sembilan

Naii masih terus berjalan dan sudah entah berapa toko yang ia lalui untuk mencari pekerjaan, tetapi tak satupun yang menerimanya. Rasa putus asa mulai hadir didalam hatinya. Ia sudah sangat lelah berjalan seharian.

Naii merasakan haus yang sangat luar biasa, sebab udara sangat panas dab juga berjalan seharian.

Tampak sebuah rumah mewah dengan pagar tinggi menjulang, serta sebuah pohon berenuk tumbuh rindang menghiasi depan rumah tersebut.

Wanita itu duduk dibawah pohon sembari melepas lelah. Kondisinya yang terlihat kucel membuat orang-orang yang lewat didepannya mengira ia adalah seorang peminta-minta.

Tak jarang mereka memberikan uang recehan kepadanya. Naii tersentak kaget melihatnya. Sekucel dan semiris itukah dirinya dimata orang-orang, sehingga begitu mudahnya menganggap ia sebagai peminta-minta.

Saat bersamaan, Maya dan juga Susi melintas dengan menggunakan motor serta berboncengan. Saat melihat orang-orang melemparkan uang kepada Naii, mereka menghentikan motornya dan semakin tertawa terpingkal.

"Heei, Janda, udah jadi pengemis sekarang, ya. Kasihan banget dirimu. Mengapa tidak sekaligus duduk dibawah lampu merah saja? Pasti banyak yang memberinya," cibir Maya yang diiringi tawa terpingkal dan tentunya Susi juga ikut tertawa.

Naii akan beranjak bangkit, tetapi Susi lebih dulu meraih uang koin lima ratus rupiah, lalu melemparkan pada dirinya dan tepat mengenai wajahnya.

Ia merunduk untuk memungutnya, lalu memandangi uang koin tersebut, dan tersenyum kecut. "Ambillah uang itu, mungkin kau dapat menggunakannya untuk membeli es lilin," ucap Maya lagi, dengan tawanya yang terdengar mengiris hati.

Naii menggenggam uang tersebut, lalu memasukkannya ke dalam sakunya, dan para wanita yang menghinanya itu berlalu pergi dengan sisa tawa yang masih terdengar dan juga terngiang.

Masih membekas diingatannya saat dulu pertama kali ia menginjak kaki dipinggiran kota ini. Setelah beberapa minggu menikah, ia dibawa oleh Hardi merantau ke kota ini, dengan alasan untuk mengubah hidup menjadi yang lebih baik.

Ia membawa semua perhiasan dan jumlah uang yang cukup banyak untuk bekal hidup mereka selama diperantauan dan menunggu suaminya mendapatkan pekerjaan.

Mereka dulunya sangat baik kepada Naii. Bahkan Maya, Susi, Sari dan juga Rani merupakan teman akrabnya saat ia mengontrak rumah didekat kediaman mereka yang lama sebelum akhirnya ia ditampung oleh mbak Fhitry.

Bahkan Maya selalu mendekatinya untuk mengajaknya bermain arisan dengan iming-iming yang menjanjikan. Untuk menjalin silaturahmi dengan para tetangga, akhirnya Naii menurut saja. Namun setelah giliran ia menerima uang arisan dengan nomor urut terakhir, uang itu tak kunjung ia dapatkan.

Maya selalu beralasan jika ia tagih, bahkan tak jarang makian dan juga cacian yang ia dapatkan. "Heei, orang luar alias orang pendatang, jangan sok hebat kamu, ya. Baru juga uang segitu sudah heboh kamu. Uangmu sudah hangus," ucap Maya seenak udelnya.

Naii merasa bingung, bagaimana uang itu hangus? Ia tidak pernah merasa telat untuk membayar setiap bulannya yang dikenakan satu juta rupiah selama 10 bulan lamanya. Lalu Maya menyebarkan fitnah, jika Naii sering tidak membayar arisannya dan menghasut para tetangga lainnya untuk membenci dirinya.

Saat bersamaan, Hardi tak juga kunjung bekerja. Ia hanya bermalas-malasan dan tiduran sepanjang hari. Jika Naii menegurnya untuk meminta uang belanja, maka amarah dan juga penganiayaan yang ia dapatkan.

Hardi akan memintanya menjual perhiasan yang dibawa oleh Naii untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Tetapi setinggi apapun gunung, jika dikeruk setiap hari, maka akan habis sendirinya.

Melihat persediaan mulai menipis, Naii mulai berfikir. Ia tak lagi dapat mengandalkan suaminya untuk terus menopang kehidupan yang terus berjalan. Ia memutuskan untuk berdagang kue dan saat Aliyah masih kecil, ia harus juga menggendongnya bersama menjajakan kue.

Melihat Naii berjualan, membuat Hardi semakin malas-malasan dan setiap hari keluar rumah untuk bermabuk-mabukkan diujung jalan yang mana akhirnya ia mengenal wanita bernama Selly.

Karena sibuk mencari nafkah, Naii tak lagi merawat dirinya. Bahkan ia lupa terakhir kali bercermin dan memoles skincare diwajahnya.

Ingin mengadukan nasibnya kepada orangtuanya, maka ia sangat malu, sebab dahulunya pernikahan mereka ditentang, tetapi ia bersikeras meyakinkan kedua orantuanya, jika Hardi adalah pilihan yang tepat.

Setelah mendapatkan restu yang ia perjuangkan dengan segenap hati, maka hanya sebuah penderitaan yang ia dapatkan sebagai imbalannya.

Naii menyeka air matanya, ia mencoba menegarkan hatinya, demi kedua buah hatinya. Saat ia akan meninggalkan rumah megah tersebut, tampak sebuah mobil yang sangat mewah berhenti didepan pintu pagar, sepertinya pemilik mobil.

Tidak ada security terlihat. Naii beranjak dari tempatnya, lalu membantu membukakan pintu pagar dan membiarkan mobil itu masuk ke dalam halaman rumah yang cukup luas tersebut.

Setelah badan mobil masuk keseluruhannya, ia kembali menutupnya dan bergegas pergi.

Naii mero-goh saku dasternya, ia menggenggam ua logam yang tadi dilemparkan oleh Susi padanya, ia mencengkramnya dengan sangat kuat dan menjadikannya sebagai pecutan yang membuatnya untuk bangkit.

Hari ini ia belum mendapatkan pekerjaan apapun. Ia memilih memulung lagi, untuk dapat mengumpulkan uang dan tidak membiarkan siapapun menghinanya lagi.

Hari hampir senja. Ahnaf berulang kali melongok ke depan pintu untuk melihat kehadiran sang ibu yang tak jua kunjung datang. Ia sudah membersihkan gudang agar sang ibu tak lagi kelelahan saat pulang dari bekerja.

"Kak, ibu lama sekali," ucap Aliyah dengan sorot matanya yang terlihat sayu. Sepertinya sang adik sedang mengantuk.

Ahnaf menutup pintu karena maghrib hampor tiba. Lalu ia berjalan menghampiri sang adik dan memeluknya. "Adik mau tidur? Sini," ucapnya, sembari meminta sang adik meletakkan kepalanya dipangkuan kakinya yang juga terlihat kurus.

Aliyah mengangguk, rambutnya yang baru saja disisir dan diikat ekor kuda menggunakan karet gelang ikut bergo-yang bersama anggukannya.

Ia merebahkan kepalanya diatas pangkuan sang kakak yang selama ini selalu mengasuhnya.

"Tidurlah, esok kita bermain kembali," titah Ahnaf sembari mengusap rambut sang adik.

"Kak.. Mengapa ibu lama sekali," tanya Aliyah dengan nada lirih.

"Mungkin ibu sedang lembur, sehingga tidak dapat pulang cepat,"

"Liyah kangen ibu," ucapnya lirih, bersama rasa kantuk yang terus bergelayut dikelopak matanya, dan akhirnya membawanya pada mimpi yang ia sama sekali tidak mengerti.

Ahanaf melihat sang adik sudah terlelap. Ia dengan sangat hati-hati meletakkan kepala mungik itu diatas kasur yang sudah melepek, hanya itu yang mereka miliki.

Bocah laki-laki itu menyelimuti sang adik menggunakan kain selimut yang siang tadi sempat ia cuci dan sudah berbau harum, sebab mbak Fhitry mengijinkannya mencuci dikamar mandi.

Kini ia menanti kehadiran sang ibu yang belum kunjung pulang dengan terus menatap pintu gudang.

Terpopuler

Comments

stnk

stnk

orang-orang seperti susi,maya ...du dunia nyata itu banyak mereka tipe orang yg "susah melihat orang senang dan senang melihat orang susah"...

2024-03-28

1

Neulis Saja

Neulis Saja

di atas langit ada langit camkan Maya, Susi jgn sombong

2024-03-04

2

Naftali Hanania

Naftali Hanania

doa org yg dizolimi selalu dikabulkan ALLOH....tunggu aja...😎

2024-02-22

1

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 empat
5 Lima
6 enam
7 tujuh
8 delapan
9 sembilan
10 sepuluh
11 sebelas
12 Dua belas
13 tigabelas
14 empatbelas
15 lima belas
16 enambelas
17 tujuhbelas
18 delapan belas.
19 motor
20 motor-2
21 fitnah
22 Hardi
23 mulai
24 semua
25 awal
26 Siapa?
27 Pesanan
28 Tanya
29 Masuk
30 Kaget
31 Dilema
32 Salah
33 Dia
34 Dia-1
35 bagaimana
36 Mengapa
37 Tersentak
38 Panik.
39 dilema lagi
40 pesanan Dia
41 pertemuan
42 pwrtemuan-2
43 awal pernikahan
44 Iri Hati
45 episode-45
46 episode-46
47 episode-47
48 episode-48
49 episode-49
50 episode-50
51 episode-51
52 episode-52
53 episode-53
54 episode-54
55 N:JpAD-55
56 episode-56
57 episode-57
58 sosok
59 Sosok-1
60 sosok2
61 sosok-3
62 Sosok-4
63 sosok-5
64 Siapa?
65 siapa-1
66 siapa-2
67 siapa-3
68 siapa-4
69 episode-69
70 episode-70
71 Dia
72 Dia-1
73 Dia-2
74 Dia-3
75 Dia-4
76 Dia-5
77 Dia-6
78 Dia-7
79 -Dia-8
80 Resah
81 resah-2
82 resah-2
83 Amarah
84 Amarah-1
85 episode-85
86 mendadak nikah
87 episode-87
88 episode-88
89 Halal
90 Awal Baru
91 episode-91
92 Hari pertama.
93 Rasa itu
94 Sabar
95 Sesuatu
96 Benih rasa
97 Ruang dingin
98 rasa itu
99 Kedengkian
100 Api cemburu
101 Sial
102 Asa
103 102
104 Siapa?
105 Kamu
106 episode-106
107 episode-107
108 episode-108
109 episode-109
110 episode-110
111 Episode-111
112 episode-112
113 episode-113
114 episode-114
115 episode-115
116 episode-116
117 episode-17
118 episode-118
119 episode-119
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
empat
5
Lima
6
enam
7
tujuh
8
delapan
9
sembilan
10
sepuluh
11
sebelas
12
Dua belas
13
tigabelas
14
empatbelas
15
lima belas
16
enambelas
17
tujuhbelas
18
delapan belas.
19
motor
20
motor-2
21
fitnah
22
Hardi
23
mulai
24
semua
25
awal
26
Siapa?
27
Pesanan
28
Tanya
29
Masuk
30
Kaget
31
Dilema
32
Salah
33
Dia
34
Dia-1
35
bagaimana
36
Mengapa
37
Tersentak
38
Panik.
39
dilema lagi
40
pesanan Dia
41
pertemuan
42
pwrtemuan-2
43
awal pernikahan
44
Iri Hati
45
episode-45
46
episode-46
47
episode-47
48
episode-48
49
episode-49
50
episode-50
51
episode-51
52
episode-52
53
episode-53
54
episode-54
55
N:JpAD-55
56
episode-56
57
episode-57
58
sosok
59
Sosok-1
60
sosok2
61
sosok-3
62
Sosok-4
63
sosok-5
64
Siapa?
65
siapa-1
66
siapa-2
67
siapa-3
68
siapa-4
69
episode-69
70
episode-70
71
Dia
72
Dia-1
73
Dia-2
74
Dia-3
75
Dia-4
76
Dia-5
77
Dia-6
78
Dia-7
79
-Dia-8
80
Resah
81
resah-2
82
resah-2
83
Amarah
84
Amarah-1
85
episode-85
86
mendadak nikah
87
episode-87
88
episode-88
89
Halal
90
Awal Baru
91
episode-91
92
Hari pertama.
93
Rasa itu
94
Sabar
95
Sesuatu
96
Benih rasa
97
Ruang dingin
98
rasa itu
99
Kedengkian
100
Api cemburu
101
Sial
102
Asa
103
102
104
Siapa?
105
Kamu
106
episode-106
107
episode-107
108
episode-108
109
episode-109
110
episode-110
111
Episode-111
112
episode-112
113
episode-113
114
episode-114
115
episode-115
116
episode-116
117
episode-17
118
episode-118
119
episode-119

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!