empatbelas

"Bang Hardi... Kamu kejaam!" teriak Naii dengan penuh rintikan air mata. Aliyah menghampirinya, lalu mencoba memeluk tubuh sang ibu dengan tangan mungilnya. Ia menatap sang ibu dengan pandangan sayu, lalu berusaha menyeka air mata itu. "Ibu angan angis," ucapnya dengan nada cadel.

Naii mendekap puteri kecilnya. Apakah ia harus serapuh itu dihadapan anak-anaknya? Namun ia hanya wanita yang juga terkadang rapuh saat cobaan menghantamnya dan ia hanya seorang diri dipinggiran kota ini.

Ingin rasanya ia kembali ke rumah orangtuanya, tetapi rasa malu sangat besar, sebab dulu ia yang bersikeras meyakinkan ayah ibunya jika Hardi adalah pria yang baik dan dapat diandalkan.

Sementara itu, Hardi bersama Selly melaju mengendarai motornya dan terlihat tertawa senang melihat apa yang baru saja mereka dapatkan.

Uang yang kini memenuhi isi dompetnya, membuat Hardi akan mendapatkan pelayanan extra dari wanita malam tersebut. Keduanya menuju rumah kost milik Selly, dan mereka akan menghabiskan hari ini dengan berfoya-foya dan bersenang-senang.

Suara sesenggukan yang terdengar dari mulut Naii membuat seorang tetangga merasa terganggu. "Heei, bisa diam gak, sih mulutmu! Baru saja pindah sudah buat kegaduhan!" hardik seorang wanita yang berpakaian terbuka dan sebatang ro-kok berada diantara jemari telunjuk dan jemari tengahnya.

Tatapan wanita yang menggunakan lipstik berwarna merah marron itu tampak penuh amarah. Ia tak menyukai jika istirahatnya terganggu, sebab malam nanti ia akan bekerja di cafe remang-remang.

Naii tersentak kaget saat mendengar wanita itu mengomelinya. Ia terpaksa harus menahan rasa tergugunya yang terasa sesak bagaikan bongkahan batu yang menghimpit dadanya.

Sama halnya dengan Aliyah, bocah itu semakin merapatkan tubuhnya pada sang ibu, ia sangat takut melihat wanita yang terlihat bagaikan monster tersebut.

"Wah... Bang Hardi banyak uang," ucap Selly, sembari merengkuh pinggang pria tersebut, "Emmm..., makin sayang, deh sama Bang Hardi," ucapnya lagi, lalu mendaratkan kecupan nakal dipipi pria tak berguna itu.

Wajah Hardi memerah menahan rasa gelora asmara yang kini membara membakar dadanya.

"Sayaang..., kamu emang paling bisa buat abang melayang-layang," sambutnya, lalu menggendong wanita berpakaian seksoy itu menuju kamar kost mereka.

"Tertabraknya anak kamu ternyata membawa bahagia buat kita, ya Bang," ucap Selly dengan senyum jahat.

Hardi yang sudah dirasuki hasrat binatangnya, tak lagi perduli dengan semua ocehan Selly, ia kini larut dalam jerat kemaksiatan.

Sementara itu, wanita yang tadi mengomeli Naii, tampak membolakan matanya, sorot matanya penuh dengan kebencian dan ancaman, kemudian ia berlalu pergi dan masuk ke dalam rumahnya.

Setelah kepergian wanita itu, Naii merasa ada sesuatu yang sangat janggal. Ia baru menyadari jika kehadiran Hardi yang tiba-tiba saja datang ke rumah kontrakan barunya merupakan sesuatu yang begitu cepat.

"Tunggu, dari mana Bang Hardi tau aku tinggal dikontrakan ini dan mendapatkan uang jasaraharja? Pasti ada seseorang yang mengadu padanya, jika mbak Fhiitry itu tidak mungkin," Naii bergumam dalam hatinya.

Naii menyeka kembali air matanya. untungnya ia masih menyimpan beberapa lembar uang sisa pemberian pria yang ia lupa siapa namanya, sebab kartu namanya tertinggal saat ia memijta bantuan pada palang merah untuk mencari donor darah bagi Ahnaf.

Ia menatap puterinya. "Adik dirumah bersama kakak Ahnaf, ya? Ibu mau belanja untuk makan kita," pintanya.

"Beli ajan, Ya Bu," pintanya.

Naii menganggukkan kepalanya lemah. Lalu memasuki kamar dan melihat Ahnaf sedang terbaring menatapnya sayu.

"Ahnaf lapar? Ibu pergi ke warung dulu, ya?" ucap Naii dengan lembut.

Bocah laki-laki itu hanya mengangguk lemah, dan tersenyum datar.

Naii membongkar buntilan pakaiannya, lalu mengambil dompet usang yang dahulu tempat ia pernah membeli perhiasan berharga saat masih single.

Ia bergegas meninggalkan rumah kontrakan, tak lupa meminta Aliya untuk menguncinya dari dalam rumah, dan berpesan agar tidak membukanya jika ada orang yang tidak dikenal, bahkan ayahnya sekalipun.

Naii berjalan menyusuri gang. Saat bersamaan, Maya dan juga Rani melintas dari arah belakang dan menuju tempat yang sama.

"Heei, janda! Pindah rumah, ya, hahaha," ucap wanita itu dengan tawanya yang menyakitkan.

Naii menarik nafasnya dengan dalam, mencoba menahan segala kekesalan yang ada pada dirinya.

Lalu ia menuju toko sembako untuk membeli kebutuhan pokok dan juga barang dagangan, ia berencana untuk berjualan kue keliling gang.

Setibanya ditoko, ia melihat Maya dan juga Rani juga berada ditempat itu. Ia berusaha untuk tidak perduli.

Naii mengambil barang yang ia butuhkan. Lalu mengumpulkannya.

"Wah... Wah.. Yang anaknya baru saja kecelakaan dan mendapatkan uang santunan, pastinya banyak duiit, cuuy" sindir Rani. Ocehannya membuat yang ada ditoko itu memandang Naii, sebab lirikan mata Rani menunjuk ke arahnya.

Naii mencoba menguatkan hatinya. Sakit, ya itulah yang saat ini ia rasakan. Tetapi memilih diam sepertinya jalan satu-satunya yang harus ia lakukan.

"Ya iyalah. Mungkin dia senang anaknya kecelakaan, karena mendapat uang santunan, kalau mulung, sampai bungkuk juga gak bakal punya uang segitu," Maya menimpali, yang semakin membuat orang-orang menatapnya.

"Jangan begitu padanya. Uang santunan itu sudah diambil mantan suaminya. Biasalah, foya-foya bersama wanita yang jauh lebih cantik," Santi menimpali, wanita itu merupakan tetangga barunya yang tadi menyaksikan pertengkarannya bersama Hardi.

Naii merasa mereka semakin menghinanya jika terus berdiam diri. Ia memunguti telur dan memasukkannya ke dalam kantong plastik.

Ia memutar tubuhnya dengan telur-telur yang ada ditangannya. Ia berjalan menghampiri ketiga wanita yang terus mengolok-oloknya, dan...

Taaaaaar...

Naii sengaja menjatuhkan 3 buti telur dikaki mereka. Lalu pecahan telur itu mengotori punggung kaki ketiganya, yang membuat mereka terperangah. Saat Maya ingin menarik pundaknya, Naii dengan cepat berbalik, lalu memecahkan telur tepat diwajah wanita itu.

Taaaar... Telur itu pecah mengotori wajahnya.

"Uuuppps... Maaf, saya gak sengaja," ucap Naii dengan cepat, dan wajah tanpa merasa bersalah.

Rani yang juga merasa jika Naii sengaja melakukan itu semua, berusaha ingin menarik hijab Naii, lalu tanpa ia sadari, Naii meraih minyak goreng kemasan cup yang ada didekatkanya, lalu merobeknya, dan berpura-pura menjatuhkannya, sehingga membuat Rani yang bertubuh gempal itu terpeleset hingga terjungkal dilantai.

Saat bersamaan, Maya juga ikut terpeleset dan terjatuh, lalu menimpa tubuh Rani. Keduanya terpekik kesakitan.

melihat Maya dan Rani kacau balau, Santi berusaha menghindari Naii dan tak ingin lagi terlibat dalam kekacauan tersebut.

Saat bersamaan, Naii menyelesaikan belanjanya, dan membayar barang yang ia kacaukan, kemudian berlalu pergi.

"Hei, Janda, awas kamu, ya! Tunggu pembalasan kami!! Teriak Maya dengan nada kesal.

Naij berhenti sejenak, lalu menoleh ke arah keduanya "Namaku Naii, dan kalaian harus mengingatnya!" ancam Naii dengan penuh penekanan.

Terpopuler

Comments

Eka Novariani

Eka Novariani

Sebaiknya Naii pindah aja ke lain kota biar aman... nanti jualan keliling diganggu lagi.... lingkungan situ udah ga bagus buat kamu Naii dan anak2mu...

2024-05-02

0

Rumini Parto Sentono

Rumini Parto Sentono

harusnya pindah ke tempat yang jauh, lingkungan disitu gak sehat seperti nya. Biar gak ketemu lagi sama mantan suami yang bejat.....

2024-04-26

0

ghina amd

ghina amd

bagus naii...org2 julid spt mrk sesekali hrs diksh pelajaran

2024-04-25

0

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 empat
5 Lima
6 enam
7 tujuh
8 delapan
9 sembilan
10 sepuluh
11 sebelas
12 Dua belas
13 tigabelas
14 empatbelas
15 lima belas
16 enambelas
17 tujuhbelas
18 delapan belas.
19 motor
20 motor-2
21 fitnah
22 Hardi
23 mulai
24 semua
25 awal
26 Siapa?
27 Pesanan
28 Tanya
29 Masuk
30 Kaget
31 Dilema
32 Salah
33 Dia
34 Dia-1
35 bagaimana
36 Mengapa
37 Tersentak
38 Panik.
39 dilema lagi
40 pesanan Dia
41 pertemuan
42 pwrtemuan-2
43 awal pernikahan
44 Iri Hati
45 episode-45
46 episode-46
47 episode-47
48 episode-48
49 episode-49
50 episode-50
51 episode-51
52 episode-52
53 episode-53
54 episode-54
55 N:JpAD-55
56 episode-56
57 episode-57
58 sosok
59 Sosok-1
60 sosok2
61 sosok-3
62 Sosok-4
63 sosok-5
64 Siapa?
65 siapa-1
66 siapa-2
67 siapa-3
68 siapa-4
69 episode-69
70 episode-70
71 Dia
72 Dia-1
73 Dia-2
74 Dia-3
75 Dia-4
76 Dia-5
77 Dia-6
78 Dia-7
79 -Dia-8
80 Resah
81 resah-2
82 resah-2
83 Amarah
84 Amarah-1
85 episode-85
86 mendadak nikah
87 episode-87
88 episode-88
89 Halal
90 Awal Baru
91 episode-91
92 Hari pertama.
93 Rasa itu
94 Sabar
95 Sesuatu
96 Benih rasa
97 Ruang dingin
98 rasa itu
99 Kedengkian
100 Api cemburu
101 Sial
102 Asa
103 102
104 Siapa?
105 Kamu
106 episode-106
107 episode-107
108 episode-108
109 episode-109
110 episode-110
111 Episode-111
112 episode-112
113 episode-113
114 episode-114
115 episode-115
116 episode-116
117 episode-17
118 episode-118
119 episode-119
120 episode-120
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
empat
5
Lima
6
enam
7
tujuh
8
delapan
9
sembilan
10
sepuluh
11
sebelas
12
Dua belas
13
tigabelas
14
empatbelas
15
lima belas
16
enambelas
17
tujuhbelas
18
delapan belas.
19
motor
20
motor-2
21
fitnah
22
Hardi
23
mulai
24
semua
25
awal
26
Siapa?
27
Pesanan
28
Tanya
29
Masuk
30
Kaget
31
Dilema
32
Salah
33
Dia
34
Dia-1
35
bagaimana
36
Mengapa
37
Tersentak
38
Panik.
39
dilema lagi
40
pesanan Dia
41
pertemuan
42
pwrtemuan-2
43
awal pernikahan
44
Iri Hati
45
episode-45
46
episode-46
47
episode-47
48
episode-48
49
episode-49
50
episode-50
51
episode-51
52
episode-52
53
episode-53
54
episode-54
55
N:JpAD-55
56
episode-56
57
episode-57
58
sosok
59
Sosok-1
60
sosok2
61
sosok-3
62
Sosok-4
63
sosok-5
64
Siapa?
65
siapa-1
66
siapa-2
67
siapa-3
68
siapa-4
69
episode-69
70
episode-70
71
Dia
72
Dia-1
73
Dia-2
74
Dia-3
75
Dia-4
76
Dia-5
77
Dia-6
78
Dia-7
79
-Dia-8
80
Resah
81
resah-2
82
resah-2
83
Amarah
84
Amarah-1
85
episode-85
86
mendadak nikah
87
episode-87
88
episode-88
89
Halal
90
Awal Baru
91
episode-91
92
Hari pertama.
93
Rasa itu
94
Sabar
95
Sesuatu
96
Benih rasa
97
Ruang dingin
98
rasa itu
99
Kedengkian
100
Api cemburu
101
Sial
102
Asa
103
102
104
Siapa?
105
Kamu
106
episode-106
107
episode-107
108
episode-108
109
episode-109
110
episode-110
111
Episode-111
112
episode-112
113
episode-113
114
episode-114
115
episode-115
116
episode-116
117
episode-17
118
episode-118
119
episode-119
120
episode-120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!