Tercebur dan hampir tenggelam di curug bukan lah pengalaman pertama Salsa. Kali pertama hal itu terjadi adalah saat ia masih berusia enam tahun, saat itu Salsa ingin mengambil mainan Barbie-nya yang jatuh ke kolam renang. Salsa berusaha mengambil mainannya, tapi semakin dia menggerakkan air, semakin jauh Barbie itu mengapung ke tengah kolam. Hingga ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke dalam kolam sedalam dua meter.
Dia ketakutan, berusaha berteriak pun percuma. Kaki dan tangannya meronta kesegala arah, tapi tubuhnya malah terus tenggelam sampai samar ia melihat seseorang masuk ke dalam kolam dan menariknya keluar dari jeratan air.
Kali kedua pengalaman itu terjadi lagi, adalah ketika ia SMA, saat itu ia mengenakan dress manis selutut, penampilannya yang cantik dan manis mengundang semua perhatian orang. Acara prom night yang diadakan di sebuah hotel itu pun seketika seolah menjelma menjadi 'acara Salsa' yang membuat gadis itu menjadi pusat perhatian. Tentu saja rasa iri dan dengki pun berdatangan, salah satunya adalah Maya. Rival Salsa yang tidak pernah suka Salsa mendapatkan perhatian. Yah, namanya juga rival.
Maya nekat mendorong Salsa ke kolam yang ada di tengah acara prom night itu. Kolam yang permukaannya dihiasi taburan kelopak mawar dan lilin-lilin kecil yang mengapung. Lagi-lagi, Salsa tenggelam, dan hanya seseorang yang dengan sigap turun ke kolam untuk menarik Salsa keluar. Orang itu bahkan tak segan memberikan peringatan pada Maya untuk menjaga jarak dari Salsa.
Setiap kali hal itu terjadi, setelahnya tubuh Salsa seperti lumpuh, semua ototnya menjadi lemah, dia harus melatih otot-ototnya, berlatih berjalan, bahkan sekadar menggenggam. Tidak hanya itu, dia akan sulit tidur selama beberapa hari. Bayangan akan tenggelam dan tidak mampu untuk mencari pertolongan akan membuat Salsa selalu terjaga.
Namun, ada yang berbeda dengan pengalaman kali ini. Meski reaksi tubuhnya tetap sama, namun Salsa bisa tertidur pulas. Ia bahkan bisa tertidur dalam keadaan pakaiannya yang masih basah dan tubuhnya yang kedinginan. Ia bahkan tidak terbangun meskipun Ares sudah berusaha membangunkannya. Ia bahkan tetap lelapnya tidur selama Ares menggerakkan tubuhnya selama proses menggantikannya pakaian. Senyenyak itu! Aneh, tapi nyata!
Setelah semalam Salsa membangun tembok pembatas diantara dirinya dan Ares, meyakinkan dirinya bahwa dia tidak akan tertidur, tapi nyatanya dia bangun sangat siang. Semalaman ia tidak terbangun akan mimpi buruk sama sekali. Tidurnya sangat berkualitas. Sangat nyenyak. Dan sangat nyaman.
Salsa merenggangkan tubuhnya, rupanya pijitan Ares cukup membantu. Dia dapat merasai otot-otot pada kaki dan tangannya tidak selemah kemarin. Matanya memicing ketika melihat cahaya yang cukup silau dari arah jendela kamar. Bola matanya bergerak dari jendela ke pintu di sebelah jendela, pintu yang dia yakini adalah pintu menuju toilet.
Tunggu sebentar, sepertinya ada yang salah. Salsa bangkit duduk, memandang permukaan kasur dan menyadari dirinya tinggal seorang diri di sana, tidak ada lagi Ares di dalam kamar itu. Dia tidak perlu heran kemana perginya pria itu, karena pasti Ares sudah bangun lebih pagi dari pada ayam pejantan yang berkokok pagi-pagi. Yang membuat Salsa bingung adalah, semalam dirinya tidur pada sisi kiri sebelah kasur, itu pun sangat ke pinggir, tapi pagi ini, dia sudah berada di sisi kanan, tidak ada lagi guling yang menjadi pagar penghalang di antara mereka.
Prasangka buruk pun langsung menyerangnya, seketika Salsa mengecek keutuhan pakaiannya.
Aman.
Ia mencoba mengingat bagaimana dirinya bisa berubah tempat, tapi sayangnya - dan tentu saja - dia tidak ingat apa pun. Ingatannya yang muncul malah adalah tentang mimpinya yang menikmati semilir angin sejuk di padang rumput yang lembut dan bersih. Dia membaringkan tubuhnya di atas rerumputan itu, dia masih ingat bagaimana lembutnya setiap helai rumput itu di jemarinya. Aroma rumput juga angin membuatnya begitu nyaman dan tenang.
Nggak beres!
Prasangka buruk tentu saja dialamatkan pada Ares. Pasti Ares yang menyingkirkan guling itu, pasti Ares yang menarik Salsa, pasti Ares! Pasti!
Salsa turun dari ranjang, rasa kesal yang menguasai hatinya membuat lupa kalau otot kakinya baru saja mendingan, ia limbung sebentar tapi kemudian membulatkan tekadnya untuk keluar kamar dan melabrak Ares. Tapi kenyataan yang ada begitu ia keluar kamar membuatnya terheran-heran.
"SALSAAAA!" Rere, Mesya dan Sita memekik memanggil namanya seraya menghambur memeluk tubuh mungil sahabatnya itu.
Salsa yang masih dihajar kebingungan membiarkan sahabat-sahabatnya membantu Salsa ke sofa yang ada di ruang tengah. Tempat dimana semalam Ares memijiti kedua tangan dan kakinya.
"Kok kalian bisa ada disini?" tanya Salsa masih dengan keterkejutan yang belum meninggalkan ekspresi juga nada dalam suaranya.
"Jadi, tadi pagi-pagi banget tuh, Mamas Ares nyuruh orang jemput kita-kita." jawab Mesya.
"Untuk apa?"
"Temenin lo." jawab Rere.
"Hah?" Salsa melongo, dia sampai tercengang dibuat oleh jawaban Rere. "Buat apa temenin gue?"
"Mas Ares bilang untuk gantiin acara healing kemaren." jawab Mesya.
"Hah?" Lagi, Salsa tercengang.
"Gue pikir Mas Ares perhatian sama gue karena kemaren kita nggak jadi healing, kan." kata Mesya.
"Halu amat lo, Mes." Celetuk Rere.
"Nggak taunya Ares cuma mikirin lo." Mesya menunjukkan wajah melas. "Pupus sudah harapan gue."
"Apaan yang pupus maksud lo, Mes?" tanya Sita.
"Ya, kan Salsa nggak mau sama Ares, siapa tau gue bisa jadi pelipur lara untuk Mamas Ares."
"Idih naj-is, lo mau jadi pelakor?" Rere menyenggol Mesya.
"Engga lah, lagian kan Salsa nggak suka sama Ares, kan, Sal?" Mesya menatap Salsa sambil ngunyah keripik.
"Ambil sana." Sahut Salsa.
"Nanti nyesel." Celetuk Sita.
"Nyesel kenapa?"
"Mau cari dimana tipe cowok perhatian kayak Ares, sigap selalu nolongin lo. Bahkan sampai kepikiran untuk nyuruh kita semua temenin lo disini supaya lo nggak sedih karena healing kemaren nggak sesuai rencana." kata Sita.
"Idaman banget dah Mamas Ares. Ya, kan, Re?" ucap Mesya.
"Iya idaman, tapi lo jangan godain lakinya Salsa juga kali." balas Rere.
"Tapi boleh tuh diambil, kata Salsa."
"Ambil, ambil. lo kira upil."
Meski bibir berkata menyuruh Mesya untuk mengambil Ares seolah Ares tidak memiliki arti apa pun, tapi Sita dapat melihat bagaimana ekspresi wajah Salsa yang berubah ketika pesanan makanan dari berbagai restoran datang atas pesanan yang dilakukan Ares untuk Salsa dan ketiga sahabatnya menikmati waktu. Ada senyum yang tertahan, ada kesenduan yang tersimpan di balik sorot mata Salsa.
Hingga malam menyambut, obrolan dan canda tawa hingga menonton berbagai genre film mengisi kebersamaan keempat wanita itu. Sampai terdengar suara mobil yang datang dari arah luar rumah tanpa mereka berempat sadari, karena keempatnya kini terlelap di ruang tengah itu.
Sita yang paling dulu menyadari kedatangan Ares ketika suara pintu terdengar dibuka.
Sita baru saja akan menyapa, tapi Ares sudah lebih dulu memberikan kode agar tidak perlu bersuara, kemudian tatapan mata Ares hanya tertuju pada Salsa yang terlihat terlelap di atas sofa. Sita dengan peka membangunkan Rere dan Mesya pelan-pelan agar tidak menimbulkan suara berisik hingga membangunkan Salsa.
Ketika Rere dan Meysa menyadari keberadaan Ares yang sudah ada disana, mereka semua pun sangat paham bahwa hari telah berakhir, sudah waktunya mereka mengakhiri kesenangan dan meninggalkan tempat. Tak, lupa Ares meminta supir untuk mengantar ketiga sahabat Salsa ke rumah mereka masing-masing setelah mengucapkan terima kasih yang kaku tapi cukup tulus terdengar.
Ares berlutut di depan Salsa, menyingkirkan helaian rambut yang menutupi kening Salsa. Untuk sesaat, Ares memandangi wajah manis itu, wajah yang selalu saja menunjukkan ekspresi masam hingga melotot kepada Ares, tapi begitu tenang ketika tertidur seperti ini dan seperti semalam. Tanpa sadar bibir Ares bergerak membentuk senyuman. meski tipis, tapi dia tersenyum hanya karena mengingat bagaimana Salsa yang lelap menyingkirkan guling dan memeluk dirinya hingga jemari lentik Salsa merambat pada wajah hingga tenggelam dalam helaian rambut Ares.
Dan sentuhan itu entah bagaimana bekerjanya, tapi menimbulkan sesuatu yang Ares anggap selama ini tidak akan lagi pernah dia rasakan hingga akhir hayatnya. Sebuah kenyamanan.
.
.
.
Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Rita Riau
semangat ya Res,,,buat Salsa takut kehilangan mu,,👍🏻🥰
2024-01-10
0