MERAWATNYA

Andrew sedikit-sedikit memperhatikan Freya dari kaca spion dalam yang menempel pada plafon mobil bagian depan. Andrew khawatir jika saja singa itu melukai Freya. Namun yang hanya Andrew dapatkan adalah pemandangan Freya seperti sedang mengelus-ngelus anak kucing.

Akhirnya mereka sampai di klinik hewan, Andrew segera menggendong singa tersebut masuk. Dokter hewan dan perawat yang ada disana tercengan melihat seekor singa digendong dengan begitu tenangnya.

"Apa yang terjadi ?." Tanya dokter Jhon Lu, dokter hewan di klinik tersebut.

"Singa ini terkena jebakan kawat di kakinya." Jawab Andrew.

"Ikut aku." Ucap Dokter itu ke arah ruang operasinya. Andrew meletakan singa tersebut di tempat tidur operasi.

Andrew membiarkan dokter dan perawat menjalankan tugasnya. Nampak Freya menangis di kursi tunggu, Andrew menghampiri dan memangku Freya.

"Tenanglah, dokter sedang mengobati luka Paman singa." Ucap Andrew menghibur Freya.

Freya bersandar ke dada Andrew karena masih merasa sedih. "Itu rasanya pasti sakit." Ucap Freya sambil sesegukan.

Andrew mengusap-ngusap puncak kepala Freya. "Kita bisa merawatnya nanti, jangan bersedih." Ucap Andrew menenangkan Freya.

"Apakah kau mau menceritakan kepada Kakak tentang hal yang tadi ?." Tanya Andrew penasaran.

Freya menengadahkan kepalanya, memandang wajah Andrew menyisakan jarak dalam hitungan inchi antara wajahnya dan wajah Freya.

"Eeem, dia mendatangiku ketika kita di taman bermain, dia ingin aku mengikutinya. Karena itu aku membawa kakak bersamaku." Cerita Freya.

"Jadi maksudmu Paman singa yang menunjukan jalan kepadamu ?." Tanya Andrew lagi.

"Eem." Jawab Freya mengiyakan ucapan Andrew.

Andrew menghela nafas panjang, rasa kekhawatiran yang dia rasakan ketika Freya masih bayi sekarang menjadi bertambah besar.

"Freya dengarkan kakak, jika suatu saat kau mengalami hal seperti ini lagi kakak melarangmu untuk melakukan hal yang seperti tadi !." Ucap Andrew.

"Kau harus memanggil kakak atau meminta bantuan orang lain, apa kau mengerti ?." Ucapnya lagi.

Freya memandang mata Andrew lekat-lekat dan memahami ada tatapan khawatir di kedua bola mata Andrew. "Baik kakak aku mengerti." Jawab Freya.

"Bagus-Bagus." Ucap Andrew seraya memeluk Freya.

Seteleh menunggu satu jam lebih, akhirnya dokter pun selesai mengobati dan melepas jerat kawat di kaki paman singa.

"Dokter bagaimana keadaan Paman singa-ku." Tanya Freya.

Mendengar nama panggilan dari Freya, dokter Jhon pun tersenyum. "Paman singa-mu akan baik-baik saja, namun harus menjalani perawatan disini beberapa hari kedepan," Ucapnya.

Freya merasa lega mendengarkan perkataan dokter Jhon Lu. Andrew segera mengurus administrasi biaya operasi dan rawat inap untuk Paman singa.

Dzzzrt, ponsel Andrew menyala. "Tuan Austin." Andrew melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

"Dimana ?." Tanya Austin.

"Maafkan aku Tuan, karena tidak mengabari. Saat ini aku dan Freya sedang berada di klinik hewan. Kami baru saja menyelamatkan seeokor singa."

"Singa ?." Tanya Austin keheranan.

"Aku akan menjelaskannya nanti ketika sampai di rumah." Jawab Andrew.

Setelah melihat dan memastikan Paman singa sudah baik-baik saja, barulah Freya bersedia kembali ke rumah utama.

"Paman Singa, aku harus kembali pulang, jika tidak Papa dan Mama-ku akan khawatir. Besok aku akan datang menemani paman singa." Ucap Freya dengan sendu sambil mengusap-ngusap lembut kepala Paman Singa.

Andrew menyembunyikan kemeja penuh darah dibalik jaketnya. Sewaktu menggendong paman singa kemejanya ternodai oleh darah yang mengucur dari kaki Paman Singa.