NovelToon NovelToon

Penantian Terakhir

Serba Salah...

 

Udara di senja itu sangat dingin. Awan mendung telah menggelayut tepat diatas kepala. Seakan-akan Dewa Langit akan menyapu semua makhluk yang sedang sibuk dengan urusan duniawinya masing-masing.

Kelam, tak nafsu rasanya melihat cuaca yang tak bersahabat seperti ini.

Namun tanpa sebagian orang sadari, Sang Pencipta tengah menurunkan rizki yang tiada terkira disaat hujan tiba.

Jalanan alun-alun kota Bogor, sangat mengerikan dikala hujan turun, apalagi dalam skala yang besar.

Ditambah dengan Petir dan kilat yang menyambar-nyambar seperti polisi yang sedang beradu tembak.

Lebih mengerikan lagi karna di sepanjang jalan Padjajaran sampai jalan Ir. Djuanda dikelilingi pohon-pohon yang umurnya sudah hampir mencapai setengah abad.

Zika berdiri di sebuah halte bus.

Ia menunggu hujan reda.Sudah lebih dari lima belas menit Ia menunggu hujan.

Tiba-tiba terdengar lagu Againts all odds yang di populerkan oleh Mariah Carey yang berkolaborasi dengan Boy Band kenamaan, Westlife. Yang selalu menjadi idola dikalangan anak muda.

Tenyata musik itu berasal dari ponsel Zika.

 

“Ka, kok lo balik duluan sih?”. Pesan dari Nida.

Zika mengabaikan pesan yang dikirim oleh sahabatnya itu, karna ia sendiri tak tahu harus menjawab apa pada sahabatnya, Nida.

 

Tadi siang, Joe menceritakan perihal hubungannya dengan Kia yang resmi pacaran setelah seminggu yang lalu Joe memberitahukan kepadanya tentang perasaannya kepada Kia.

Joe memang lebih dekat dengan Zika. Dan Zika selalu menjadi tempat dia menumpahkan segala kemelut dalam fikirannya.

Zika selalu berusaha menjadi sahabat yang baik buat Joe.

Karna dia tahu, Joe tak punya lagi tempat berkeluh kesah, kecuali kepadanya.

Karna di rumah Joe hidup hanya dengan adik perempuannya.

 

Ayahnya pegawai negeri di salah satu kantor pajak sektor bea dan cukai di daerah Jakarta utara dan jarang sekali pulang kerumah.

Sementara Ibunya selalu sibuk dengan arisan dan teman-temannya dan jarang sekali tinggal di rumah.

Kakak perempuannya sedang kuliah disalah satu perguruan tinggi di kota Bandung.

 

Zika termenung.

Ia bingung dengan perasaannya sendiri.

Haruskah dia merasa senang, padahal hatinya teramat terluka.

Apakah sebaliknya, ia harus bersedih.

Dan ponsel Zika kembali berbunyi, untuk kemudian membuyarkan lamunannya. Untuk kali ini ada pesan dari Joe.

 

“Ka,lo dimana? Ko balik ga bilang-bilang sih?”

Dengan cepat dia mengetik pesan balik di layar ponselnya.

“Gue ga enak badan, Joe. Sorry tadi ga bilang, soalnya takut keburu hujan.”

Setelah membalas pesan dari Joe, Zika mematikan ponselnya.

Ia tak ingin ada pesan-pesan berikutnya karna sahabatnya yang satu ini sangat perhatian kepadanya.

 

Hujan telah berhenti, Zika harus berjalan ke terminal. Karna jika hujan, bus yang ditunggunya tidak putar arah di halte yang saat ini ia berada.

Zika melangkahkan kakinya bejalan menyusuri trotoar yang becek karna telah diguyur hujan tadi.

 

*****

“Ka,lo mau ga bantuin gue bikin tugas sejarah? Mau yak??Please…” Mohon Joe.

“Loh, ko minta bantuin ke gue sih? Gue kan ga tau apa-apa tentang sejarah. Lo salah alamat Joe, minta bantuinnya ke Kia dong. Dia kan satu jurusan sama lo. Kalo minta bantuin tugas matematika baru ke gue.” Jelas Zika

“Yah,,, tadinya si pengen gitu, sambil kenalin ke nyokap.”

"Mmmmmhhh,, emang ibu belum kenal sama si Kia? Bukannya kita sering yah ajak Kia kerumah lo?” Tanya Zika.

“Yah Ka, kan dulu ma sekarang beda. Dulu mah gue ma dia masih temenan. Sekarang kan gue ma dia udah pacaran.”

“Ooooohhh gitu?? Sorry gue lupa!! hehehehe,”terang Zika mengejek Joe.

“Tapi sayangnya dia ga bisa ngerjain bareng gue. Dia mau anter ade nya check up ke dokter gigi. Jadi gue fikir lo adalah orang yang tepat buat bantuin gue. Mau ya?” Rayu Joe.

“Mmmmhh, gimana yaaa, ya deh gue mau.”

“Nah gitu dong… Itu baru sohib gue yang paling yahut..!"

*****

Mobil Jeep warna hijau tua milik ibu Rahmadani Himawan, nama seorang wanita yang telah melahirkan Jovandi Prasetya Himawan dan sebuah vespa yang sudah terlihat renta memenuhi garasi.

Kelihatannya sang pemilik mobil sedang ada di rumah.

Sudah setahun lebih, Zika tak menginjakkan kakinya kerumah itu. Sejak masuk SMA, memang ini merupakan kali pertama ia bertandang di rumah Joe.

Tak ada yang banyak berubah. Warna hijau masih mendominasi property di rumah itu.

Mulai dari pagar, warna dinding, lantai, sofa, hingga pernak-pernik yang memenuhi lemari kaca yang berada di sudut kanan ruang tamu.

Kata Joe, ibunya lah yang telah men-design semua itu, karna beliau sangat menyukai warna penambah semangat itu.

Hingga semua ruangan di dalamnya pasti ada aksen-aksen yang identik dengan warna hijau.

Mungkin yang lebih tepatnya, rumah itu diberi julukan Green House.

Setelah memarkirkan motor gede miliknya, Joe mengajak Zika masuk.

“Assalamualaikum…..”sapa Zika uluk salam kepada orang didalam rumah.

“Waalaikumsalam….”sahut seseorang di balik pintu.

“Eh Zika, kemana aja, nyampe kangen loh ibu.”sapa ibu Rahma dengan ramah.

Zika mengambil tangan kanan Ibu Rahma untuk kemudian menciumnya, sebagai tanda penghormatan kepada orang yang lebih tua.

"Ehh, ada Bu. Ibu gimana kabarnya? Sehat?”

“Alhamdulillah, baik. Bagaimana kabar orangtuamu?”

“Bu, ngobrolnya di dalem dong, kangen-kangenannya didalem aja.!” Potong Joe.

“Eh iya, ampe lupa. Ayo Zika, kita masuk. Duduk aja dulu. Ibu ke dapur dulu ya?” ucap bu rahma sambil bergegas ke dapur.

Zika hanya tersenyum tanda mengiyakan perkataannya.

“Gila ya, nyokap gue? Rame banget! Udah ketularan ma ibu-ibu ganjen tuh! Jadi aje begitu!” Sambil meletakkan helm nya di atas meja.

“Hussyy! Jangan bilang gitu ma orangtua. Pamali luh..?"

Joe meninggalkan Zika ke kamar untuk menyiapkan alat-alat untuk pengerjaan tugasnya.

Zika mengeluarkan handphone dari tasnya. Ia lupa belum sempat mengabari Ibunya tentang keberadaannya di rumah Joe sekarang.

Joe kembali dari kamarnya dan mengajak Zika ke ruangan tengah.

Di ruangan ini juga terdapat rak atau lebih bisa dikatakan home library, terdiri dari tiga tumpukkan rak yang dipenuhi buku-buku yang sangat tersusun rapih.

Zika masih belum tahu siapa yang menyukai sastra dirumah itu, karna dari sekian banyak buku di rak tersebut, buku-buku sastra lah yang mendominasinya.

'Joe? Ahh rasanya tidak mungkin.' Fikirnya dalam hati. Yah, masih dalam nuansa serba hijau.

Zika yang menyukai warna biru, sangat bosan dengan apa yang dilihatnya selalu berhubungan dengan hijau, untung sekali diruang tengah ada jendela dengan landscape langit yang berwarna biru cerah dengan hiasan gumpalan kapas putih yang berubah-ubah karna tertiup angin.

Itu sedikit memberikan penyegaran untuk kedua bola matanya.

Laptop yang diletakan di atas meja, telah menunggunya untuk mengerjakan tugas makalah sejarah tentang asal muasal turunnya Supersemar.

“Disini aja ya Ka? Kan lebih enak.” Tanya Joe.

“Yak, terserah yang punya rumah aja deh.”

“Ka, gue kedepan dulu ya? Mau beli Bakso, kayanya enak deh sambil makan bakso.”

“Loh, ko gitu? Trus yang ngerjain tugasnya siapa?”

“Lo aja dulu. Gue ga lama ko.” Yang kemudian Joe berlari hingga menghilang dari pandangannya.

Tak lama kemudian bi ani datang menghantarkan lemon tea buatan ibunda Joe.

Zika memulai mengerjakan tugas milik Joe. Zika sangat serius memutar bola matanya ke atas, bawah, kanan dan kiri mengikuti arah kursor dilayar monitor laptop dihadapannya.

*****

Tak ia sangka, telah satu jam lebih Joe pergi dan belum juga kembali, lemon tea miliknya pun hampir habis bahkan tugas yang ia kerjakan juga nyaris selesai.

Jengah Zika dibuat menunggu temannya itu. Lekas-lekas ia selesaikan tugasnya, dan ia mencari penyegaran untuk matanya yang lelah setelah hampir dua jam menatapi layar monitor.

Ia berjalan menuju dapur yang terdengar sedang ada kesibukan disana.

Ternyata ada ibunya Joe yang sedang memasak dalam jumlah porsi besar. Sepertinya akan ada acara yang akan digelar dirumah ini.

“Bu, lagi apa?”Zika menghampiri bu Rahma.

“Eh Zika, ini lagi masak. Soalnya tar sore mau ada acara arisan sama temen-temen ibu. Biasalah ibu-ibunya ga suka sama makanan cepat saji, jadi terpaksa ibu harus masak sendiri. Lagian kasian mau nyuruh bi Ani masak, dia udah cape kerja dari pagi, beres-beres rumah.”jelas bu Rahma sambil mengiris wortel untuk sayur sop.

“Zika udah selesai tugasnya?” sambung bu Rahma.

“Ooohh, udah bu. Sini bu, Zika bantuin.” tawar Zika seraya mengambil pisau untuk mengupas kentang.

“Oh iya makasih, tapi pake apron dulu, tar baju kamu kotor lagi.” Bu Rahma mengeluarkan sehelai apron dari lemari gantung.

“Zika, Joe kemana? Ko ga keliatan?” bu Rahma menanyakan anaknya yang tak terlihat batang hidungnya sedari tadi.

“Tadi sih bilangnya mau kedepan dulu. Mau beli bakso katanya. Tapi ga tau deh bu, ampe jam segini belum juga pulang.” Jelas Zika dengan sedikit nada kesal.

“Dasar anak itu, ga punya tanggung jawab sama sekali, ngebiarin temennya sendiri....."

"Mmhhhh. Zika, ibu titip Joe yah? Ibu senang sekali Joe itu berteman sama kamu. Ibu takut dia itu kaya omnya. Terjerat narkoba karna alasan gaul lah, apalah, yang ga jelas juntrungannya.” lanjut bu Rahma.

Zika tersenyum saja, dan kemudian mencerna kata-kata yang di ucapkan oleh bu Rahma. Dan terjadilah percakapan yang sangat panjang antara mereka berdua.

Dan yang menjadi bahan pembicaraan yang seru adalah tentang Joe disaat ia masih kecil. Bu Rahma sangat merasa terhibur dengan hadirnya Zika di rumahnya dan menemaninya memasak.

Dan pada satu kesempatan ia menanyakan perihal Joe, apa sudah mempunyai kekasih atau belum.

Yah, Zika tak ingin disalahkan Joe karna ia telah memberitahukan bahwa Joe dan Kia telah berpacaran.

Akhirnya ia putuskan untuk tidak angkat bicara terlebih dahulu.

Tapi ia menegaskan kepada bu Rahma, bahwa ia percaya siapapun yang menjadi pilihan Joe adalah yang terbaik untuk anaknya. Bu Rahma tersenyum mendengar penjelasan Zika.

Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul tiga.

Joe, baru datang dan meminta maaf pada Zika.

"Duhhh maaf yah Ka.. Tadi ban motor gue nginjek paku jadi harus ditambal dulu.. Ehhh pas nyampe tukang baksonya malah tutup gak jualan katanya.." sahut Joe terlihat setengah merengek minta di maafkan.

"Tauu akhhh!!!" Zika memalingkan wajahnya dari Joe.

Joe tahu bahwa temannya itu marah padanya. Tapi dengan cepat ia keluarkan sepotong coklat bertabur kacang dan satu box es krim rasa vanilla kehadapan temannya itu.

"Nihhh.... Udahh jangan ngambek lagi... Gak enak tauu cemberut. Mending makan es krim. Pasti maknyuss!" Sahut Joe tersenyum.

Dan Zika tak bisa menahan rasa bahagia bercampur kesal, karna ternyata temannya itu masih ingat kesukaannya dan itu juga merupakan satu kelemahannya.

Dengan tanpa basa-basi, ia mengambil semua itu dari tangan Joe.

"Oke.. Kali ini gue maafinn... Thank you!!"

Joe tersenyum sumringah melihat permintaan maafnya diterima.

"Okeee.. Beib!!" Seru Joe.

Simpan saja sendiri ...

*Kuakui aku memang cemburu

Setiap kali kudengar namanya kau sebut

Tapi ku tak pernah bisa melakukan

apa yang seharusnya kuinginkan

Karna memang kau bukan milikku

Ku akui aku merindukanmu

Meski ternyata

tak pernah kau merindukanku

tapi ku tak penah bisa melakukan

apa yang seharusnya ku lakukan

karna memang kau bukan milikku

SESUNGGUHNYA KU TAK RELA

Jika kau tetap bersama dirinya

Hempaskan cinta yang ku beri

SEMAMPUNYA KU MENCOBA

Tetap setia menjaga segalanya.

Demi cinta yang tak pernah berakhir

Tak pernah berakhir

KEJUJURAN HATI

yang tak mungkin dapat ku pungkiri

Keinginan ku ingin kau tahu isi di hatiku*.

Suara merdu Sammy Simorangkir melantunkan bait demi bait lagu Kejujuran Hati dengan band Kerispatih nya pada album pertama mereka di tahun 2005, sebelum akhirnya Sammy di depak oleh grup band itu,karna tersangkut skandal Narkotika.

Lagu itu mengalun dari Big band radio milik Zika di sudut kamarnya yang seolah-olah mewakili perasaannya saat ini.

Menyembunyikan itu. Menyimpan itu sendiri. Hanya tumpukan kertas bersampul biru bertuliskan My Secret Diary dan sebuah pena yang menemaninya merasakan perasaan yang sangat besar juga Sang Khalik tempatnya mengadu. Membuatnya merasa bersalah akan dirinya sendiri, terhadap dua sahabatnya.

 

*****

“Ka, gimana dong, gue bingung.” Joe sambil memegang kepala dengan kedua tangannya, mengisyaratkan ia memang benar-benar bingung.

“Kata gue dulu, apa? Jangan suka maen api, Joe! Sekarang kan lo sendiri yang bingung.” Zika mencoba sedikit menenangkan sahabatnya.

Dan dari pintu kelas muncul Rendi dengan tergesa-gesa menanyakan kasak-kusuk yang sedang beredar di semua sudut sekolah.

Skill Joe yang tak bisa dianggap remeh dalam track balapan,membuat namanya tenar di sekolah. Mulai dari semua siswa, guru, hingga staf pengajar sekolah mengenalnya.

Jadi segala sesuatu yang dilakukannya pasti menjadi topic pembicaraan yang menarik bagi semua penggosip kelas teri yang senangnya mencuap-cuap di setiap pembicaraanya.

Huuuhh, membuat orang gerah mendengarnya.

Termasuk saat ini, kabar Joe menduakan cinta. Ooopss!! Bahkan mentigakan Kia, telah menyebar ke seantreo sekolah.

Yah, saat ini Joe sangat merasa malu,karna rahasianya terbongkar,ketika salah satu teman sekelas Kia melihat Joe sedang jalan berdua dengan seorang wanita dari SMA tetangga.

“Joe, emang bener yang diomongin anak-anak tentang lo?” Cerca Rendi tak sabar ingin mendengar penjelasan langsung dari Joe, sahabatnya.

Dengan wajah bingungnya, Joe mengiyakan pertanyaan Rendi. Tanpa sepatah katapun, Rendi langsung tertawa terbahak-bahak.

“Hahahaha… Senjata makan tuan ni yeeee…? Makanya lu jangan maruk-maruk banget. Bagi-bagi dong sama gue. Zakat gitu. Hehehe..”

“Hussyyy! Sembarangan aja lo ngomong. Emangnya lo kira cewe itu barang, pake di bagi-bagi segala..”jawab Zika

“Bercanda Ka, menghibur yang lagi cemberut. Hahaha……” ejek Rendi pada Joe.

Melihat sikap kawannya itu, Joe bertambah kesal.

“Diem luh, bukannya bantuin gue. Malah bikin masalah tambah runyem!” Joe menggertak Rendi, dan membuat Rendi menjadi diam seribu bahasa. Hahaha

“Ka, gimana dong? Lo harus bantuin gue ya? Kan Cuma sama lo doang doi mau ngmong. Gue bingung harus kaya gimana!”

“Ya udah, tar gue coba ngomong sama Kia. Terus urusan si Mala sama Rina gimana?”

“Biarin aja, tar gue yang urus.”terang Joe.

Ketika waktu istirahat tiba Zika ditemani Nida mendatangi kelas Kia, IPS II yang berada dilantai 2.

Disana, ia mendapati Kia sedang duduk ditemani Lutfi, teman satu organisasinya di ekstra kulikuler Video maker.

Rupanya lutfi sedang menghibur Kia. Dengan segera ia menghampiri Kia yang sepertinya sedang bad mood.

“Ki, lo gi apa??” sapa Zika mengambil kursi di bangku sebelah, dan duduk menghadap Kia, diikuti Nida yang sebelumnya berbicara pada Lutfi untuk sedikit memberi waktu pada mereka untuk berbicara dengan Kia.

“Gue gi diem aja. Pasti lo berdua kesini disuruh sama Joe ya?” Sela Kia sebelum Zika dan Nida memulai pembicaraan.

Dengan sigap Nida membantah perkataan Kia.

“Ki, kita kan sahabat lo, kita temenan udah hampir 4 tahun lebih, jadi masa lo ga mau cerita dan berbagi sama kita?Emang sih, Joe udah cerita semuanya sama gue, tapi gue ga mau denger cuma dari satu pihak. Jadi lo cerita ya, apa yang sebenernya udah terjadi.” Jelas Zika.

Dan Kia pun menceritakan duduk persoalannya dari awal ia di beri tahu oleh teman sekelasnya bahwa Joe sedang makan di foodcourt di sebuah mall.

"Setelah gue dapet info itu, gue langsung cabut ke sana. Dan ternyata semua yang diomongin sama temen-temen itu bener, Ka." ucap Kia sambil menahan air mata yang akan segera keluar dari sudut matanya.

"Udahh Ki... Jangan nangis lagi. Gue kesini cuma mau tau yang sebetulnya aja. Gue gak mau cuma denger versi nya Joe aja. Karena kalian berdua sama-sama temen gue." sahut Zika menepuk pelan bahu Kia.

"Iya Ki... sekarang keputusan nya ada di Lo. Joe juga udah ngaku salahkan?.." Sahut Nida yang melakukan hal yang sama dengan Zika.

Dan ternyata, untuk yang kali ini, Kia tak beri ampun lagi pada pacarnya itu. Lewat pesan via ponselnya Kia memutuskan hubungannya secara sepihak.

Dan mau tidak mau, Joe harus menerimanya.

*****

Tertangkap Basah...

“Gue tunggu di kafe sebelah sekolah. Gue pengen ngomong sama lu Ka!”pesan singkat yang diterima Zika itu datang dari nomor ponsel Nida.

Zika bingung apa yang sebenarnya ingin dibicarakan oleh Nida. Sepulang dari tempat bimbel, ia langsung menemui Nida ditempat yang telah dijanjikan Nida untuk bertemu dengannya.

Setelah sampai disana. Ia melihat Nida sedang duduk menunggunya. Dengan segera ia menuju tempat dimana Nida berada.

Setelah memesan segelas soft drink untuk Zika, Nida memulai pembicaraan dengan menanyakan perihal apa yang telah ditulis Zika di buku bersampul biru, dengan cover My Secret Diary.

"Ka, gue mau lo jujur sama gue!" sahut Nida dengan wajah seriusnya.

Zika mengernyitkan keningnya.

Ia tak mengerti maksud Nida.

"Apa betul semua yang lo tulis dalam buku ini." Nida mengeluarkan sebuah buku dari dalam tasnya.

Zika melotot. Ia mengenali buku yang sedang dipegang Nida.

Yak, itu buku diary milik Zika.Melihat buku miliknya berada ditangan Nida,

Zika kaget bukan kepalang. Ia tak menyadari bahwa bukunya hilang.

Zika bingung bercampur malu. Malu dengan apa yang telah ditulisnya. Malu karna ada orang yang tahu tentang perasaannya selama ini.

Zika bingung mengapa bisa buku rahasia miliknya bisa dipegang orang lain.

Ia tak menyadari bahwa kemarin, saat ia menitipkan tasnya kepada Nida saat hendak berwudlu di musholla sebuah mall, buku itu terjatuh, dan diambil oleh Nida, penasaran tentang isi dari buku itu, akhirnya Nida membawa buku itu kerumahnya.

Dan dengan segera ia mengetahui seluruh perasaan sahabatnya, yang tertuang dalam baris demi baris kalimat yang dirangkai di buku itu.

Zika menarik dalam nafasnya.

"Cukup tau ajaaa yak Nda.. Please!!" sahut Zika kemudian setelah Nida menunggunya untuk memberikan jawaban.

"Berrraarrtiiii benar Ka?" ucap Nida terbata.

Zika menahan air matanya.

"Kaaaa .. Gue sahabat kaya apaaa Ka.. Kenapa lo gak bilang sama guee...? Kaaa.... " sahut Nida beranjak dari tempat duduk nya menghampiri Zika.

Ia memeluk Zika dan menangis.

Zika membiarkannya. Kemudian melepaskan pelukan nya perlahan.

"Gue mau, lo gak kan bilang ke siapapunn! Apa lagi Joe!"

"Gaakkkkk gue akan bilang!! Gue gak kan biarin dia nyakitin perasaan lo lagi.."

"Justru kalo lo bilang ke dia, lo akan nyakitin gue.."

"Sakitan mana, dia yang gak tau perasaan lo sama lo yang nyimpen perasaan sendiri?"

"Ahhhh... Ndaaa!! Pleassse.. "

"Lagiannn Kaaa... Lo gak sadar... Seberapa respect nya dia ama lo? Seberapa dia CaPer (Cari Perhatian) nya sama lo? Karena apa lagi kalo bukan Karena perasaan nya sama lo??"

"Kenapa Kaa?" sahutt Nida lagi.

"Guuueee... Gak mau hubungan gue sama Kia jelekk Nda!" sahut Zika kemudian.

"Kenapa sihh lo masih aja mikirin perasaan orang lain Ka? Kali-kali lo fikirin juga hati lo Ka!!!" Sergah Nida .

Zika semakin tak bisa menahan tangis nya. Mengingat betapa sakitnya ia menyimpan perasaannya sendiri.

Dan melihat Joe jalan sama cewek-cewek lain dan belum lagi kalo dia bikin ulahh, dialah yang pasti membereskannya.

Bertumpah ruahlah kedua sahabat itu menuntaskan air mata kebahagiaan,

kepiluan, kesedihan bercampur menjadi satu.

*****

Subhanalloh walhamdulillah wala ilaha illallohu wallohu akbar….

Begitu indah kalimat itu ketika di baca dan diresapi dalam hati, dikala sebagian orang terlelap dalam tidur dan terbuai dalam mimpi-mimpi indah.

Disepertiga malam,itulah waktu yang tepat untuk bermunajat, karna saat itulah para malaikat menurunkan rizki kepada makhluk Alloh swt.

Begitupun yang dilakukan oleh Zika. Mengulangi kalimat tasbih berkali-kali seiring dengan merjan-merjan yang ia pegang.

Melarutkan diri, berkomunikasi dengan sang pemilik alam semesta. Menenggelamkan jiwa dalam berdoa, berserah diri.

Menangis, mengadu, menumpahkan semua air matanya. Memohon agar perasaan cintanya kepada Joe itu tak kan melebihi cinta kepada-Nya.

Waktu terus berjalan hingga tak terasa bulan akan segera pergi meninggalkan tempatnya, menyadari diri yang akan digantikan oleh sang mentari.

'Panas matahari

hujan air mata rindu

menyemai taman zikir

taman doaku mawar-mawar yang Kau kirimkan padaku, Kekasih

tumbuh merekah hiasi hamparan sajadah

yang terus memanjang pada sisa kala

Di taman zikir,

taman hening yang mawar itu

kutemui ribuan perempuan cahaya

Rabi'ah, Syarafunnisa,

menjelangMu tergesa

tapi rengkuhlah aku, Kekasih

sahaya yang resah merindu

telah kutumpukkan awan-awan asa itu

dan kudekap pelangi mahabbah

aku fana yang memanjati langit ma'rifatMu

di taman zikir, taman doa, taman nafasku

di tengah perempuan-perempuan cahaya

aku menjaga dengan airmata

nyala masa yang tersisa

demi hasrat abadi itu

biarkan, Kekasih

kupenuhiku denganMu

berharap jadi mawarMu

jadi lautMu

tanpa kenal kata "sampai ajal"

sungguh,

telah Kau fanakan diriku, Kekasih

tapi tidak cintaku padaMu

sebab di taman zikir, taman doa

taman nafasku

cinta kita, Kekasih

adalah baqa¹

*****

¹Diambil dari situs www.helvytianarosa.com dengan judul puisi “Perempuan Cahaya di Taman Zikir”,karya Helvy Tiana Rosa,Cipayung,2000.

*****

“Kenapa lo ga bilang sama gue?Gue ga akan maafin diri gue sendiri Ka. Gue itu terlalu bodoh. Kenapa gue ga bisa menyadari apa yang lo rasain Ka."

"Ka, ahhhh… Lo kenapa ga bilang sama gue? Dan asal lo tau, kalo gue nembak Kia dan cewek-cewek yang laen juga karna gue ingin dapet perhatian dari banyak orang."

"Kenapa lo ga bilang, Ka? Karna gue pun ga bisa ngutarain perasaan gue sama lo. Gue sama ka, sama lo! Gue,juga sayang sama lo. Tapi gue ngerasa gue itu ga pantes buat lo! Lo itu terlalu sempurna buat gue”Joe duduk di depan bangku Zika.

Zika terdiam, terpaku, termenung.

'Pasti Nida nihh yang bilangg!!' gumam Zika dalam hati.

Dia bingung, apa semua yang dibicarakan oleh Joe itu benar adanya.

Ataukah, ahhhh entahlah. Zika bingung, meskipun ia telah mengenal Joe lebih dari tiga tahun, tapi ia tak tahu saat ini sahabatnya itu sedang berkata jujur ataukah sedang menggombalinya.

Karna ia tahu, bahwa sahabatnya yang satu ini sangat pintar sekali menggombal.

Tapi kata-katanya yang terakhir itu membuat jantungnya berdegup kencang. Darahnya berdesir hebat. Ia tak mampu banyak bercakap-cakap.

“Maaf Joe,maksud lo apa?”Tanya Zika mempertanyakan kata-kata Joe yang terakhir.Seraya berbisik ke telinga Zika,Joe mengatakan,

“Gue sayang sama lo Zika. Lo ngerti ga sih?” Joe sambil tersenyum.

“Entahlah Joe.” Zika meninggalkan Joe yang masih tertegun melihatnya.

Zika meninggalkan Joe, untuk menghindari dan menyembunyikan perasaannya yang bercampur aduk,antara malu dan kesal juga bahagia karna Joe tanpa sengaja telah mengetahui perasaannya.

Ia hendak mencari Nida. Meminta penjelasan tentang semua ini.

Dan Nida menyalahkan Zika karna telah meninggalkan Joe tanpa ada sebuah keputusan tentang status, walaupun Nida tahu bahwa dalam kamus Zika, tak kan pernah ada kata pacaran.

Zika tahu bahwa dalam islam tak pernah menghendaki kata pacaran yang ada hanya perkenalan sebelum dua pemuda islam melaksanakan pernikahan yang dikenal dengan istilah Ta’arruf.

Meskipun ada istilah pacaran, itu nanti setelah menikah. Ia memang tak seperti gadis kebanyakan.

Hal itulah yang membuat Joe menjadi segan dan mengagumi sosok Zika, selain penampilannya yang menarik juga lebih karna sikap dan prinsip hidupnya,yang menurut Joe itu unik.

*****

Joe semakin perhatian pada Zika, setelah ia mengetahui semuanya. Ia tahu bahwa prinsip hidup Zika tidak bisa dirubah.

Meskipun demikian, ia telah berjanji pada dirinya sendiri, bahwa ia akan merubah segala sesuatu yang buruk pada dirinya.

Termasuk hubungannya dengan dunia liar.

Tanpa Zika ketahui, ternyata Joe telah menjadi pecandu miras juga obat-obatan terlarang sejak masuk SMA juga sejak ia aktif di satu komunitas motor gede dan balapan liar.

Zika tersentak saat Joe bilang bahwa ia akan menjalani rehabilitasi selama tiga bulan di pusat rehab milik BNN (Badan Narkotika Nasional) yang berada di kawasan Lido, Jl.Raya Sukabumi, Bogor.

"Kaaa... maaf.. Guee harus bilang ini sekarang. Gue gakk mau ngecewain lo.. Doain gue terus yakk??" sahut Joe.

"Tapi kenapa Joe? Kenapa bisa?"

"Gue khilaf Ka. Dan sekarang gue sadar. Buat ada disisi lo, gue harus jadi yang terbaik." Joe tersenyum tulus.

"Sabar yahhh .. Gue gak lama kok..." sambungnya lagi.

Zika menganggukkan kepalanya pelan. Melihat Joe pergi dengan sang Ibu yang menjemputnya di sekolah. Mata Zika berkaca-kaca terharu.

Ahhhh….Zika merasa terpukul sekali mendengarnya. Namun ada pula rasa bangga kepada sahabatnya itu, bahwa ia mau menjalani rehab untuk dirinya.

Ternyata sedemikian berarti dirinya dalam hidup sahabatnya itu.

Semoga Joe selalu diberkahi Alloh,doanya dalam hati.

*****

Cepat sekali kabar itu menyeruak ke permukaan publik? Semua hal yang ditakutkan Zika, ternyata terjadi juga.

Rahasia yang ia jaga selama bertahun-tahun,akhirnya terungkap juga. Semua orang tahu tentang yang dialaminya bersama Joe.

Meskipun hubungan antara mereka tidak ada yang berubah, namun semua orang telah mengira bahwa Joe tinggal dipanti rehab karna satu hal, dan entah dari mana datangnya kabar itu bahwa alasannya karna Zika.

Zika tanyakan pada Nida, tapi sahabatnya itu benar-benar tak tahu. Apa mungkin Rendi yang telah menyebarkan semua itu.

Ahhh,memang anak yang satu itu sulit untuk di kompromi.

Dan yang membuat bingung adalah, menjelaskan hal ini kepada Kia.

Ia sudah barang tentu mempertanyakan kebenaran akan hal ini. Zika sudah memprediksi bahwa Kia akan marah padanya.

Tapi Ternyata, Kia marah bukan karna ia merasa dikhianati oleh sahabatnya, tapi lebih karna ia kecewa atas sikap Zika yang telah menyakiti perasaannya sendiri dan lebih memikirkan perasaan orang lain.

Dan Kia juga memberi kabar gembira, bahwa ternyata, Kia sekarang sudah punya pacar baru. Dan orang itu adalah, Lutfi teman sekelasnya.

Syukurlah. Lega hati Zika mendengarnya.Karna setidaknya, ia tidak terlalu menyakiti hati Kia karna berita ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!