Brandon mengemudikan motornya itu dengan kecepatan tinggi, dia berharap Mora akan berteriak ketakutan dan memeluknya. Tapi prediksinya salah, Mora tidak hanya tidak memeluknya tapi wajahnya sangat datar padahal itu kecepatan tinggi dan yang lebih membuat heran lagi Mora melipat kedua tangannya di dada seakan tidak takut jatuh sama sekali.
"Mora, pegangan atau kamu akan jatuh nanti." Teriak Brandon.
"Berisik! Jalan saja cepat." Ujar Mora.
'Astaga gadis ini, dia benar - benar tidak terprediksi.' Batin Brandon sambil menggelengkan kepalanya.
Dan akhirnya mereka sampai di sekolah. Suara motor Brandon yang menarik perhatian itu langsung membuat semua orang mengenali bahwa itu Brandon, tapi kedatangan Brandon kali ini membuat semua orang gempar.
"Astaga! Brandon datang dengan siapa itu?" Kyomi menepuk - nepuk pundak Leah.
"Itu Mora? Kurang ajar! Beraninya dia deketin Brandon, Brandon milik Leah." Ujar Anet.
Heboh, karena selama ini Brandon tidak pernah berboncengan dengan lawan jenis. Mora turun dari motor dan merapihkan rambutnya yang acak - acakan, Brandon yang melihat itu pun hanya bisa senyum sendiri.
"Berapa ongkosnya?" Tanya Mora, seketika senyum di bibir Brandon berubah menjadi meranga.
"Kamu pikir aku ojek?" Ujar Brandon.
"Kata orang, di dunia ini tidak ada yang gratis. Bahkan toilet saja bayar, parkir bayar.."
"Oke stop!" Brandon memotong ucapan Mora.
"Oke, jadi berapa?" Tanya Mora.
"Aku tidak minta bayaran uang karena aku cukup kaya dan tidak kekurangan uang." Ujar Brandon.
"Shombong amat!" Ujar Mora.
"Bukannya sombong, itu fakta." Sahut Brandon, Mora hanya berdecih saja.
"Oke jade bayar nya apa?" Mora mulai tidak sabar.
"Nonton bareng sama aku." Ujar Brandon.
"Oooh.. Kamu minta aku traktir nonton di bioskop? Bukannya sama saja itu namanya bayar pakai uang, aku beli tiket nya pakai uang." Ujar Mora.
"Gadis ini, astaga.." Brandon menggaruk kepalanya.
"Bayar pakai waktumu, Mora. Sepulang sekolah nanti aku minta kamu luangkan waktu untuk menonton bareng denganku." Ujar Brandon.
"Big No!" Ujar Mora.
Mora mengeluarkan uang pecahan 50 ribu, lalu dia memberikannya pada Brandon dan pergi. Brandon pun mengejar Mora untuk mengembalikan uang Mora, tapi Mora justru langsung lari. Yang melihat itu mengira mereka sedang saling kejar - kejaran dengan romantis, padahal Mora sedang sangat kesal karena Brandon terus saja mengejarnya.
"Mooorrraaa... aku akan buat dia menangis setelah ini." Gumam Leah dengan penuh amarah. Tangan nya bahkan mengepal kuat.
Dan ada satu pasang mata lagi yang kini menatap Mora penuh dendam, Aby.. Dia menatap Mora dengan penuh iri dan dengki, Aby tidak hanya tidak bisa mendekati Brandon, tapi kini dia malah menjadi pelampiasan Leah karena Mora tidak lagi mudah di ganggu.
'Dia tidak boleh lebih cantik dariku, Mora tidak pantas mendapatkan kebahagiaan, semua kebahagiaan hanya pantas untukku.' Batin Aby.
Rasa iri dan dengkinya terhadap Mora sudah mendarah daging, padahal Mora justru sejak kecil kurang kasih sayang karena Andreas lebih memperhatikan Aby.
Dan akhirnya semua murid masuk di kelas, Mora sudah duduk manis di tempat duduknya dan pelajaran sudah di mulai. Sepanjang pelajaran itu Mora sangat fokus sampai dia tidak menyadari dirinya sedang di tatap dari luar jendela oleh seseorang.
"Kelas ini adalah kelas keponakan anda, tuan." Ujar kepala sekolah pada orang yang sedang menatap Mora, Byan.
"Tinggalkan saya sendiri, nanti saya akan datang ke kantor anda." Ujar Byan.
"Baik, tuan." Sahut kepala sekolah, dan pergi.
Byan tersenyum kecil ketika melihat Mora yang sedang sangat fokus belajar. Herannya, Byan masih mengenali Mora meski penampilan Mora sudah berubah tidak seperti kali pertama mereka bertemu.
'Kita bertemu lagi.' Batin Byan.
"Siapa itu, tampan sekali." Ujar Rubi, seketika semua orang menatap keluar jendela.
Byan yang menyadari semua murid menatapnya pun langsung memalingkan wajahnya dan pergi, dan saat itu Mora ikut melihat keluar jendela jadi tatapan mereka tidak bertemu.
"Astaga, tadi pria tadi benar - benar tampan, siapa kira - kira dia?" Ujar Anet.
"Masih lebih tampan Brandon." Ujar Leah, tapi Brandon yang di bicarakan hanya memasang wajah datar saja.
"Jangan ribut! Lanjut belajar!" Teriak guru.
'Anak gadis jaman sekarang ketika melihat pria tampan seperti melihat apa saja, heboh.' Batin Mora.
Dan berpindah ke sisi Byan, saat ini dia sedang duduk di ruang kepala sekolah dan melihat buku siswa. Dia tidak pernah sebegitu detailnya melihat ke sekolah hanya untuk mengecek buku siswa, kepala sekolah tentu tidak menaruh curiga apapun karena Byan adalah investor terbesar sekolah itu dan keponakan Byan bersekolah di sana.
'Amora Tithania Geneovive, itu namanya.' Batin Byan.
Padahal di foto buku siswa dan aslinya sangat jauh berbeda, foto Mora di buku siswa masih menggunakan fotonya yang masih culun dan memprihatinkan, tapi Byan masih bisa mengenali.
"Baiklah, saya titip keponakan saya, jika dia tidak disiplin di sekolah maka anda boleh mendisiplinkannya." Ujar Byan.
"Tentu, tuan." Ujar kepala sekolah.
"Kalau begitu saya permisi." Ujar Byan, lalu dia pergi ruang kepala sekolah.
Dan singkat cerita, jam pelajaran berakhir dan semua murid sekolah bubar dari sekolah. Mora berjalan di koridor menuju ke perpustakaan untuk meminjam buku, tapi tiba - tiba seseorang membekapnya dari belakang.
'Sialan, ini bius tidur.' Batin Mora. Tubuh Mora pun melemas dan akhirnya di gotong oleh pelaku yang berjumlah dua orang.
Dan di sinilah Mora berada, di gudang tak terpakai di belakang sekolah. Mora bisa mendengar suara - suara laki - laki dan perempuan, dan salah satunya adalah suara Aby. Jangan pikir Mora pingsan sungguhan, pengaruh obat bius tidur seperti itu tidak mempan di tubuhnya, dia terlalu kuat.
Mora sengaja mengikuti alur si pelaku untuk mengetahui siapa pelakunya dan setelah itu dia akan memberikan pelajaran untuk si pelaku. Tapi dia tidak menyangka pelakunya adalah.. Aby.
'Wah - wah, aku pikir ini perbuatan Leah, ternyata perbuatanmu Aby.. Bagus, aku akan lebih mudah membuatmu pergi dari rumah Mora.' Batin Mora.
"Apa kalian sungguh yakin obat biusnya bekerja dengan lama?" Ujar Aby.
"Yakin dong, kita sering menggunakannya untuk menculik gadis - gadis lain, hehe." Ujar suara laki - laki.
'Dari mana para pria ini berasal?' Batin Mora.
Mora membuka matanya sedikit untuk mengintip, ketika dia merasa keadaan aman dia pun membuka tali dengan perlahan, lalu dia bangun untuk mencari keberadaan Aby dan para pria tadi.
'Kemana mereka? Mereka menculik aku untuk di tinggal begitu saja?' Batin Mora, heran.
Sampai tiba - tiba dia mendengar suara dari bagian lain gudang itu, Mora pun mengendap - endap untuk mendekat dan melihat Aby yang sedang berdiri berhadapan dengan dua pria. Melihat gelagat mencurigakan dari Aby dan dua pria itu, Mora langsung mengeluarkan ponselnya dan mengambil Video mereka.
"Setelah denganku, kalian harus melakukannya dengan Mora. Aku akan mengambil Video kalian lalu menyebarkannya di sekolah, jangan khawatir, wajah kalian akan aku blur." Ujar Aby.
"Okay, dan kamu harus layani kami dengan baik." Ujar salah satu pria itu.
Dua pria itu menggerayangi tubuh Aby dan salah satunya sudah mulai membuka pakaian Aby, bahkan tak butuh waktu lama tubuh Aby sudah tidak menggunakan sehelai benang lagi.
'Ck! Menjijikan sekali. Para pria itu bisa - bisa nya bernafsu dengan tubuh Aby yang datar, bahkan jika di bandingkan dengan tubuh Mora, tubuh Mora lebih bagus.' Batin Mora.
Mora merekam aksi mereka bertiga itu tanpa melihat kearah mereka, tapi pendengarannya harus terganggu dengan suara sensual dan suara kecipak - kecipuk yang mereka bertiga buat.
'Hih! Menggelikan, seorang gadis remaja sudah mampu melayani dua pria. Aku yakin itu bukan kali pertama Aby melakukannya, suaranya sangat menikmati bahkan tidak mengeluh sakit.' Batin Mora.
Merasa sudah cukup dengan bukti yang akan dia berikan pada ayahnya, Mora pun pergi dari sana. Dan ketika melihat tas sekolah Aby, Mora tersenyum smirk dan membukannya. Mora membawa pergi baju ganti milik Aby dan melemparnya di tempat sampai yang basah.
"Loh, Mora kamu belum pulang?" Tanya Brandon.
"Kebetulan sekali ada kamu, aku beri kamu seratus lima puluh lagi, antar aku pulang." Ujar Mora, kali ini Brandon berdecih.
"Aku tidak mau." Brandon menolak.
"Ayolah, seratus lima puluh ribu itu banyak lho." Ujar Mora.
"Kamu benar - benar menganggap aku tukang ojek, ya?" Ujar Brandon, kesal.
"Ya bukan, tapi kan tidak ada yang gratis di dunia ini." Ujar Mora menyengir.
"Nonton denganku, baru aku bersedia." Ujar Brandon.
'Sudahlah, aku harus cepat - cepat pergi dari sini.' Batin Mora.
"Ya sudah, iya." Ujar Mora mengalah.
Brandon pun tersenyum senang, lalu dia langsung menggandeng tangan Mora. Sepanjang jalan itu Mora selalu mengibaskan tangan Brandon, tapi Brandon kemudian beralih merangkul pundak Mora dan berakhir mendapat tempeleng dari Mora.
"Ternyata dia sama Brandon, kita mencari dia sejak tadi." Ujar Rubi.
Leah sudah sangat emosi melihat ke akraban Brandon dengan Mora, padahal dia sejak dulu mencoba mendekati Brandon pun tidak pernah di gubris, tapi Mora.. Dengan mudah mendapat perhatian Brandon.
"Ayo pulang, besok saja kita beri dia pelajaran." Ujar Leah dengan kesal.
Akhirnya empat sekawan itu pun pergi dari sekolah.
...TO BE CONTINUED.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
ampun aby..ternyata jalang...wah.....parah
2024-12-06
1
Nur Bahagia
jangan2 brandon keponakannya byan.. wah seruu nih paman dan ponakan ngincer cewe yg sama 🤭
2024-09-10
1
Binti
Aby is the real bitc
2024-08-01
1