Penantian Terakhir

Penantian Terakhir

Serba Salah...

 

Udara di senja itu sangat dingin. Awan mendung telah menggelayut tepat diatas kepala. Seakan-akan Dewa Langit akan menyapu semua makhluk yang sedang sibuk dengan urusan duniawinya masing-masing.

Kelam, tak nafsu rasanya melihat cuaca yang tak bersahabat seperti ini.

Namun tanpa sebagian orang sadari, Sang Pencipta tengah menurunkan rizki yang tiada terkira disaat hujan tiba.

Jalanan alun-alun kota Bogor, sangat mengerikan dikala hujan turun, apalagi dalam skala yang besar.

Ditambah dengan Petir dan kilat yang menyambar-nyambar seperti polisi yang sedang beradu tembak.

Lebih mengerikan lagi karna di sepanjang jalan Padjajaran sampai jalan Ir. Djuanda dikelilingi pohon-pohon yang umurnya sudah hampir mencapai setengah abad.

Zika berdiri di sebuah halte bus.

Ia menunggu hujan reda.Sudah lebih dari lima belas menit Ia menunggu hujan.

Tiba-tiba terdengar lagu Againts all odds yang di populerkan oleh Mariah Carey yang berkolaborasi dengan Boy Band kenamaan, Westlife. Yang selalu menjadi idola dikalangan anak muda.

Tenyata musik itu berasal dari ponsel Zika.

 

“Ka, kok lo balik duluan sih?”. Pesan dari Nida.

Zika mengabaikan pesan yang dikirim oleh sahabatnya itu, karna ia sendiri tak tahu harus menjawab apa pada sahabatnya, Nida.

 

Tadi siang, Joe menceritakan perihal hubungannya dengan Kia yang resmi pacaran setelah seminggu yang lalu Joe memberitahukan kepadanya tentang perasaannya kepada Kia.

Joe memang lebih dekat dengan Zika. Dan Zika selalu menjadi tempat dia menumpahkan segala kemelut dalam fikirannya.

Zika selalu berusaha menjadi sahabat yang baik buat Joe.

Karna dia tahu, Joe tak punya lagi tempat berkeluh kesah, kecuali kepadanya.

Karna di rumah Joe hidup hanya dengan adik perempuannya.

 

Ayahnya pegawai negeri di salah satu kantor pajak sektor bea dan cukai di daerah Jakarta utara dan jarang sekali pulang kerumah.

Sementara Ibunya selalu sibuk dengan arisan dan teman-temannya dan jarang sekali tinggal di rumah.

Kakak perempuannya sedang kuliah disalah satu perguruan tinggi di kota Bandung.

 

Zika termenung.

Ia bingung dengan perasaannya sendiri.

Haruskah dia merasa senang, padahal hatinya teramat terluka.

Apakah sebaliknya, ia harus bersedih.

Dan ponsel Zika kembali berbunyi, untuk kemudian membuyarkan lamunannya. Untuk kali ini ada pesan dari Joe.

 

“Ka,lo dimana? Ko balik ga bilang-bilang sih?”

Dengan cepat dia mengetik pesan balik di layar ponselnya.

“Gue ga enak badan, Joe. Sorry tadi ga bilang, soalnya takut keburu hujan.”

Setelah membalas pesan dari Joe, Zika mematikan ponselnya.

Ia tak ingin ada pesan-pesan berikutnya karna sahabatnya yang satu ini sangat perhatian kepadanya.

 

Hujan telah berhenti, Zika harus berjalan ke terminal. Karna jika hujan, bus yang ditunggunya tidak putar arah di halte yang saat ini ia berada.

Zika melangkahkan kakinya bejalan menyusuri trotoar yang becek karna telah diguyur hujan tadi.

 

*****

“Ka,lo mau ga bantuin gue bikin tugas sejarah? Mau yak??Please…” Mohon Joe.

“Loh, ko minta bantuin ke gue sih? Gue kan ga tau apa-apa tentang sejarah. Lo salah alamat Joe, minta bantuinnya ke Kia dong. Dia kan satu jurusan sama lo. Kalo minta bantuin tugas matematika baru ke gue.” Jelas Zika

“Yah,,, tadinya si pengen gitu, sambil kenalin ke nyokap.”

"Mmmmmhhh,, emang ibu belum kenal sama si Kia? Bukannya kita sering yah ajak Kia kerumah lo?” Tanya Zika.

“Yah Ka, kan dulu ma sekarang beda. Dulu mah gue ma dia masih temenan. Sekarang kan gue ma dia udah pacaran.”

“Ooooohhh gitu?? Sorry gue lupa!! hehehehe,”terang Zika mengejek Joe.

“Tapi sayangnya dia ga bisa ngerjain bareng gue. Dia mau anter ade nya check up ke dokter gigi. Jadi gue fikir lo adalah orang yang tepat buat bantuin gue. Mau ya?” Rayu Joe.

“Mmmmhh, gimana yaaa, ya deh gue mau.”

“Nah gitu dong… Itu baru sohib gue yang paling yahut..!"

*****

Mobil Jeep warna hijau tua milik ibu Rahmadani Himawan, nama seorang wanita yang telah melahirkan Jovandi Prasetya Himawan dan sebuah vespa yang sudah terlihat renta memenuhi garasi.

Kelihatannya sang pemilik mobil sedang ada di rumah.

Sudah setahun lebih, Zika tak menginjakkan kakinya kerumah itu. Sejak masuk SMA, memang ini merupakan kali pertama ia bertandang di rumah Joe.

Tak ada yang banyak berubah. Warna hijau masih mendominasi property di rumah itu.

Mulai dari pagar, warna dinding, lantai, sofa, hingga pernak-pernik yang memenuhi lemari kaca yang berada di sudut kanan ruang tamu.

Kata Joe, ibunya lah yang telah men-design semua itu, karna beliau sangat menyukai warna penambah semangat itu.

Hingga semua ruangan di dalamnya pasti ada aksen-aksen yang identik dengan warna hijau.

Mungkin yang lebih tepatnya, rumah itu diberi julukan Green House.

Setelah memarkirkan motor gede miliknya, Joe mengajak Zika masuk.

“Assalamualaikum…..”sapa Zika uluk salam kepada orang didalam rumah.

“Waalaikumsalam….”sahut seseorang di balik pintu.

“Eh Zika, kemana aja, nyampe kangen loh ibu.”sapa ibu Rahma dengan ramah.

Zika mengambil tangan kanan Ibu Rahma untuk kemudian menciumnya, sebagai tanda penghormatan kepada orang yang lebih tua.

"Ehh, ada Bu. Ibu gimana kabarnya? Sehat?”

“Alhamdulillah, baik. Bagaimana kabar orangtuamu?”

“Bu, ngobrolnya di dalem dong, kangen-kangenannya didalem aja.!” Potong Joe.

“Eh iya, ampe lupa. Ayo Zika, kita masuk. Duduk aja dulu. Ibu ke dapur dulu ya?” ucap bu rahma sambil bergegas ke dapur.

Zika hanya tersenyum tanda mengiyakan perkataannya.

“Gila ya, nyokap gue? Rame banget! Udah ketularan ma ibu-ibu ganjen tuh! Jadi aje begitu!” Sambil meletakkan helm nya di atas meja.

“Hussyy! Jangan bilang gitu ma orangtua. Pamali luh..?"

Joe meninggalkan Zika ke kamar untuk menyiapkan alat-alat untuk pengerjaan tugasnya.

Zika mengeluarkan handphone dari tasnya. Ia lupa belum sempat mengabari Ibunya tentang keberadaannya di rumah Joe sekarang.

Joe kembali dari kamarnya dan mengajak Zika ke ruangan tengah.

Di ruangan ini juga terdapat rak atau lebih bisa dikatakan home library, terdiri dari tiga tumpukkan rak yang dipenuhi buku-buku yang sangat tersusun rapih.

Zika masih belum tahu siapa yang menyukai sastra dirumah itu, karna dari sekian banyak buku di rak tersebut, buku-buku sastra lah yang mendominasinya.

'Joe? Ahh rasanya tidak mungkin.' Fikirnya dalam hati. Yah, masih dalam nuansa serba hijau.

Zika yang menyukai warna biru, sangat bosan dengan apa yang dilihatnya selalu berhubungan dengan hijau, untung sekali diruang tengah ada jendela dengan landscape langit yang berwarna biru cerah dengan hiasan gumpalan kapas putih yang berubah-ubah karna tertiup angin.

Itu sedikit memberikan penyegaran untuk kedua bola matanya.

Laptop yang diletakan di atas meja, telah menunggunya untuk mengerjakan tugas makalah sejarah tentang asal muasal turunnya Supersemar.

“Disini aja ya Ka? Kan lebih enak.” Tanya Joe.

“Yak, terserah yang punya rumah aja deh.”

“Ka, gue kedepan dulu ya? Mau beli Bakso, kayanya enak deh sambil makan bakso.”

“Loh, ko gitu? Trus yang ngerjain tugasnya siapa?”

“Lo aja dulu. Gue ga lama ko.” Yang kemudian Joe berlari hingga menghilang dari pandangannya.

Tak lama kemudian bi ani datang menghantarkan lemon tea buatan ibunda Joe.

Zika memulai mengerjakan tugas milik Joe. Zika sangat serius memutar bola matanya ke atas, bawah, kanan dan kiri mengikuti arah kursor dilayar monitor laptop dihadapannya.

*****

Tak ia sangka, telah satu jam lebih Joe pergi dan belum juga kembali, lemon tea miliknya pun hampir habis bahkan tugas yang ia kerjakan juga nyaris selesai.

Jengah Zika dibuat menunggu temannya itu. Lekas-lekas ia selesaikan tugasnya, dan ia mencari penyegaran untuk matanya yang lelah setelah hampir dua jam menatapi layar monitor.

Ia berjalan menuju dapur yang terdengar sedang ada kesibukan disana.

Ternyata ada ibunya Joe yang sedang memasak dalam jumlah porsi besar. Sepertinya akan ada acara yang akan digelar dirumah ini.

“Bu, lagi apa?”Zika menghampiri bu Rahma.

“Eh Zika, ini lagi masak. Soalnya tar sore mau ada acara arisan sama temen-temen ibu. Biasalah ibu-ibunya ga suka sama makanan cepat saji, jadi terpaksa ibu harus masak sendiri. Lagian kasian mau nyuruh bi Ani masak, dia udah cape kerja dari pagi, beres-beres rumah.”jelas bu Rahma sambil mengiris wortel untuk sayur sop.

“Zika udah selesai tugasnya?” sambung bu Rahma.

“Ooohh, udah bu. Sini bu, Zika bantuin.” tawar Zika seraya mengambil pisau untuk mengupas kentang.

“Oh iya makasih, tapi pake apron dulu, tar baju kamu kotor lagi.” Bu Rahma mengeluarkan sehelai apron dari lemari gantung.

“Zika, Joe kemana? Ko ga keliatan?” bu Rahma menanyakan anaknya yang tak terlihat batang hidungnya sedari tadi.

“Tadi sih bilangnya mau kedepan dulu. Mau beli bakso katanya. Tapi ga tau deh bu, ampe jam segini belum juga pulang.” Jelas Zika dengan sedikit nada kesal.

“Dasar anak itu, ga punya tanggung jawab sama sekali, ngebiarin temennya sendiri....."

"Mmhhhh. Zika, ibu titip Joe yah? Ibu senang sekali Joe itu berteman sama kamu. Ibu takut dia itu kaya omnya. Terjerat narkoba karna alasan gaul lah, apalah, yang ga jelas juntrungannya.” lanjut bu Rahma.

Zika tersenyum saja, dan kemudian mencerna kata-kata yang di ucapkan oleh bu Rahma. Dan terjadilah percakapan yang sangat panjang antara mereka berdua.

Dan yang menjadi bahan pembicaraan yang seru adalah tentang Joe disaat ia masih kecil. Bu Rahma sangat merasa terhibur dengan hadirnya Zika di rumahnya dan menemaninya memasak.

Dan pada satu kesempatan ia menanyakan perihal Joe, apa sudah mempunyai kekasih atau belum.

Yah, Zika tak ingin disalahkan Joe karna ia telah memberitahukan bahwa Joe dan Kia telah berpacaran.

Akhirnya ia putuskan untuk tidak angkat bicara terlebih dahulu.

Tapi ia menegaskan kepada bu Rahma, bahwa ia percaya siapapun yang menjadi pilihan Joe adalah yang terbaik untuk anaknya. Bu Rahma tersenyum mendengar penjelasan Zika.

Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul tiga.

Joe, baru datang dan meminta maaf pada Zika.

"Duhhh maaf yah Ka.. Tadi ban motor gue nginjek paku jadi harus ditambal dulu.. Ehhh pas nyampe tukang baksonya malah tutup gak jualan katanya.." sahut Joe terlihat setengah merengek minta di maafkan.

"Tauu akhhh!!!" Zika memalingkan wajahnya dari Joe.

Joe tahu bahwa temannya itu marah padanya. Tapi dengan cepat ia keluarkan sepotong coklat bertabur kacang dan satu box es krim rasa vanilla kehadapan temannya itu.

"Nihhh.... Udahh jangan ngambek lagi... Gak enak tauu cemberut. Mending makan es krim. Pasti maknyuss!" Sahut Joe tersenyum.

Dan Zika tak bisa menahan rasa bahagia bercampur kesal, karna ternyata temannya itu masih ingat kesukaannya dan itu juga merupakan satu kelemahannya.

Dengan tanpa basa-basi, ia mengambil semua itu dari tangan Joe.

"Oke.. Kali ini gue maafinn... Thank you!!"

Joe tersenyum sumringah melihat permintaan maafnya diterima.

"Okeee.. Beib!!" Seru Joe.

Terpopuler

Comments

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

mampir gw thor

2021-08-06

0

my name

my name

nyimak

2021-06-24

1

Bintun Arief

Bintun Arief

hai aku mmpir nih bawa jempol, di jempolin dulu aja ya bacanya nyicil oke😊

2021-06-18

1

lihat semua
Episodes
1 Serba Salah...
2 Simpan saja sendiri ...
3 Tertangkap Basah...
4 Nikmati Kebersamaan itu..
5 Perasaan itu...
6 Ada yang aneh..
7 Dia menghilang...Kemana?
8 Menyibukkan diri..
9 Masih menanti..
10 Ada Kejutan...
11 Ternyata, masih DIA...
12 Kak Doni pergi.... lagi?
13 Kejadian tak terduga!!!
14 Sahabat lama...
15 Deg.... Deg...
16 Mungkinkah???
17 Flashback...
18 Simpan dulu segala rahasia, demi DIA.
19 Tak dapat lagi terbendung..
20 its start...
21 Senja yang menguras air mata...
22 Akan mulai sibuk..
23 Suara tak dikenal...
24 Kerinduan yang belum padam..
25 Harapan yang menjadi nyata
26 Ada-ada saja!!
27 Orang aneh!!!
28 Mengejutkan!!!
29 Kehilangan lagi..
30 Keberanian..
31 Sesak terasa..
32 Sherly...?
33 Bangga...
34 Kaget...
35 Kenapa Sesak terasa??
36 Lamaran...
37 Kebimbangan...
38 Yeeeayy Menikah!!
39 Kak Albi???
40 Harapan Baru...
41 Pengawalan ketat..
42 Sore berkabung...
43 Selamatkan Aku...
44 Membangunkan Macan Tidur..
45 Dekkk....??
46 Lenyapnya kekhawatiran..
47 Bonjour !!!
48 Sindiran Halus...
49 Situasi Menegangkan...
50 Suasana Duka ... (satu)
51 Pengumuman..
52 Suasana Duka (Dua)
53 Suasana Duka (Tiga)
54 Tak Pernah Berubah
55 Mengingatkan..
56 Pulas…
57 'Sunset Yang Indah'
58 Pertemuan..
59 Gusar
60 Persiapan..
61 Cantik sekali !!!
62 Keyakinan..
63 Sayang!!
64 Pras...
65 Bahagia, walau tanpa DIA.
66 Selingkuh dengan suami ??
67 Joee???
68 Kenapa Tak Terfikir?
69 Sakitnya Mencintai...
70 Gugup....
71 Inikah Akhir Ceritaku?
72 Maaf, Karena Jadi Penghalang!
73 Surat Cinta.
74 Takut Kehilangan...
75 Makasih dan Maaf!
76 Mungkinkah merekaaa....
77 Pilihanmu Memang Tidak Salah!
78 Sedang apa ia disini?
79 Cantikan Kamu, Sayang!
80 Aku Tak Kan Bisa Bertahan!
81 Jangan Kau Uji Aku!
82 Aku Mau Pulang!
83 Kau!
84 Call Me Daddy!
85 Polos..
86 Dilema...
87 Apa ini?
88 Tertawa Lepas
89 Melengkapi Kebahagiaan..
90 Nyaman..
91 Entah...
92 Siaallll!!!!
93 Heran....
94 Makan Malam Hangat.
95 Terjebak Dalam Situasi...
96 Rese!!!
97 Semoga Bertemu Lagi!
98 Sejak Kapan?
99 Keluarkanlah....
100 ...TAMAT...
101 Salam hangat...
102 Ekstra Part....
103 Extra Part...
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Serba Salah...
2
Simpan saja sendiri ...
3
Tertangkap Basah...
4
Nikmati Kebersamaan itu..
5
Perasaan itu...
6
Ada yang aneh..
7
Dia menghilang...Kemana?
8
Menyibukkan diri..
9
Masih menanti..
10
Ada Kejutan...
11
Ternyata, masih DIA...
12
Kak Doni pergi.... lagi?
13
Kejadian tak terduga!!!
14
Sahabat lama...
15
Deg.... Deg...
16
Mungkinkah???
17
Flashback...
18
Simpan dulu segala rahasia, demi DIA.
19
Tak dapat lagi terbendung..
20
its start...
21
Senja yang menguras air mata...
22
Akan mulai sibuk..
23
Suara tak dikenal...
24
Kerinduan yang belum padam..
25
Harapan yang menjadi nyata
26
Ada-ada saja!!
27
Orang aneh!!!
28
Mengejutkan!!!
29
Kehilangan lagi..
30
Keberanian..
31
Sesak terasa..
32
Sherly...?
33
Bangga...
34
Kaget...
35
Kenapa Sesak terasa??
36
Lamaran...
37
Kebimbangan...
38
Yeeeayy Menikah!!
39
Kak Albi???
40
Harapan Baru...
41
Pengawalan ketat..
42
Sore berkabung...
43
Selamatkan Aku...
44
Membangunkan Macan Tidur..
45
Dekkk....??
46
Lenyapnya kekhawatiran..
47
Bonjour !!!
48
Sindiran Halus...
49
Situasi Menegangkan...
50
Suasana Duka ... (satu)
51
Pengumuman..
52
Suasana Duka (Dua)
53
Suasana Duka (Tiga)
54
Tak Pernah Berubah
55
Mengingatkan..
56
Pulas…
57
'Sunset Yang Indah'
58
Pertemuan..
59
Gusar
60
Persiapan..
61
Cantik sekali !!!
62
Keyakinan..
63
Sayang!!
64
Pras...
65
Bahagia, walau tanpa DIA.
66
Selingkuh dengan suami ??
67
Joee???
68
Kenapa Tak Terfikir?
69
Sakitnya Mencintai...
70
Gugup....
71
Inikah Akhir Ceritaku?
72
Maaf, Karena Jadi Penghalang!
73
Surat Cinta.
74
Takut Kehilangan...
75
Makasih dan Maaf!
76
Mungkinkah merekaaa....
77
Pilihanmu Memang Tidak Salah!
78
Sedang apa ia disini?
79
Cantikan Kamu, Sayang!
80
Aku Tak Kan Bisa Bertahan!
81
Jangan Kau Uji Aku!
82
Aku Mau Pulang!
83
Kau!
84
Call Me Daddy!
85
Polos..
86
Dilema...
87
Apa ini?
88
Tertawa Lepas
89
Melengkapi Kebahagiaan..
90
Nyaman..
91
Entah...
92
Siaallll!!!!
93
Heran....
94
Makan Malam Hangat.
95
Terjebak Dalam Situasi...
96
Rese!!!
97
Semoga Bertemu Lagi!
98
Sejak Kapan?
99
Keluarkanlah....
100
...TAMAT...
101
Salam hangat...
102
Ekstra Part....
103
Extra Part...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!