Hari-hari telah dilewati Zika dengan menyibukkan diri dalam berbagai urusan kuliahnya.Belum genap dua semester ia menjadi mahasiswi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) disalah satu Perguruan Tinggi Negeri ternama di kawasan Depok-Jawa Barat.
Ia sudah aktif mengikuti berbagai organisasi di kampusnya. Sikapnya yang humble, membuatnya tak sulit untuk mendapatkan teman dan kawan-kawan baru yang menyukai sifatnya yang energik, aktif, kritis dan tentu saja cerdas. Sifat yang sama persis dengan ayahnya.
Termasuk Tasya yang mengakui juga menyukai sifat-sifat yang dimiliki oleh Zika.Tasya teman satu fakultasnya yang sempat duduk bersama dalam satu kelas saat semester awal.Tasyalah yang saat ini menjadi teman dekatnya Zika. Teman diskusi, teman hang out juga termasuk teman curhatnya.Zika merasa,seperti berada di dekat Nida,karna sifat dan kebiasaannya sama dengan Nida.Tapi Tasya lebih pintar dari Nida,hahaha.
Nida memang sedikit lemot,alasan itu yang membuat Zika tak ingin berdiskusi dengannya,entah kenapa ia bisa mengambil kuliah di ibu kota Negara Prancis yang identik dengan Eiffle Tower-nya itu.
“Ka,ada Seminar loh tar minggu.Mau dateng gak?”Tanya Tasya sambil memutar-mutar sedotan soft drink nya.
“Wahhh seminar tentang apa,Cha?”Zika yang sedang membuka inbox di alamat e-mailnya.ia selalu meng update inboxnya, untuk sekedar melihat apakah ada surat yang dikirim sahabat-sahabatnya, kakaknya juga bahkan ia mengharapkan ada surat yang dikirim dari alamat e-mail jovandi_raytama@yahoo.com, milik Joe.
"Mau sihh Cha, tapi gimana yak?" Sambungnya dengan mata yang belum lepas dari monitor laptopnya.
“Tentang Menjaga kestabilan Ekonomi di Masyarakat Ka. Emang kenapa?Lo ga bisa hadir ya?”Dengan mata yang tertuju pada laptop yang sedang di pandangi Zika.
Yah walaupun Zika di Fakultas MIPA, tapi Zika selalu antusias jika ada seminar di kampusnya, dengan tema apapun dia berusaha selalu hadir.
"Ada surat Ka? ”Tanya Nida kemudian.
“Ada,dari Nida.Biasalah,dia curhat tentang temen kampusnya.Dia bilang cowonya ganteng-gantenglah,tempat hang outnya seru-seru,dan whatever.” Zika yang terus melototi layar laptopnya.
”Ehh Cha,kemarin ada yang kirim e-mail sama gue,tapi gue gak tahu dari siapa.Tuh orang sok romantis tauuu,pake acara kirim puisi-puisi gag jelas gitu.”Jelas Zika tersenyum geli dan kemudian me log out e-mailnya dan menutup laptopnya.
“Waaahhh,mungkin itu the secret admire lo kali.”Tasya menggoda Zika yang hanya dijawab Zika dengan mengangkat kedua bahunya.
“Gue ada acara keluarga sih sebetulnya,kakak gue mau balik dari Bali.Dia cuti kerja.Gue disuruh jemput doi di Bandara.Katanya sih mau ama temennya juga.Tapi ga tau deh!”Terang Zika .
“Emang Kakak lo landing jam berapa?”
“Katanya sih take off dari sana jam sebelasan, itupun kalo gak delay.”
“Mmmmhhh,yaudah,lo ikut kelas aja dulu,kelas kan dimulainya jam 9,tar gue temenin deh jemput kakak lo.Barang kali aja temen kakak lo itu nyangkut sama gue.hehe…”Senyum manja Tasya sambil menyenderkan badannya pada Zika, membuat Zika cekikikan.
“Idiiiihh,nguarrepp!!!Hehe…Ya deh kalo gitu, gue ikutin saran lo. Thanks yak?”.
*****
“Ka,jadi ga jemput kakak lo?”Tanya Tasya saat kelas sudah selesai.
“Yak.Lo jadi nganter gue,Cha?”
“Iya dong..Kan mau lihat cowo Bali.”
“Heh,temennya Kak Doni tuh asli Bandung.Dia sama-sama kerja disana Cha?Jadi bukan cowo Bali.”
“Tapi tetep aja,kan udah lama di Bali.Jadi pasti kaya bule-bule gitu.Iya kan?”Goda Tasya.
“Tau deh,terserah lo aja.”bergegas Zika masuk kedalam Mobil berwarna merah milik Tasya. Dan diikuti Tasya yang duduk di kursi kemudi.Dan meluncurlah mereka menuju Bandara Soeta (Soekarno-Hatta),Tangerang-Jawabarat.
Sesampainya di bandara,mereka menuju ke Arrival Gate. Setelah menunggu selama kurang lebih setengah jam.Akhirnya yang ditunggu datang juga.
Terlihat Doni dengan kaos biru berbalut jacket hitam kecoklatan,berjalan menyusuri koridor dan kemudian melambaikan tangan kearah adiknya,ditemani senyuman seseorang yang berada disampingnya,yang mendorong tumpukkan koper dan tas.
Rupanya mereka akan tinggal cukup lama, melihat tas dan koper yang terbilang banyak.
Dengan segera Doni menghampiri Zika dan Tasya.Menyapa mereka berdua,dan memberikan pelukan hangat kepada adik semata wayangnya.
Terlihat kerinduan yang teramat dalam ketika melihat mereka berpelukkan.Zika melepaskan pelukan kakaknya.
“Ka,udah ahh,malu! Banyak orang juga! Zika kan bukan anak kecil lagi.”Zika menarik diri dari pelukan hangat sang kakak.
Doni tersenyum dan bangga,melihat adiknya sudah berjilbab.
“Oh iya de,kakak lupa. Sekarang kan ade kakak ini udah berjilbab,hehe.”Ejek Doni yang membuat dua orang disekitar mereka juga tersenyum.
”Eh iya,ampe lupa. kakak belum kenalin temen kakak.Kenalin ini Albi.Bi kenalin ini Zika, adik gue,dan ini….”Doni menatap Tasya seraya menanyakan namanya, karna Tasya teman Zika yang baru, jadi Doni belum sempat mengenalnya.
“Tasya.”Serobot Tasya menarik tangan Doni dan Albi yang membuat Zika melotot.
Ahh dasar Tasya, selalu begitu ketika bertemu dengan lelaki yang menurutnya menarik. Sinyal di matanya langsung memberikan isyarat pada otaknya yang kadang-kadang acap kali membikin Zika menghela nafas panjang untuk kemudian tersenyum geli.
“Senang bertemu,kakak.”Sapa Zika kepada Albi, yang menyapanya lewat senyuman hangat.
“Sama-sama,terimakasih.”Jawab Albi.
“Kak,kita langsung pulang aja yuk,Bunda udah nungguin tuh.”Ajak Zika yang dijawab oleh anggukkan kepala oleh kakaknya.
Mereka pergi meninggalkan airport dan Tasya memacu mobilnya menuju arah tol Bogor,dan melanjutkannya kearah rumah Zika.
*****
Hujan diluar sangat deras sekali.Menambah suasana malam menjadi semakin beku.
Membuat semua orang mengurungkan niatnya untuk melakukan aktifitasnya dimalam hari, dan memilih tidur. Berbalut selimut tebal diatas tempat tidur yang empuk, dapat dengan segera mengirimkannya ke alur mimpi yang sangat sulit ditebak dan tidak beraturan.
Yak, rupanya hal serupa dipilih Zika untuk mengahabiskan malam minggu kali ini ia tak kemana-mana.
Padahal Tasya telah membujuknya untuk menemaninya untuk shopping. Ia ogah merasakan dinginnya angin malam.
Kebetulan ada kakaknya yang baru saja tiba di rumah, jadi rasanya rugi sekali dirinya tak memanfaatkan moment ini untuk melepas kerinduannya karna terakhir bertemu kakaknya itu,disaat kakaknya cuti lebaran tujuh bulan yang lalu.
Tapi,ia merasa tak bisa bebas untuk bermanja-manja ria kepada kakaknya itu,karna ada Albi.
Albi akan tinggal sementara disana sebelum surat keputusan tentang pengajuan program pendidikan pasca sarjana miliknya dikeluarkan oleh perusahaan tempatnya bekerja.
Zika berjalan sembari menjinjing boneka beruang putih pemberian Joe dan menghampiri kakaknya yang sedang membuka koper di kamar yang penuh dengan aksesoris football club idolanya,Manchester United.
Doni mengeluarkan sebuah gantungan berbentuk hati, berwarna merah, didalamnya terdapat sepasang boneka beruang yang sedang saling menatap, sangat indah dipandang.
Diberikannya gantungan tersebut kepada adiknya.Membuat Zika tersenyum bahagia,mendapat buah tangan yang sangat begitu indah.
Zika duduk di sisi tempat tidur Doni sambil menatapi hadiah pemberian kakaknya itu.
“De,udah ada kabar belum dari si kodok (panggilan yang ditujukan buat Joe antara Zika dan Doni)?” Tanya Doni sambil mengeluarkan barang-barang didalam kopernya.
“Belum Ka.Tau deh tu orang kemana.Udah gag mau temenan sama aku kali.”Jawab Zika sekenanya.
“Yeee,jangan su’udzhon gitu ah.Barang kali dia ga mau kamu ngarep terlalu jauh kali,makanya dia ga kabarin kamu gitu.” Jawab Doni sambil tersenyum melirik Zika.
“Kalo itu su’udzhon bukan? kayanya sama aja deh. Prediksi kakak, sama-sama berprasangka buruk. Ahhh,kakak gimana sih?” Zika tertawa sambil mencubit pinggang kakaknya.
Sontak Doni bangkit sambil tertawa dan mencoba membalas perbuatan adiknya dan tanpa sengaja ia menarik boneka yang dipegang Zika hingga telinganya robek, suasana penuh tawa tadi berubah menjadi tegang dikala Zika diam dan menatap boneka miliknya.
Doni meminta maaf pada Zika sambil tertawa,dan Zika pun jadi ikut tertawa dan kembali mencubiti kakaknya.
Albi yang berkunjung ke kamar Doni melihat adegan itu juga ikut tertawa,dan mereka baru menyadari ketika Albi mengetuk pintu kamar Doni.
Mereka terhenti sejenak dan kemudian Doni mengajak masuk Albi masuk ke kamarnya,dengan segera Zika pamit keluar dengan nafas tersengal-sengal tak lupa ia membawa serta bonekanya yang tinggal miliki satu telinga.
“Awas loh de,tar kakak balas yak?”Teriak Doni sambil tertawa yang dibalas senyuman Zika.
*****
Suara diruangan ini sangat sepi sekali.
Hanya terdengar suara mesin penopang hidup pasien yang terkujur diatas tempat tidur inilah yang terdengar setiap waktu.
Terdengar sangat menyedihkan,seolah tak ada lagi harapan untuk membuka matanya kembali. Ia tertidur sangat lama.
Asa dan angannya terkubur dalam ruangan yang bertuliskan ICU ini.
Hanya suster yang bertugas saja yang rutin menengokinya setiap satu jam sekali.
Keluarganya pun tak dikehendaki menemaninya setiap waktu.
Melewati waktu yang panjang ini ditemani hanya dengan selang\-selang medis yang dimasukkan ke dalam tubuhnya,yang memberikan setetes demi setetes cairan guna untuk membuatnya tetap bernafas walaupun dengan bantuan tabung oksigen.
Seolah tak pernah lelah sang bunda berdoa demi sang buah hati yang tengah berjuang melawan maut.
Walau telah hampir satu tahun ia melihat anak yang sangat ia cintai terbujur kaku.
Bak mayat hidup.
Semua harta, tenaga juga fikiran telah ia korbankan demi kesembuhan darah dagingnya.
Namun tak menyurutkan setitik harapan yang penuh arti. Berharap waktu berpihak padanya.
Juga mengharapkan kemurah hatian Sang Pemilik alam semesta untuk memberikan jangka waktu untuk anaknya menebus semua dosa juga kekhilafannya.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
my name
kasihan joe 🥺
2021-06-25
1