Di meja makan itu akhirnya hanya ada Roseline dan Andreas. Andreas tidak sama sekali berselera makan setelah kejadian tadi, akhirnya dia bangun dari duduknya.
"Kak, aku minta maaf untuk kelakuanku tadi." Ujar Roseline, dia merasa posisinya tidak aman sekarang.
Andreas hanya berhenti sejenak tapi akhirnya dia melangkah pergi dari meja makan tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Sial, dari mana Mora bisa mendapat keberanian sebesar itu. Setelah bertahun - tahun sudah membuat Andreas bertekuk lutut padaku dan Aby, sekarang Mora menghancurkannya." Gumam Roseline.
Aby tampak datang ke meja makan dan dia bingung karena hanya ada ibunya seorang, padahal Aby sudah siap dengan sejuta cerita dramaticnya untuk mencari perhatian Andreas.
"Kemana semua orang, ma?" Tanya Aby pada ibunya.
"Mora membuat rencana kita kacau, sayang. Coba kamu bicara dengan Mora dan hasut dia supaya menarik kata - katanya tadi." Ujar Rose.
"Hm? Memangnya dia tadi berkata apa?" Tanya Aby bingung.
"Dia mengusir kita dari sini, karena tadi dia memergoki mama sedang menggoda papanya." Ujar Rose.
"Kenapa bisa sampai kepergok si ma! Susah payah kita merencanakan semuanya." Ujar Aby kesal.
"Mama tidak sengaja, sayang. Dan juga, dia banyak berubah, dia jadi lebih berani sekarang. Bahkan papanya tidak bicara dengan mama, tadi." Ujar Rose.
Akhirnya hanya Aby dan Roseline yang makan malam di meja makan, Mora dan ayahnya berada di kamar mereka masing - masing. Tapi jangan pikir Mora akan kelaparan, dia tentu tidak sebodoh itu tidak makan malam, saat ini dia sedang duduk sambil mengamati layar laptop dan memakan hamburger yang dia beli.
"Hm, untung akunku masih bisa aku buka. Aku tidak akan biarkan si bren*sek Xiel menguasai uang - uangku." Gumam Mora.
Dia sedang memindahkan uang dari rekening miliknya sendiri, hasil dari kerjanya semasa hidup menjadi pembunuh bayaran, ke rekening baru milik Mora yang sekarang. Totalnya tidak tanggung - tanggung, bagaimanapun bayarannya sangat mahal selama menjadi seorang pembunuh bayaran.
"Hm, selamat berselingkuh. Jangan mimpi bisa hidup nyaman dan berfoya - foya dengan selingkuhanmu itu, hahaha." Mora merasa puas setelah dia mengambil miliknya.
Tapi tiba - tiba Mora menjadi sedih, karena cinta dia tidak sadar telah di khianati. Jika saja dia tidak pulang pagi itu, dia tidak akan tahu bahwa kekasihnya tengah bergumul dengan wanita lain.
Flashback ingatan Mora On
Mora pulang lebih cepat setelah menjalankan misinya yaitu membunuh seseorang. Dia sudah sangat antusias pulang ke apartemen miliknya, tapi setelah membuka pintu dia melihat keanehan di dalam apartemennya itu.
Selain sepatu wanita, bau menyengat parfum wanita lain juga memenuhi ruangan apartemen itu. Mora lantas langsung berjalan menuju ke kamarnya karena dia tak mendapati siapapun di ruangan itu. Tapi alangkah terkejutnya dia melihat dari pintu yang tak sepenuhnya tertutup kekasihnya sedang telentang dengan dan seorang wanita sedang menari - nari diatas tubuh kekasihnya.
'What the..' Batin Mora, dia marah melihat itu.
Keduanya sama - sama tidak berpakaian, dan suara keduanya juga saling mendesah bersahutan.
"Baby, aku selalu puas denganmu." Suara kekasih Mora yang bernama Xiel terdengar sangat aneh saat itu.
"Mora tidak memberimu kepuasan, baby?" Kini wanita itu bersuara.
"Jangankan kepuasan, dia tidak pernah mau aku sentuh sama sekali. Dia itu maskulin, aku bahkan ragu jangan - jangan dia memiliki kelainan seksualitas." Ujar kekasih Mora.
"Hihi, masa pacar sendiri di katai." Ujar wanita itu.
"Aku cuma memanfaatkan dia, uangnya sangat banyak." Ujar kekasih Mora.
Mora tentu tidak menangis, jangan berpikir Mora menangis sambil menutup mulutnya dan berkata Kamu jahat mas karena melihat kekasihnya berselingkuh.
"Dua manusia hina ini, berani - beraninya berzina di apartemenku, di kamarku." Gumam Mora kesal.
"Oooh, jadi karena uangku banyak kalian para pengemis hina ini numpang hidup dariku, iya?!" Suara Mora langsung membuat dua manusia itu panik.
"M- Mora."
"Kau pel*cur dan kau gig*lo\, kalian pasangan yang serasi\, sama - sama hina. Tapi aku tentu tidak rela kalian enak - enakkan hidup dari uangku." Ujar Mora.
Mora menghajar kekasihnya, Mora bahkan tak tanggung - tanggung menendang aset kekasihnya sampai dia menangis kesakitan. Tapi Mora lupa disana ada selingkuhan kekasihnya, dia di pukul mengunakan gagang lampu tidur yang terbuat dari besi di bagian kepalanya.
Tidak hanya sekali tapi sampai tiga kali, sampai akhirnya Mora terkulai karena pendarahan di kepalanya. Tapi tak sampai disana, kekasih Mora dengan tega - teganya memukul dan menendang tubuh dan kepala Mora sampai akhirnya Mora meninggal dunia.
Flashback ingatan Mora Off
"Yah, jadi melow. Tidak bisa di percaya seorang pembunuh bayaran sepertiku malah mati konyol di tangan selingkuhan pacar sendiri." Gumam Mora.
"Tok! Tok! Tok!" Suara ketukan pintu, Mora langsung menutup laptopnya dan menyembunyikan hamburger yang sedang dia makan.
'Sialan, mengganggu saja.' Batin Mora.
"Mora, aku boleh masuk?" Teriak suara Aby dari luar.
'Ngapain dia kemari? Dia pasti ingin bermain drama.' Batin Mora.
"Masuk saja." Sahut Mora setelah menyembunyikan burgernya.
Aby membuka pintu dan masuk ke kamar Mora, Aby bisa mencium pengharum ruangan mahal di kamar Mora dan itu bukan yang biasa Mora pakai.
'Wangi apa ini, aku ingin kamarku juga wangi seperti ini.' Batin Aby, hal sekecil itu saja dia iri, apalagi kemewahan.
"Ada apa?" Tanya Mora. Mora tidak menunjukan wajah lugu atau apapun.
Aby terkejut ketika melihat penampilan baru Mora, Mora tampak sangat cantik tanpa kaca mata tebalnya.
"M- Mora? Kamu Mora?" Tanya Aby, dia ingin memastikan.
"Ya aku Mora." Sahut Mora dingin.
'Sialan, sejak kapan Mora berubah menjadi begini cantik? Tidak! Dia tidak boleh lebih cantik dariku, dia harus selalu lebih jelek dariku.' Batin Aby.
"Ada apa?" Suara Mora membuyarkan Aby, dan Aby pun langsung berganti ekspresi.
"Mora, aku datang untuk meminta maaf atas perbuatan mamaku yang memalukan." Ujar Aby dengan wajah yang di buat sedih.
"Mamaku pasti kesepian, jadi dia melakukan itu pada papa tanpa.."
"Paman. Kau seharusnya memanggil papaku dengan sebutan paman, bukan papa." Potong Mora. Aby yang mendengar itu sampai mati kutu sendiri jadinya.
"Aku sudah terbiasa memanggilnya papa, jadi aku.."
"Kau ingin menjadi putri papaku, Aby?" Tanya Mora, lagi - lagi memotong ucapan Aby. Aby langsung menghampiri Mora dan menggenggan tangan Mora.
"Apa kamu memikirkan hal yang sama juga denganku, Mora? Kita bisa menjadi dua saudari jika mamaku dan.."
"No!" Potong Mora, sambil menghempaskan tangan Aby darinya.
'Sialan, kenapa dia selalu memotong ucapanku.' Batin Aby kesal.
"Tidakkah kamu merasa konyol dengan pemikiranmu, Aby? Mereka kakak dan adik ipar, dan kamu menginginkan mereka bersama?" ( Jeda )
"Lebih dari itu, aku sangat tidak setuju jika papaku dan ibumu menikah." Ujar Mora.
"Mora, seharusnya kamu berpikiran terbuka. Mamaku dan papamu adalah dua orang yang kesepian, mereka bisa saling melengkapi jika mereka menikah. Lagi pula aku sudah terbiasa memanggilnya papa." Ujar Aby, dia kembali meraih tangan Mora.
"Kalau begitu jangan panggil dia papa, dia memang bukan papamu. Dan juga, jika mamamu kesepian, suruh saja dia menikah dengan pria lain, jangan papaku." Ujar Mora acuh, dan kembali menghempas tangan Aby.
'Kenapa anak ini selalu menggenggam tangan, menggelikan.' Batin Mora.
"Tapi papaku meninggal dalam kecelakaan itu, dan papamu harus bertanggung jawab." Ujar Aby, dia mulai kehabisan kesabaran.
Mora tersenyum dingin melihatnya, ini adalah kali pertama Aby berbicara sampai kehabisan kesabaran.
"Really? Kamu bilang papaku harus bertanggung jawab? Atas dasar apa?" Ujar Mora.
"Atas dasar.. Atas dasar karena aku kehilangan papaku." Ujar Aby.
"Kamu lupa? Aku juga kehilangan ibuku dalam kecelakaan itu. Dan bicara tentang tanggung jawab, seharusnya papamu yang salah karena dialah yang mengudikan mobil itu." Ujar Mora.
"Dan kau mengambil alih papaku. Kau memanfaatkan rasa bersalah papaku untuk membuatnya terus mencurahkan kasih sayangnya kepadamu dan melupakan aku yang adalah putrinya, apa itu bukan termasuk sudah bertanggung jawab, Aby?!" Ujar Mora.
"Dan jangan lupakan dua belas tahun papaku menghidupi kalian di rumah ini, menunjang semua kebutuhanmu dan ibumu, jadi tolong.. jangan serakah." Ujar Mora dengan tatapan tajam.
Aby sampai kehabisan kata - kata, oleh serangan ucapan Mora, dia tidak menyangka Mora bisa mendebat dirinya. Akhirnya Aby pergi dari ruangan Mora, dan Mora langsung menghembuskan nafasnya kasar.
"Ada - ada saja, benar - benar ibu dan anak yang tidak tahu malu." Gumam Mora.
...TO BE CONTINUED.. ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
dasar enggak tau malu...pengen jadi penguasa di rumah orang cih
2024-12-06
1
Mama Nakal
uffffft .....dasarrrrr ngak punya urat malu woiii 🔥
2024-12-15
1
zeus
Kok papanya mora tdk kaget dg perubahan mora?
2025-02-09
0