Mora menatap Rubi dengan tatapan tajam mematikan dengan senyum dinginnya sembari satu tangan nya mencekik leher Rubi sampai wajah Rubi mulai membiru.
"E- k.. Ek.." Rubi hanya bisa blingsatan tidak berdaya.
Leah yang melihat Rubi kelabakan langsung menghampiri Mora dan hendak melabraknya, Leah bahkan menggenggam kayu untuk memukul Mora dari belakang, namun dengan cekatan Mora menahan kayu itu dan menariknya sampai Leah tersungkur.
"Sialan! Hajar dia girls." Leah sudah sangat marah sekarang.
Anet dan Kyomi melepaskan cekalan tangannya dari gadis yang sebelumnya sedang di rundung. Dengan gerakan cepat Mora bangun dan saat itu juga Rubi mengambil nafas dengan rakus karena dia hampir kehabisan nafas.
Anet dan Kyomi menyerang Mora bersamaan namun dengan satu kaki, Mora menendang perut mereka berdua sampai terkapar. Mereka menangis karena tendangan Mora sangat keras.
"Ups! Apa aku terlalu keras? Berdoalah aku tidak memecahkan rahim kalian, atau kelak kalian tidak bisa memiliki keturunan." Ujar Mora.
Mora kemudian menatap Leah yang berdiri sendirian. Mora tersenyum Smirk ketika melihat Leah, Leah adalah otak dari perundungan itu, Leah adalah gadis yang paling sadis dari pada ketiga temannya karena Leah mengerti bela diri.
"Hai Leah.." Sapa Mora.
"Siapa kamu? Kami bahkan tidak mengganggumu tapi kamu ikut campur urusan kami." Ujar Leah.
"Kamu yakin tidak pernah menggangguku?" Tanya Mora.
Leah tampak mengernyitkan kening dan mengingat - ingat siapa gadis cantik dan keren di hadapannya itu. Dia tampak tidak asing tapi juga tidak yakin apakah gadis itu pernah dia rundung atau tidak.
"Ayolah Leah, apakah saking terlalu banyaknya siswi yang kamu rundung sampai tidak ingat aku?" Ujar Mora.
'Suaranya tidak asing, suaranya mirip si culun Mora. Apa ini kembarannya di culun Mora?' Batin Leah.
'Masa adegan di drama sungguh terjadi di dunia nyata? Kembaran si culun datang untuk membalas dendam? Cih!' Leah kemudian tersenyum dingin.
"Kamu kembaran si culun Mora?" Ujar Leah.
Mora terperanga mendengarnya, apakah sedrastis itu penampilannya berubah? Sampai perundung pun tidak mengenalinya. Leah berjalan mendekati Mora dengan senyum dinginnya lalu berdiri di hadapan Mora.
"Jadi.. si culun Mora meminta bantuanmu datang kemari untuk membalaskan dendamnya? Ternyata si culun Mora tidak sebodoh itu." Ujar Leah dengan senyum mengejek.
"Wah.. Apa si culun Mora cerita padamu bagaimana keadaan dia terakhir kalinya? sangat indah." Ujar Leah.
'Memang calon psikopat.' Batin Mora kesal.
"Aku memberinya lukisan - lukisan indah di sekujur tubuhnya apa kamu tahu?" Bisik Leah.
"PLAK!!" Mora menampar Leah sampai wajah Leah berbelok arah.
"Kau!"
"PLAK!"
"PLAK!"
Mora menampar Leah berulang kali, sama seperti ketika Leah dan teman - temannya menampar Mora yang asli. Sudut pipi Leah berdarah sekarang pipinya bahkan langsung merah, dia menjadi sangat marah.
"Sialan! Aku akan membunuhmu, bit*h!" Teriak Leah dan hendak menyerang Mora. Tapi saat itu juga bel sekolah berbunyi.
"Ups! Tidak kena. Bye Leah jelek!" Teriak Mora dan berlari pergi dari sana dan menarik tangan gadis yang sebelumnya di rundung oleh Leah.
"AAARGH!!! Sialan, wajah cantikku. Brandon tidak boleh melihat aku yang sekarang." Ujar Leah.
"Kalian bertiga, apa kalian tidak apa - apa?" Tanya Leah.
"Perutku sakit sekali, Le. Dia menendangku sangat kencang." Ujar Kyomi.
"Dia bilang nanti kita tidak bisa punya anak, bagaimana dengan masa depanku." Ujar Anet dan menangis.
"Aku tidak percaya satu tangannya bisa mencekik begitu kuat, aku hampir mati tadi." Ujar Rubi.
"Kita akan beri dia pelajaran nanti, ayo." Ujar Leah.
Leah berjalan menuju ke kelasnya setelah berpisah dari gadis tadi dan kini semua mata tertuju kepadanya. Gadis cantik dan keren dengan tatapan tegas berjalan di koridor sekolah, membuat siswa dan siswi yang sudah berada di kelas maupun belum masuk kelas terkesima melihatnya.
"Dia cantik sekali, murid baru ya?" Bisik beberapa siswa.
"Wah, saingan Leah.." Ujar yang lain.
Dan Mora memasuki kelasnya, seketika di dalam kelas menjadi hening. Semua teman kelas Mora tidak menganali bahwa itu adalah Mora, mereka menatap kagum dan terkesima melihat Mora yang berdiri di ambang pintu.
'Tubuh ini seperti ketakutan, itu berarti selain Leah dan kawan - kawannya yang lain juga pasti merundung Mora.' Batin Mora.
Kemudian tatapan Mora jatuh pada siswa yang berpenampilan paling menonjol dengan jaket Varsity hitam nya.
'Dia, salah satu siswa yang ikut mengatai Mora, dan diam saja ketika melihat Mora di rundung.' Batin Mora.
"Maaf, kamu anak baru?" Tanya salah satu teman kelas Mora.
"Bukan." Sahut Mora singkat, lalu dia berjalan menuju tempat duduknya.
Semua murid melihat kemana Mora duduk dan mereka terheran - heran mengapa gadis keren dan cantik itu duduk di bangku Mora, Guru pun masuk kedalam kelas .
"Pagi." Sapa guru.
"Pagi Miss." Sahut murid - murid.
Dan saat itu juga Leah dan kawan - kawannya baru masuk ke kelas. Mereka masuk begitu saja tanpa menghormati guru lebih dulu atau hanya sekedar berkata maaf.
Leah dan kawan - kawannya itu melihat Mora dengan tatapan mendendam, mereka sudah merencanakan pembalasan yang buruk untuk Mora.
"Mari absen lebih dulu." Ujar Guru dan mulai memanggil satu - persatu nama siswa dan siswi.
Sampai akhirnya nama Mora di sebut, dan Mora menyahutinya.
"Amora." Panggil guru.
"Here." Sahut Mora.
Guru menatap Mora, Guru bahkan tidak mengenali bahwa itu adalah Mora.
"Apakah kamu Mora?" Tanya Guru.
"Ya, saya Mora." Sahut Mora.
"Mora, kamu berdandan?" Ujar Guru.
"Tidak Miss." Sahut Mora singkat.
Guru itu menghela nafas, dia juga tahu Mora hanya siswi bodoh dan lemah, sering menjadi bahan ejekan teman - teman kelasnya. Dia yakin Mora berdandan, karena Mora tidak secantik itu.
Tiba - tiba Guru mengambil tisue dan dia basahi dengan air dari botol minumnya lalu berjalan menghampiri Mora, tanpa aba - aba guru itu mengangkat wajah Mora dan mengusapkan tisu yang di basahi itu di wajah Mora.
"Kamu tahu peraturan sekolah, siswi tidak boleh berdandan di sekolah." Ujar Guru.
Namun ketika tisu itu di angkat, tidak ada noda bedak sama sekali, yang berarti Mora memang tidak berdandan.
"See?? Aku tidak berdandan Miss. Kalau Miss kurang kerjaan untuk menghapus make up seseorang, mengapa tidak mencoba menghapus make up Leah?" Ujar Mora, Guru itu terdiam sekarang.
"Aku yang duduk di paling belakang saja bisa tahu kalau Leah memakai make up." Ujar Mora lagi.
Guru itu akhirnya berjalan pergi dan menghampiri Leah. Leah yang di datangi Guru pun menjadi ketar ketir.
"Leah, di sekolah tidak boleh pakai make up. Hapus make up mu baru boleh masuk kelas." Ujar Guru.
"Ya Miss." Sahut Leah, dengan kesal.
'Awas kau!' Batin Leah kesal sembari menatap Mora tajam.
Akhirnya absen di lanjutkan dan pelajaran pun di mulai. Mora memperhatikan semua yang di terangkan guru, sampai plajaran itu selesai.
'Bosannya, harus mengulang mata pelajaran yang pernah aku pelajari. Tapi sekolah jaman sekarang setidaknya memiliki banyak kemajuan, sistem pembelajarannya bagus.' Batin Mora.
'Tapi aku harus serius supaya nilai Mora menjadi meningkat dan mendapat prestasi.' Batin Mora.
Sampai akhirnya jam istirahat di mulai, semua siswa dan siswi pun mulai berhamburan pergi dari kelas, begitu juga Mora. Mora memesan makanan di kantin dan saat di kantin Mora pun bertemu dengan Aby.
Aby dan Mora tidak berada di satu kelas, jadi Aby jarang bertemu Mora di sekolah.
'Si Dora juga tampaknya tidak mengenaliku.' Batin Mora.
Tapi sepertinya Aby juga tidak memiliki teman tetap seperti Leah yang memiliki geng. Aby tampaknya bergabung dimanapun yang mau menerima kedatangannya, jangan lupakan bahwa Aby adalah gadis munafik yang manipulatif.
Ketika sedang asik memakan makanannya, seseorang duduk di depan Mora dan mengalihkan perhatian Mora dari makanannya. Brandon, siswa yang di incar - incar oleh Leah sedang duduk di depan Mora saat ini.
"Jadi kamu Mora? Kamu cantik juga ya setelah melepas kaca matamu." Ujar Brandon.
'Apa aku baru saja di gombali anak kemarin sore? Haha, rasanya menggelikan.' Batin Mora.
Mora tidak memperdulikan Brandon dan lanjut dengan makanannya. Brandon sedikit menyunggingkan senyum melihatnya, karena baru kali ini dia di kacangi oleh gadis yang dia dekati.
"Apakah makanan itu lebih menarik dari pada aku?" Ujar Brandon.
"Tentu saja, memangnya siapa kau? Beraninya membandingkan dirimu dengan makananku." Sahut Mora.
Brandon terkekeh kecil mendengar jawaban Mora, lalu menarik makanan yang Mora makan dan memakannya.
"Hei! Kalau lapar beli sendiri, semiskin itukan kamu sampai mengambil makananku." Ujar Mora.
"Hmm.. memang makanan ini sangat enak, tidak heran aku di kacangi." Ujar Brandon.
"Anak aneh." Gumam Mora.
Dan di sudut lain kantin itu, Leah sudah panas dingin kebakaran jenggot melihat cowok yang dia incar malah mendekati Mora. Kebenciannya pada Mora kian bertambah dan berkali lipat.
"Mora.. atau siapapun dia, aku akan memberinya pelajaran yang menyakitkan." Ujar Leah dengan geram.
...TO BE CONTINUED.. ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
mB€|6€D€§
masih asyik ceritanya.... jd gak komen dulu...😁
kanjuuuut...
2024-11-26
1
Mamah Kaila
janganlah ada cinta"an, waktu culun dibully smpek sekarat g ada yg bantuin semua pada masa bodoh, pas sdah berubah cantik lgsung banyak yg deketin,.
2025-01-20
1
Shinta Dewiana
ada yg kebakaran jenggot tu....ha..ha..ha
2024-12-06
1