Dua belas

Buuuummm....

Tubuh mungil itu terhempas dijalanan setelah sebuah mobil yang melaju kencang menghantamnya.

Dunia seakan bergerak lambat. Naii tersentak melihat semua yang terjadi didepan matanya.

Ia melemparakan karung berisi hasil mulungnya ke sembarang arah dan menatap dengan nanar ke seberang jalan.

"Ahnaaaf!" teriaknya dengan kencang saat menyadari jika tubuh puteranya berlumur darah dan orang-orang mengerumuninya, sedangkan si pemilik mobil melaju dengan kencang karena takut diamuk massa dan menghilang dengan cepat.

Naii menggendong Aliyah, lalu berlari menyeberangi jalanan dan menghampiri sang putera yang tak sadarkan diri.

"Berhenti, apakah Kau tak melihat kita telah menabrak seseorang," teriak seorang pria berwajah tampan dengan tubuh kekarnya. Sesekali ia menoleh ke arah belakanng tempat dimana mobil mereka menabrak seorang bocah barusan.

"Bos, kita tidak bisa berhenti, ini sangat berbahaya" ucap Sang Sopir mengingatkan.

"Apa kamu tuli, hah? Jika bocah itu mati bagaimana?" tukasnya, dengan raut wajah penuh emosi.

"Maka kita yang akan mati dihakimi massa, Pak" jawab sopir itu cepat. "Sabarlah, Pak, saya akan mengurusnya nanti, yang penting kita sampai ke kantor dulu," ucap sopir tersebut menenangkan.

Pria itu tampak gelisah. Ia tidak menduga jika hari ini ia harus membuat seseorang terluka berat.

Sementara itu, Naii tampak berteriak histeris dan matanya tak mampu menatap tubuh mungil itu penuh lumuran darah.

Tangannya tremor dan ia mencari siapa saja yang akan membantunya membawa sang bocah ke rumah sakit.

Sesaat tampak mobil mewah berhenti menawarkan bantuan kepada Naii yang terlihat kebingungan untuk membawa puteranya, sedangkan orang-orang yang berkerumun hanya menatapnya dan tentunya merekam semua kejadian itu untuk sebuah kesempatan konten.

"Ayolah, saya akan membawa anak ibu ke rumah sakit," ucap seorang pria berpakaian serba hitam dan juga memakai kacamata hitam.

Tanpa berfikir panjang, Naii menganggukkan kepalanya lalu membawa puteranya dan juga Aliyah masuk ke dalam mobil tersebut. Kemudian mobil meluncur membelah jalanan.

"Ahnaf, bangun, nak, jangan tinggalin ibu," ucap Naii sembari mengusap darah yang mengalir disudut bibir dan kening bocah tersebut.

Sementara itu, sang sopir tampak memperhatikan Naii dari kaca dashboor.

Setibanya dirumah sakit, Naii merasa kebingungan dengan semua administrasinya, dan pria itu menawarkan diri sebagai penjaminnya.

Ahnaf dibawa menggunakan ranjang troli, lalu menuju ruang Unit Gawat Darurat. Setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan, ada bagian tulang betisnya yang mengalami patah dan harus segera dioperasi untuk pemasangan pen dan itu dinyatakan oleh dokter ortopedi yang akan menanganinya.

Naii tersentak kaget saat mendengarnya. Apalagi dokter memngatakan jika biaya yang dikeluarkan untuk biaya operasi tersebut adalah sebesar lima juta rupiah. Bagaimana mungkin ia akan membayarnya, sedangkan uangnya ditangan hanya ada sebesar 10 ribu saja, hasil dari memulung malam tadi.

Dunia seakan berputar. Naii merasa ini sangat tidak adil bagi hidupnya. "Ya Rabb... Apa salahku sehingga kau membuat cobaan yang begitu berat bagiku, jangankan untuk membayar biaya rumah sakit, untuk makan saja aku masih sangat kekurangan," rintihnya dengan hati yang terasa hancur.

Tanpa diduga, pria berpakaian serba hitam itu telah membayar seluruh biaya operasi dan tak lupa ia meninggalkan uang untuk Naii sebagai biaya operasional selama menjaga Ahnaf dirumah sakit.

Naii menatap pria tersebut. Ada jutaan rasa penasaran dan juga haru saat seseorang berbuat baik kepadanya saat ia dalam kondisi terjepit seperti ini. "Terimakasih, Pak. Semoga kebaikan bapak dibalas oleh Allah, dan saya akan mencoba menggantinya jika saya sudah memiliki uang" ucapnya dengan nada gemetar.

"Ini kartu nama saya, jika ada biaya yang kurang, silahkan datangi saya," ucapnya datar, kemudian memberikan kartu nama miliknya, dan berlalu pergi.

Naii hanya memandang bingung, bahkan ia lupa untuk mengatakan terimakasih kepada dewa penolongnya. Namun semua itu buyar saat dokter memanggilnya untuk melakukan serangkaian prosedur rumah sakit yang harus ia jalani.

Sementara, Pria bertubuh kekar itu melaju mengendarai mobilnya. "Siaall, jika anak itu sampai lumpuh, maka ini akan menjadi mimpi buruk bagiku," gumamnya sembari terus menyetir.

Sementara itu, sebuah mobil tampak mengikutinya dari arah belakang, dan ia melihat jika itu adalah sopirnyaya yang sedari tadi membuntutinya.

"Dasar, sopir ceroboh!" gerutunya dalam geram.

Sementara itu, Naii pergi ke loker Palang Merah Indonesia untuk mencari darah yang sesuai dengan golongan darah milik Ahnaf.

Untuk melakukan operasi, maka dibutuhkan 3 kantong darah, dan pihak PMI membutuhkan dua kantong darah dari luar.

Naii merasa kebingungan, dan ia tidak tahu untuk mencari donor darah dimana. Ia tidak mengenal siapapun dikota ini, hanya mbak Fhitry orang yang ia kenal.

Sialnya ia tak memiliki phonsel untuk menghubungi mbak Fhitry, bahkan nomornya pun ia tak tahu.

Naii hampir putus asa. Kemana ia harus mencari donor darah Ahnaf. Saat keterputusasaannya, ia teringat akan kartu nama si dewa penolong barusan, dan ia pergi menemui pihak palang merah untuk menghubungi orang tersebut, mungkin saja ia dapat mencarikan golongan darah AB+ yang diminta oleh pihak Palang Merah.

Dreeeet... Dreeet...

Phonsel pria bernama Joe itu tampak bergetar. Ia melihat satu panggilan masuk dari nomor tak dikenal, dan ia mengabaikannya. Tetapi karena panggilan itu terus saja masuk, maka ia mencoba mengangkatnya.

"Ya, siapa?" ucapnya dengan datar.

"Kami dari pihak rumah sakit dan tepatnya Palang Merah ingin memberitahu bapak jika korban kecelakaan yang menjadi jaminan bapak membutuhkan donor darah AB+, mungkin bapak dapat mencarikannya, sebab ibu korban tidak mengenal siapapun dikota ini," ucap petugas tersebut.

Joe terdiam. Rasa bersalah yang kini bersarang dihatinya, membuatnya harus kembali memutar mobil untuk ke rumah sakit, sebab kebetulan sekali ia memiliki darah yang sama seperti yang dibutuhkan.

"Baiklah, saya akan mencarikan pendonornya," jawab Joe cepat.

"Teri-" sambungan phonsel terputus.

"Bagaimana, Bu?" tanya Naii penuh harap dan cemas.

"Beliau akan mencarikan pendonor, Bu. Tenanglah," petugas itu memberikan kabar baiknya.

Setelah mendapatkan kabar dari dewa penolongnya, Naii merasa lega. Lalu kembali ke bangsal tempat Ahnaf saat ini menunggu giliran untuk dilakukan pemeriksaan dan mendapatkan transfusi darah.

Andai ia bertemu orang itu lagi, ia akan mengucapkan terima kasihnya kepada orang tersebut.

*****

Dua hari kemudian, Ahnaf akan menjalani operasi dan semua prosedur yang berlaku sudah dilakukan dengan baik. Tetapi Naii tidak mengetahui siapa pe donor darah untuk anaknya, tampaknya pihak palang merah merahasiakan itu semua darinya.

Naii harus menginap selama tiga minggu dirumah sakit, dan beruntungnya, semua kebutuhannya selama dirumah sakit terpenuhi, sehingga ia tidal lagi memikirkan biaya hidup selama menunggu Ahnaf.

Tetapi setelah Ahnaf keluar dari rumah sakit, maka semua akan dimulai, dimana anak laki-laki itu tidak akan dapat berjalan dengan normal lagi, dan tentunya untuk ke sekolah akan semakin sulit, dan meninggalkan Aliyah bersamanya juga akan semakin sulit.

Terpopuler

Comments

Sukliang

Sukliang

aduhhh kasihann

2024-04-02

1

Muj Ran

Muj Ran

semoga Joe jadi suami mu ya Naii

2024-03-27

0

Neulis Saja

Neulis Saja

ehm behinde the difficulties there is ease

2024-03-04

1

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 empat
5 Lima
6 enam
7 tujuh
8 delapan
9 sembilan
10 sepuluh
11 sebelas
12 Dua belas
13 tigabelas
14 empatbelas
15 lima belas
16 enambelas
17 tujuhbelas
18 delapan belas.
19 motor
20 motor-2
21 fitnah
22 Hardi
23 mulai
24 semua
25 awal
26 Siapa?
27 Pesanan
28 Tanya
29 Masuk
30 Kaget
31 Dilema
32 Salah
33 Dia
34 Dia-1
35 bagaimana
36 Mengapa
37 Tersentak
38 Panik.
39 dilema lagi
40 pesanan Dia
41 pertemuan
42 pwrtemuan-2
43 awal pernikahan
44 Iri Hati
45 episode-45
46 episode-46
47 episode-47
48 episode-48
49 episode-49
50 episode-50
51 episode-51
52 episode-52
53 episode-53
54 episode-54
55 N:JpAD-55
56 episode-56
57 episode-57
58 sosok
59 Sosok-1
60 sosok2
61 sosok-3
62 Sosok-4
63 sosok-5
64 Siapa?
65 siapa-1
66 siapa-2
67 siapa-3
68 siapa-4
69 episode-69
70 episode-70
71 Dia
72 Dia-1
73 Dia-2
74 Dia-3
75 Dia-4
76 Dia-5
77 Dia-6
78 Dia-7
79 -Dia-8
80 Resah
81 resah-2
82 resah-2
83 Amarah
84 Amarah-1
85 episode-85
86 mendadak nikah
87 episode-87
88 episode-88
89 Halal
90 Awal Baru
91 episode-91
92 Hari pertama.
93 Rasa itu
94 Sabar
95 Sesuatu
96 Benih rasa
97 Ruang dingin
98 rasa itu
99 Kedengkian
100 Api cemburu
101 Sial
102 Asa
103 102
104 Siapa?
105 Kamu
106 episode-106
107 episode-107
108 episode-108
109 episode-109
110 episode-110
111 Episode-111
112 episode-112
113 episode-113
114 episode-114
115 episode-115
116 episode-116
117 episode-17
118 episode-118
119 episode-119
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
empat
5
Lima
6
enam
7
tujuh
8
delapan
9
sembilan
10
sepuluh
11
sebelas
12
Dua belas
13
tigabelas
14
empatbelas
15
lima belas
16
enambelas
17
tujuhbelas
18
delapan belas.
19
motor
20
motor-2
21
fitnah
22
Hardi
23
mulai
24
semua
25
awal
26
Siapa?
27
Pesanan
28
Tanya
29
Masuk
30
Kaget
31
Dilema
32
Salah
33
Dia
34
Dia-1
35
bagaimana
36
Mengapa
37
Tersentak
38
Panik.
39
dilema lagi
40
pesanan Dia
41
pertemuan
42
pwrtemuan-2
43
awal pernikahan
44
Iri Hati
45
episode-45
46
episode-46
47
episode-47
48
episode-48
49
episode-49
50
episode-50
51
episode-51
52
episode-52
53
episode-53
54
episode-54
55
N:JpAD-55
56
episode-56
57
episode-57
58
sosok
59
Sosok-1
60
sosok2
61
sosok-3
62
Sosok-4
63
sosok-5
64
Siapa?
65
siapa-1
66
siapa-2
67
siapa-3
68
siapa-4
69
episode-69
70
episode-70
71
Dia
72
Dia-1
73
Dia-2
74
Dia-3
75
Dia-4
76
Dia-5
77
Dia-6
78
Dia-7
79
-Dia-8
80
Resah
81
resah-2
82
resah-2
83
Amarah
84
Amarah-1
85
episode-85
86
mendadak nikah
87
episode-87
88
episode-88
89
Halal
90
Awal Baru
91
episode-91
92
Hari pertama.
93
Rasa itu
94
Sabar
95
Sesuatu
96
Benih rasa
97
Ruang dingin
98
rasa itu
99
Kedengkian
100
Api cemburu
101
Sial
102
Asa
103
102
104
Siapa?
105
Kamu
106
episode-106
107
episode-107
108
episode-108
109
episode-109
110
episode-110
111
Episode-111
112
episode-112
113
episode-113
114
episode-114
115
episode-115
116
episode-116
117
episode-17
118
episode-118
119
episode-119

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!