Dan saat ini di kantor polisi, Aby masih menangis meminta tolong pada ibunya untuk di bebaskan, tapi ibunya juga tidak bisa melakukan apapun dan satu - satunya cara adalah meminta bantuan Andreas.
"Mama, minta paman datang kemari dan bebaskan aku, aku bisa merayu paman dan mengatakan bahwa itu hanya prank, paman pasti percaya." Ujar Aby pada ibunya.
"Kamu gila Aby, kenapa kamu sampai harus melakukan hal itu pada Mora? Selama ini kita baik - baik saja tanpa harus melakukan hal sejauh itu." Ujar Roseline.
Roseline belum membuka pesan yang di kirim Mora, jadi dia masih belum tahu perbuatan anaknya yang memalukan.
"Mama, please.. minta paman datang kemari." Ujar Aby memohon.
"Maaf nyonya, anda sudah tidak bisa berada di sini." Seorang polisi datang dan meminta Roseline untuk pergi.
"Tapi pak.."
"Jika ada yang ingin di katakan atau di sampaikan, silahkan sampaikan itu pada pengacara anda." Ujar polisi memotong ucapan Roseline.
"Mama harus pergi, mama akan coba bujuk pamanmu." Ujar Rose dan Aby mengangguk.
Akhirnya Roseline pun keluar dan saat itu dia hendak langsung menghubungi Andreas, namun dia penasaran dengan pesan dari nomor tak di kenal.
"Nomor siapa ini? Kenapa mengirimi video padaku." Gumam Roseline.
Karena penasaran, Roseline pun membuka pesan itu dan alangkah terkejutnya Roseline ketika melihat video itu..
"Setelah denganku, kalian harus melakukannya dengan Mora. Aku akan mengambil Video kalian lalu menyebarkannya di sekolah, jangan khawatir, wajah kalian akan aku blur."
Dia melihat video putrinya yang melayani dua pria sekaligus, sebagaimana seperti adegan di video dewasa. Roseline berkaca - kaca melihatnya sampai dia tidak bisa mengatakan apapun.
'Aby, astaga.. kenapa dia sampai melakukan ini..' Batin Roseline.
Sebagai seorang ibu, Roseline tentu sakit hati melihat putrinya seperti itu, ia tidak menyangka putrinya tumbuh menjadi gadis liar yang memalukan
"Aku harus menghapus nya, jangan sampai Andreas tahu video ini." Gumam Roseline.
Roseline lantas menghapus Video itu, lalu dia mengirim pesan pada si pengirim untuk menghapus video itu juga dan menawarkan sejumlah uang. Roseline tidak tahu bahwa saat ini dan detik ini juga di sekolah sedang heboh membicarakan skandal Aby.
"Astaga, ini bukannya Aby teman kelas kita, ya? Lihat ini, dia bermain dengan dua pria tua, Eeww.." Teman kelas Aby menunjukan video yang di lihat di group pada temannya.
"Jahatnya dia, dia ingin merusak Mora juga. Ternyata dia lebih sadis dari pada Leah." Ujar yang lain.
"Iya, setidaknya Leah memang perundung." Yang lain menimpali.
Video itu sudah menyebar dan guru - guru pun sampai tahu, tentu saja itu membuat heboh satu sekolah. Para guru takut orang tua murid yang lain akan murka melihat itu, mereka semua langsung mengadakan rapat untuk mengeluarkan Aby dari sekolah.
"Tapi.. hebat ya dia, bisa bermain dengan dua pria. Aku pikir dia polos, lho. Aku yakin Video ini masih ada kelanjutannya, siapapun yang mengirim, pasti dia orang yang merekamnya." Ujar teman kelas Aby.
"Jangan menilai buku dari sampulnya." Ujar temannya.
Dan bahkan di rumah, Andreas sudah sangat marah besar saat ini. Dia tidak menyangka keponakannya yang dia besarkan dengan penuh kasih sayang bahkan sampai dia mengabaikan putrinya sendiri justru berbuat demikian dan menyuruh orang - orang itu untuk merusak Mora.
Dia langsung merasa jijik setelah melihat video Aby yang berhubungan dengan pria yang mungkin sudah seusia dirinya, bahkan dua sekaligus.
"Aku yang salah, tidak seharusnya aku memberinya kasih sayang lebih. Benar kata Mora, mereka jadi berambisi karena memanfaatkan rasa bersalahku." Gumam Andreas.
"Aku tidak akan memberi ampun pada mereka." Gumam Andreas lalu bangun dari duduknya.
"Bi! Bibi!" Andreas berteriak memanggil pelayan.
"Ya, tuan." Dua pelayan maju bersamaan.
"Tolong kalian kemasi barang - barang Roseline dan Aby, jangan ada yang tersisa dan taruh langsung di luar rumah. Jika Roseline pulang, jangan ijinkan dia masuk, minta penjaga untuk berjaga di depan pintu rumah." Ujar Andreas.
"Baik tuan." Ujar pelayan.
Mereka pun dengan sigap dan gesit mengemasi semua barang Roseline dan Aby lalu memasukannya kedalam koper - koper besar, berhubung mereka tinggal di sana puluhan tahun, barang - barang mereka pun banyak.
"Em, tuan.. ini sepertinya kalung milik non Mora waktu kecil." Ujar salah satu pelayan yang senior.
Andreas mengamati kalung berbentuk setengah hati itu dan teringat dengan kalung mendiang istrinya.
"Dari mana ini?" Tanya Andreas, sambil mengambil kalung itu.
"Dari lemari non Aby, tuan. Juga ada jam tangan milik tuan yang tuan cari - cari bulan lalu." Ujar pelayan dan menunjukan sebuah jam tangan.
Andreas terkejut melihat jam tangan mewahnya berada di kamar Aby, padahal saat itu dia ingat betul Aby berkata melihat Mora membawa jam tangannya dan karena hal itu Andreas menghukum Mora dengan mengurung Mora di kamar tanpa makan dan minum, parahnya Andreas sempat menampar Mora dan mengatai Mora pencuri.
'Ah God, aku telah menuduh putri kandungku sendiri seorang pencuri, dan aku malah melindungi pencuri itu.' Batin Andreas merasa konyol.
Setelah barang - barang Roseline dan Aby sudah selesai di kemas, pelayan meletakan nya begitu saja di teras rumah, dan saat itu Roseline pulang.
"Ada apa ini?" Tanya Roseline pada salah satu pelayan.
"Maaf nonya, tuan bilang nyonya tidak boleh lagi masuk kedalam rumah ini, dan silahkan bawa pergi barang - barang nyonya." Ujar pelayan.
"Deg!"
"Tidak, ini pasti ada kesalah pahaman yang terjadi. Kak Andreas tidak mungkin mengusir saya, biar saya bicara dengan nya dulu." Ujar Roseline.
"Maaf nyonya, tuan berpesan untuk tidak mengijinkan nyonya masuk." Ujar keamanan.
"Kak Andre, kenapa kakak mengusirku, ini pasti terjadi kesalah pahaman kak." Teriak Roseline.
Roseline mencoba menyerobot masuk tapi orang - orang yang menjaga pintu rumah tidak bisa di terobos begitu saja dan justru berakhir Roseline yang terpental dan jatuh.
"Beraninya kalian! Aku adik kak Andreas asal kalian ingat." Ujar Roseline.
"Adikku telah meninggalkan dunia ini, dan kamu bukan adikku." Andreas tiba - tiba muncul di ambang pintu.
"Rose, aku sangat kecewa denganmu dan Aby. Aku selalu memperlakukan kalian dengan baik, tapi kalian justru dengan sadar ingin menyingkirkan putriku. Aku rasa sudah habis masa aku bertanggung jawab atas dirimu dan Aby, kamu silahkan pergi." Ujar Andreas.
"Kak, Aby melakukan itu hanya prank. Kenapa kakak menganggapnya serius.." Ujar Roseline.
"Prank? Bahkan aby menggunakan tubuhnya untuk membayar pria - pria yang dia suruh untuk menculik Mora, Rose! Betapa memalukan dan menjijikannya anakmu itu." Ujar Andreas.
'Tidak, kak Andreas sudah tahu?' Batin Roseline.
"Sekarang silahkan pergi. Jangan khawatir, aku akan mengirimi uang setiap bulannya untuk kehidupan kalian, setidaknya aku tidak lepas tanggung jawab sepenuhnya." Ujar Andreas.
"Antar dia pergi keluar." Andreas meminta keamanan untuk mengantar Roseline.
"Kak! Kakak, tunggu! Aku tidak mau keluar dari rumah ini, kak. Tolong jangan usir aku, Aby tidak ada yang menolong di kantor polisi, kak." Roseline menangis memohon.
"Anakmu harus bertanggung jawab atas perbuatannya." Ujar Andreas, lalu pergi masuk kedalam.
"Kak! Kakak!" Teriak Roseline.
'Tidak! Seharusnya aku menjadi nyonya rumah ini, bukan di usir. Aku tidak mau kembali menjadi miskin lagi, aku tidak mau. Susah payah aku menyusun segalanya, masa berakhir seperti ini.' Batin Roseline.
"Nyonya, silahkan pergi." Ujar penjaga keamanan.
Roseline tidak berpikir bahwa, apa yang di tanam, maka itu yang akan dia tuai. Dia menanam niat jahat maka dia tidak akan mendapat apapun, bertahun - tahun dia menyusun rencana akhirnya rusak begitu saja.
Sementara itu di tempat lain, seorang pria mendapat laporan dari asistennya bahwa di kelas keponakannya telah terjadi penculikan.
"Tuan, keponakan anda sedang ikut fieldtrip dan salah satu teman kelasnya nyaris di cilik. Apakah kita harus menempatkan penjagaan di sekeliling keponakan anda?" Tanya Asistennya, yang bernama Lodi.
"Tidak perlu, dia anak nakal tidak akan ada yang menculiknya." Ujar Byan, sambil fokus pada layar laptopnya.
Tapi tiba - tiba Byan mengalihkan perhatiannya dari laptopnya dan melihat sang asisten.
"Siapa yang nyaris di culik?" Tanya Byan.
"Namanya Amora Geneovive, tuan." Ujar sang asisten.
"Apa! Bawa aku kesana sekarang." Ujar Byan dan langsung bangkit dari duduknya.
"Eh, tuan tunggu! Dia sudah di pulangkan kerumah orang tuanya." Ujar Lodi.
"Apa dia terluka?" Tanya Byan dengan wajah serius.
"Tidak tuan, hanya dia ketakutan." Ujar Lodi.
"Cari pelakunya." Ujar Byan.
"Sudah, tuan. Mereka sudah di tangani kepolisian." Ujar Lodi.
Byan tampak emosi sekarang, beberapa hari tidak melihat Mora kini dia malah mendapat kabar yang tidak mengenakan itu.
"Aku ada urusan, kau atasi sisanya." Ujar Byan dan Lodi mengangguk, Byan pun pergi.
Dan sepeninggal Byan Lodi menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu sambil berpikir keras kira - kira ada hubungan apa antara tuannya itu dengan gadis bernama Mora yang katanya di culik.
"Eh, jangan - jangan tuan menyukai gadis itu, wahhhh.. aku harus beri tahu kabar baik ini pada nyonya." Ujar Lodi dan mengeluarkan ponselnya untuk mengirim pesan pada Ryn.
"Tidak di sangka selera tuan ternyata gadis - gadis muda, pantas saja selama ini di dekati banyak wanit tapi tidak di respon, aku bahkan sempat berpikir tuan tidak normal." Gumamnya lagi sambil mengetik pesan.
"Amora atau siapapun kamu, terimakasih sudah membangunkan pohon tua ribuan tahun dari tetapa nya hehe..'' Lodi sangat bahagia sekarang..
...TO BE CONTINUED.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
zoel
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2025-02-13
1
Shinta Dewiana
mampus kan jahat siiihhhh
2024-12-06
1
Ruby Adawiya
petapa lapuk dong
2024-10-09
1