enambelas

Ciiiiiiiitt...

Maya dan Rani berhenti tepat dihadapan Naii yang saat ini sedang berjalan menuju mesjid untuk shalat Dzuhur dan beristirahat.

Naii sampai kaget melihat dua orang wanita yang selalu mengganggu kehidupannya itu tiba-tiba muncul dihadapannya.

"Eh, eh, sijanda lagi jualan. Liat tuh, bibirnya, meraaah," ucap Maya dengan mencibir.

"Coba lihat dagangannya, jangan-jangan kue basi dijualnya," Rani menimpali.

Naii menarik nafasnya dengan berat. Rasa jengah melihat keduanya sudah tak dapat lagi ia tahan.

Rani menghampiri Naii dan ingin membuka isi keranjang milik wanita tersebut.

Akan tetapi, Naii tak ingin mengijinkan tangan-tangan jahil itu menyentuh barang dagangannya, ia meletakkan keranjang kopi dibawah kakinya, lalu dengan cepat menepis tangan Rani sebelum berhasil menyentuh keranjang yang dibawanya.

"Jangan sentuh barang daganganku, sebab tanganmu bernajis," ucap Naii, sembari menatap tajam.

Rani membolakan matanya. Ia tak terima jika tangannya dikatakan bernajis. "Dasar janda tak tahu malu! Kau hang bernajis," ucap Rani kesal.

Saat bersamaan, Maya datang ingin membantu. "Eh, Janda, lebih baik kamu jual diri saja, itupun kalau laku," ucapnya dengan sinis.

"Jika aku mau, tak perlu menawarkan diri, sebab suamimu pernah datang dan mencoba untuk menggodaku," balas Naii dengan santai.

Seketika Maya membolakan matanya. "Apa? Kau fikir kau itu cantik, sehingga suamiku tergoda pada janda kucel sepertimu?" sergah Maya dengan berang.

"Terserah, tapi pada kenyataanya dia menggodaku saat diujung gang malam itu, dan kau juga melihatnya," Naii semakin membuat hati Maya terbakar. Wanita berkulit hitam itu menarik keranjang berisi kue, tetapi justru kantong kresek berisi saos cocolan dalam wadah plastik es lilin terlepas dari pegangan Naii dan berhamburan ditepi jalan.

Tubuh Maya yang tinggi besar itu tanpa sengaja menginjak bungkusan saos dan memercik hingga mengenai wajahnya.

Wanita itu terperangah, dan sialnya salah satu sepeda motor melintas dan hendak pergi ke mesjid, lalu melindas dua bungkus saos dan percikannya mengenai mata Maya dan juga Rani yang tak jauh pengemudi tersebut.

"Haah, pedas...pedas...," ucap keduanya, lalu kebingungan mencari air untuk membasuh wajahnya yang kepedasan.

"Dasar, Jandaa sialaaan, Kau!" maki Maya dengan nada tinggi.

Melihat keduanya kebingungan, Naii memunguti sisa saos yang berjatuhan dan akan membersihkannya di mesjid. Ia lalu bergegas meninggalkan keduanya.

Orang-orang yang melihat keduanya tertawa terpingkal, lalu datang seorang bocah yang jahil, memberi minuman dalam kemasan gelas plastik yang dicampur saos yang tadi sudah rusak.

"Ni, tante, buat cuci muka," ucap seorang bocah nakal yang memberikan air kemasan tersebut. Kemudian bocah itu berlari sembari tertawa cekikikan.

Maya menyiramkan air tersebut ke wajahnya, dan ia semakin berteriak histeris.

Sementara itu, Naii meletakkan barang dagangannya didalam sudut mesjid. Ia keluar untuk mengambil wudhu. Karena insiden barusan, ia harus ketinggalan shalat berjamaah, dan ia akan shalat tanpa imam.

Orang-orang sudah selesai shalat. Salah satu wanita berusia sekitar 50 tahunan yang sudah selesai shalat, melihat kedatangan Naii dengan keranjangnya dan terus memperhatikan hingga Naii pergi ke tempat Wudhu.

Setelah selesai berwudhu, Naii melakukan kewajibannya, dan memohon doa agar diberikan kelancaran rezeki untuknya, agar ia dapat menghidupi kedua anaknya, kesabaran dan juga keikhlasan dalam menjalani kehidupan ini.

Setelah ia selesai shalat, ia menuju keranjanganya dan akan kembali melanjutkan dagangannya.

Akan tetapi, ia melihat jika tutup keranjangannya telah tersingkap sedikit, dan ia merasa curiga, lalu memeriksanya. "Astaghfirullah," ucapnya kaget, saat mendapati barang dagangannya berkurang beberapa potong. "Ya Allah, jika memang yang mengambil dagangnku kelaparan dan tidak memiliki uang, ataupun lebih membutuhkan,maka aku mengikhlaskannya," gumamnya dalam hati dan berusaha menata hatinya

Ia beranjak keluar dari dalam mesjid, dan bersiap pergi. Tetapi seorang jemaah pria mencegahnya dan memesan secangkir kopi. Naii mengurungkan niatnya, laku meletakkan kembali barang dagangannya dan melayani jemaah yang membeli kopinya.

Beberapa jemaah membeli kuenya dan juga beberapa cup kopi, hingga kue dagangannya habya tersisa empat potong saja. Ia berniat membawanya pulang dan memberikannya kepada Aliyah dan juga Ahnaf.

"Alhamdulillah, barang daganganku akhirnya hampir habis. Terimakasih ya, Allah," gumamnya lirih, dan kembali mengemasi barang dagangannya.

Naii berjalan menuju pulang. Ia harus segera tiba dirumah, sebab mbak Fhitry memesan kue buatannya untuk besok, dan ia harus menyiapkan bahan-bahannya.

Ia menyusuri jalanan yang begitu terik, dan saat bersamaan, ia melihat Hardi melintasi jalanan bersama Selly si wanita ja-lang yang telah merampas uang jaminan perobatan untuk Ahnaf. Naii menarik nafasnya dengan berat. Ingin rasanya ia memaki pria yang tidak memiliki hati nurani tersebut.

Motor yang dikendarai Hardi melaju dengan kencang. suara desingannya terdengar hingga jauh. Naii menarik nafasnya dengan dalam. Ia mencoba menjaga kewarasannya demi kedua anaknya.

"Astaghfirullah, berilah aku kesabaran, ya Allah," gumamnya lagi. Lalu menuju toko sembako langganannya untuk membeli bahan membuat kue esok dan juga kopi serta gula.

Ahnaf sudah dapat menghafal beberapa surah pendek. Aliya mulai merasa bosan karena bermain sendirian dirumah. "Tak, epe," ucapnya meminta phonsel milik Ahnaf.

Bocah itu menghentikan hafalannya, lalu menoleh ke arah sang adik. "Boleh, tetapi adik ikuti kakak hafal satu surah dulu, ya," Ahanf memberikan syarat.

Bocah perempuan itu menganggukkan kepalanya dan bergerak menghampiri sang kakak. Lalu mulai mengikuti apa yang diucapkan sang kakak, setelah menghafal satu ayat dan mengingatnya, Ahnaf memberikan phonsel itu kepada sang adik, yang mana membuat bocah itu tertawa kegirangan dan bermain applikasi game yang telah didwonload sebelumnya.

Naii membawa banyak barang dagangan. Sepertinya ia harus memiliki sepeda untuk memudahkannya mengedarkan barang dagangannya.

Ia tampak tertatih menuju ke rumah kontrakannya, karena lelah dan juga beratnya barang yang dibawanya.

Tiba-tiba saja dari arah belakang, seseorang menarik hijabnya, hingga membuatnya terjatuh dan membuat beberapa bahan untuk membuat kue terjatuh dan pecah berantakan.

Sebungkus tepung berserakan dan juga minyak goreng yang mana plastiknya robek dan isinya tertumpah.

Naii meletakkan semua barang-barang yang masih dapat ia pegang diatas jalan gang. Warga banyak yang menonton. Ia melihat pelaku yang menarik hijabnya adalah Maya yang mana matanya tampak memerah akibat terkena saos sambal tadi saat mencegahnya dijalan.

Ia menatap tajam pada wanita tersebut. "Ganti barang-barangku yang telah kamu jatuhkan," ucapnya dengan nada penuh penekanan. Tatapannya tajam menghujam jantung.

"Kau fikir aku mau menggantinya, Kau yang sudah membuat mataku seperti ini," tunjuk Maya pada ke dua matanya.

"Itu salahmu, karena kau selalu usil denganku," serga Naii dengan bada tinggi.

"Dasar kau janda siaalan, kau harus membayar uang dari biaya pengobatan mataku," teriak Maya yang sudah bersiap mengayunkan tangannya hendak menampar Naii.

"Cepat tampar. Maka saya akan mudah melaporkannya kepada pihak berwajib atas tindakan tidak menyenangkan," ucap seseorang sembari merekam vedeo ke arah Maya.

Seketika wanita itu tercengang, sebab si perekam tak lain adalah mbak Fhitry yang kebetulan lewat dan juga akan membeli keperluan untuk acaranya esok.

Maya menurunkan tangannya dan menantap penuh amarah pada wanita yang diberi gelar bestienya Naii.

Terpopuler

Comments

Muj Ran

Muj Ran

hahahaha emang enak 🤭

2024-03-27

0

Muj Ran

Muj Ran

nikmatilah hasil dari perbuatan mu 😂😂😂

2024-03-27

0

Muj Ran

Muj Ran

syukurin itulah katulah mu 😂😂😂

2024-03-27

0

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 empat
5 Lima
6 enam
7 tujuh
8 delapan
9 sembilan
10 sepuluh
11 sebelas
12 Dua belas
13 tigabelas
14 empatbelas
15 lima belas
16 enambelas
17 tujuhbelas
18 delapan belas.
19 motor
20 motor-2
21 fitnah
22 Hardi
23 mulai
24 semua
25 awal
26 Siapa?
27 Pesanan
28 Tanya
29 Masuk
30 Kaget
31 Dilema
32 Salah
33 Dia
34 Dia-1
35 bagaimana
36 Mengapa
37 Tersentak
38 Panik.
39 dilema lagi
40 pesanan Dia
41 pertemuan
42 pwrtemuan-2
43 awal pernikahan
44 Iri Hati
45 episode-45
46 episode-46
47 episode-47
48 episode-48
49 episode-49
50 episode-50
51 episode-51
52 episode-52
53 episode-53
54 episode-54
55 N:JpAD-55
56 episode-56
57 episode-57
58 sosok
59 Sosok-1
60 sosok2
61 sosok-3
62 Sosok-4
63 sosok-5
64 Siapa?
65 siapa-1
66 siapa-2
67 siapa-3
68 siapa-4
69 episode-69
70 episode-70
71 Dia
72 Dia-1
73 Dia-2
74 Dia-3
75 Dia-4
76 Dia-5
77 Dia-6
78 Dia-7
79 -Dia-8
80 Resah
81 resah-2
82 resah-2
83 Amarah
84 Amarah-1
85 episode-85
86 mendadak nikah
87 episode-87
88 episode-88
89 Halal
90 Awal Baru
91 episode-91
92 Hari pertama.
93 Rasa itu
94 Sabar
95 Sesuatu
96 Benih rasa
97 Ruang dingin
98 rasa itu
99 Kedengkian
100 Api cemburu
101 Sial
102 Asa
103 102
104 Siapa?
105 Kamu
106 episode-106
107 episode-107
108 episode-108
109 episode-109
110 episode-110
111 Episode-111
112 episode-112
113 episode-113
114 episode-114
115 episode-115
116 episode-116
117 episode-17
118 episode-118
119 episode-119
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
empat
5
Lima
6
enam
7
tujuh
8
delapan
9
sembilan
10
sepuluh
11
sebelas
12
Dua belas
13
tigabelas
14
empatbelas
15
lima belas
16
enambelas
17
tujuhbelas
18
delapan belas.
19
motor
20
motor-2
21
fitnah
22
Hardi
23
mulai
24
semua
25
awal
26
Siapa?
27
Pesanan
28
Tanya
29
Masuk
30
Kaget
31
Dilema
32
Salah
33
Dia
34
Dia-1
35
bagaimana
36
Mengapa
37
Tersentak
38
Panik.
39
dilema lagi
40
pesanan Dia
41
pertemuan
42
pwrtemuan-2
43
awal pernikahan
44
Iri Hati
45
episode-45
46
episode-46
47
episode-47
48
episode-48
49
episode-49
50
episode-50
51
episode-51
52
episode-52
53
episode-53
54
episode-54
55
N:JpAD-55
56
episode-56
57
episode-57
58
sosok
59
Sosok-1
60
sosok2
61
sosok-3
62
Sosok-4
63
sosok-5
64
Siapa?
65
siapa-1
66
siapa-2
67
siapa-3
68
siapa-4
69
episode-69
70
episode-70
71
Dia
72
Dia-1
73
Dia-2
74
Dia-3
75
Dia-4
76
Dia-5
77
Dia-6
78
Dia-7
79
-Dia-8
80
Resah
81
resah-2
82
resah-2
83
Amarah
84
Amarah-1
85
episode-85
86
mendadak nikah
87
episode-87
88
episode-88
89
Halal
90
Awal Baru
91
episode-91
92
Hari pertama.
93
Rasa itu
94
Sabar
95
Sesuatu
96
Benih rasa
97
Ruang dingin
98
rasa itu
99
Kedengkian
100
Api cemburu
101
Sial
102
Asa
103
102
104
Siapa?
105
Kamu
106
episode-106
107
episode-107
108
episode-108
109
episode-109
110
episode-110
111
Episode-111
112
episode-112
113
episode-113
114
episode-114
115
episode-115
116
episode-116
117
episode-17
118
episode-118
119
episode-119

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!