Degggg... Degggg....
Wajah itu, wajah yang tak asing buat Zika.
Wajah Zika berubah pucat.
Wanita yang tadi sedang duduk itu menatap Zika penuh tanya. Memikirkan dan mengingat sosok gadis yang datang bersama putri temannya itu.
Dan mata wanita tadi pun mulai memerah. Basah. Tak kuasa ditahannya air mata itu. Setelah melihat sosok yang amat dikenalinya itu.
Sosok yang teramat aggun. Sangat berbeda ketika dulu ia mengenalnya. Wajahnya yang cantik kini semakin cantik dan anggun kareba dibalut hijab dengan warna pastel.
Membuatnya terus menatapnya untuk memastikan apa betul itu gadis yang ia kenal.
"Nak Zika, yak?" Tanya nya menyelidik.
Zika menganggukkan kepalanya. Ia masih tertegun tak percaya bahwa wanita itu adalah ibu Rahmadhani. Ibu dari anak yang ia cari selama ini.
Zika berusaha menenangkan fikirannya. Ia tak ingin berada dalam segala asumsinya sendiri.
"Zikaaa ...." tangis Tante Rahma pun pecah memeluk Zika. Serasa ingin menumpahkan segala beban yang ia pikul saat ini...
Zika memeluknya erat. Mengusap lembut punggung tante Rahma yang sangat kurus.
"Bu.... Tolong jelaskan bu. Kenapa ibu ada disini... Dan siapa yang sakit dan koma selama ini?" Zika melepaskan pelukan nya. Dan mengajak Tante Rahma untuk duduk tenang.
"Joe..... Zikaaaa..... " tangis nya semakin keras.
Bruuuuukkkkk......
Zika yang mencoba tenang dan baru saja akan duduk di samping nya tiba-tiba jatuh dihadapannya.
Zika merasakan sakit yang luar biasa di hatinya. Segala ketakutan nya terbukti kini.
Kakinya yang tegak tiba-tiba gontai. Hingga tak mampu lagi menopang tubuhnya yang ringan itu..
Serasa ada jutaan belati menusuk jiwanya.
Orang yang selama ini dia cari....
Orang yang dia kira telah melupakan dirinya...
Orang yang dia kira pengecut...
Ternyata selama dua tahun ini terbaring tak berdaya diatas ranjang pesakitan.
Hidupnya bergantung pada selang-selang medis yang menancap dalam tubuhnya.
Hati Zika hancur... Air mata yang ia tahan sedari pertama kali melihat Tante Rahma pun tumpah tak terbendung lagi.
Sakiittt.... Huuuuu... Huuuu... Joee...... Huuuuu... Tangis Zika dan tante Rahma pun mengisi lorong RS itu..
Tasya masih bingung atas apa yang dilihatnya.
"Pantas saja tadi dia ngotot pengen dianter kesini. Ternyata Zika mengenal tante Rahma". Gumam Tasya dalam hati.
Walaupun belum mengerti tentang yang sebenarnya terjadi. Tasya pun meneteskan air matanya karna tak kuasa menahan haru menyaksikan kisah pilu kedua wanita yang ada dihadapannya.
Tasya mencoba menenangkan sahabatnya.
*****
Zika masuk keruangan ICU itu dengan perlahan.
Ia kuatkan kakinya untuk tetap tegak melangkah.
Dilihatnya dengan seksama orang yang terbaring itu benar Joe apa bukan.
Berasa dialam mimpi. Melihatnya terbaring tak sadarkan diri selama dua tahun ini membuat rasa sesak didadanya..
Ia menahan tangisnya.. Dipukulnya dada nya sendiri untuk meringankan rasa sesak didadanya.
Sungguh kejam takdir kepadanya.
" Joeeee...... Akuuu cari kamu kemana-mana... Tapi gak pernah berhasil. Kenapa kamu sembunyi disini.. Joeee.... Teganya kamu sama aku, Joeee... ". Zika berbisik sambil menutup mulutnya seraya menahan tangis.
Hingga kakinya mulai melemah kembali... Dannnn....
Brukkkk.....
Zika kembali terjatuh.
Tasya yang mendengar suara itu dari luar segera masuk dan mengajak Zika keluar.
Zika masih terpukul..
Huuuu....Huuuu.... Suara tangisnya kembali pecah setelah berada diluar ruangan ICU.
*****
Dua minggu sebelum Perpisahan SMA.
Hari ituu.. Joe dan ketiga temannya, Zika, Nida dan Rendi tengah berjalan disebuah Mall di daerah Jakarta Selatan. Setelah berkeliling, mereka memutuskan untuk makan di sebuah Resto makanan khas Korea.
Setelah makanan yang di pesan datang, mereka langsung menyantapnya dengan semangat sambil asyik bercerita.
Ditengah-tengah waktu selagi sedang makan, tak sengaja Joe menangkap orang yang sangat ia kenal dengan matanya. Tak lain dan tak bukan adalah ayahnya sendiri.
Ia panasaran sedang apa ia di Jakarta.
Padahal setahunya, ayahnya itu telah setahun ini di mutasi ke Kantor Bea dan Cukai di kota Palembang.
Keluarganya memilih tetap berada di Bogor, karena tak ingin repot pindah. Karena tahun depan ayahnya akan dimutasi lagi kedaerah Bandung.
Pun bila ia ada kegiatan di daerah JABODETABEK pasti akan memberitahu keluarga. Juga akan menyempatkan diri untuk pulang. Karena ia pulang satu bulan sekali.
Joe meminta ijin pada sahabatnya untuk ke toilet. Padahal ia mengikuti sang ayah di belakang. Ia merasa ada yang aneh dengan gelagat sang ayah yang berjalan hanya berdua dengan seorang wanita berperut buncit yang tak ia kenal.
Ayahnya memperlakukan wanita itu dengan sangat lembut. Rasa cemburu Joe merasuki dadanya. Cemburu sang ayah memegang tangan wanita itu dengan mesra, bak anak umur 17 tahunan.
Joe mengingat sang ibu. Semakin sakit rasanya melihat itu semua.
Joe menahan amarahnya yang kian memuncak.
Darahnya mendidih ketika sang ayah membelikan kalung pada wanitanya untuk kemudian memasangkannya dileher wanita itu. Dan ...
Cuuupp..
Ciuman sang ayah mendarat di kening mulus wanita itu.
Brengggsekkkkk.... Umpatan Joe keluar dari mulutnya.
Ia menahan tangis. Pergi meninggalkan segala hal yang dilihatnya dan kembali kepada sahabatnya yang telah kekenyangan.
Dengan wajah yang memerah Joe mengajak mereka bertiga pulang.
Dengan rasa bingung. Mereka menuruti Joe. Mereka menuju parkiran basement mall ,menuju dimana mobil Rendi diparkirkan.
Mereka pulang melewati jalan bebas hambatan. Sepanjang jalan Joe hanya terdiam. Tak seperti Joe yang mereka kenal.
Matanya coklatnya kosong. Menatap jalanan yang mulai basah karena gerimis turun.
Membuat Zika dan kedua temannya ikut terdiam seribu bahasa..
*****
Fikirannya kacau.
Sesampainya dirumah, ia langsung berangkat lagi membawa motor gedenya menyusuri jalanan kota Bogor yang becek.
Ia tak ingin berlama-lama dirumah. Melihat ibunya, membuat sakit hati pada ayahnya kian memuncak.
Tak berani ia ceritakan hal yang tadi ia lihat pada ibunya..Tak mampu ia bayangkan betapa hancur hati ibunya jika ia tahu lelaki yang sangat ia hormati dan cintai itu telah berbuat curang dalam hubungannya.
Joe berhenti di sebuah taman. Ia sengaja duduk dikursi taman yang basah. Dan membiarkan dirinya terguyur air hujan.
Ternyata sakit...
Beginikah rasanya terkhianati?
Aku yang selama ini selalu mengkhianati
Menyakiti perasaan tulus...
Ternyata sesakit ini...
Dan kini ku tahu rasanya terkhianati..
-
Joe terbang dengan segala lamunannya.
Menyesali segala yang pernah ia lakukan.
Dan amarah yang belum mereda dan kian menjadi bila teringat kejadian tadi siang. Ia bingung. Apa yang harus lakukan.
Apakah membongkar rahasia ayahnya atau diam pura-pura tak tahu karena tak ingin menyakiti hati ibunya. Tapi akan lebih sakit jika ibunya terus dibohongi sang ayah.
Matanya masih kosong menatap air hujan yang berjatuhan ke tanah.
Satu jam ia berada ditaman dengan kondisi basah kuyup diguyur hujan.
Fikirannya mulai jernih.
Ia putuskan untuk bicara empat mata dengan ayahnya. Ia ingin penjelasana atas apa yang ia lihat tadi siang di mall.
Joe menelpon ayahnya. Dan ingin bertemu dengan segera.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
my name
nyesek banget 😭😭😭😭
2021-06-25
1
Meehra Khasanah
thorrrr izinkan zika nikah sama joe. kasihan dia udah lama nyari. bahagiakan mereka
2019-12-04
2