delapan

Ahnaf menatap sang ibu yang berjalan keluar dan mengatakan untuk mencari pekerjaan. "Ya, Allah, beri ibu rezeki dan juga diriku biar dapat masuk pesantren dengan jalan-Mu, aamiin," doanya dalam mengiringi langkah wanita yang melahirkannya itu untuk menjemput rezekinya.

Naii berjalan menyusuri gang yang terbilang padat penduduknya. Meskipun mereka tinggal dipinggiran kota, tetapi itu cukup ramai dan tidak celah tanah yang tersisa, semuanya penuh dengan bangunan yang saling berdesakan.

Saat ia akan melewati gang menuju grosir bahan pokok, ia melihat geng Maya, Rani, dan juga Susi yang saat ini sedang ngerumpi dipinggiran gang, tepatnya didepan rumah Maya. Mereka duduk pada sebuah pembatas jembatan rumahnya yang terbilang cukup bagus.

Naii merasa ragu untuk melintasi mereka. Tetapi jalan itu hanya satu-satunya untuk menuju ujung gang, dan ia harus terpaksa melintasinya.

Naii mencoba menguatkan hatinya untuk dapat menutup telinganya, agar tak mendengar apapun yang diucapkan para wanita penggosip itu.

Sepertinya mereka tidak memiliki pekerjaan lain yang dapat mereka kerjakan selain duduk didepan rumah sembari mengghibah.

Naii melanjutkan langkahnya meskipun ia sangat malas berhadapan dengan ketiga wanita tersebut.

Tampak mereka melirik ke arahnya dengan tatapan sinis dan mencibir.

Saat Naii berjarak dua meter saja dari mereka, ia harus kembali mendengar kata yang sangat ia benci. "Hei, Janda. Mau kemana? Mau cari laki baru, ya?" sindir Maya dengan begitu sadisnya.

"Janda, janda! Jangan kecentilan sering lewat wara-wiri dari gang ini, kalau hanya untuk mencari perhatian dari para suami-suami kita," cibir Rani yang juga tak mau kalah.

"Kasihan si Janda, udah kucel, miskin, ditinggal lakinya pula," Susi menimpali ucapan kedua sahabat geng gosipnya.

Naii menarik nafasnya dengan dalam, lalu menghentikan langkahnya dan berdiri dihadapan ketiga wanita yang tadi menyebut kata janda.

"Janda? Siapa yang kalian maksud dengan janda?" tanya Naii dengan nada yang masih ia tekan serendah mungkin.

"Hahahahaha..." tawa ketiganya dengan serentak.

"Emangnya disini yang janda siapa? Kita? Ngaca, Lu. Makanya jangan kucel jadi perempuan, biar laki gak selingkuh," ucap Maya dengan nada merendahkannya.

"Kalau janda mengapa marah dipanggil janda, hahaha.. Kamu ngelawak banget," sambut Susi tak mau kalah.

"Naii, namaku, Naii, dan jangan panggil aku janda!" ucap Wanita itu menegaskan.

"Shiva, namaku Shiva, jangan panggil aku anak kecil, Paman, hahahahaha," ejek Rani, menirukan pemeran tokoh dalam sebuah kartun yang sering dilihat oleh anaknya.

Seketika mereka tertawa terbahak bersamaan. Tetangga lainnya mencoba keluar dari rumah dan melihat apa yang terjadi.

"Aku berdoa semoga rumah tangga kalian baik-baik saja dan tidak mengalami apa yang terjadi padaku," jawab Naii, kemudian melanjutkan langkahnya.

Sakit, tentu saja hatinya sangat sakit saat mereka memperoloknya dengan sebutan janda.

"Eh, janda, pulangnya jangan malam-malam, ya. Apalagi sampai jadi wanita malam, hahahaha," Rani tertawa terbahak yang diikuti oleh Maya dan juga Susi.

Mereka seolah tidak puas mencemooh dan merendahkan Naii hanya dengan kata-kata saja.

"Ya, Rabb... Berilah aku keluasan hati untuk memaafkan mereka," gumamnya dalam hati dengan lirih. Rasa sesak seolah menggumpal direlung hatinya. Serendah itukah ia dimata mereka, sehingga memperlakukannya seenak hati.

Ia terus berjalan menyusuri gang yang mana sudah hampir mencapai penghujungnya. Kali ini ia menuju sebuah bangunan ruko empat pintu yang menjadi grosir sembako yang sangat terkenal, dan kemarin sempat ia membaca pengumuman yang ditempel didepan ruko sedang membutuhkan karyawati.

Sesampainya didepan ruko, ia berhenti sejenak, lalu memasuki ruko dan menemui pemiliknya yang merupakan orang Tionghoa.

"Permisi, Cik, saya mau melamar menjadi karyawati disini. Apakah masih ada lowongan yang tersisa untuk saya?" tanya Naii dengan penuh harap.

Pria berusia sekitar lima puluh tahun itu menoleh ke arahnya, sembari jemarinya terus menekan tombol kalkulator dengan sangat cepat.

"Hayya, Lu telambatlah. Semua sudah diisi dari semalam, kamu kulang cepatlah," jawab Si Acik dengan logatnya yang begitu khas.

Hati Naii terasa begitu sangat nelangsa. Tetapi ia mencoba untuk membesarkan hatonya. Mungkin saat ini belum rezeki, dan ia haris mencoba tempat lainnya.

Saat ia ingin berbalik, tampak Sari baru saja masuk ke dalam ruko, tampaknya ia ingin berbelanja.

"Eh, Janda. Aduuh, kamu ngapain kemari? Emangnya kamu punya untuk belanja?" ucap wanita itu dengan sangat menyakitkan.

"Jangan panggil aku janda! Namaku Naii!" tukas Naii dengan nada penekanan. Seketika Sari menutup mulutnya karena menahan tawa.

"Yaelah, gitu aja marah, hahahhaha, lucu banget kamu, deh," jawab Sari semakin mentertawakan wanita dihadapannya. "Kalau gak punya uang, jangan sampai mencuri, ya. Kasihan anak-anakmu kalau sampai Ibunya masuk penjara, sedangkan ayanya kawin lagi, qiqiiqiqi," Sari tertawa dengan tertahan.

Naii menatap wanita itu dengan tajam. "Semoga nasib yang ku alami ini tidak menimpa dirimu," tukas Naii dengan senyum miris, kemudian berlalu, dan ia menyempatkan menyenggol pundak Sari dengan pundaknya yang sangat ia sengaja.

Wanita itu terperangah atas perbuatan Naii yang tidak pernah terduga, lalu ia memutar tubuhnya dan menatap punggung Naii yang berlalu pergi begitu saja.

Tampaknya Sari belum puas dengan apa yang dikatakan oleh Naii. Ia mencoba mengejar wanita iru dan menghadang langkah wanita yang ia sebut janda.

"Heei, tunggu! Apa maksud ucapanmu barusan? Kamu sumpahi aku jadi janda, ya?" ucap Sari dengan raut wajah yang penuh rasa penasaran.

Naii kembali tersenyum miris. "Tidak, aku tidak menyumpahimu. Aku mendoakanmu agar tidak menjadi janda sepertiku? Mengapa kau begitu takutnya? Bukannkah kau merasa dirimu paling cantik dan juga paling sosialita? Sehingga merasa yakin jika dirimu tidak akan dikhianati? Lalu mengapa takut hanya dengan doaku barusan?" jawab Naii dengan penuh penekanan.

Sari ingin mengumpat atas apa yang diucapkan oleh Naii, tetapi sebuah panggilan masuk pada pbonsel pintarnya, membuatnya menunda ucapannya.

Ia segera menyambut panggilan masuk dari sebuah nama yang merupakan suaminya.

Ia ingin memanasi Naii akan dirinya yang sedang ditelefon oleh sang suami, akan tetapi, Naii mengambil kesempatan untuk segera pergi, ketimbang berdebat dengan wanita tersebut.

Sari mencari keberadaan Naii yang begitu cepat menghilang, dan ia tak sempat memamerkan kemesraannya bersama sang suami.

Naii menggelengkan kepalanya melihat ulah para geng biang gosip tersebut.

"Ya Rabb, kemana lagi aku harus mencari pekerjaan. Aku sangat membutuhkannya. Permudahlah jalan bagiku untuk mendapatkan pekerjaaan, sebab Ahnaf sangat ingin masuk pesantren, aku ingin menjadi ibu yang dibanggakan olehnya" gumam Naii, lirih.

Wanita itu terus melanjutkan perjalanannya menyusuri jalanan untuk mendapatkan pekerjaan lainnya. Ia bahkan tak mengindahkan kakinya yang terasa sangat sakit dan juga kram.

Terpopuler

Comments

Sukliang

Sukliang

jahatnya maya sari reni
s3moga ada karma tuk mereka

2024-04-02

1

Neulis Saja

Neulis Saja

next

2024-03-04

2

Happyy

Happyy

😥😥

2024-01-19

1

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 empat
5 Lima
6 enam
7 tujuh
8 delapan
9 sembilan
10 sepuluh
11 sebelas
12 Dua belas
13 tigabelas
14 empatbelas
15 lima belas
16 enambelas
17 tujuhbelas
18 delapan belas.
19 motor
20 motor-2
21 fitnah
22 Hardi
23 mulai
24 semua
25 awal
26 Siapa?
27 Pesanan
28 Tanya
29 Masuk
30 Kaget
31 Dilema
32 Salah
33 Dia
34 Dia-1
35 bagaimana
36 Mengapa
37 Tersentak
38 Panik.
39 dilema lagi
40 pesanan Dia
41 pertemuan
42 pwrtemuan-2
43 awal pernikahan
44 Iri Hati
45 episode-45
46 episode-46
47 episode-47
48 episode-48
49 episode-49
50 episode-50
51 episode-51
52 episode-52
53 episode-53
54 episode-54
55 N:JpAD-55
56 episode-56
57 episode-57
58 sosok
59 Sosok-1
60 sosok2
61 sosok-3
62 Sosok-4
63 sosok-5
64 Siapa?
65 siapa-1
66 siapa-2
67 siapa-3
68 siapa-4
69 episode-69
70 episode-70
71 Dia
72 Dia-1
73 Dia-2
74 Dia-3
75 Dia-4
76 Dia-5
77 Dia-6
78 Dia-7
79 -Dia-8
80 Resah
81 resah-2
82 resah-2
83 Amarah
84 Amarah-1
85 episode-85
86 mendadak nikah
87 episode-87
88 episode-88
89 Halal
90 Awal Baru
91 episode-91
92 Hari pertama.
93 Rasa itu
94 Sabar
95 Sesuatu
96 Benih rasa
97 Ruang dingin
98 rasa itu
99 Kedengkian
100 Api cemburu
101 Sial
102 Asa
103 102
104 Siapa?
105 Kamu
106 episode-106
107 episode-107
108 episode-108
109 episode-109
110 episode-110
111 Episode-111
112 episode-112
113 episode-113
114 episode-114
115 episode-115
116 episode-116
117 episode-17
118 episode-118
119 episode-119
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
empat
5
Lima
6
enam
7
tujuh
8
delapan
9
sembilan
10
sepuluh
11
sebelas
12
Dua belas
13
tigabelas
14
empatbelas
15
lima belas
16
enambelas
17
tujuhbelas
18
delapan belas.
19
motor
20
motor-2
21
fitnah
22
Hardi
23
mulai
24
semua
25
awal
26
Siapa?
27
Pesanan
28
Tanya
29
Masuk
30
Kaget
31
Dilema
32
Salah
33
Dia
34
Dia-1
35
bagaimana
36
Mengapa
37
Tersentak
38
Panik.
39
dilema lagi
40
pesanan Dia
41
pertemuan
42
pwrtemuan-2
43
awal pernikahan
44
Iri Hati
45
episode-45
46
episode-46
47
episode-47
48
episode-48
49
episode-49
50
episode-50
51
episode-51
52
episode-52
53
episode-53
54
episode-54
55
N:JpAD-55
56
episode-56
57
episode-57
58
sosok
59
Sosok-1
60
sosok2
61
sosok-3
62
Sosok-4
63
sosok-5
64
Siapa?
65
siapa-1
66
siapa-2
67
siapa-3
68
siapa-4
69
episode-69
70
episode-70
71
Dia
72
Dia-1
73
Dia-2
74
Dia-3
75
Dia-4
76
Dia-5
77
Dia-6
78
Dia-7
79
-Dia-8
80
Resah
81
resah-2
82
resah-2
83
Amarah
84
Amarah-1
85
episode-85
86
mendadak nikah
87
episode-87
88
episode-88
89
Halal
90
Awal Baru
91
episode-91
92
Hari pertama.
93
Rasa itu
94
Sabar
95
Sesuatu
96
Benih rasa
97
Ruang dingin
98
rasa itu
99
Kedengkian
100
Api cemburu
101
Sial
102
Asa
103
102
104
Siapa?
105
Kamu
106
episode-106
107
episode-107
108
episode-108
109
episode-109
110
episode-110
111
Episode-111
112
episode-112
113
episode-113
114
episode-114
115
episode-115
116
episode-116
117
episode-17
118
episode-118
119
episode-119

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!