Mora langsung membuka lemari pakaiannya dan ternyata semua pakaian Mora asli tidak ada yang menarik sama sekali. Padahal mereka hidup di dunia yang sama dan di tahun yang sama, tapi pakaian milik Mora itu terlihat sangat kuno.
"First thing First, kamu harus merubah seluruh penampilanmu Mora, aku akan membuat mereka yang pernah merundungmu menjadi kebakaran jenggot melihat dirimu yang baru.'' Gumam Mora.
"Padahal kamu punya orang tua yang kaya raya.. tapi kamu tidak bisa memanfaatkan fasilitas yang seharusnya kamu nikmati. Okay, biar aku yang membantumu memakai fasilitas milikmu." Ujar Mora.
Singkat cerita malam pun tiba, Andreas pulang selalu di jam makam malam tiba. Andreas tampak duduk di kursi meja makan dan Mora terlihat turun dari atas lantai dua, Mora melihat Aby yang tampaknya sudah bersiap untuk menyambut Andreas, dia pun hanya tersenyum dingin melihat itu.
'Dua makhluk berjenis manusia parasit itu selalu mencoba mendekati ayah Mora, padahal menurut ingatan Mora yang asli ibunya Aby merupakan istri dari adik ayahnya Mora, tapi kenapa mereka seolah mencoba mendekati ayah Mora.' Batin Mora.
Mora pun berjalan dan duduk di sebelah kanan kursi meja makan, dia duduk di sebelah kanan Andreas. Aby yang melihat itu tampak sedikit menunjukan ketidak sukaannya melihat Mora duduk di sana, karena biasanya dia yang akan duduk di sana. Andreas juga sedikit terkejut melihat Mora yang duduk di sebelah kanannya, padahal biasanya Mora selalu duduk di sebelah Aby.
"Kenapa? Kamu menungguku pergi dari kursi ini, Aby?" Tanya Mora pada Aby yang terus berdiri menatapnya.
"Kamu mau duduk disana? Aku pikir kamu akan duduk di sebelahku seperti biasanya." Sahut Aby.
"Aku anak papa, sudah seharusnya aku duduk di sebelah papaku. Benar kan, bibi Rose." Ujar Mora pada Roseline yang juga menujukan wajah tidak sukanya.
"Tentu sayang, memang seharusnya kamu yang duduk di sebelah papamu. Aby, kamu duduk di sebelah Mora." Ujar Roseline.
"Itu hanya kursi makan, apa yang kamu ributkan Mora." Ujar Andreas.
"No papa, aku tidak membuat keributan. Sejak awal aku hanya duduk diam di sini, apa papa tidak melihatnya?" Ujar Mora. Itu pertama kalinya Mora tidak gugup saat bicara dan tidak mengatakan maaf seperti biasanya.
"Tidak apa - apa Mora, aku duduk di sebelahmu saja." Ujar Aby, seakan Mora yang tidak mau mengalah.
"Sure, memang seharusnya seperti itu." Sahut Mora santai.
Semua orang sedikit merasa asing dengan Mora yang sekarang, dia tampak tidak memiliki rasa takut seperti biasanya dan berbicara dengan lantang.
Makan malam pun di mulai, Andreas sedikit terkejut karena menu makan malam kali ini tidak seperti biasanya, beberapa diantaranya ada makanan yang biasa dirinya makan bersama mendiang istrinya dulu.
"Papa, aku meminta bibi membuatkan makanan ini. Papa pasti tidak lupa rasa makanan ini, bukan?" Ujar Mora, ia bahkan menyiapkan makanan itu di mangkuk kecil dan menghidangkannya untuk Andreas.
"Makan pa.." Mora bahkan tersenyum, Andreas melihat senyum mendiang istrinya dari Mora, seketika hatinya menjadi lembut.
"Terimakasih, nak." Ujar Andreas.
Roseline dan Aby terkejut melihat Andreas tersenyum pada Mora, karena biasanya Andreas hanya akan membentak Mora karena apapun yang Mora lakukan selalu menjadi masalah.
'Ayah Mora hanya pria yang merindukan istrinya. Menurut ingatan Mora, ibunya adalah wanita cantik yang riang sementara Mora tumbuh menjadi anak yang murung, sudah pasti ayahnya hanya akan sedih jika melihat Mora.'
'Satu - satunya cara untuk membuat ayah Mora memperhatikan Mora lagi adalah dengan menjadi riang seperti ibu Mora, dan pelan - pelan membuat ayahnya teringat kembali dengan keharmonisan keluarganya dulu.' Batin Mora lagi.
"Papa, tofu sangat enak.. jangan pilih - pilih makanan." Ujar Mora ketika Andreas menyingkirkan tofu.
"Mora, tapi papa tidak menyukai tofu." Ujar Aby.
"Siapa yang lebih tahu apa yang papaku suka? Aku adalah anak papa, aku tahu betul papa suka tofu karena saat aku kecil papa selalu makan tofu yang mama masak, benar kan pa?" Ujar Mora, mulai membawa kenangan masalalu Mora.
"Tapi papa selalu tidak mau memakan tofu, Mora." Ujar Aby lagi.
"Sudah - sudah, papa makan tofunya." Ujar Andreas akhirnya.
Mora tersenyum senang melihat Andreas memakan tofunya, Mora bahkan menambahkan dua potong tofu lagi di mangkuk Andreas dan dengan tersenyum Andreas juga memakan tofu itu. Aby tampak marah melihat itu, susah payah dia mencoba mengendalikan Andreas dengan sifat manjanya dan rasa bersalah Andreas padanya, kini di rusak oleh Mora yang tiba - tiba menjadi lebih berani.
'Aku sangat yakin sebenarnya ayah Mora adalah pria yang baik.. Hanya saja.. Sesuatu yang salah pasti telah terjadi dengannya. Dan juga, aku tidak mengerti mengapa dua perempuan ini malah tinggal di rumah ini, apakah ada sesuatu yang Mora asli tidak tahu?' Batin Mora.
Sampai akhirnya makan malam selesai, Mora mengelap bibirnya dengan tisu lalu berkata..
"Papa, boleh aku minta tolong?" Ujar Mora.
"Tolong apa?" Tanya Andreas.
"Aku ingin mengubah nuansa kamarku, aku bosan. Juga aku butuh beli baju baru, semua baju lamaku sudah tidak bagus." Ujar Mora.
Roseline dan Aby yang mendengar itu terkejut, tak biasanya Mora banyak bicara, dan sekarang dia meminta sesuatu langsung pada Andreas.
"Boleh, kamu katakan saja nuansa kamar yang kamu inginkan." Ujar Andreas.
Mora langsung tersenyum senang dan bangun dari duduknya, Mora langsung memeluk Andreas dari belakang seperti yang Mora asli lakukan saat masih kecil.
"Terimakasih papa, love you." Ujar Mora, lalu Mora langsung berlarian kecil dan pergi dari sana. senyum Andreas terbit saat itu.
Aby yang melihat itu semakin kesal, dia tidak suka Andreas menyayangi Mora. Baginya Andreas harus menjadi papa nya, menggantikan papanya yang meninggal dalam kecelakaan yang juga menewaskan ibu Mora.
"Papa, guru menanyakan keadaan Mora, papa menghukumnya tidak masuk satu minggu jadi guru bertanya keadaannya." Aby berucap.
"Mora masih butuh perawatan, katakan saja seperti itu." Sahut Andreas.
"Baik, pa. Oh ya, dan Mora.. dia.." Ujar Aby menggantung.
"Kenapa dengam Mora?" Tanya Andreas.
"Sebelum Mora masuk rumah sakit, beredar foto tak senonoh tentang Mora, pa. Aku tidak tahu apa yang sudah terjadi dengan Mora, sepertinya dia.." Aby lagi - lagi menggantung ucapannya.
"Apa maksudnya, Aby?" Tanya Andreas.
Aby membuka ponselnya lalu menunjukan foto Mora pada Andreas, Andreas yang tidak tahu menahu tentang keaslian foto itu pun langsung marah melihatnya.
"Astaga, sangat memalukan.." Gumam Andreas.
"Papa jangan marah dengan Mora, mungkin dia hanya salah pergaulan saja." Ujar Aby.
Ucapan Aby seakan menunjuk Mora sebagai gadis dengan pergaulan bebas, padahal Aby tahu bahwa Mora di rundung di sekolah, tapi dia tidak memberitahu Andreas. Aby tidak tahu saja bahwa Mora saat ini Mora sedang melipat kedua tangannya sembari mendengarkan bagaimana Aby sedang memfitnah dirinya.
'I see.. ternyata biangnya dari dia. Jelas - jelas dia tahu bahwa Mora di rundung di sekolah, tapi dia berkata seakan Mora berperilaku buruk. Dia tidak hanya menutup mata saat Mora di rundung, tapi dia memfitnah Mora di depan papanya Mora, tidak heran papanya Mora selalu marah pada Mora.' Batin Mora.
'Aku yakin gadis bernama Aby ini ingin menyingkirkan Mora dan ingin menggantikan Mora, malangnya Mora..' Batin Mora lagi.
"Di sekolah sangat sulit mendapat teman yang baik, aku sendiri lebih sering berada di perpustakaan jadi aku tidak tahu apa yang Mora lakukan." Ujar Aby lagi.
"Benarkah, Aby?? Kamu hanya berada di perpustakaan?" Tiba - tiba Mora muncul dari balik tembok dengan senyum dinginnya.
"Mora apa - apaan dengan foto ini, bisa kamu jelaskan?! Papa tidak membesarkanmu untuk menjadi anak tidak bermoral, Mora!" Lagi - lagi Andreas berbicara dengan nada tinggi.
"Jika papa bisa melihat baik - baik, di dalam foto itu aku sedang menangis ketakutan. Aku meminta tolong saat itu, tapi tidak ada yang menolongku." Ujar Mora menjelaskan dengan ingatan milik Mora yang asli.
"Dan kau Aby, kamu tahu sendiri keaslian foto itu kenapa kamu berkata pada papaku seakan aku ini bergaul dengan bebas?" Ujar Mora, Andreas pun menatap Aby.
"I- itu aku juga tidak tahu apa yang terjadi di foto ini Mora." Ujar Aby membela diri.
"Oh ya?? Seluruh sekolah juga tahu aku di rundung Aby, bagaimana kamu bisa tidak tahu?" Ujar Mora, Aby semakin pias sekarang.
"Kamu.. di rundung?" Ujar Andreas terkejut.
"Menurut papa? Apa mungkin gadis seperti aku yang selalu ketakutan ini memiliki teman?" Ujar Mora.
"Menyedihkan, aku tidak hanya di rundung di sekolah oleh semua teman kelas, di rumah bahkan aku tidak mendapatkan dukungan dari keluarga." Ujar Mora dengan mata beruraian air mata.
"Aku tidak menyangka kamu akan mengatakan hal seperti itu tentang diriku pada papaku, Aby. Aku pikir kita saudari, tapi ternyata... aku sangat kecewa padamu, Aby." Ujar Mora.
"Mora, aku tidak bermaksud seperti itu." Ujar Aby berpura - pura merasa bersalah.
Mora hanya diam dan menghapus air matanya, lalu dia pergi dari sana.
"Mora.." Panggil Andreas, tapi Mora tetap berlari pergi.
"Katakan sejujurnya Aby, apa benar Mora di rundung?" Tanya Andreas.
Aby yang berpura - pura menangis itu semakin ketakutan sekarang.
"A- aku tidak tahu pa, aku benar - benar tidak tahu." Ujar Aby masih melindungi dirinya.
Aby pun berlari pergi meninggalkan Andreas yang kini tenggelam dalam pikirannya sendiri, dia tidak tahu menahu apa yang sudah di alami Mora karena Aby selalu berkata Mora baik - baik saja. Sekarang Mora berkata dirinya di rundung, hati Andreas mencelos sakit mendengarnya.
'Mora..' Batin Andreas.
...BERSAMBUNG... ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
awesome moment
andreas n oon ato ogeb c?
2025-01-12
1
Shinta Dewiana
hisss . dasar ayah oon
2024-12-06
1
Nur Bahagia
sadarlah pa sebelum terlambat
2024-09-10
1