tujuhbelas

Maya mendengus kesal, lalu akan beranjak pergi. "Eh, tunggu dulu! Enak saja mau main pergi," Naii merapikan hijabnya dan menghampiri wanita bertubuh tegap dan berkulit hitam tersebut.

"Apa!" jawab Maya dengan kasar.

"Ganti minyak dan tepung yang sudah kau tumpahkan," ucap Naii dengan penuh penekanan.

Maya tersenyum mencibir. Ia tak sudi mengganti minyak dan tepung yang ia tarik hingga tertumpah, bukankah itu tujuannya?

"Ciiih, itu tujuanku, dan aku takkan menggantinya," sahut Maya dengan senyum cibiran.

"Jika begitu ini cukup untuk membuat bukti membawamu ke kantor polisi," jawab Naii dengan senyum penuh kemenangan.

Maya tersenyum sinis, ia tidak percaya dengan ucapan wanita tersebut. "Kau kira kau bisa menyeretku ke polisi? Apa buktimu?" Tanya Maya dengan licik.

"Tuh," Naii menunjuk ke arah mbak Fhitry yang sedang merekam mereka, "Pengakuanmu dapat menjadi bukti sebagai pengaduan pelaporan," Tukas Naii yang mulai memberanikan dirinya untuk bangkit dari penindasan.

Maya menoleh ke arah Mbak Fhytri yang sedang merekamnya dengan senyum mengejek.

"Janda siaalaan!" makinya dengan kasar.

Naii tersenyum dengan sumringah. "Sudah, berikan uangmu untuk mengganti tepung dan minyak yang rusak," Naii terus mendesak.

Para tetangga berkerumun. Mereka sebenarnya merasa jengah dengan sikap Maya, mereka mulai angkat bicara "Ayo, Maya. Ganti itu. Oh, ya, jangan lupa bayar hutangmu yang sudah lama gak kamu bayar!" ucap salah seorang tetangga.

"Iya, mana hutangmu waktu itu, ayo bayar," beberapa tetangga mulai memprovokator dan Maya mulai terdesak, lalu mau tak mengeluarkan uang 50 ribu dari saku celananya, dan Naii segera menyambarnya.

"Haaah!" Maya berteriak untuk menghentikan ocehan warga, kemudian bergegas pergi dari lokasi tersebut.

Mbak Fhitry menghampiri Naii, lalu membantu memasukkan barang-barang yang tadi berserakan. "Ayo balik, jangan mau ditindas orang seperti itu," Mbak Fhitry mengomel.

Naii menganggukkan kepalanya, lalu bergegas pulang.

Setibanya dirumah. Ia sudah disambut oleh Aliyah yang sedari tadi menunggunya. "Ibu," teriaknya, dari balik tirai jendela, lalu membuka pintu dan menyambutnya.

Ia membantu menenteng beberapa kantong kresek dan berharap ada beberapa bungkus jajanan yang ia dapatkan.

Sesampainya didalam rumah, ia melihat Ahnaf sudah tertidur. Sedangkan Aliyah sibuk membongkar isi barang belanjaan.

Naii melihat phonsel milik Ahnaf yang merupakan hadiah dari Joe tergeletak diatas kasur. Ia memungutnya. Naii menggeser layar ponsel. Hatinya teringat akan akun media sosial yang tidak pernah lagi ia gunakan, sebab ia terlalu sibuk dengan dunia nyatanya, bahkan ponsel canggih juga sudah tak ia miliki.

Ia mencoba membuka applikasi yang tersedia, memasukkan akunnya dan ternyata masih dapat digunakan.

Ada ribuan pesan yang tertimbun, dan tidak pernah ia buka apalagi membalasnya. Bahkan ratusan notifikasi yang hampir menumpuk untuk dibuka.

Sudah hampir seusia Ahnaf ia tak lagi membuka akun media sosialnya, dan hari ini kembali ia jelajahi.

Ada pesan masuk dari ibunya. sepertinya sang ibu mengirimkan pesan setiap harinya, berharap Naii membalasnya, sebab untuk menghubunginya, mereka tidak memiliki nomor ponsel Naii, sebab Naii tidak memiliki ponsel.

Dan hal yang paling parah dalam hidup Naii, ia pindah ke kota ini karena melarikan diri saat kedua orangtuanya meminta ia berpisah dari Hardi, sebab sang ayah tidak menyetujui Naii menikah dengan pria itu, sebab Hardi adalah pria pemalas dan penipu.

Akan tetapi, rasa cintanya yang terlalu besar terhadap.sang suami, mmebuatnya mengambil keputusan untuk pergi menjauh.

[Assalammualaikum, Naii, apa kabarmu?" kalimat itu terus yang dikirimkan oleh ibunya, seolah tak patah semangat.

"Waalaikum Salam, Bu. Alhamdulillah sehat, ibu bagiamana kabarnya?"balas Naii. Ada rasa bersalah dalam hatinya dan ini adalah balasan akibat ia tak mengindahkan ucapan ke dua orang tuanya, sehingga harus menanggung derita ini. Tetapi apapun itu, ia menganggap ini adalah perjalanan hidup dan takdirnya.

Menunggu balasan dari sang ibu, ia membuka beranda. Tampak banyak akun media yang yang lewat dari berandanya, dan tampak banyak orang-orang menjajakan barang dagangannya dengan cara online.

Ia seketika terfikir untuk memperjualkan barang dagangannya secara online.

"Mungkin ini cara agar ia dapat menjaga Ahnaf dan juga Aliyah. Tetapi ia harus berbagi ponsel dengan sang Anak.

hujan dari malam tadii malam,nulisnya dikit, ya reader...

Terpopuler

Comments

ghina amd

ghina amd

itulah kenapa hrs ada restu orgtua...semangat naii..semoga ini jadi pembuka jalan utk sukses

2024-04-25

0

Bzaa

Bzaa

semangat.....
setelah kesulitan sll ada kemudahan 💪😘

2024-03-06

4

Neulis Saja

Neulis Saja

reader agree with you, i hope you succsess

2024-03-04

1

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 empat
5 Lima
6 enam
7 tujuh
8 delapan
9 sembilan
10 sepuluh
11 sebelas
12 Dua belas
13 tigabelas
14 empatbelas
15 lima belas
16 enambelas
17 tujuhbelas
18 delapan belas.
19 motor
20 motor-2
21 fitnah
22 Hardi
23 mulai
24 semua
25 awal
26 Siapa?
27 Pesanan
28 Tanya
29 Masuk
30 Kaget
31 Dilema
32 Salah
33 Dia
34 Dia-1
35 bagaimana
36 Mengapa
37 Tersentak
38 Panik.
39 dilema lagi
40 pesanan Dia
41 pertemuan
42 pwrtemuan-2
43 awal pernikahan
44 Iri Hati
45 episode-45
46 episode-46
47 episode-47
48 episode-48
49 episode-49
50 episode-50
51 episode-51
52 episode-52
53 episode-53
54 episode-54
55 N:JpAD-55
56 episode-56
57 episode-57
58 sosok
59 Sosok-1
60 sosok2
61 sosok-3
62 Sosok-4
63 sosok-5
64 Siapa?
65 siapa-1
66 siapa-2
67 siapa-3
68 siapa-4
69 episode-69
70 episode-70
71 Dia
72 Dia-1
73 Dia-2
74 Dia-3
75 Dia-4
76 Dia-5
77 Dia-6
78 Dia-7
79 -Dia-8
80 Resah
81 resah-2
82 resah-2
83 Amarah
84 Amarah-1
85 episode-85
86 mendadak nikah
87 episode-87
88 episode-88
89 Halal
90 Awal Baru
91 episode-91
92 Hari pertama.
93 Rasa itu
94 Sabar
95 Sesuatu
96 Benih rasa
97 Ruang dingin
98 rasa itu
99 Kedengkian
100 Api cemburu
101 Sial
102 Asa
103 102
104 Siapa?
105 Kamu
106 episode-106
107 episode-107
108 episode-108
109 episode-109
110 episode-110
111 Episode-111
112 episode-112
113 episode-113
114 episode-114
115 episode-115
116 episode-116
117 episode-17
118 episode-118
119 episode-119
120 episode-120
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
empat
5
Lima
6
enam
7
tujuh
8
delapan
9
sembilan
10
sepuluh
11
sebelas
12
Dua belas
13
tigabelas
14
empatbelas
15
lima belas
16
enambelas
17
tujuhbelas
18
delapan belas.
19
motor
20
motor-2
21
fitnah
22
Hardi
23
mulai
24
semua
25
awal
26
Siapa?
27
Pesanan
28
Tanya
29
Masuk
30
Kaget
31
Dilema
32
Salah
33
Dia
34
Dia-1
35
bagaimana
36
Mengapa
37
Tersentak
38
Panik.
39
dilema lagi
40
pesanan Dia
41
pertemuan
42
pwrtemuan-2
43
awal pernikahan
44
Iri Hati
45
episode-45
46
episode-46
47
episode-47
48
episode-48
49
episode-49
50
episode-50
51
episode-51
52
episode-52
53
episode-53
54
episode-54
55
N:JpAD-55
56
episode-56
57
episode-57
58
sosok
59
Sosok-1
60
sosok2
61
sosok-3
62
Sosok-4
63
sosok-5
64
Siapa?
65
siapa-1
66
siapa-2
67
siapa-3
68
siapa-4
69
episode-69
70
episode-70
71
Dia
72
Dia-1
73
Dia-2
74
Dia-3
75
Dia-4
76
Dia-5
77
Dia-6
78
Dia-7
79
-Dia-8
80
Resah
81
resah-2
82
resah-2
83
Amarah
84
Amarah-1
85
episode-85
86
mendadak nikah
87
episode-87
88
episode-88
89
Halal
90
Awal Baru
91
episode-91
92
Hari pertama.
93
Rasa itu
94
Sabar
95
Sesuatu
96
Benih rasa
97
Ruang dingin
98
rasa itu
99
Kedengkian
100
Api cemburu
101
Sial
102
Asa
103
102
104
Siapa?
105
Kamu
106
episode-106
107
episode-107
108
episode-108
109
episode-109
110
episode-110
111
Episode-111
112
episode-112
113
episode-113
114
episode-114
115
episode-115
116
episode-116
117
episode-17
118
episode-118
119
episode-119
120
episode-120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!