Aby sudah selesai dengan permainannya bersama dua pria tadi dan kini dia sudah menggunakan pakaian yang sebelumnya, dia terlihat sangat lemas dan kelelahan tapi dia tetap semangat untuk melancarkan rencana jahatnya pada Mora.
"Kalian akan melanjutkannya dengan Mora, aku sudah lelah." Ujar Aby.
"Sip, ayo." Ujar salah satu pria itu.
Aby pun berjalan keluar dari tempat itu dan menghampiri tempat dimana Mora di ikat, tapi alangkah terkejutnya Aby ketika dia tidak melihat Mora di sana.
"Dimana dia?!" Ujar Aby panik.
Dua pria tadi juga mencari - cari keberadaan Mora, tapi tidak ada dimanapun.
"Kalian bilang obat itu bekerja dengan baik dan Mora akan tidur lama, ini apa!? Mora sudah kabur!" Aby marah sekarang.
"Kami memang biasanya menggunakan itu untuk menculik mangsa." Uajr salah satu pria tadi.
"Tapi ini apa! Dia kabur!" Ujar Aby.
Aby menggaruk rambutnya frustasi, rencananya gagal dan dia tidak tahu apakah Mora melihat dia atau tidak saat melakukan itu dengan dua pria tadi.
"Sialan, sudahlah! Besok kami akan fieldtrip ke suatu tempat, kalian harus bisa culik dia dan kita buat videonya." Ujar Aby.
"Di luar sekolah ya? Harus ada harga lain kalau itu.." Ujar pria tadi.
"Aku akan bayar nanti." Ujar Aby, lalu dia dengan marah mengambil tas nya dan pergi dari gudang.
Dua pria tadi hanya tersenyum - senyum saja melihat Aby pergi dengan marah - marah.
"Lumayan lah bro, sedikit longgar tapi masih bisa mengservice." Ujar satu pria ke temannya dan mereka tertawa Bersama.
Sementara Aby, dia masuk kedalam toilet ganti siswi dan langsung mandi. Tidak ada yang aneh jika ada siswi yang mandi di sekolah, karena di sekolah ada kelas ekstra olah raga dan yang berkeinginan mandi maka bisa mandi di sana.
Tapi ketika Aby sudah selesai mandi dan hendak berganti pakaian, dia tidak menemukan pakaiannya.
"Mana baju gantiku?" Gumamnya sembari sibuk mencari bajunya.
"Sialan, jangan - jangan jatuh di gudang. Shh ck! Sial sekali hari ini." Gumam Aby lagi.
Berpindah ke sisi Mora, dia kini sedang berada di Mall dengan Brandon, akhirnya mereka benar - benar memutuskan untuk menonton bioskop bersama.
"Masih ada tiga puluh menit sebelum mulai, mau kemana dulu nggak?" Tawar Brandon.
Mora mendengar itu tapi dia tidak menjawabnya, dia hanya langsung berjalan keluar dan melihat kesana kemari untuk mencari sesuatu.
"Kamu cari apa?" Tanya Brandon.
"Cari ice cream." Sahut Mora. Brandon pun tersenyum mendengarnya, apalagi wajah Mora sangat imut.
'Bocah ini sejak tadi tidak berhenti tersenyum, apa giginya tidak kering?' Batin Mora heran.
Mora benar - benar tidak semangat pergi dengan Brandon, bagaimanapun Mora di tubuh aslinya adalah Mora dewasa berusia 27 tahun, sedangkan dia sekarang harus pergi dengan remaja puber berusia 17 tahun.
'Kalau sekarang aku berada di tubuh asliku, aku bisa di cap bibi - bibi girang, kan? Jalan sama bocah, menggelikan.' Batin Mora.
Mereka sampai di sebuah toko es krim dan Brandon memesan dua es krim, satu dia berikan pada Mora dan satu untuk dirinya sendiri. Ketika suasana hati Mora membaik, tiba - tiba ekor mata Mora menangkap pemandangan yang kembali merusak suasana hatinya.
'Oh my God! Dari luasnya dunia, berjuta Mall di kota ini mengapa harus bertemu dia di sini.' Batin Mora.
Dia melihat mantan pacarnya yaitu Xiel yang pergi berbelanja bersama selingkuhannya dengan bahagia, Mora sampai memakan es krim dengan kasar dengan ekspresi kesal.
'Bahagia sekali kalian, tunggu saja.. aku akan kirimkan hadiah untuk kalian berdua.' Batin Mora.
"Mora, kamu tidak apa - apa?" Tanya Brandon.
"Aku selesai, ayo." Ujar Mora, dia memakan ujung cone dan mengunyah nya, padahal Brandon bahkan belum menyelesaikan setengah dari es krim itu.
Akhirnya Brandon mau tidak mau membuang es krimnya karena Mora mengajak kembali ke bioskop, dan kebetulan film nya memang akan di mulai.
Dan lagi - lagi, Mora harus kesal lantaran melihat mantan pacarnya rupanya menonton film yang sama dengannya, lebih sial nya lagi mereka duduk persis di depan kursi yang Mora dan Brandon duduki.
'Ck! Si gig*lo dan si pelac*r ini semakin hari semakin mesra saja.' Batin Mora.
Bukan cemburu yang dia rasa, tapi sakit hati. Sakit hati karena di khianati dan yang lebih membuatnya sakit adalah dirinya di bunuh begitu saja oleh pasangan laknat itu.
Mora melihat kearah Brandon ketika Brandon sedang mengunyah, dan itu membuat Brandon bertanya - tanya.
"Kenapa?" Tanya Brandon.
"Apa yang kamu makan?" Tanya Mora.
"Permen karet." Sahut Brandon, seketika Mora tersenyum dan di mata Brandon senyum Mora sangat manis sekali.
"Kamu mau?"Tanya Brandon dan Mora mengangguk - anggukan kepalanya.
Brandon mengeluarkan satu bungkus permen karet yang entah berapa isinya, Brandon pikir Mora akan mengambilnya beberapa tapi Mora mengambil semuanya.
"Untuku, boleh?" Tanya Mora.
"Sure." Sahut Brandon, dan film pun di mulai.
Ketika semua orang sedang fokus dan histeris dengan film itu, Mora diam diam mengunyah permen karet dan menempelkan nya di rambut wanita yang membunuhnya itu. Entah berapa banyak yang sudah Mora tempelkan, Mora bahkan menempelkannya juga di kepala mentan pacarnya lalu ikut tertawa mengimbangi penonton yang lain.
Sampai akhirnya film selesai, Mora langsung menarik tangan Brandon dan turun lebih dulu dari kursi mereka. Mora tak henti - hentinya tertawa sampai Brandon ikut tertawa.
"Sangat lucu, ya?" Tanya Brandon.
"Lucu, benar - benar lucu." Ujar Mora. Tentu bukan filmnya yang lucu, tapi rambut mantan pacar Mora dan selingkuhannya yang lucu.
"Ayo pulang." Ujar Mora, dan mereka pergi dari sana.
Dan di pintu keluar bioskop, semua orang menertawakan sepasang kekasih yang bergandengan tangan dengan rambut penuh permen karet, mereka pikir orang - orang masih menertawakan film tadi, mereka tidak sadar bahwa mereka yang jadi bahan tertawaan.
Sampai ketika Xiel merasakan lengket di rambut kekasihnya itu dan dia langsung panik.
"Sayang, rambutmu kenapa penuh dengan permen karet?!" Tanya Xiel panik.
"Hah! Ah!!! Sayang ini memalukan." Ujar wanita itu dan menangis sambil berlari dari sana.
Singkat cerita, Mora akhirnya sampai di rumah. Mora masuk kedalam rumah dan dia melihat Aby dan Roseline yang sudah duduk di ruang tengah, Aby menatap Mora dengan sedikit was - was dan takut, takut Mora melihat kelakuannya di gudang sekolah.
"Mora, ini sudah malam kenapa kamu baru pulang?" Tanya Roseline.
"Aku baru menonton film yang sangat bagus dan menarik." Sahut Mora, Aby terlihat tegang sekarang.
'Apa Mora melihatku?' Batin Aby takut.
"Huahh~ dunia ini penuh tipu - tipu, yang di anggap setia nyatanya berdusta, yang dianggap baik nyatanya jahat, dan yang dianggap polos.. nyatanya rusak." Ujar Mora, tatapannya jatuh pada Aby ketika mengatakan rusak.
"Kamu sedang membicarakan apa?" Tanya Andreas yang turun dari lantai dua.
"Papa sudah pulang?" Mora bangun dari duduknya dan memeluk Andreas.
Mora sedang membangun kasih sayang anatara anak dan ayah dengan Andreas, karena dia tahu Mora yang aski sangat merindukan kasih sayang ayahnya.
"Papa sudah pulang sejak sore." Sahut Andreas.
"Kamu sudah makan?" Tanya Andreas, dan Mora menggeleng.
"Ayo makan dulu." Ujar Andreas.
"Papa temani." Ujar Mora, Andreas pun mengangguk.
Mora dan Andreas duduk di meja makan, pelayan pun mengeluarkan makanan baru untuk Mora dan Mora memakannya dengan bahagia. Aby terlihat mengendap - endap mendekati meja makan dan menguping apa yang Mora dan Andreas obrolkan, tapi Mora melihat itu.
"Papa tahu, tadi aku menonton film sangat bagus. Film nya membuatku berpikir bahwa dunia itu lucu, karena apa yang terlihat baik belum tentu itu baik." Ujar Mora.
Aby yang mendengar itu mengira Mora akan melaporkan perbuatannya ke Andreas, dia berdiri dengan takut dan tidak tenang sekarang.
'Apa Mora akan memberi tahu papa nya? Matilah aku..' Batin Aby.
"Memangnya apa?" Tanya Andreas.
"Seorang gadis yang.." Ucapan Mora menggantung sembari ekor matanya melihat pergerakan Aby.
"Tidak jadi, jika aku jelaskan belum tentu papa akan tahu." Ujar Mora, dia sengaja membuat Aby penasaran.
"Anak ini. Habiskan makananmu, nak." Ujar Andreas dan Mora mengangguk sambil tersenyum.
'Dia pasti ketakutan, kamu akan membayar apa yang kamu perbuat, Aby.' Batin Mora.
Mora sengaja tidak lebih dulu menunjukan video itu pada Aby, karena Aby bisa saja menyangkal dan memutar balik fakta, Mora harus menyusun dengan bagus lebih dulu, baru membongkarnya.
"Aku harus membunuhmu, Mora. Besok, aku harus menyingkirkanmu." Gumam Aby pelan
...TO BE CONTINUED.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
dasar goblok....dg saudara sendiri iri dan jahat....bukannya tau diri udah numpang....malah berniat mau membunuh lagi....huh...bukannya si leak n geng yg di balas dasar dodol
2024-12-06
1
Calista
berarti aby sdh sering melakukan itu,sungguh menjijkan
2024-03-14
8
Qaisaa Nazarudin
Aby thor not Mora...
2024-03-08
3