
"Baik Tuan." Jawab mereka.
🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒
AUTHOR SERAHKAN RANGKING NOVEL INI DI TANGAN KALIAN YAH.
Ayoo vote -vote - vote yah
Arigato
Love you All
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 278 Episodes
Comments
Erni Fitriana
gimana cerita nya y ini seandainya freya memang ditakdirkan author jodoh nya andrew...apakah didunia nyata ada cerita seperti ini????
2024-12-10
0
Dyah Oktina
👍🏻👍🏻😍
2024-03-23
0
Imam Sutoto Suro
buseeet mantap dah thor lanjutkan
2023-11-14
0